Anda di halaman 1dari 22

Obstructive Sleep Apnea

Dr. Yuli Agustria

Overview
OSA adalah keadaan apnea (penghentian
aliran udara selama 10 detik sehingga
menyebabkan
penurunan
saturasi
oksigen 2-4% ) dan hipopnea (penurunan
aliran udara paling sedikit 30-50%
sehingga
menyebabkan
penurunan
saturasi oksigen) akibat sumbatan total
atau sebagian jalan napas atas yang
terjadi secara berulang pada saat tidur.

Cont..

Etiologi

neural

hormon
al

muskul
ar

Struktur
anatomi

Kegemuk
an >>>

Faktor Risiko
1. Umur : prevalens dan derajat OSA meningkat sesuai
dengan bertambahnya umur.
2. Jenis kelamin : Risiko laki-laki untuk menderita OSA
adalah 2 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan
sampai menopause.
3. Ukuran dan bentuk jalan napas :
a. Struktur kraniofasial (palatum yang bercelah,
retroposisi mandibular).
b. Micrognathia (rahang yang kecil).
c. Macroglossia (lidah yang besar), pembesaran
adenotonsillar.
d. Trakea yang kecil (jalan napas yang sempit).

.Faktor risiko penyakit : Kegagalan kontrol


pernapasan yang dihubungkan dengan :
1. Emfisema dan asma.
2. Penyakit neuromuscular (polio, myasthenia
gravis).
3. Obstruksi nasal.
4. Hypothyroid, akromegali, amyloidosis, paralisis
pita suara, sindroma post-polio, kelainan
neuromuskular, Marfan's syndromedan Down
syndrome.
Risiko gaya hidup :
1. Merokok
2. Obesitas : 30-60% pasien OSA adalah orang

Gejala dan Tanda


Pagi/siang
hari

Malam hari

drooling

ngantuk

Mulut
kering

Pusing dan
tidak
segar

Tidur tidak
nyenyak

Tidak bisa
konsentras
i

Henti
nafas

Depresi

tersedak

Penurunan
libido

Klasifikasi
Klasifikasi derajat OSA berdasarkan
nilai Apnea Hypopnea Index (AHI)
yang ditetapkan oleh The American
Academy of Sleep Medicine, dapat
dibagi menjadi 3 gol :
1. Ringan (nilai AHI 5-15).
2. Sedang (nilai AHI 15-30).
3. Berat (nilai AHI >30).

Diagnosis
Gold Standard melalui pemeriksaan tidur
semalam dengan alat POLYSOMNOGRAPHY
(PSG).
Parameter PSG
electro encephalography (EEG),
electro oculography (pergerakan bola mata),
electro cardiography
(EKG), electromyography (pergerakan rahang
bawah dan kaki),
posisi tidur, aktivitas pernapasan dan saturasi
oksigen

Seseorang dikatakan menderita OSA jika terdapat min


2 dari 3 (Kuesioner Berlin) :
1. Keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang
tidak dapat dijelaskan karena sebab lain.
2. Dua / lebih keadaan seperti tersedak sewaktu tidur,
terbangun beberapa kali ketika tidur, tidur yang
tidak menyebabkan rasa segar, perasaan lelah
sepanjang hari dan gangguan konsentrasi.
3. Hasil PSG menunjukkan 5 jumlah total apnea
ditambah terjadi hipopnea per-jam selama tidur (AHI
5).
4. hasi PSG negatif untuk gangguan tidur lainnya

PSG

Terapi Nonmedikamentosa

bedah
Ops hidung
Implan palatum
Uvulopalatopharyn
goplasty
Reduksi lidah
trakheostomi

Gaya hidup
<< berat badan
no alkohol dan
kafein
Posisi tidur
menyamping
Lingkungan tidur

Alat bantu
PAP /CPAP

Terapi Medikamentosa
medroxyprogesteron,
acetazolamid, dan
theophyllin.

Komplikasi

Aeromedical Concern
OSA dapat membahayakan
penerbangan karena penerbang
dituntut untuk dapat waspada dan
berpikir jernih selama penerbangan
serta memiliki kerja psikomotor yang
cepat. OSA juga berhubungan
dengan hipertensi, angina, aritmia
jantung nokturnal, infark miokard,
dan stroke.

Aeromedical Waiver Consideration


Jika penerbang memiliki beberapa
faktor risiko, atau
faktor risiko
tunggal yang sangat tinggi, maka
mungkin
akan
diminta
untuk
menjalani polisomnografi dan tidak
dikeluarkan sertifikat medis sampai
pemeriksaan telah diselesaikan.

Mandatory Examination
PSG (Polysomnography), dgn karakteristik:
1. Penurunan saturasi oksigen berulang
2. Sumbatan sebagian atau komplit dari jalan
napas atas (kadang-kadang pada kasus
yang berat terjadi beberapa ratus kali) yang
disertai
dengan

50%
penurunan
amplitudo pernapasan
3. Peningkatan usaha pernapasan sehingga
terjadi perubahan stadium tidur menjadi
lebih dangkal dan terjadi desaturasi oksigen

Aeromedical Recommendation
Asistensi pemeriksaan kesehatan
aeromedik terkait isu khusus jika
terindikasi menderita gangguan OSA.
Sertifikat dapat diberikan jika sehari
hari tidak muncul gangguan OSA
dan
penggunaan
terapi
tetap
dilakukan, serta ada laporan status
dari
dokter
yang
merawat
menunjukkan bahwa pengobatan
OSA masih efektif.

Cont..
Untuk penerbang dengan diagnosis mapan OSA
yang tidak memiliki rekaman CPAP, pengecualian
satu tahun akan diizinkan untuk memberikan
pernyataan
pribadi
bahwa
secara
teratur
menggunakan CPAP dan sebelum setiap shift saat
melakukan penerbangan atau keselamatan tugas.
Untuk penggunaan alat dental harus tidak ada
penyakit komorbid seperti diabetes mellitus,
hipertensi dengan lebih dari dua obat, serta
fibrilasi atrium. Untuk terapi bedah, dianggap
berhasil jika ada pernyataan dokter tidak muncul
gejala OSA.

Cont..
Semuanya dipantau selama 3 tahun
baik gejala OSA, penurunan atau
kenaikan berat badan serta muncul
atau tidak penyakit komorbid, jika
selama 3 tahun berhasil tidak ada
gejala OSA, sertifikat medis tetap
diberikan dan asistensi pemeriksaan
kesehatan aeromedik terkait isu
khusus dihentikan (FAA).

Cont..
Juknis TNI AU Tentang Rikkes (2012)
THT
7) Deformitas hidung dan tenggorokan
yang mengganggu fungsi menelan,
berbicara (sengau, cadel, gagap) dan
bernapas (U4/U3p) grounded
sementara sampai masa pengobatan
selesai dan tidak ada gejala.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai