Anda di halaman 1dari 7

SOOCA OBGIN NON DIVISI 2

PENDAHULUAN ETIOPATOGENESIS DIAGNOSIS TATALAKSANA

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT Etiologi: Dapat dideteksi setelah usia kehamilan 28 minggu.
-80-85% PJT  perfusi plasenta yang menurun atau 1.Jika kehamilan aterm:
Definisi: insufisiensi utero-plasenta 1.Palpasi abdomen; akurasinya terbatas -Pemantauan Janin
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau -20%  potensi tumbuh yang kurang (kelainan namun dapat mendeteksi janin KMK sebesar -Penatalaksanaan Persalinan:
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) didefinisikan genetik atau kerusakan lingkungan) 30% Terminasi kehamilan pada PJT segera dilakukan
sebagai taksiran berat janin < 10th percentil 2.Mengukur TFU & TBJ apabla <3cm = PJT apabila:
berdasarkan ultrasonografi untuk usia kehamilan. Faktor Risiko: 3.Abdominal circumference (AC) dari USG  *janin termasuk PJT berat
(Bachin and Peebles 2012). Maternal Plasenta & Janin jika TFU, TBJ, dan AC tidak sesuai dengan usia *gambaran Doppler velocimetry a atau v umbilikalis
Tali Pusat gestasi; rasio HC/AC >1 abnormal (IP ≥ 1,8) yang disertai AEDF/REDF
Perbedaan dengan KMK/SGA: SGA lahir dengan 4.Pemeriksaan Doppler arus darah: *ICA ≤ 4
HT dalam Sindrom twin Infeksi:
berat kurang dari persentil berat yang sudah A.umbilikal, A. uterine, A. spiralis, deteksi arus *profil biofisik abnormal
kehamilan, to twin TORCH,
ditentukan (disesuaikan dengan usia kehamilan) darah abnormal *gambaran deselerasi lambat pada KTG
Peny Jantung transfusion, Kelainan
terlepas dari etiologi. 5.Mengukur indeks cairan amnion (ICA) * gambaran Doppler a. Uterina, MCA, DV abnormal.
sianosis, Kelainan kromosom
Oligohidramnion
DM lanjut, plasenta, genetic
Dgn demikian PJT  ketidakmampuan janin 2.Jika kehamilan belum aterm:
Hemoglobinopati, Solusio
mempertahankan pertumbuhan yang diharapkan Fetal Surveilance a.UK <32 minggu
Autoimun, plasenta
sesuai dengan kurva pertumbuhan yang telah 1.Non Stress Test (NST) -klasifikasi berdasar etiologi
Malnutrisi, kronik,
terstandarisasi dengan atau tanpa adanya KMK. pemeriksaan non invasif pada usia kehamilan -konservatif: penatalaksanaan terhadap semua
Merokok, Plasenta
lebih dari 28 minggu dgn KTG kondisi maternal seperti mengurangi stress,
Narkotik, previa,
 mengukur laju jantung janin sebagai respon meningkatkan asupan nutrisi, mengurangi rokok
Trombofilia Kelainan
Klasifikasi: dari pergerakan janin selama 20-30 menit. Jika dan/atau narkotika, dan anjurkan istirahat tidur
insersitali
PJT asimetris (tipe I) bayi tidak bergerak, tidak selalu bahwa selalu miring.
pusat
-janin yang berukuran badan tidak proporsional ada masalah, tetapi bisa saja bayi dalam -pemeriksaan USG, Doppler velocimetry arteri
karena hanya membuat ukuran sel berkurang: keadaan tertidur. umbilikalis setiap 3 minggu sampai usia kehamilan
PATOFISIOLOGI
Indeks ponderal abnormal  memperlihatkan gambaran yang abnormal 36 minggu atau sampai timbul keadaan
Kelainan sirkulasi uteroplasenta
Lingkar kepala normal pada janin yang tidak memiliki oksigen yang oligohidramnion dan dilakukan pemeriksaan profil

Lingkar perut kecil adekuat (masalah pada plasenta atau umbilical biofisik setiap minggu termasuk NST, diikuti dengan
Pasokan O2↓
-gangguan pertumbuhan janin terjadi pada cord atau masalah lainnya seperti distress NST saja pada minggu yang sama
Nutrisi ↓
kehamilan trimester III (fase hipertrofi) janin) -terminasi kehamilan: jika ada anhidramnion pada
Hasil metabolic abnormal
-sering disebabkan oleh isufisiensi plasenta seperti hasil pemeriksaan: UK 30 minggu/lebih, deselerasi berulang, selama 2

preeclampsia Hasil NST Skor 2 Skor 0 mgg tdk ada pertumbuhan dan paru janin sdh
Janin hipoksia & kurang nutrisi pada trimester akhir Reaktif NonReaktif
-prognosis lebih baik matang dan AEDF/REDF (+) pada Doppler
↓ NST+stimulasi Akselerasi Tanpa
PJT simetris (tipe II) akustik akselerasi velocimetry
Produksi radikal bebas ↑
-janin yang secara proporsional berukuran badan Gerak napas (+) (-)

kecil karena secara permanen membuat jumlah sel b.UK >32 minggu
Asidosis, hiperkapnea, hipoglikemia SDA =<3 >3
berkurang Umbilikus Indikasi terminasi, jika:

-Gangguan pertumbuhan janin terjadi sebelum Indeks cairan >=10 <10 -oligohidramnion (ICA<5 cm)
Pertumbuhan janin terhambat amnion
umur kehamilan 20 minggu (fase hyperplasia) -usia kehamilan > 36 minggu
-disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi Skor 10 : Janin masih normal (optimal) -ada abnormalitas Doppler velocimetry a.umbilikalis
-prognosis lebih buruk Skor>=6:Pertimbangkan melahirkan bayi -usia kehamilan < 36 minggu dikombinasi dengan
dengan induksi Doppler velocimetry arteri umbilikalis, adanya
Skor <6 : Curiga asidosis, segera SC abnormalitas Doppler velocimetry a. umbilikalis
-Oligohidramnionkompresi tali pusat & seperti:
insufisiensi plasenta  pertimbangkan SC Doppler velocimetry a. umbilikalis REDF setelah 32
-Pemeriksaan gas darah tali pusat membantu minggu,
manajemen pasca kelahiran Doppler velocimetry a. umbilikalis AEDF setelah 34
minggu,
2.Index Cairan Amnion jika AEDF pada < 34 minggu, maka penilaian profil
-Penilaian indeks cairan amnion dapat diukur biofisik dilakukan dua kali seminggu,.
dengan mengukur skor 4 kuadran atau AEDF dan NST abnormal dan AEDF dan
pengukuran diameter vertikal kantong amnion oligohidramnion
yang terbesar.
-ICA <5 cm dan indeks kantong amnion Komplikasi dan prognosis:
terdalam < 2 cm memiliki LR positif sebesar 2,5 -prematuritas
dan LR negatif 0,94 dan 0,97 dalam -oligohidramnion
memprediksi volume air ketuban < 5 promil. -DJJ yang abnormal
-meningkatnya angka SC
3.Penilaian Kesejahteraan Janin -asfiksia intrapartum
-Dapat dideteksi ada atau tidaknya asfiksia -hipoglikemia
pada janin dengan PJT dengan skor profil -hipokalsemi
biofisik, kematian perinatal akibat asfiksia akan -polisitemi
meningkat jika skornya <4.10 -hiperbilirubinemia
-hipotermia
4.Pengukuran Doppler Velocimetry -apnea
Peningkatan resistensi perifer dari kapiler- -kejang
kapiler uterus (terutama pada kasus hipertensi -infeksi
dalam kehamilan/HDK) akan ditandai dengan
penurunan tekanan diastolik sehingga Sistolik-
Diastolik (S/D) ratio akan meningkat, demikian
juga dengan indeks pulsatilitas (IP) dan indeks
resistensi (IR)  ggn vaskularisasi plasenta

5.Pengukuran Darah Arteri


-A.Umbilikalis
-A.Cerebralis Media
-Cerebroplacental Ratio (CPR)

6.Pengukuran Darah Vena


-V.Umbilikalis
-Duktus Venosus

INSUFISIENSI PLASENTA Faktor Predisposisi Gejala Klinis Penatalaksanaan


-Ibu malnutrisi dan pertumbuhan yang jelek pada Berdasarkan stadium menurut berat ringannya -Makanan dini cegah hipotermi
Definisi ibu wasting (clifford) -Pengawasan frekuensi pernapasan cegah
-“Neonatus Dismatur” atau insufisiensi plasenta -Peny vascular 1.STADIUM PERTAMA komplikasi
adalah suatu komplikasi yang terjadi pada -Peny ginjal kronik -Bayi tampak kurus relative lebih panjang -Cegah infeksi & pengaturan suhu tubuh
kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan -Anemia ibu -Kulit longgar, kering tanpa terdapat meconium
atau hambatan sehingga bayi yang di dalam -Obat2an Komplikasi
kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, -Konsumsi kronis alcohol 2.STADIUM KEDUA -MAS (Sindrom Aspirasi Mekonium)
karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan -Kelainan plasenta + tali pusat -Tanda stadium pertama -Hipoglikemia simptomatik
pertumbuhan. -Janin multiple -Warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus -Asfiksia neonatorum
-Neonatus dismatur adalah bayi lahir yang berat -Malformasi janin -Anoksia intrauterin -HMD (Hyaline Membrane Disease)
badan lahirnya kurang dibandingkan dengan berat -Kehamilan ekstrauterin -Hiperbilirubinemia
badan seharusnya untuk masa gestasi bayi itu (BBL < 3.STADIUM KETIGA
persentil 10 menurut kurva pertumbuhan intra Patofisiologi -Tanda stadium ketiga
uterin “Lubchenco”) Fungsi plasenta yang insufisiensi sebagai akibat -Anoksia intrauterine lama
-Nama lain yang sering digunakan adalah kecil ggn perfusi maternal -Kulit warna kering termasuk kuku dan tali pusat
untuk masa kehamilan ( KMK ), insufisiensi plasenta terhalang fungsi maternal

Etiologi
Masih belum diketahui
Fungsi Plasenta
-O2
-Nutrisi
-HormonJanin
-Melindungi dari infeksi
INFEKSI INTRAUTERINE (KORIOAMNIONITIS) Patofisiologi Diagnosis Tatalaksana
Tanda & gejala korioamnionitis: 1.Antibiotik spectrum luas
Definisi Jalur Ascending Infeksi Intrauterin: 1.Demam (suhu > 37.8 derajat C) Kombinasi:
Keadaan pada kehamilan dimana selaput Mikroorganisme dapat memasuki kantong amnion & 2.Takikardi ibu (>120x/menit) -Ampicillin 3x1000 mg (melintasi plasenta dgn
korioamnion, dan cairan amnion terkena infeksi fetus melalui jalur: 3.Takikardi janin (>160x/menit) cepat)
bakteri yang timbul sebelum /pada saat persalinan 1.Naik dari vagina & serviks 4.Cairan ketuban berbau/purulent -Gentamicin 5 mg/kgBB/hari
2.Penyebaran hematogen melalui plasenta (infeksi 5.Uterus teraba tegang -Metronidazol 3x500 mg
Insidensi transplasenta) 6.Leukositosis ibu (15.000-18.000/mm3)
-Insiden 1-2% 3.Retrograde dari rongga peritoneum melalui tuba 2 dari 6 RISIKO SEPSIS 2.Segera lakukan terminasi kehamilan
-7% neonatus distress pernafasan, kejang awitan fallopii -Persalinan pervaginam (dilakukan bila janin telah
dini, perdarahan intraventrikular, leukomalasia 4.Accidental pada waktu melakukan prosedur Pemeriksaan Penunjang: meninggal)
periventrikuler hingga sepsis. invasive amniosentesis, percutaneous fetal blood -Pemeriksaan serum (RP Maternal (0.7-0.9)) -Tindakan perabdominal/SC (cenderung terjadi
sampling -Pemeriksaan esterase leukosit amnion sepsis)
Etiologi -Kultur darah & kultur hasil amniosentesis
Organisme penyebabnya multiple, yang paling PATOLOGI -USG
sering adalah: -Pada tahap awal infeksi (1-2 jam) neutrofil
-Bakteroides sp. maternal ditemukan di bawah chorionic plate
-Gardnella vaginalis -Infeksi yang lanjut (2-24 jam) infiltrasi neutrofil
-Streptococcus grup B maternal pada seluruh chorionic plate dan
-Listeria monocytogenes membran.
-Morganella morganii -Neutrofil janin melewati pembuluh darah talipusat
-Ureaplasma urealyticum, dan menyebabkan infeksi pada ketiga pembuluh
-virus Herpes simpleks, darah (panvasukulitis). Gambaran ini sering
-parvovirus, ditemukan pada persalinan prematur dan
-spesies Chlamydia, dll menandakan adanya infeksi yang terjadi dalam 24 -
48 jam.
Faktor Predisposisi -Perubahan lanjut dengan ditemukannya neutrofil
-Ketuban pecah lama janin pada stroma talipusat (perivaskulitis) dan
-Persalinan premature nekrosis amnion (necrotizing chorioamnionitis) 
-Persalinan lama infeksi terjadi lebih dari 48 jam.
-VT berulang-ulang -Selanjutnya bila perivaskular talipusat dikelilingi
-Adanya bakteri pathogen pada traktus genitalia oleh debris kalsifikasi, glikoprotein dan
-Rokok neovaskularisasi (lesi halo) dan atau komponen
mononuklear kronik menandakan infeksi terjadi
dalam waktu beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Gambaran yang terakhir ini biasanya berhubungan
dengan robekan selaput ketuban yang tersembunyi,
oligohidramnion sekunder kronik, dan hipoplasia
paru.

