Anda di halaman 1dari 18

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

Dr. Iskandar Albin, SpOG


Pendahuluan
• BBLR (<2500 gr)  Kemungkinan
meninggal 5-
30 x

• BBLR di Indonesia : 14 %

• Pertumbuhan Janin Terhambat


(PJT) :
morbiditas Jangka Panjang
Pendahuluan
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
memiliki risiko :
– Jangka Pendek : Kematian 6-10 kali lebih
tinggi dari bayi normal
– Jangka Panjang : Hipertensi,
arteriosklerosis, stroke, diabetes,
obesitas, resistensi insulin, kanker, dst. Hal
ini terkenanl dengan BARKER HIPOTESIS,
yakni penyakit pada orang dewasa telah
terprogram sejak dalam uterus
– Kematian janin 4-8x pada kehamilan dan
5x pada persalinan
Pendahuluan
KEMATIAN PERINATAL :
1. ASFIKSI
2. ASPIRASI MEKONIUM
3. PERDARAHAN PARU
4. HIPOTERMI
5. HIPOGLIKEMI
Pendahuluan
• WHO menganjurkan agar kita
memperhatikan masalah ini
karena dapat memberikan
beban ganda

• Di Jakarta : Prevalensi PJT lebih


tinggi (14%) pada golongan
ekonomi rendah dibandingkan
golong ekonomi menengah
atas (5%)
Definisi
• Pertumbuhan Janin Terhambat ditentukan bila berat
janin kurang dari 10% dari berat yang harus dicapai
pada usia kehamilan tertentu.
• Biasanya perkembangan yang terhambat diketahui
setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan.
• Dahulu disebut Intrauterine Growth Retardation
(IUGR), namun istilah retardation kiranya tidak tepat.
Tidak semua PJT hipoksik atau patologik karena ada
25-60% yang berkaitan dengan konstitusi etnik dan
besar orang tua.
Penyebab Hipertensi
dalam
Kurang gizi – kehamilan
ekonomi Gemeli
rendah

Gaya Hidup : Anomali


rokok, Janin/
narkoba Trisomi

PJT Sindrom
Asma
antifosfolipid

Peny. Jantung SLE


Infeksi :
Rubela,
Sifilis, CMV

Pada kehamilan 16-20 minggu sebaiknya dapat ditentukan apakah ada


kelainan/cacat janin. Apabila ada indikasi sebaiknya ditentukan adanya kelainan
PATOLOGI

Kelainan sirkulasi Pasokan oksigen,


PJT asimetrik
uteroplasenta masukan nutrisi, Janin kekurangan
(lingkar perut
(akibat pengeluaran hasil oksigen dan
yang jauh lebih
perkembangan metabolik nutrisi pada
kecil daripada
plasenta yang menjadi trimester akhir
lingkar kepala)
abnormal) abnormal

Pada keadaan yang parah dapat terjadi kerusakan ditingkat


seluler berupa kelainan nukleus dan mitokondria
PATOLOGI
• Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di
plasenta meningkat dan antioksidan relatif kurang
(misal: preeklampsia) akan menjadi lebih parah.
• Soothil et al( 1987) melakukan pemeriksaan gas
darah pada PJT yang parah menemukan: asidosis,
hiperkapnia, hipoglikemia dan eritroblastosis.
• Kemtian pada jenis asimetrik lebih parah dari yang
simetrik
PATOLOGI
• Penyebab PJT Simetrik
adalah faktor janin atau
lingkungan uterus yang
kronik (diabetes,
hipertensi). Faktor janin
ialah kelainan genetik
(aneuploidi), umumnya
trisomi 21,13,dan 18.
• Secara keseluruhan PJT
asimetrik : 20%
DIAGNOSIS
• Secara klinis awal pertumbuhan janin terhambat dikenal
setelah 28 minggu.
• Secara Ultrasonografi (USG) mungkin sudah dapat diduga
lebih awal dengan adanya biometri dan taksiran berat
janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi.
• Secara klinis pemeriksaan TFU bila lebih rendah 3 cm patut
dicurigai adanya PJT, meski sensitivitasnya hanya 40%.
• Smith et al (1998), observasi pada 4.229 kasus
menemukan bahwa pertumbuhan yang suboptimal sejak
trimester pertama berkaitan dengan kelahiran preterm
dan kejadian PJT
DIAGNOSIS : Biometri
• Sebaiknya kepastian PJT dapat dibuat apabila
terdapat data USG sebelum 20 minggu
sehingga pada kehamilan 32-34 minggu dapat
ditentukan dengan lebih tepat
• Biometri yang menetap terutama pengawasan
lingkar abdomen yang tidak bertambah
merupakan petanda awal PJT; terlebih
diameter biparietal yang tidak bertambah
setelah lebih dari 2 minggu
DIAGNOSIS : Arus Darah Arteri
• Pemeriksaan Doppler arus darah : a.umbilikal,
a.uterina, dan a.spiralis mungkin dapat sejak
awal menampakkan adanya arus darah yang
abnormal atau PJT
Pembuluh Darah Resistensi Indeks
Arteri Uterina Lekukan (Notching)
diastolik +RI >0,55 atau RI
> 0,7 tanpa lekukan
Arteri Umbilikal SD > 3 – setelah usia
gestasi 30 minggu
DIAGNOSIS : Cairan Amnion
• Cairan amnion merupakan petanda
kesejahteraan janin. Jumlah cairan amnion
yang normal merupakan indikasi fungsi
sirkulasi janin relatif baik. Bila terdapat
oligohidramnion patut dicurigai adanya
perburukan fungsi janin

• Sekalipun tidak ditemukan kelainan mayor


pada USG, masih mungkin ditemukan kelainan
bawaan sebesar 20 %
MANAJEMEN

Arus Darah Usia Skor Fungsi


Kardio-
Arteri Gestasi Dinamik Janin
tokografi
Umbilikal Plasenta

Tidak memiliki Usia optimal Membantu Mengukur


arus diastolik adalah 33-34 diagnosis peran PJT pada
(absent diastolic minggu adanya profil biofisik
flow) atau arus dengan sudah hipoksia janin membantu
terbalik (reverse dilakukan lanjut berupa menentukan
flow) maturasi paru deselerasi saatnya
PROGNOSIS lambat denyut melakukan
BURUK jantung terminasi
(kematian janin
kehamilan
< 1 minggu
Skor Fungsi Dinamik Janin Plasenta
SKOR 2 SKOR 0

Hasil NST Reaktif Non Reaktif

NST + Stimulasi Akustik Akselerasi Tanpa Akselerasi

Gerak Napas + -

SD A.Umbilikal ≤3 >3

Indeks Cairan Amnion ≥ 10 < 10

Skor maksimum : 10 (JANIN BAIK)


Bila skor < 6 : dicurigai adanya asidosis (Sn 80%, Sp 89%) sehingga dipilih
melahirkan secara SC
Bila Skor ≥ 6: dipertimbangkan melahirkan dengan induksi
MANAJEMEN
• Penggunaan stimulasi akustik penting meningkatkan
sensitivitas, mengingat terdapat positif palsu pada janin yang
tidur.
• Dengan Stimulasi janin terpaksa dibangunkan sehingga
terhindar dari gambaran non reaktif
• Akibat oligohidramnion mungkin terjadi kompresi tali pusar
atau sudah terjadi insufisiensi plasenta (deselerasi lambat)
sehingga membahayakan janin yang mengalami asidosis.
Dalam hal ini dipertimbangkan untuk SC.
• Pemeriksaan Gas Darah tali pusat sangat dianjurkan untuk
membantu manajemen pascakelahiran
• Pengobatan dengan Kalsium Bloker, Betamimetik, dan
hormon ternyata tidak mempunyai dasar dan bukti yang
bermakna
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai