Anda di halaman 1dari 50

TERAPI OKSIGEN

PENDAHULUAN

• Seorang Perawat setelah melakukan RJP 5 siklus,


dalam kegiatan fisiknya, napasnya terasa sesak,
Sao2 96%, dan tidak ada riwayat gangguan jantung
atau paru.
• Perlukah terapi oksigen?
PERLUKAH TERAPI OKSIGEN?
PENGERTIAN
TERAPI OKSIGEN

POKOK
BAHASAN INDIKASI DAN
KOMPLIKASI

PEMBERIAN
OKSIGEN

MONITORING DAN
PENGHENTIAN
TERAPI OKSIGEN
DEFINISI
Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi medis berupa
upaya pengobatan dengan pemberian oksigen (O2) untuk
mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan dan
mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat.
Cara :
• meningkatkan masukan oksigen (O2) ke dalam sistem respirasi,
•meningkatkan daya angkut oksigen (O2) ke dalam sirkulasi
•meningkatkan pelepasan atau ekstraksi oksigen (O2) ke jaringan.
 Indikasi primer adalah hipoksemia
 Indikasi lain :
 Trauma berat,
 Syok,
 IMA,
 Keracunan CO,
 Pasca anestesi dll
Penurunan tekanan parsial oksigen
(PaO2) dalam darah
a. Gejala klinik :
Sianosis,
CNS (disorientasi, koma, mengantuk)
takipnu, dispnoe, aritmia,
takikardia, clubbing
b. AGDA : - gold standard
c. Pulse oxymetry
Normal
•> 80 mmhg

Ringan
•60 - < 80 mmhg

Sedang
•40 - < 60 mmhg

Berat
•< 40 mmhg
.
•Oksigen inspirasi berkurang

•Alveolar hipoventilasi

•Kemapuan hb berkurang

•Gangguan ventilasi perfusi

•Shunt

•Abnormal difusi
a. Hipoventilasi alveolar
- terjadi peningkatan PaCO2
- contoh : eksaserbasi akut PPOK, overdosis obat,
‘sleep apnea’
- terapi O2 mengatasi hipoksemia, tetapi tidak
memperbaiki ventilasi
a. V/Q mismatch (gangguan ventilasi-perfusi)
- penyebab tersering
- contoh : penyakit paru obstruksi, retensi sputum,
penyakit kardiovaskular (IMA)
- respons baik dengan terapi O2
c. Shunt
- kapiler paru melewati alveoli yang tidak
berventilasi  darah deoksigenasi

Hipoksemia  darah teroksigenasi


- contoh : ARDS, atelektasis, edema paru, emboli paru
- memerlukan O2 dosis tinggi dan terapi intervensi
c. Gangguan difusi
- penebalan daerah antara alveoli dan kapiler
- contoh : edema interstisial, fibrosis interstisial
d.Penurunan tekanan O2 inspirasi
e. Gangguan fungsi Hb (anemia, perdarahan)
TERAPI OKSIGEN

• Meningkatkan PaO2 > 60 mmHg


Tujuan atau saturasi O2 > 90%
• Mencegah hipoksemia
• Mencegah hipoksia sel dan
jaringan
• Menurunkan kerja pernapasan
• Menurunkan kerja otot jantung

berikan dosis terendah O2


KOMPLIKASI TERAPI OKSIGEN

HIPOVENTILASI DAN NARKOSIS KERACUNAN OKSIGEN


CO2 Administíation of high concentíations of oxygen may lead to
oxygen toxicity
High-dose oxygen theíapy may lead to hypoventilation,
woísening hypeícapnia and CO2 naícosis

1
ľhe Poweí of PoweíPoint | thepopp.com
0
HIPOVENTILASI dan
NARKOSIS CO2
 Hipoventilasi, perburukan
hiperkapnea dan narkosis CO2
karena hambatan pengendali nafas
pada sebagian pasien dengan
PPOK
 Pantau ketat kadar PaCO2 ketika
terapi oksigen diberikan
 Oksigen tidak boleh dihentikan
saat pasien hipoksia, bahkan jika
terjadi perburukan hiperkapnia.
KERACUNAN
OKSIGEN
 Muncul gejala-gejala keracunan
oksigen
 Mungkin rancu dengan penyakit
yang mendasarinya, terutama dalam
keadaan tersedasi dan dengan
ventilator
 Konsentrasi dan durasi paparan
oksigen yang menginduksi toksisitas
oksigen bervariasi antara pasien
 Gunakan FiO2 serendah mungkin
untuk mencapai target PaO2 atau
SpO2.
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN
OKSIGEN

CENTRAL PULMONAR
NERVOUS Y
SYSTEM dry cough, substernal chest pain,
shortness of breath, pulmonary
nausea and vomiting, anxiety, visual oedema, pulmonary fibrosis
changes, hallucinations, tinnitus, vertigo,
hiccups, seizures
TARGET TERAPI OKSIGEN
 Kebanyakan ahli menekankan
pentingnya menjaga SaO2 di
atas 90% untuk sebagian besar
pasien sakit akut.
 Oksigen diberikan untuk
mencapai target saturasi 94-
98% untuk sebagian besar
penyakit akut pasien atau 88-
92% atau target spesifik pasien
rentang untuk mereka yang
berisiko gagal napas
hiperkapnia
PEMBERIAN
OKSIGEN
Oksigen harus diberikan oleh staf yang
terlatih dalam pemberian oksigen.

Staf harus dilatih dalam penggunaan


berbagai perangkat pemberian oksigen yang
berbeda untuk memastikan oksigen diberikan
dengan aman

Staf ini harus menggunakan perangkat yang


sesuai dan laju aliran untuk mencapai target
saturasi oksigen
A. Arus rendah
(low flow)
•1. Kanula
hidung
•2. Masker :

- simpel
• - rebreathing
• - non rebreathing
B. Arus Tinggi (High
flow)
•1. Venturi
•2. Continous positive airway pressure
(CPAP)
Nasal Kanul
Aliran Rendah
 Memberikan oksigen 1-6 L/menit
 Aliran yang lebih tinggi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan kerusakan dari efek
pengeringan pada mukosa pernapasan.
 Bernapas melalui mulut dan berbicara juga dapat membuat
kanula hidung tidak efektif
 Keuntungan utama dari nasal prong adalah kemudahan
penggunaan dan penerimaan pasien, kemudahan untuk
makan dan berkomunikasi.
 Kerugian utama adalah dapat menyebabkan iritasi
atau nyeri pada hidung, mungkin tidak berfungsi jika hidung
tersumbat parah atau tersumbat, konsentrasi oksigen (FiO2)
yang sebenarnya tidak dapat diprediksi
Masker Sederhana
 Aliran oksigen antara 5 sampai 10 liter
 Aliran <5 L/menit dapat menyebabkan
peningkatan resistensi terhadap pernapasan, dan
ada kemungkinan penumpukan karbon dioksida di
dalam masker dan dapat terjadi rebreathing CO2.
 Masker ini cocok untuk pasien dengan gagal napas
tanpa hiperkapnia (gagal pernapasan tipe 1) tetapi
tidak cocok untuk pasien dengan gagal napas
hiperkapnia (tipe 2)
 Masker wajah lebih membatasi untuk makan dan
bekomunikasi dibandingkan nasal kanul.
 Seringkali posisinya tidak tepat
Masker sungkup muka sederhana

Aliran yang diberikan 5–8 liter/menit


Keuntungan:
- Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanul
Sistem humidifikasi dapat di
tingkatkan. Kerugian:
- Umumnya tidak nyaman bagi klien
- Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
- Aktivitas makan dan berbicara terganggu
-Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga
dapat menyebabkan aspirasi
- Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan
karbondioksid
Rebreathing
Aliran yang diberikan antara 8–12 liter. Konsentrasi oksigen
antara 40–60 %. Udara inspirasi sebagian bercampur udara
ekspirasi
dimana 1/3 bagian volume ekshalasi masuk kantong, 2/3 bagian
volume ekshalasi melewati lubang lubang pada bagian
samping.
Keuntungan:
 Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka
sederhana
 Tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian:
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu
rendah.
Non Rebreathing
• Aliran yang diberikan antara 8–12 liter/menit. Konsentrasi
oksigen hampir 100 %.
Keuntungan
 Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi.
• Tidak dipengaruhi oleh udara luar karena adanya
katup Kerugian:
 Sungkup harus terfiksasi kuat ke muka pasien untuk
mencegah kebocoran
 Lembab
 Pasien tidak dapat makan, minum atau berbicara
 Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah terutama pada
anak- anak atau pasien tidak sadar.
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Beresiko untuk terjadi keracunan oksigen
 Tidak nyaman bagi klien
Sistem aliran tinggi
Sistem Aliran Tinggi
a. High flow low concentration

1) Sungkup venturi

Memberikan aliran yang bervariasi dengan

konsentrasi antara 24–50%. Dipakai pada

pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur.

b. High flow high concentration

1) Head box

2) Sungkup CPAP
Nasal kanul
AliranTinggi (HFNC)

Sebagai alternatif pemberian oksigen untuk


orang dewasa yang membutuhkan terapi oksigen
konsentrasi sedang dan tinggi
Memberikan oksigen hingga 60 L/menit
Efek terapeutik meliputi pemberian FiO2 yang
lebih tinggi, efek CPAP, dan kenyamanan yang
lebih
besar bagi pasien jika dibandingkan dengan
masker wajah.
Evaluasi dengan ROX Indeks
Kerugian utama adalah sama dengan nasal kanul
aliran rendah
MONITORING TERAPI
OKSIGEN

PULSE OXIMETERS
Kurang berfungsi pada kondisi tertentu
(akral dingin, syok, pigmen kulit, cat kuku,
dll)

