Respiratory Case in
Emergency Setting
dr. Paulus Wisnu Kuncoromurti, Sp.P, M.Biomed
Here is where your presentation begins
01 VentilatioN Physiology IN
Normal Breathing
AnATOMY OF SYSTEM RESPIRATION
Penyebab Kondisi
a. Asupan O2 ↓ Pada daerah ketinggian
b. Ketidakseimbangan V/Q penyakit obstruktif sal.napas, edem Paru
c. PPOK
Hipoventilasi alveol
d. Pirau Kanan ke Kiri ARDS, pneumonia, emboli Paru, ASD
e. Gangguan Difusi fibrosis Paru
Sesak (Hipoksemia ?) Gawat Napas Gagal Napas
MEMBURUK
• LANJUT TERAPI dg SABA seperlunya
• Nilai respons 1 jam pertama ( atau segera) PENILAIAN UNTUK
MEMBAIK PULANG
© PDPI, Asma – Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2021
MANAJEMEN EKSASERBASI ASMA DI FASILITAS KESEHATAN PRIMER
PENILAIAN UNTUK PULANG PENEKANAN SAAT PULANG
• Gejala membaik, tak perlu SABA • Pelega: lanjutkan bila dibutuhkan
• APE membaik dan > 60-80 prediksi • Pengontrol: mulai atau naikkan, cek tehnik inhalasi &
• Sat 02 > 94% kepatuhan.
• Prednisolon: lanjutkan, 5-7 hari
• Follow up 2-7 hari.
FOLLOW UP
Pelega : turunkan hinga bila perlu saja
Pengontrol : lanjutkan dosis tinggi untuk jangka pendek (1-2 minggu) atau jangka
panjang (3 bulan) tergantung riwayat eksaserbasi.
Faktor Resiko : cek & perbaiki faktor resiko ekaserbasi yg dapat dimodifkasi, termasuk
tehnik inhalasi & kepatuhan.
Action plan : Apakah dipahami? Apakah penggunaan sesuai? Apakah perlu modifikasi?
MANAJEMEN EKSASERBASI ASMA DI UNIT GAWAT DARURAT
PENILAIAN AWAL Apakah ada Gejala Berikut
A=Airway, B = Breathing, C = Circulation Mengantuk, Kebingungan, Silent Chess
Tidak
Iya
Kirim ke TRIAGE SESUAI STATUS Konsul ICU, mulai SABA dan O₂, dan
KLINIS berdasarkan perburukan persiapkan pasien untuk intubasi
kondisi
Ringan/Sedang Berat
• Bicara dalam frase • Bicara kata per kata
• Memilih duduk daripada telentang • Memilih membungkuk kedepan
• Tidak agitasi • Agitasi
• Frekuensi Nafas Meningkat • Frekuensi Nafas >30x/menit
• Tidak menggunakan otot bantu nafas • Menggunakan otot bantu nafas
• Frekuensi nadi 100 – 120 x/menit • Frekuensi nadi >120 x/menit
• Sat O₂ 90-95% (udara ruangan) • Sat O₂ < 90% (udara ruangan)
• APE >50% dari nilai prediksi/terbaik • APE ≤50% dari nilai prediksi/terbaik
MANAJEMEN EKSASERBASI ASMA DI UNIT GAWAT DARURAT
Ringan/Sedang Berat
• Pemberian O₂ untuk mempertahankan • Pemberian O₂ untuk mempertahankan
saturasi 93-95%/anak-anak 94-98% saturasi 93-95%/anak-anak 94-98%
• Agonis β2 kerja singkat • Agonis β2 kerja singkat
• Pertimbangkan Ipratropium Bromide • Ipratropium Bromide
• Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau • Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau
kortikosteroid oral kortikosteroid intravena atau oral
• Pertimbangkan Magnesium IV
VEP₁ atau APE 60-80% prediksi/terbaik dan perbaikan gejala VEP₁ atau APE <60% prediksi/terbaik dan tidak ada respon klinis
DERAJAT SEDANG DERAJAT BERAT
Pertimbangkan rencana pulang Lanjutkan terapi di atas dan evaluasi ulang lebih sering
03 COPD / PPOK
Definition copd
“Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a
heterogeneous lung condition characterized by chronic respiratory
symptoms (dyspnea, cough, sputum production) due to
abnormalities of the airways (bronchitis, bronchiolitis) and/or alveoli
(emphysema) that cause persistent, often progressive, airflow
obstruction.”
PPOK EKSASERBASI AKUT
Key Points
An exacerbation of COPD is defined as:
Key Points
Key Points
▪The most common causes of an exacerbation are
infection of the tracheobronchial tree and air pollution,
but the cause of about one-third of severe exacerbations
cannot be identified (Evidence B).
Key Points
▪ Inhaled bronchodilators (particularly
inhaled ß2-agonists with or without
anticholinergics) and oral glucocortico-
steroids are effective treatments for
exacerbations of COPD (Evidence A).
Management COPD Exacerbations
Key Points
▪Noninvasive mechanical ventilation in exacerbations
improves respiratory acidosis, increases pH, decreases the
need for endotracheal intubation, and reduces PaCO2,
respiratory rate, severity of breathlessness, the length of
hospital stay, and mortality (Evidence A).
▪Medications and education to help prevent future
exacerbations should be considered as part of follow-up, as
exacerbations affect the quality of life and prognosis of
patients with COPD.
Kortikosteroid hanya diberikan pada penderita dengan uji steroid positif.
UJI STEROID Positif : Bila dengan pemberian steroid oral selama 10 – 14
hari, atau inhalasi selama 6 minggu – 3 bulan menunjukkan perbaikan gejala
klinis atau fungsi paru
• SABA : Short Acting Beta-2 agonist
• LABA : Long Acting Beta-2 agonist
▪ Dukungan nutrisi
Terapi eskalasi ards
06 Hemoptisis masif
Hemoptisis (Batuk Darah)
▶ Merupakan kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan segera karena
dapat mengancam jiwa.
▶ Penyebab: TB Paru, mikosis Paru, Keganasan/cancer, Bronkiektaisis,
Bronkhits kronis, gangguan kardiovaskuler, kelainan hematologi.
▶ Prevalensi hemoptisis masiv 5% dari seluruh kasus hemoptysis,
motalitas tinggi 80%
Definisi
▶ Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau dahak
mengandung darah yang berasal dari bawah glotis / pita
suara (saluran napas bawah dan parenkimparu).
▶ Pseudoheoptisis :sumberperdarahan dari saluran napas atas.
Anatomi Vaskularisasi paru
▶ Sirkulasi pulmoner dan sirkulasi bronkial
▶ Sirkulasi bronkial :
▶ nutrisi pada paru dan saluran napas
▶ tekanan pembuluh darah sistemik
▶ cenderung terjadi perdarahan lebih hebat
▶ Sirkulasi pulmonar
▶ mengatur pertukaran gas O2 dan CO2
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
Prodormal - Darah dibatukkan dengan rasa panas - Darah dimuntahkan dengan rasa
di tenggorokan mual (stomach distress)
Onset - Darah dibatukkan dapat disertai - Darah dimuntahkan, dapat
muntah disertai batuk
Tamplan - Darah berbuih, merah segar - Darah tidak berbuih, merah tua
pulmonalis)
Stenosis mitral
kelainan katup mitral ->bendungan dan tek. atrium meningkat-> dilatasi vena
bronkialis-> infeksi, batuk, tek. Meningkat-> hemoptisis
Neoplasma
proliferasi a. bronkial pd kanker bronkus -> erosi
Mikosis Paru
➢ Jenis :aspergillosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis
➢ Invasivaskuler jamur pd didnding kavitas
->kolateral dan anastomosis->mudah pecah
Gangguan koagulasi
➢ Trombositopenia, DIC, hemofilia, obat antikoagulan
➢ Berkurangnya faktor-faktorpembekuan
Hemoptisis / Batuk darah masif
▶ Kondisi ekpektorasi darah dengan jumlah yglebih besar dan ata u tingkat perdarahan
yg lebih c e p a t.
▶ Bagian Pulmonologi FKUI/RS Persahabatan Jakarta masih menggunakan kriteria
hemoptisis masif yang diajukan Busroh (1978), mengancam jiwa & indikasi
pembedahan segera , yaitu :
▶ Batuk darah sedikitnya 600 mL /24 jam
▶Batuk darah <600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250 mL/24 jam, Hb <10g%dan masih
terus berlangsung
Lanjutan:
▶ CT scan toraks
▶ Bronkoskopi
▶ Angiografi,bronkografi, MRI.
Pemeriksaan Radiologis :
~ idiopatik
~ hemoptisis essential
Tatalaksana
Tujuan
1. Mencegah asfiksia akibat batuk darah
3. Menghentikan perdarahan
Koreksi koagulapati,jikaada
Adekuat
Cek tandavital dan oksigenasi
Kurang atau tidak CTscan toraksdengan
kontras
Intubasi,tr anfusi Lesi kavitasi;pertimbangkan TB,infeksi
jamur,abses
Pendarahandapat Pendarahantidak
ditentukan dengan Infiltrat;berikanantibiotika
dapat ditentukan
bronkoskopi denganbronkoskopi
Massa atau nodul;mungkin
neoplasma
Bentukan retikular atau interstisial ;
mungkin Goodpasture4s syndrome
atau penyakit par u interstisial
Tamponade
endobronkial atau Penatalaksanaan Penyakit pembuluhdarah;
intubasi konservatif
aneurisma, emboli,malformasi
endobronkial
arteriovena
• Tranfusi drh -> Hematokrit < 25-30% atau Hb < 10 gr/dL dan masih perdarahanan
Pemeriksaan faal hemostasis : AT, CT, BT, PT, D-dimer dll.
Tatalaksana
▶Observasi & evaluasi
✓ Banyaknya/jumlah batuk darah yg terjadi : pot pengukur, selalu
menggambarkan jumlah perdarahan yg terjadi dlm paru →
aspirasi/tertinggal dlm paru/saluran nafas, periode 24 jam
✓ Klinis : tanda-tanda vital (FP, FN, TD), tanda- tanda syok (hipotensi,
nadi cepat, halus & kecil, sesak nafas, sianotik dll), ronki basah difus
(aspirasi)
Tindakan yang dilakukan pada serangan batuk darah → tergantung
keadaan orang sakit yaitu :
Os dengan KU berat dan refleks batuk yang tidak adekuat → letakkan pada
posisi Trendelenberg ringan dan miring ke sisi yang sakit. Bila batuk darah
menghentikan perdarahan
Embolisasi
Terapi konservatif
sesuai penilaian
Obser vasi Pembedahan individual
Identif ik asi s um b er
per dar ahan , r uj uk Pen yaki t par enk im
N or m al M as sa
apabila ada in dik asi par u lainn ya
s ecar a klin is
HRCT
Evaluas i labor ator iu m
difo ku sk an t er hadap
diagnos is yang diduga
Evaluas i labor ator iu m
difo ku sk an t er hadap
diagnos is yang diduga
Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management, Am Fam Physician. 2005;72:1253-60
Komplikasi Batuk Darah
▶ Anemia hipovolemik
▶ Syok hipovolemik
▶ Hipotensi
▶ Kematian karena asfiksia (gumpalan darah menyumbat jalan napas)
07 Gagal Nafas
Gagal Nafas
adalah suatu sindrom dimana sistem pernafasan mengalami kegagagalan pada
salah satu atau kedua duanya dari fungsi pertukaran gas : oksigenasi dan
pembuangan karbondioksida.
• Gagal Napas bukan merupakan
mmHg.
Respiratory Physiology
• Ventilatory capacity : ventilasi spontan maksimal yang dapat dipertahankan
tanpa adanya kelelahan otot pernafasan
• Ventilatory demand : ventilasi spontan per menit yang mempertahankan CO₂ yang stabil.
2. Shunt
a. CNS depression
b. Neuromuscular disorders
- COPD
Penyebab gagal nafas Tipe III
▪ Inadequate post- operative analgesia, upper abdominal
incision
▪ Obesity, ascites
▪ Pre- operative tobacco smoking
▪ Excessive airway secretions
Penyebab gagal nafas tipe iv
▪Hypovolemic shock
▪Cardiogenic Shock
▪Septic Shock
Tanda Klinis
Tanda tanda gagal nafas dapat berupa :
1. Respiratory compensation :
- nasal flaring
2. Peningkatan sympathetic tone :
2. Koreksi Hipoksemia
- Lakukan support oksigenasi dan ventilasi untk mencapai PaO₂
>60 mm Hg atau saturasi oksigen > 90
3. Koreksi hiperkapna:
Menggunakan penunjang ventilasi untuk menormalkan
kembali PaCO₂dan mengistirahatkan otot otot pernafasan.
• Invasive
• Non invasive
5. Mengoptimalkan sistem kardiovaskulair :
- inotropic, vasodilator, diuretic and revascularization
1. Troponin
• Mikrobiologi : :
2. Kultur darah
Diagnostic Investigation
1. Electrocardiogram
2. Chest radiography
3. Echocardiography
5. Bronchoscopy
Intepretasi
• Polisitemia dapat mengarah kepada hipoksemia kronis.
• Chest radiograph :
- vascular redistribution
- perihilar bat-wing