Anda di halaman 1dari 30

APN

PARTOGRAF
Pembimbng: dr. Adityono, Sp. OG (K) onk
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
APN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Persalinan
Proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir
dimulai ketika kontraksi uterus scr regular dan diakhiri dengan proses lahirnya bayi
dan keluarnya plasenta

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
1. Pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
2. Lahir spontan
3. Presentasi belakang kepala
4. Berlangsung dalam 18-24 jam
5. Tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
1. Letak Janin/ Situs 3. Presentasi Janin 4. Lama Kehamilan
Hubungan antara sumbu panjang Bagian terendah dalam rongga • Abortus (<20minggu)
janin dengan sumbu panjang ibu panggul • Prematur (20-36minggu)
a. Transversal/ situs memanjang a. Presentasi kepala • Term (37-42minggu)
• Early term (37-38minggu)
b. Situs melintang b. Presentasi bokong
• Full term (39-40minggu)
c. Oblique/ situs miring c. Presentasi kaki • Late term (41-42minggu)
d. Presentasi lutut • Post term/ serotinus (>42minggu)
e. Presentasi bahu • Postdate (>40minggu)
2. Posisi Janin
Pada pemeriksaan luar (leopold)
dengan menentukan kepala
diatas/bawah, letak puka/puki
Tanda dan Gejala Kehamilan
1. TANDA PRESUMTIF: 2. TANDA KEMUNGKINAN HAMIL :
 Amenore
 Emesis (mual dan atau muntah), hyperemesis  Perut membesar
 Tidak tahan bau-bauan, pingsan  Uterus membesar baik bentuk, besar dan konsistensi rahim
 Anoreksia, lelah  Tanda hegar (perlunakan isthmus)
 Payudara membesar dan tegang  Tanda chadwik (kebiruan pada vulva vagina serviks karena
 Sering bak peningkatan vaskularisasi)
 Obstipasi  ambeien  Tanda piscasseck
 Epulis (hipertrofi gusi)  Brackton his contraction (mules palsu)
 Kloasma gravidarum (hyperpigmentasi kulit), varises  Teraba ballotemen
 Test kehamilan positif (plano test)

3. TANDA PASTI: DJJ sudah bisa terdengar saat UK >12minggu


 Ax  Gerakan janin (mulai terasa UK (Doppler), UK >20minggu (Laennec)
16minggu) DJJ 120-160 (normal), <120(fetal bradikardi), >160
(fetal takikardi)
 PF  Teraba bagian janin
Cara hitung DJJ  1 menit
 DJJ /denyut jantung janin (laennec, doppler) DJJ = 4x (hitung 5-5-5 detik)
 USG atau 4x (11+12+13)=136 (selisih beatnya tidak boleh
>2)
Kala I
Dimulai sejak serviks terbuka karena kontraksi uterus teratur semakin lama semakin kuat,
semakin sering, semakin terasa nyeri dengan pengeluaran darah sampai terjadi pembukaan
servix yang lengkap (10 cm). Selaput ketuban pecah biasa terjadi pada akhir kala I
Kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif

1. Fase Laten Persalinan ± 8 jam 2. Fase aktif persalinan

• Dimulai sejak awal • Servix membuka dari 4 ke 10


kontraksi, menyebabkan cm biasanya dengan kecepatan
penipisan dan pembukaan 1 cm atau lebih perjam hingga
servix secara bertahap permbukaan lengkap (10 cm)
• Pembukaan servix <4 cm • Fase aktif terdiri dari: fase
• Biasanya berlangsung <8 akselerasi ± 2 jam, fase dilatasi
jam maksimal ± 2 jam, fase
Kala I
Manajemen aktif Kala I: Pengawasan Kondisi Ibu
Pendampingan oleh keluarga dan Janin:
Perhatikan asupan nutrisi untuk Denyut jantung janin: setiap ½ jam
persiapan kala II Frekuensi dan lamanya kontraksi
Dianjurkan jalan-jalan dan menjaga uterus: setiap ½ jam
kebersihan diri (mandi) apabila ketuban Nadi: setiap ½ jam
belum pecah Pembukaan serviks: setiap 4 jam
Ajarkan baring miring kiri Penurunan bagian terbawah janin:
Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) setiap 4 jam
umumnya selama 8 jam Tekanan darah dan temperatur
Kala I fase aktif (pembukaan 4-10 cm) tubuh: setiap 4 jam
umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam Produksi urin, aseton dan protein:
(6 jam)
Kala II
Pengeluaran bayi yang dimulai dari pembukaan serviks telah lengkap (10cm)
sampai Ketika bayi telah lahir lengkap yang berlangsung 2 jam pada primi dan 1
jam pada multi dan His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat

Peristiwa penting pada kala II :


1. His datang 4-5 kali dalam 10 menit, lama his 40-50 detik
2. Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul
3. Ibu mengedan terus-menerus, anus membuka, perineum menonjol, vulva
membuka

Gejala dan tanda kala II:


• Ibu ingin mengejan
• Vulva dan anus membuka
• Perineum menonjol
• Kemudian dipastikan dengan pemeriksaan dalam vagina: pembukaan lengkap
Cardinal Movement
1. Engagement: Diameter terbesar dari presentasi bagian janin
(biasanya kepala) telah memasuki rongga panggul.
2. Descent: Bagian terbawah janin telah melewati panggul. Terjadi
akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin dan kontraksi diafragma serta
otot-otot abdomen ibu pada saat persalinan.
3. Fleksi: Dagu didekatkan ke arah dada janin. Kepala janin yang
mencapai dasar panggul akan menerima tahanan sehingga memaksa
kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari
lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir
4. Putaran paksi dalam (internal rotation): Putaran paksi dalam
dimulai pada bidang setinggi spina ischiadika. Setiap kali terjadi
kontraksi, kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis dan
kepala berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi (extension): Saat kepala janin mencapai perineum, kepala
akan defleksi ke arah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput
melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala keluar
mengikuti sumbu jalan lahir akibat ekstensi.
6. Putaran paksi luar (external rotation): Putaran paksi luar terjadi
Manajemen Kala II
A. Pengenalan Kala II
 Setelah pembukaan lengkap, maka mulailah kala II dan
pasien secara khas merasa ingin mengejan dan dengan
adanya penurunan bagian terbawah janin akan
mendorong terjadinya defekasi. Kontraksi uterus yang
didukung dengan tenaga mengejan ibu akan
berlangsung sekitar 1½ menit dan akan berulang dengan
interval tidak lebih dari 1 menit.
 Rata-rata durasi kala II adalah 50 menit pada nullipara,
dan 20 menit pada multipara, namun interval ini juga
sangat bervariasi.
Manajemen Kala II
B. Pemeriksaan Dalam
Persalinan kala II ditegagkkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Hal-hal yang harus dipantau antara lain :
 Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
 Penurunan Hodge III+ atau ketinggian 3+
 Penunjuk/ denominator UUK kiri atau kanan atas
 Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
Manajemen Kala II
C. Pimpinan Kala II
 Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase acme atau
puncak his dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut
dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan abdomen
menjadi efektif
 Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali
tungkai ibu di atas ranjang persalinan dan dengar denyut
jantung bayi pada waktu tersebut
 Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju ke
arah vulva
Manajemen Kala II
D. Ekspulsi Kepala
• Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin
untuk mengedan sekuat mungkin (pada fase akme/ puncak).
Minta untuk mengedan terus menerus apabila suboksiput sudah
berada di bawah simfisis (sebagai hipomochlion)
• Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur
defleksi kepala), letakkan telapak tangan lain pada perineum
dengan membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian di
antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk
membantu lahirnya berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung,
mulut, dan dagu (hilangkan tahanan pada belakang kepala
secara bertahap)
• Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum,
perhatikan proses putaran paksi luar (UUK kembali ke arah
punggung bayi)
• Ambil kain/ handuk bersih, seka mulut, mulut, hidung dan kepala
bayi dari darah, air ketuban atau ferniks kaseosa. Bersihkan
pula lipat paha, perineum dan daerah di sekitar bokong ibu.
Manajemen Kala II
E. Melahirkan Bayi
• Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi
secara biparietal (ibu jari pada pipi depan, jari
telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis
dan kelingking pada belakang leher dan bawah
kepala).
• Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakkan
bayi ke bawah sehingga lahir bahu depan.
• Gerakkan bayi ke atas sehingga lahir bahu
belakang
• Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan
berturut-turut dada dan lengan, perut, pinggul dan
tungkai.
Manajemen Kala II
Pemotongan Tali Pusat:
 Tali pusat dipotong di antara dua klem yang
ditempatkan 4-5 cm dari perut janin. Dan pada
klem kedua ditempatkan 2-3 cm dari perut janin.
 Segera setelah lahir, newborn ditempatkan
setinggi, atau dibawah dari ketinggian introitus
vaginae selama waktu 3 menit dan sirkulasi
uteroplasenter jika tidak segera diklem pada
pengekleman tali pusat, maka rata-rata 80 ml
darah akan berpindah dari plaenta ke neonatus.
Hal ini akan memberikan penyediaan besi kira-kira
50 mg, dimana akan mengurangi risiko defisiensi
besi saat masa kehidupan bayi yang akan datang.
JENIS EPISIOTOMI
Episiotomi Episiotomi
Karakteristik
medial mediolateral

Perbaikan Mudah Sulit


Penyembuhan Baik Kadang kurang baik
Nyeri Minimal Sering
Kosmetik Baik Kadang kurang baik
Kehilangan darah Sedikit Banyak
Dispaureni Jarang Kadang – kadang
Meluas Sering Kadang
Kala III
Pengeluaran plasenta yang dimulai pada saat bayi telah lahir
lengkap sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit (5-15 menit setelah bayi lahir)

Tanda lepasnya plasenta :


- Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah mendadak dan singkat

Prinsip Manajemen Aktif Kala III :


1. Pemberian Oksitosin IM 10 IU pada 1/3 bagian atas paha luar dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir
2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3. Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Penatalaksanaan Aktif
Persalinan Kala III
1.Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva
2.Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
ditepi atas simfisis untuk mendeteksi, tangan lain
menegangkan tali pusat
3.Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah belakang – atas (dorso kranial) secara hati-
hati.
4.Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi
Mengeluarkan Plasenta
Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas.
Jika tali pusat bertambah panjang  pindahkan klem
hingga 5-10 cm dari vulva  lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit :
1. Beri dosisi ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih
penuh
3. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
4. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau perdarahan  manual plasenta
Mengeluarkan Plasenta
• Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Putar dan pegang
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan
• Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
• Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir
lakukan masase uterus. Letakkan telapak tangan
di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
Menilai Perdarahan
• Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu dan bayi
• Pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh
• Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat
khusus
• Evakuasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan

Prosedur Pasca Persalinan


• Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervagina
• Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air
kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
Kala IV
 Observasi pasca persalinan
 Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post-partum
 Hal-hal yang diperhatikan :
- Vital sign ibu dalam batas normal
- Kontraksi uterus baik
- Perdarahan per vaginam <500cc
- Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
- Kandung kemih harus kosong
- Luka-luka di perineum harus dirawat
- Resume keadaan ibu dan janin
- Buat partograph
Manajemen Kala IV
Pemantauan :
 Masa post-partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu,
terutama kematian disebabkan karena perdarahan
 Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
Hal-hal yang dilakukan pada kala IV antara lain :
 Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan lebar pada
bagian bokong untuk memantau darah yang keluar
 Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
 Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam
pasca kala III
 Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya
 Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa
penyerap dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa ke ruang perawatan
dan lakukan rawat gabung sesegera mungkin.
PARTOGRAF
PARTOGRAF
alat bantu yang digunakan selama persalinan

Tujuan utama  untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan


persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan
secara normal.

Pengisian dimulai pada fase aktif persalinan (pembukaan


serviks 4 cm

Sebaiknya dibuat oleh setiap penolong persalinan (baik oleh


dokter maupun bidan).

Partograf memberikan peringatan pada petugas kesehatan bahwa


suatu persalinan mungkin akan diperlama dan, tergantung pada
kondisi ibu dan janinnya, bahwa ibu mungkin perlu dirujuk.
Cara Pengisian Partograf
Info Tentang Ibu Kondisi janin
No RM, nama, umur, gravid, paritas, 1. DJJ  catat tiap 30 menit
abortus, tanggal, jam kedatangan, 2. Warna dan adanya air ketuban  Catat warna air ketuban setiap
alamat ibu. Dicantumkan pula awal melakukan tiap 4 jam(saat melakukan pemeriksaan vagina).
mula sakit perut dan waktu terjadinya Lambang untuk menggambarkan ketuban atau airnya: U selaput
pecah ketuban ketuban Utuh ( belum pecah), Jselaput ketuban telah pecah dan
air ketuban jernih, M selaput ketuban telah pecah dan air
ketuban bercampur dengan Mekonium, D selaput ketuban telah
Kemajuan Persalinan pecah dan air ketuban bercampur Darah, K selaput ketuban
telah pecah dan air ketuban Kering (tidak mengalir lagi
1. Pembukaan serviks: dicatat ketika
fase aktif, diberi tanda X 3. Molase  Lambang yang digunakan: 0 tulang-tulang kepala
janin terpisah, 1 tulang-tulang kepala janin sudah saling
2. Penurunan bagian terbawah: bersentuhan, 2 tulang-tulang kepala janin sudah saling tumpang
dicatat dengan tanda O, dibagi 5 tindih, tapi masih bisa dipisahkan, 3 tulang-tulang kepala janin
kategori mulai dari 5/5 hingga 0/5 saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

3. Garis waspada dan bertindak:


waspada (penyulit), bertindak Jam dan waktu
(tindakan untuk menyelesaikan
Terdapat kotak untuk mencatat waktu actual saat pemeriksaan
persalinan harus dilakukan) dilakukan. Setiap kotak sedang menyatakan waktu 1 jam sejak
dimulainya fase aktif.
Cara Pengisian Partograf
Kontaksi Uterus
• Setiap kotak menyatakan 1 kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat
jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan
detik.
Obat dan Cairan
• Oksitosin  catat tiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per
volume cairan IV dan dalam satuan TPM.
• Catat pemberian obat lain.
Kondisi Ibu
• Nadi dicatat tiap 30 menit, TD tiap 4 jam dan Suhu tiap 2 jam.
• Vol urin, protein, aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urin setidaknya
setiap 2 jam.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai