Tidur dalam (fase REM) / anesthesia penurunan tonus otot dilator faring (m.
genioglossus, m. geniohyoideus) kolaps faring apnea
Pasien obesitas penumpukan jaringan lemak di leher dan faring
mempersempit jalan napas
Pasien non obese hipertrofi tonsil/kelainan kraniofasial/skeletal lain
mempersempit jalan napas
Obstruksi jalan napas usaha napas meningkat karena arterial oxygen
desaturation tiba-tiba terbangun dari tidur dan jalan napas terbuka
periode hiperventilasi tidur dalam kembali jalan napas kembali kolaps
siklus terulang kembali gas darah fluktuatif, tidur terganggu
Obstruksi jalan napas berulang hipoksemia arterial, hiperkarbia arterial,
polisitemia, hipertensi, pulmonary hypertension, gangguan irama jantung, right
ventricular failure heart disease, cerebrovascular events, sudden death
Gangguan tidur malam hari mengantuk di siang hari, konsentrasi menurun,
kelelahan, resiko KLL
PREOPERATIF
Rekomendasi ASA : screening resiko OSA preop
Gold standard untuk diagnosis OSA : polysomnography
Klasifikasi keparahan OSA berdasarkan apnoeahypopnoea index
(AHI) rerata jumlah episode obstructive apnoea and hypopnea
per jam
5-15 : ‘mild OSA’
15-30 : ‘moderate’
>30 : ‘severe OSA’
Terapi gold standard OSA nasal continuous positive airway
pressure (nCPAP) pada malam hari alternatif : Bi-level Positive
Airway Pressure (BiPap) or Variable Positive
Airway Pressure (VPAP) 5 – 20 cmH2O tergantung derajat
obstruksi
Nasal mask menghasilakn tekanan positif pada faring sepanjang
siklus napas untuk mengatasi obstruksi karena kolaps faring
Mild OSA mandibular advancement devices menarik
mandibular ke depan, menjauhkan lidah dari dinding faring
posterior
INTRAOPERATIF
Premedikasi
Hindari sedatif (benzodiazepine) relaksasi otot polos jalan napas atas,
mengurangi
pharyngeal space hypopnoea, hypoxia, hypercapnia
Analgesia
Regional anaesthesia
Multi-modal Paracetamol, non-steroidal antiinflammatory drugs,
tramadol, ketamine, clonidine atau gabapentin
Jika membutuhkan opioids titrasi short-acting opioid analgesic (mis.
half-normal dose fentanyl Patient Controlled Analgesia) dibawah
supervise ditambah continuous oxygen therapy
Monitoring
Continuous pulse oximetry
Dimonitor 3 jam lebih lama dari biasanya di ruang pemulihan
dilanjutkan monitoring 7 jam setelah obstruksi airway terakhir / episode
hipoksemia
POSTOPERATIVE