Gambar 3. Antibiotik lini pertama untuk kondisi telinga basah pada pasien dewasa
(RN Association, 2019)
Gambar 2. Antibiotik lini kedua untuk kondisi telinga basah pada pasien dewasa
(RN Association, 2019)
PENCEGAHAN OMSK
Pada banyak kasus OMSK didahului oleh OMA, sehingga metode
pencegahan yang paling efektif adalah pengobatan OMA yang cepat dan tepat.
Pasien dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang adekuat saat mengalami
infeksi saluran napas atas untuk mencegah perburukan OMSK. Pasien dianjurkan
untuk menjaga agar liang telinga tidak kemasukan air saat mandi atau berenang
menggunakan ear bud. Setelah telinga basah segera untuk mengeringkan telinga.
Pasien diedukasi ketika mengalami otitis media ringan segera kembali ke dokter
bila terdapat perburukan gejala, seperti demam semakin meningkat (>39 derajat
C), otorea berupa pus, gejala tidak membaik setelah 2‒3 hari, atau ditemukan
gangguan pendengaran (Donaldson, 2019).
Pada anak-anak, profilaksis antimikroba menggunakan amoksisilin harus
dipertimbangkan untuk anak yang memiliki perforasi persisten atau tabung
timpanotomi pada OMA berulang. Jika terdapat tabung timpanotomi dan telinga
tengah tidak dalam kondisi infeksi, pengangkatan tabung dapat mengembalikan
fisiologi tuba eustachius telinga tengah (yaitu, mencegah refluks atau self-
insuflasi sekresi nasofaring). Namun, pengangkatan tabung timpanotomi tidak
dimungkinkan, terutama pada bayi dan anak kecil. Sehingga, profilaksis
antimikroba harus dipertimbangkan sampai tabung keluar secara spontan. Jika
anak memiliki perforasi kronis yang sekarang kering, operasi timpanoplastik
harus dipertimbangkan (Bluestone dan Klein, 1999).
Pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah menjauhkan anak dari
paparan asap rokok atau polusi udara, menghentikan penggunaan dot pada bayi,
terutama dalam posisi telungkup, serta dianjurkan untuk vaksin influenza karena
anak sering terserang flu serta vaksin PCV yang memproteksi dari
infeksi Streptococcus pneumoniae (Donaldson, 2019).
Selain itu, pasien dan keluarga disarankan untuk (Alkatiri, 2009 ;Porter et
al.,2019). :
a. Menggunakan obat yang tepat (dosis, frekuensi, kepatuhan, dll.)
b. Anjurkan untuk tidak menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga
c. Menjaga agar liang telinga tidak kemasukan air saat mandi atau berenang
menggunakan ear bud atau kapas yang dilapisi vaselin.
Setelah telinga basah segera untuk mengeringkan telinga dengan handuk
kering atau pengering rambut dengan pengaturan panas terendah setelah
mandi atau berenang.
d. Hindari berenang di air yang stagnan atau terkontaminasi
e. Nasihat tentang kebersihan alat bantu dengar, penggunaan telepon karena
menempel di telinga, dan kebersihan alat penyumbat telinga
f. Pasien diingatkan untuk tidak mengabaikan batuk dan pileknya, mengingat
infeksi saluran pernapasan atas berulang dan tidak ditangani menjadi faktor
predisposisi dari OMSK
g. Instruksikan pasien untuk mengamati kondisi telinga setiap minggu untuk
menilai hasil dari pengobatan. Pengobatan dianggap gagal jika otorrhea
berlanjut setelah tiga minggu terapi
DAFTAR PUSTAKA
Bareeqa, S. B., & Ahmed, S. I. 2018. Comment to empirical therapy for chronic
suppurative otitis media. Clinical Medicine Insights: Ear, Nose and Throat.
doi.org/10.1177/1179550618810226
Bhutta MF et al. 2018. Aural toilet ( ear cleaning) for chronic suppurative otitis
media. Cochrane collaboration. Availabe at www. Cochranelibrary. Com
Bluestone dan Klein. 1999. Chronic Suppurative Otitis Media. AAP News and
Journals.
WHO. 2004. Chronic suppurative otitis media Burden of Illness and Management
Options. Available at
https://www.who.int/pbd/publications/Chronicsuppurativeotitis_media.pdf