ANALISA GAS DARAH


Diperiksa saat pasien pertama kali
datang dan dilakukan secara berkala,
catat alat yang digunakan dan aliran
oksigen yang diberikan saat
pemeriksaan
KLINIS FISIOLOGIS PASIEN
Takipnea merupakan indikator yang
sensitif yang menunjukkan perubahan
fungsi pernafasan
PENGHENTIAN
TERAPI OKSIGEN

Berikan menjadi 2 L/menit melalui


1
kanula hidung sebelum penghentian
terapi oksigen

Pasien dengan risiko gagal napas


2
hiperkapnia dapat diturunkan menjadi 1
L/mnt atau 0,5 L/mnt) melalui nasal
kanul
3 Periksa saturasi pasien dalam 5 menit
setelah terapi oksigen dihentikan
Jika saturasi turun di bawah kisaran
4 target pasien saat menghentikan terapi
oksigen, mulai kembali konsentrasi
terendah sesuai target

5 Beberapa pasien mungkin mengalami


hipoksemia episodik (misalnya karena
sumbatan lendir) setelah terapi oksigen
dihentikan
INGAT….

 Pemberian terapi oksigen tidak serta merta


menyelesaikan penyakit dasar pasien
 Gunakan aliran oksigen yang paling rendah yang
mencapai target saturasi oksigen pasien
 A-aDO2= PAO2 – PaO2
< 20 mmHg normal
20-40 mmHg V/Q mismatch 40-60
mmHg Shunt
> 60 mmHg gangguan difusi
Menentukan dosis oksigen
yang diberikan dengan rumus

FiO2 = 150760
+ x 100% = ….%
AaDO2
AaDO2 = PA O2 - PaO2
PA O2 = (Patm - PH2O) xFiO2 - PaCO2 x 1.25
=(760 - 47) xFiO2-PaCO2 x 1.25
= 713 x FiO2 – PaCO2 x1,25
= 713 x 0.21 - 48 X 1.25
= 149.73 - 48 x 1.25
= 149.73 -60
= 89.73

Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO2


nilai diambil dari hasil AGDA = 60
PaCO2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48
Menentukan dosis oksigen
yang diberikan dengan rumus

FiO2 = 150760
+ x 100% = ….%
AaDO2
AaDO2 = PA O2 - PaO2 AaDO
= PA
2 O2 -
PA O2 = (Patm - PH2O) xFiO2 - PaCO2 x 1.25
=(760 - 47) xFiO2-PaCO2 x 1.25 PaO2
= 713 x FiO2 – PaCO2 x1,25
= 89.73- 60
= 713 x 0.21 - 48 X 1.25
= 149.73 - 48 x 1.25 = 29.73
= 149.73 -60
= 89.73

Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO2


nilai diambil dari hasil AGDA = 60
PaCO2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48
Menentukan dosis oksigen
yang diberikan dengan rumus

FiO2 = 150760
+ x 100% = ….%
AaDO2
AaDO2 = PA O2 - PaO2 AaDO
= PA
2 O2 -
PA O2 = (Patm - PH2O) xFiO2 - PaCO2 x 1.25
=(760 - 47) xFiO2-PaCO2 x 1.25 PaO2
= 713 x FiO2 – PaCO2 x1,25
= 89.73- 60
= 713 x 0.21 - 48 X 1.25
= 149.73 - 48 x 1.25 = 29.73
= 149.73 -60
= 89.73
FiO2 = 150 + AaDO2 x 100%

Contoh : FiO2 awal = udara bebas ( 21 %) PaO2 760

nilai diambil dari hasil AGDA = 60 = 150 + 29.73


760
PaCO2 nilai diambil dari hasil AGDA = 48
= 179.73
760
= 23.64 %
CONTOH
SOAL
CONTOH SOAL
• Pasien datang ke IGD dengan penurunan kesadaran, usia 54th,
laki-laki, BB 60kg. TD 98/57, HR 64, RR 10, SpO2 80%.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium, dengan hasil BGA PH:
7,31; FiO2=80%; HCO3=16; PCO2=60; PO2=99; Base excess=
-5; AaDO2=225; SaO2=89%. Pemberian terapi oksigen yang
tepat untuk pasien tersebut adalah…
• Masker NRM 10-12 liter/menit
• Masker NRM 6-8 liter/ menit
• Masker RM 10-12 liter/menit
• Masker NRM 6-8 liter/ menit
• Ventilasi mekanik
• Pasien Tn A dengan dx post MVR, hasil BGA 2 jam post
extubasi PH= 7,37; FiO2=30%; HCO3=20; PCO2=43;
PO2=71; AaDO2=105; Base excess=-4; SaO2=98%.
Pemberian terapi oksigen yang tepat untuk pasien tersebut
adalah…
• Masker NRM
• Masker RM
• Masker sederhana
• Nasal canul
• Ventilasi mekanik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai