PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT Etiologi: Dapat dideteksi setelah usia kehamilan 28 minggu.
-80-85% PJT perfusi plasenta yang menurun atau 1.Jika kehamilan aterm:
Definisi: insufisiensi utero-plasenta 1.Palpasi abdomen; akurasinya terbatas -Pemantauan Janin
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau -20% potensi tumbuh yang kurang (kelainan namun dapat mendeteksi janin KMK sebesar -Penatalaksanaan Persalinan:
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) didefinisikan genetik atau kerusakan lingkungan) 30% Terminasi kehamilan pada PJT segera dilakukan
sebagai taksiran berat janin < 10th percentil 2.Mengukur TFU & TBJ apabla <3cm = PJT apabila:
berdasarkan ultrasonografi untuk usia kehamilan. Faktor Risiko: 3.Abdominal circumference (AC) dari USG *janin termasuk PJT berat
(Bachin and Peebles 2012). Maternal Plasenta & Janin jika TFU, TBJ, dan AC tidak sesuai dengan usia *gambaran Doppler velocimetry a atau v umbilikalis
Tali Pusat gestasi; rasio HC/AC >1 abnormal (IP ≥ 1,8) yang disertai AEDF/REDF
Perbedaan dengan KMK/SGA: SGA lahir dengan 4.Pemeriksaan Doppler arus darah: *ICA ≤ 4
HT dalam Sindrom twin Infeksi:
berat kurang dari persentil berat yang sudah A.umbilikal, A. uterine, A. spiralis, deteksi arus *profil biofisik abnormal
kehamilan, to twin TORCH,
ditentukan (disesuaikan dengan usia kehamilan) darah abnormal *gambaran deselerasi lambat pada KTG
Peny Jantung transfusion, Kelainan
terlepas dari etiologi. 5.Mengukur indeks cairan amnion (ICA) * gambaran Doppler a. Uterina, MCA, DV abnormal.
sianosis, Kelainan kromosom
Oligohidramnion
DM lanjut, plasenta, genetic
Dgn demikian PJT ketidakmampuan janin 2.Jika kehamilan belum aterm:
Hemoglobinopati, Solusio
mempertahankan pertumbuhan yang diharapkan Fetal Surveilance a.UK <32 minggu
Autoimun, plasenta
sesuai dengan kurva pertumbuhan yang telah 1.Non Stress Test (NST) -klasifikasi berdasar etiologi
Malnutrisi, kronik,
terstandarisasi dengan atau tanpa adanya KMK. pemeriksaan non invasif pada usia kehamilan -konservatif: penatalaksanaan terhadap semua
Merokok, Plasenta
lebih dari 28 minggu dgn KTG kondisi maternal seperti mengurangi stress,
Narkotik, previa,
mengukur laju jantung janin sebagai respon meningkatkan asupan nutrisi, mengurangi rokok
Trombofilia Kelainan
Klasifikasi: dari pergerakan janin selama 20-30 menit. Jika dan/atau narkotika, dan anjurkan istirahat tidur
insersitali
PJT asimetris (tipe I) bayi tidak bergerak, tidak selalu bahwa selalu miring.
pusat
-janin yang berukuran badan tidak proporsional ada masalah, tetapi bisa saja bayi dalam -pemeriksaan USG, Doppler velocimetry arteri
karena hanya membuat ukuran sel berkurang: keadaan tertidur. umbilikalis setiap 3 minggu sampai usia kehamilan
PATOFISIOLOGI
Indeks ponderal abnormal memperlihatkan gambaran yang abnormal 36 minggu atau sampai timbul keadaan
Kelainan sirkulasi uteroplasenta
Lingkar kepala normal pada janin yang tidak memiliki oksigen yang oligohidramnion dan dilakukan pemeriksaan profil
↓
Lingkar perut kecil adekuat (masalah pada plasenta atau umbilical biofisik setiap minggu termasuk NST, diikuti dengan
Pasokan O2↓
-gangguan pertumbuhan janin terjadi pada cord atau masalah lainnya seperti distress NST saja pada minggu yang sama
Nutrisi ↓
kehamilan trimester III (fase hipertrofi) janin) -terminasi kehamilan: jika ada anhidramnion pada
Hasil metabolic abnormal
-sering disebabkan oleh isufisiensi plasenta seperti hasil pemeriksaan: UK 30 minggu/lebih, deselerasi berulang, selama 2
↓
preeclampsia Hasil NST Skor 2 Skor 0 mgg tdk ada pertumbuhan dan paru janin sdh
Janin hipoksia & kurang nutrisi pada trimester akhir Reaktif NonReaktif
-prognosis lebih baik matang dan AEDF/REDF (+) pada Doppler
↓ NST+stimulasi Akselerasi Tanpa
PJT simetris (tipe II) akustik akselerasi velocimetry
Produksi radikal bebas ↑
-janin yang secara proporsional berukuran badan Gerak napas (+) (-)
↓
kecil karena secara permanen membuat jumlah sel b.UK >32 minggu
Asidosis, hiperkapnea, hipoglikemia SDA =<3 >3
berkurang Umbilikus Indikasi terminasi, jika:
↓
-Gangguan pertumbuhan janin terjadi sebelum Indeks cairan >=10 <10 -oligohidramnion (ICA<5 cm)
Pertumbuhan janin terhambat amnion
umur kehamilan 20 minggu (fase hyperplasia) -usia kehamilan > 36 minggu
-disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi Skor 10 : Janin masih normal (optimal) -ada abnormalitas Doppler velocimetry a.umbilikalis
-prognosis lebih buruk Skor>=6:Pertimbangkan melahirkan bayi -usia kehamilan < 36 minggu dikombinasi dengan
dengan induksi Doppler velocimetry arteri umbilikalis, adanya
Skor <6 : Curiga asidosis, segera SC abnormalitas Doppler velocimetry a. umbilikalis
-Oligohidramnionkompresi tali pusat & seperti:
insufisiensi plasenta pertimbangkan SC Doppler velocimetry a. umbilikalis REDF setelah 32
-Pemeriksaan gas darah tali pusat membantu minggu,
manajemen pasca kelahiran Doppler velocimetry a. umbilikalis AEDF setelah 34
minggu,
2.Index Cairan Amnion jika AEDF pada < 34 minggu, maka penilaian profil
-Penilaian indeks cairan amnion dapat diukur biofisik dilakukan dua kali seminggu,.
dengan mengukur skor 4 kuadran atau AEDF dan NST abnormal dan AEDF dan
pengukuran diameter vertikal kantong amnion oligohidramnion
yang terbesar.
-ICA <5 cm dan indeks kantong amnion Komplikasi dan prognosis:
terdalam < 2 cm memiliki LR positif sebesar 2,5 -prematuritas
dan LR negatif 0,94 dan 0,97 dalam -oligohidramnion
memprediksi volume air ketuban < 5 promil. -DJJ yang abnormal
-meningkatnya angka SC
3.Penilaian Kesejahteraan Janin -asfiksia intrapartum
-Dapat dideteksi ada atau tidaknya asfiksia -hipoglikemia
pada janin dengan PJT dengan skor profil -hipokalsemi
biofisik, kematian perinatal akibat asfiksia akan -polisitemi
meningkat jika skornya <4.10 -hiperbilirubinemia
-hipotermia
4.Pengukuran Doppler Velocimetry -apnea
Peningkatan resistensi perifer dari kapiler- -kejang
kapiler uterus (terutama pada kasus hipertensi -infeksi
dalam kehamilan/HDK) akan ditandai dengan
penurunan tekanan diastolik sehingga Sistolik-
Diastolik (S/D) ratio akan meningkat, demikian
juga dengan indeks pulsatilitas (IP) dan indeks
resistensi (IR) ggn vaskularisasi plasenta
Etiologi
Masih belum diketahui
Fungsi Plasenta
-O2
-Nutrisi
-HormonJanin
-Melindungi dari infeksi
INFEKSI INTRAUTERINE (KORIOAMNIONITIS) Patofisiologi Diagnosis Tatalaksana
Tanda & gejala korioamnionitis: 1.Antibiotik spectrum luas
Definisi Jalur Ascending Infeksi Intrauterin: 1.Demam (suhu > 37.8 derajat C) Kombinasi:
Keadaan pada kehamilan dimana selaput Mikroorganisme dapat memasuki kantong amnion & 2.Takikardi ibu (>120x/menit) -Ampicillin 3x1000 mg (melintasi plasenta dgn
korioamnion, dan cairan amnion terkena infeksi fetus melalui jalur: 3.Takikardi janin (>160x/menit) cepat)
bakteri yang timbul sebelum /pada saat persalinan 1.Naik dari vagina & serviks 4.Cairan ketuban berbau/purulent -Gentamicin 5 mg/kgBB/hari
2.Penyebaran hematogen melalui plasenta (infeksi 5.Uterus teraba tegang -Metronidazol 3x500 mg
Insidensi transplasenta) 6.Leukositosis ibu (15.000-18.000/mm3)
-Insiden 1-2% 3.Retrograde dari rongga peritoneum melalui tuba 2 dari 6 RISIKO SEPSIS 2.Segera lakukan terminasi kehamilan
-7% neonatus distress pernafasan, kejang awitan fallopii -Persalinan pervaginam (dilakukan bila janin telah
dini, perdarahan intraventrikular, leukomalasia 4.Accidental pada waktu melakukan prosedur Pemeriksaan Penunjang: meninggal)
periventrikuler hingga sepsis. invasive amniosentesis, percutaneous fetal blood -Pemeriksaan serum (RP Maternal (0.7-0.9)) -Tindakan perabdominal/SC (cenderung terjadi
sampling -Pemeriksaan esterase leukosit amnion sepsis)
Etiologi -Kultur darah & kultur hasil amniosentesis
Organisme penyebabnya multiple, yang paling PATOLOGI -USG
sering adalah: -Pada tahap awal infeksi (1-2 jam) neutrofil
-Bakteroides sp. maternal ditemukan di bawah chorionic plate
-Gardnella vaginalis -Infeksi yang lanjut (2-24 jam) infiltrasi neutrofil
-Streptococcus grup B maternal pada seluruh chorionic plate dan
-Listeria monocytogenes membran.
-Morganella morganii -Neutrofil janin melewati pembuluh darah talipusat
-Ureaplasma urealyticum, dan menyebabkan infeksi pada ketiga pembuluh
-virus Herpes simpleks, darah (panvasukulitis). Gambaran ini sering
-parvovirus, ditemukan pada persalinan prematur dan
-spesies Chlamydia, dll menandakan adanya infeksi yang terjadi dalam 24 -
48 jam.
Faktor Predisposisi -Perubahan lanjut dengan ditemukannya neutrofil
-Ketuban pecah lama janin pada stroma talipusat (perivaskulitis) dan
-Persalinan premature nekrosis amnion (necrotizing chorioamnionitis)
-Persalinan lama infeksi terjadi lebih dari 48 jam.
-VT berulang-ulang -Selanjutnya bila perivaskular talipusat dikelilingi
-Adanya bakteri pathogen pada traktus genitalia oleh debris kalsifikasi, glikoprotein dan
-Rokok neovaskularisasi (lesi halo) dan atau komponen
mononuklear kronik menandakan infeksi terjadi
dalam waktu beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Gambaran yang terakhir ini biasanya berhubungan
dengan robekan selaput ketuban yang tersembunyi,
oligohidramnion sekunder kronik, dan hipoplasia
paru.
Terminologi
*Letak Janin
Bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu
*Presentasi
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah uterus yang dijumpai atau pada pemeriksaan dalam
*Posisi
Indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin terhadap sumbu ibu
1.LETAK LINTANG Etiologi Diagnosis Mekanisme Persalinan
1.Anamnesis ! Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal
Definisi -Fiksasi kepala tidak ada 2.Pemfis dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi
Janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada -Janin mudah bergerak misalnya pada kehamilan -Inspeksi: Uterus tampak lebih melebar dan fundus persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa
1 sisi, dan sisi lainnya bokong premature dan polihidramnion uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur pertolongan, akan menyebabkan kematian janin
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi -Gemelli kehamilannya. dan rupture uteri.
daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada -Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang Palpasi: Fundus uteri kosong, kepala janin berada Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen
pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di lembek disamping, dan diatas simfisis juga kosong, kecuali atas uterus berkontraksi dan beretraksi sedangkan
depan (dorsoanterior), dibelakang (dorsoposterior), -Panggul sempit bila bahu sudah turun ke dalam panggul. segmen bawah uterus melebar serta menipis,
diatas (dorsosuperior), atau dibawah (dorsoinferior). -Tumor di daerah panggul Auskultasi: Denyut jantung janin ditemukan disekitar sehingga batas antara dua bagian itu makin lama
-Placenta previa umbilicus makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik.
-Kelainan uterus, mis: 3.Pem.dalam Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep,
Uterus arkuatus -Dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. sedangkan janin akan meninggal.
Uterus subseptus -Bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek,
menunjukkan letak dimana kepala janin berada. kadang-kadang persalinan dapat berlangsung
Kalau ketiak menutup ke kanan, kepala berada spontan.
disebelah kanan.
-Punggung dapat ditentukan dengan terabanya *Evolutio Spontanea Douglas
scapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian
dengan terabanya klavikula. Kadang-kadang dapat dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu,
pula diraba tali pusat yang menumbung bokong, dan kaki lahir. Selanjutnya disusul oleh
4.Radiologi: USG lahirnya kepala.
*Conduplicatio Corporae
Kepala dan perut sama2 turun ke dalam rongga
panggul dan dengan keadaan terlipat, lahirlah
kepala dan perut dilanjutkan bokong & kaki.
Komplikasi
Ibu
-Ruptur uteri
-Partus lama
-KPD
-Infeksi intrapartum
Bayi
-25-40% meninggal
-Prolaps funiculi
-Trauma partus
-Hipoksia
3.Radiologi: USG
-Pada banyak janin, bokong berukuran lebih kecil
daripada kepala karena sebagian besar janin kurang
bulan.
-Lebih lanjut, tidak seperti presentasi kepala, kepala
janin dengan presentasi bokong tidak diperbolehkan
untuk mengalami molding selama persalinan.
-Dimensi pelvis juga harus dinilai sebelum persalinan
pervaginam untuk mencegah terjebaknya kepala
janin saat persalinan sungsang. Selain itu jenis
sungsang dan derajat fleksi atau ekstensi leher harus
diidentifikasi.
Bayi:
-Plasenta previa
-Ketuban Pecah Dini
-Solusio plasenta
-Pertumbuhan Janin Terhambat
-Kelainan bawaan