MALPRESENTASI DAN MALPOSISI

Terminologi

*Letak Janin
Bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu

*Presentasi
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah uterus yang dijumpai atau pada pemeriksaan dalam

*Posisi
Indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin terhadap sumbu ibu
1.LETAK LINTANG Etiologi Diagnosis Mekanisme Persalinan
1.Anamnesis ! Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal
Definisi -Fiksasi kepala tidak ada 2.Pemfis dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi
Janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada -Janin mudah bergerak misalnya pada kehamilan -Inspeksi: Uterus tampak lebih melebar dan fundus persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa
1 sisi, dan sisi lainnya bokong premature dan polihidramnion uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur pertolongan, akan menyebabkan kematian janin
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi -Gemelli kehamilannya. dan rupture uteri.
daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada -Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang Palpasi: Fundus uteri kosong, kepala janin berada Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen
pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di lembek disamping, dan diatas simfisis juga kosong, kecuali atas uterus berkontraksi dan beretraksi sedangkan
depan (dorsoanterior), dibelakang (dorsoposterior), -Panggul sempit bila bahu sudah turun ke dalam panggul. segmen bawah uterus melebar serta menipis,
diatas (dorsosuperior), atau dibawah (dorsoinferior). -Tumor di daerah panggul Auskultasi: Denyut jantung janin ditemukan disekitar sehingga batas antara dua bagian itu makin lama
-Placenta previa umbilicus makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik.
-Kelainan uterus, mis: 3.Pem.dalam Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep,
Uterus arkuatus -Dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. sedangkan janin akan meninggal.
Uterus subseptus -Bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek,
menunjukkan letak dimana kepala janin berada. kadang-kadang persalinan dapat berlangsung
Kalau ketiak menutup ke kanan, kepala berada spontan.
disebelah kanan.
-Punggung dapat ditentukan dengan terabanya *Evolutio Spontanea Douglas
scapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian
dengan terabanya klavikula. Kadang-kadang dapat dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu,
pula diraba tali pusat yang menumbung bokong, dan kaki lahir. Selanjutnya disusul oleh
4.Radiologi: USG lahirnya kepala.

*Conduplicatio Corporae
Kepala dan perut sama2 turun ke dalam rongga
panggul dan dengan keadaan terlipat, lahirlah
kepala dan perut dilanjutkan bokong & kaki.

Komplikasi
Ibu
-Ruptur uteri
-Partus lama
-KPD
-Infeksi intrapartum
Bayi
-25-40% meninggal
-Prolaps funiculi
-Trauma partus
-Hipoksia

2.LETAK SUNGSANG Etiologi Diagnosis Mekanisme Persalinan


-Fiksasi kepala pada PAP tidak baik/tidak ada 1.Pemfis -Turunnya bokong dalam posisi miring/melintang
Definisi -Janin mudah bergerak Leopold I: teraba kepala janin yang bulat, keras, dan memasuki PAP
Keadaan di mana bagian janin terletak memanjang -Oligohidramnion ballotement positif pada fundus. -Pada permukaan kala II bokong turun memasuki
dengan kepala di fundus uteri dan bokong di kavum -Gemelli Leopold II: menunjukkan punggung terletak pada dasar belakang
uteri -Multiparitas yang tinggi dengan relaksasi uterus salah satu sisi abdomen dan bagian kecil pada sisi -Akhir kala II, bokong depan lahir melewati vulva
-Kelainan uterus yang lain. dengan fleksi badan berputar pada titik simfisis.
Klasifikasi -Placenta previa Leopold III: bokong dapat digerakkan diatas pintu Bahu belum memasuki panggul. Bahu mencapai
-presentasi bokong jenis frank (sejati) -Implantasi plasenta di fundus atas panggul jika belum engage. dasar panggul. Terjadi rotasi dalam sehingga
 ekstremitas bawah janin fleksi pada panggul dan -Tumor pelvis Leopod IV: Setelah janin masuk panggul diameter bio-akromial terletak anteroposterior dan
lutut ekstensi, sehingga kaki berasa di atas dekat -Kelainan janin: hidrocephalus, anencephalus (engagement), dapat teraba bokong yang terfiksasi bersamaan dengan itu bokong berputar 90 derajat
dengan kepala. -Riwayat pelahiran bokong sebelumnya di dalam simfisis. ke depan kepala masuk PAP dengan sutura sagittal
berada pada diameter transversal
-presentasi bokong komplit 2.Pem.dalam
 fleksi pada salah satu atau kedua panggul tidak -Tuberositas ischiadicum, sacrum, dan anus biasanya Komplikasi
fleksi, dan salah satu atau kedua kaki atau lutut dapat dipalpasi pada presentasi frank breech, dan Ibu
terletak dibawah bokong sehingga kaki atau lutut setelah janin makin turun, genitalia eksterna dapat -Robekan perineum
merupakan bagian terendah didalam jalan lahir. diidentifikasi. -Infeksi
-Pada proses persalinan yang lama, bokong dapat Bayi
-presentasi bokong inkomplit. menjadi sangat bengkak sehingga sulit untuk -Gangguan peredaran darah
Footling breech (presentasi kaki) adalah menentukan perbedaan antara muka dan bokong. -Asfiksia
presentasi bokong inkomplet dengan salah satu -Pada beberapa kasus, anus dapat salah diperiksa
atau kedua kaki janin berada dibawah bokong sebagai mulut dan tuberositas ischiadicum disangka
eminentia malar.
Namun dengan pemeriksaan seksama, jari akan
merasakan resistensi muscular pada anus, sedangkan
melalui mulut, akan teraba rahang yang lebih keras
dan kurang lentur. Pada jari akan terdapat
meconium jika dikeluarkan dari anus. Mulut dan
eminentia malar membentuk suatu segitiga,
sedangkan tubeorsitas ischiadicum dan anus terletak
dalam satu garis lurus.
-Sacrum dan prosesus spinosus dipalpasi untuk
menentukan posisi dan presentasi janin. Posisi janin
terdiri atas sacrum kiri anterior (LSA), sacrum kanan
anterior (RSA), sacrum kiri posterior (LSP), sacrum
kanan anterior (RSP), atau sacrum transversal (ST)
yang mencerminkan hubungan sacrum janin
terhadap pelvis ibu.

3.Radiologi: USG
-Pada banyak janin, bokong berukuran lebih kecil
daripada kepala karena sebagian besar janin kurang
bulan.
-Lebih lanjut, tidak seperti presentasi kepala, kepala
janin dengan presentasi bokong tidak diperbolehkan
untuk mengalami molding selama persalinan.
-Dimensi pelvis juga harus dinilai sebelum persalinan
pervaginam untuk mencegah terjebaknya kepala
janin saat persalinan sungsang. Selain itu jenis
sungsang dan derajat fleksi atau ekstensi leher harus
diidentifikasi.

KEHAMILAN GANDA Etiologi Diagnosis Tatalaksana


-Usia ibu>30 tahun
Definisi -Paritas Anamnesis: 1.Antepartum
Kehamilan dengan 2 janin atau lebih yang ada dalam -Ras -Perut lebih besar dari usia kehamilan -Diet & pola makan baik
kandungan selama proses kehamilan. Dapat: -Faktor keturunan -Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu -Suplemen Fe & asam folat
-Gemelli (2) -Faktor obat yang menginduksi -Uterus terasa lebih cepat membesar -Istirahat & kurangi aktivitas
-Triplet (3) -Idiopatik -Pernah hamil kembar/keturunan kembar -UK: 34-36 minggu  Pem. Kehamilan tiap 2 mgg
-Kuadriplet (4) -UK: >36 minggu  Pem. Kehamilan tiap mgg
-Quintriplet (5) Letak dan Presentasi Janin Pemeriksaan Fisis:
Dengan frekuensi semakin jarang sesuai hukum -Presentasi kepala -Uterus > usia kehamilan 2.Intrapartum
Hellin -Presentasi kepala-bokong -Banyak bagian kecil teraba -Presentasi vertex-vertex  Pervaginam
-Presentasi bokong -Teraba 3 bagian besar janin -Presentasi vertex-non vertex  SC
Klasifikasi -Letak lintang presentasi kepala -Teraba 2 ballotement -Presentasi non vertex-nonvertex SC
-Kehamilan kembar monozigotik -Letak lintang presentasi bokong -Polihidramnion
-Kehamilan kembar dizigotik -Letak lintang keduanya -Auskultasi: DJJ terdengar 2 3.Postpartum Awasi perdarahan postpartum
Pemeriksaan Penunjang: Komplikasi
-RD Abdomen: tampak 2 janin Ibu:
-USG: tampak 2 janin, 2 denyutan jantung -Anemia
-ECG fetal: 2 ECG berbeda -Preeklampsia
-Reaksi kehamilan: (+)1/200 hCG -Prematur
-Atonia uteri
-Perdarahan post partum

Bayi:
-Plasenta previa
-Ketuban Pecah Dini
-Solusio plasenta
-Pertumbuhan Janin Terhambat
-Kelainan bawaan

PROLAPS TALI PUSAT Etiologi Diagnosis Tatalaksana


1.Faktor Dasar -Melihat tali pusat keluar dari introitus vagina
Definisi Tidak terisinya secara penuh pintu atas panggul dan -VT = teraba tali pusat Teraba/tampak tali pusat di jalan lahir
Keadaan di mana tali pusat berada di samping atau serviks oleh bagian terendah janin -Auskultasi = DJJ irregular (sering bradikardi), ↓
melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir 2.Faktor Maternal terutama berhub dgn kontraksi uterus Raba, periksa pulsasi
-Disproporsi kepala panggul -Monitoring DJJ = deselerasi variable ↓
Klasifikasi -Bagian terendah yang tinggi -Penunjang = USG, KTG Pulsasi teraba
1.Tali pusat menumbung (prolapses funikuli) -Multipara -Tekanan pada bagian terendah janin oleh ↓
 tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah 3.Faktor Fetal manipulasi eksterna thdp pintu atas panggul  Tidak↓ ↓Ya
pecah, ke serviks, dan turun ke vagina -Presentasi abnormal menurunnya DJJ secara tiba2 (menandakan kompresi
2.Tali pusat terkemuka/terdepan -Prematuritas tali pusat).
 tali pusat berada di bawah bagian terendah janin -Gemelli “Ya”
dan ketuban masih intak -Polihidramnion ↓
3.Tali pusat tersembunyi (occult prolapsed) 4.Faktor Tali Pusat & Plasenta Beri ibu O2 4-6 lpm via nasal kanul/sungkup
 tali pusat berada di samping bagian terendah -Tali pusat panjang ↓
janin turun ke vagina. Tali pusat dapat teraba atau -Plasenta letak rendah Jangan pindahkan tali pusat secara manual
tidak, ketuban dapat pecah atau tidak. -Solusio plasenta ↓
Posisikan ibu “knee-chest”
Patofisiologi ↓
Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin Beri tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus
dan jalan lahir ↓
↓ Rujuk untuk SC
mengurangi/menghilangkan sirkulasi plasenta

Obstruksi yang lengkap dari tali pusat “Tidak”
↓ ↓
Deselerasi dilanjutkan dengan hipoksia langsung Dapat lahir pervaginam
thdp miokard deselerasi yang lama ↓
Ya : Lahirkan pervaginam
*beda jika obstruksi parsial, akan menyebabkan Tidak: Rujuk untuk SC
akselerasi DJJ (krn penutupan v.umbilikalis yg
mendahului a.umbilikalis akan menghasilkan
hipovolemi janin dan menyebabkan akselerasi DJJ)

Gangguan aliran darah yg lama melalui tali pusat



Asidosis respiratoir dan metabolic berat
Berkurangnya oksigenasi janin
Bradikardia yg menetap kematian janin
HIPOKSIA JANIN Patofisiologi Diagnosis Tatalaksana
-Uterus hipertonik: -High risk pregnancy
Definisi Kontraksi >>  Blood flow ↓Hipoksia -Abnormalitas DJJ Prinsip:
-Terdapatnya kadar O2 yang rendah & -Infeksi intrauterine: -Gerakan janin↓ Reposisi ibu, KTG tetap, siapkan SC
meningkatnya kadar CO2 dalam darah janin Infeksi  metabolisme sel↑ O2 -Asidosis pada janin Tokolitik:
-Pre natal Hypoxic Ischemic: Penurunan kadar O2 demand↑Hipoksia -Dijumpai IUGR Terbutalin sulfat 0.25 mg subkutan/IV
(hypoxia) + Penurunan aliran darah (ischemic) -Solusio plasenta: -Meconial staining pada cairan amnion Nitrogliserin IV 60-180 mg
selama masa perkembangan fetus Gangguan plasenta  Perdarahan  Blood Amniofusion
flow↓ Hipoksia Pemeriksaan Penunjang
Etiologi -Prolaps tali pusat: 1.Non Stress Test (NST) Komplikasi
1.Insufisiensi uteroplasenta akut: Kompresi mekanik  Cut off blood flow  Hipoksia Reaktif: -IUGR
-Uterus hipertonik -Pre-placental hypoxia: Basal FHR 120-160x/menit -IUFD/KJDR
-Hipotensi ibu Keadaan di mana ibu & janin akan mengalami Variabilitas DJJ 5-25x/menit -MAS (Aspirasi meconium)
-Solusio plasenta hipoksia (mis: Maternal Heart Disease) Akselerasi minimal 10-15 detik/menit selama min 10- -Cerebral palsy
-Plasenta previa -Utero-placental Hypoxia: 15 detik + gerakan janin minimal 2x dalam 20 menit
2.Insufisiensi uteroplasenta kronik: Sirkulasi utero-plasenta melemah (mis. Non Reaktif:
-Hipertensi dalam kehamilan Preeclampsia, insufisiensi plasenta) -Basal FHR 120-160x/menit
-DM Gestasional -Post-placental Hypoxia: -Variabilitas <5x/menit
-Prematur/post maturitas Terjadi ketika hanya janin yang akan mengalami -Tidak ada gerakan janin
3.Kompresi tali pusat hipoksia  pasokan O2↓↓HIPOKSIA -Tidak ada akselerasi

Faktor Risiko 2.Contraction Stress Test/Oxytosin Challenge Test


-Wanita hamil: usia <20 tahun/ >35 tahun (CST/OCT)
-Wanita hamil, dengan riwayat: (-): pantau dalam 7 hari
*Multipara (+): terminasi
*Preeklampsia/eklampsia Mencurigakan: ulangi 1-2 hari
*Oligohidramnion
*DM & Peny kronik lain 3.Profil Biofasik
*Kehamilan ganda Parameter: NST, Fetal breathing, Fetal movement,
*IUFD Fetal tone, Amniotic fluid volume
(+) min: 8; max: 10

8 & 10: non asfiksia


6: possible
4: probable
0 & 2: almost certain

Anda mungkin juga menyukai