Anda di halaman 1dari 25

Terapi Oksigen

Muhammad Faturrahman Adani – 112021046


Adhe William Fangidae – 112021

Pembimbing: dr. Okyno, Sp. An


Berkaitan dengan
• Delivery O2 adekuat dan Eliminasi CO2
• Maintenance acid – base balance

Sistem Fungsi optimal respirasi


Respirasi dipengaruhi:
• Dinding dada & otot-otot pernapasan
• Jalan nafas & paru-paru
• Sistem saraf pusat dan spinal cord
• Sistem Kardiovaskular
• Sistem Endokrin
Delivery O2
Dipengaruhi Oleh:
 Fungsi kardiovaskuler yang
adekuat -> cardiac output
 Hematologi -> Hb & afinitas
terhadap O2

 Sistem respirasi -> PaO2


Definisi Terapi  Pemberian O2 sebagai intevensi
medis untuk keperluan akut atau

Oksigen 
kronis
Dengan meningkatkan suplai O2 ke
paru-paru -> meningkatkan juga O2
ke jaringan
Hypoxia dan Hypoxemia
 Hypoxia: Kekurangan O2 pada tingkat jaringan
 Hypoxemia: Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi
O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal
Nilai normal
 PaO285-100 mmHg
 SaO2 ≥ 95%
Hipoksemia dibedakan menjadi:
 Hipoksemia ringan, PaO2 60-79 mmHg , SaO2 90-94%,
 Hipoksemia sedang, PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89%
 Hipoksemia berat, PaO2 ˂ 40 mmHg , SaO2 ˂75%
Tanda dan Gejala Hypoxia
 Pasien gelisah
 Tampak pucat pasi
 Pernapasan mengalami distress yang ditandai dengan pernapasan
cepat dan dangkal dan pernapasan yang tidak teratur
 Denyut nadi kecil, cepat
 Irama denyut jantung sering tidak teratur
 Tekanan darah meningkat
 Keringat dingin
Tujuan Terapi Oksigen
 Mempertahankan oksigen jaringan yang kuat
 Menurunkan kerja napas
 Menurunkan kerja jantung
Maintain PaO2 > 60 mmHg (Blood Gas Analysis) will provide 90%
saturation of arterial blood (SaO2 90%), but if acidosis is present,
PaO2 ˃80 mmHg is required
Indikasi Terapi Oksigen
Gagal napas akut

Syok oleh berbagai penyebab

Infark miokard akut

Keadaan di mana metabolisme rate tinggi (tirotoksikosis, sepsis, hipertermia)

Keracunan gas CO (karbon monoksida)

Penderita tidak sadar

Untuk mengatasi keadaan – keadaan : emfisema pasca bedah, emboli udara, pneumothorax

Asidosis

Anemia berat

Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas inhalasi O 2


Persiapan Alat untuk Terapi Oksigen
 Sumber oksigen/tabung oksigen
 Katup pengatur oksigen
 Regulator oksigen: silinder untuk mengetahui isi
tabung, flow meter untuk mengatur jumlah oksigen
yang dibutuhkan, humidifier untuk melembabkan
udara
Alat-alat Terapi Oksigen
1. Nasal Kanul
 Terapi oksigen rendah – aliran rendah
 Kecepatan aliran oksigen antara 1-5 liter/menit. Pemberian
aliran lebih dari 5 liter/menit tidak akan memberikan FiO2
yang tinggi, malah akan menyebabkan iritasi dan kekeringan
pada mukosa nasal
 Pasien nyaman dan aliran O2 terus menerus meskpun pasien
sedang makan atau berbicara
Alat-alat Terapi Oksigen
2. Sungkup muka sederhana
 Termasuk system oksigen sedang, aliran tinggi
 Sungkup mempunyai lubang-lubang kecil di sekeliling sungkup muka
 Oksigen dapat dialirkan dengan kecepatan 6-10 liter/menit dengan FiO2
yang dicapai sekitar 35-60%
 Bila kecepatan aliran O2 kurang dari 6 liter/menit akan terjadi
penumpukan CO2 akibat dead space mekanik
Sungkup Muka Non-Breathing
 Terdiri atas sungkup muka sederhana yang dilengkapi
dengan kantong reservoir oksigen pada dasar sungkup
muka dan satu katup satu arah yang terletak di antara
kantong reservoir dan sungkup muka
 Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi & tidak dipengaruhi oleh udara luar
 8 – 12 L/menit FiO2 mencapai 100%.
Sungkup Muka Partial Rebreathing
 Terdiri atas sungkup muka sederhana yang dilengkapi dengan
kantong reservoir oksigen pada dasar sungkup muka
 Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi.
 1/3 vol ekshalasi masuk ke kantong, 2/3 vol ekshalasi melewati
lubang – lubang pada bagian samping.
 6 – 10 L/mnt dgn FiO2 mencapai 80%
Sungkup Muka Venturi
 Digunakan pada pasien yg membutuhkan konsentrasi
oksigen yg spesifik
 Memiliki sungkup dengan lubang di kedua sisinya,untuk
keluarnya udara
 Terdapat “color-coded entraintment port” yang dapat diatur
untuk menentukan konsentrasi oksigen yang diberikan
 Dapat memberikan oksigen 24% to 60% dg kecepatan 4-
12 L/menit
Head Box
 Aliran gas dalam head box
berkisar antara 10 liter/menit.
Hal ini meyakinkan aliran oksigen
yang adekuat, mencegah
penumpukan CO2 dan mencegah
terjadinya rebreathing CO2
(kembalinya CO2 ke dalam head
box)
Continuos Positive
Airway Pressure
 Adalah sebuah metode ventilasi
dengan pemberian tekanan positif
dalam siklus respirasi untuk
napas spontan pasien
Monitoring 


SpO2 >90% (PaO2 60 mmHg)

Monitoring menggunakan Pulse


Oxymetri
Jika pasien sudah merasa nyaman

Menghentikan Penyakit yang mendasarinya sudah


Terapi Oksigen stabil

Tekanan darah, nadi, pernapasan dan


oxymetry dalam batas normal
Komplikasi Terapi Oksigen
 Hipoksia
 terjadi pembentukan radikal bebas
 Hipoventilasi & narkose CO2
 Supresi hipoxic respiratory drive
 Pada pasien hiperkapnia kronik -> hipoksemia mjd stimulan sistem respirasi
 Keracunan O2
 FiO2 > 50% terus-menerus selama 1-2 hari -> terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN &
H2O2 -> enzim proteolotik & enzim lisosom -> kerusakan jaringan paru
 Gejala: batuk non produktif, distres substernal, kongesti hidung, malaise
 Ateletaksis
 O2 dlm alveoli diabsorbsi kapiler pulmonal -> terjadi kolaps alveoli
 Fibroplasia retrolental
 Perubahan jaringan vaskular retina -> kerusakan endotel
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai