Anda di halaman 1dari 28

MODUL

PELATIHAN KETERAMPILAN
BEDAH DASAR
OBSTETRI & GINEKOLOGI
(BASIC SURGICAL SKILL IN OBSTETRICS & GYNECOLOGY)

TERBATAS
HANYA UNTUK KALANGAN KOLEGIIUM OB-GIN

KOLEGIUM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA


JAKARTA, 2008
Pelatihan Ketrampilan Teknik Kedah Dakar
( Basic Surgical Skill Course )

PENDAHULUAN

1. Ketrampilan yang diberikan pada pelatihan ini bukan merupakan satu-satunya tehnik
bedah yang ada. Pada pelatihan ini diberikan suatu tehnik bedah yang lebih
mengutamakan segi keamanan dari tim bedah dan juga dari pasien. Pembedahan yang
aman lebih baik daripada pembedahan yang cepat tetapi memiliki resiko mencederai
pelaksana pembedahan.

2. Sebagaimana biasanya pada setiap pelatihan ketrampilan, peserta kursus merupakan


penilai yang terbaik, oleh karena itu apabila belum merasa mendapat ketrampilan
yang diajarkan, manfaatkanlah keberadaaan para instrukur.

3. Penguasaan satu tekhnik bedah dapat dinitai dari :


3.1 Efisiensi tenaga dan gerakan 3.2 Gerakan-
gerakan yang luwes dan wajar

4. Bagi peserta yang sudah terbiasa dengan gerakan yang kurang benar diharapkan
selama kursus dapat diubah menjadi gerakan yang benar.

5. Setelah menjalani kursus ini harus ditindaklanjuti dengan pemahiran di institusi


masing-masing yang menjadi tangungjawab dari para instruktur setempat.

6. Pelatihan ini terdiri dari :


6.1 Pengenalan instrumen
6.2 Teknik menyimpul
6.3 Teknik incisi dan penjahitan
6.4 Penerapan ketiga hat tersebut diatas pada :
6.4.1. Kulit
6.4.2. Usus
6.4.3. Vaskular
6.4.4. Tendon
6.5 Hemostasis dan Diseksi Tajam
6.6. Ortopedik
6.6.1. Debridement
6.6.2. Fraktur dan reposisi
6.6.3. Pemasangan gips
. Hemostat

Dikenal 2 macam yaitu yang bergigi (Kocher) dan tidak bergigi (Pean), keduanya dapat berbentuk
lurus atau bengkok. Diajarkan cara membuka klem dengan tangan kanan dan tangan kiri.

Membuka dengan tangan kanan :


· Jari tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx
· Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawan
dari ibujari dan jari tengah Membuka dengan tangan kiri :
· Jari tidak dimasukan ke dalam lubang pegangan
· Gerakan pembuka merupaka gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan
jari manis
Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka ujungnya harus menuju ke
permukaan.

4. Gunting

Jenis gunting :
· Kasar dan halus
· Lurus dan bengkok
· Kedua ujungnya tajam atau kedua ujungnya tumpul

Memegang gunting jari juga tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx.
Pada saat memotong benang dengan memakai gunting yang kasar, gunting harus dimiringkan
sedemikian rupa sehingga dapat tertihat panjang benang yang ditinggal. Apabila menggunakan
gunting yang bengkok, maka posisi harus sedemikian rupa sehingga ujungnya harus tetap dapat
tertihat.

Penggunaan gunting untuk diseksi harus menguasai 3 gerakan :


1. Gerakan menggunting
2. Gerakan membuka
3. Gerakan mendorong sambil menggunting

5. Needle holder

Pada waktu memegang jarum tidak boleh mempergunakan jari. Jarum


dipegang pada sepertiga pangkal, kurang lebih 1-2 mm dari ujung needle
holder.

Posisi needle holder dapat berada dalam :


· Pronasi, pada waktu menusuk dan mengambil jarum
· Midposition, pada waktu pengambilan jarum siap pakai
· Supinasi, tidak dianjurkan dipakai untuk pengambilan jarum
Diajarkan cara memutar jarum dari posisi forehand ke posisi backhand dengan
memakai pinset di tangan kiri, dan needle holder di tangan kanan, dengan cara
memutar tangan kiri ke arah supinasi dan tangan kanan ke arah pronasi dan cara
sebatiknya jika ingin memutar jarum dari posisi backhand ke forehand. Pergerakan ini merupakan
gerakan pergelangan tangan tanpa mengikutsertakan siku.

II.TEKNIKMENYIMPUL

Simpul yang akan diajarkan :


1. Reef knot
2. Surgeon's knot
3. Deep Tying
4. Slip knot

Beberapa hat mengenai menyimpul yang harus diingat :


· benang harus ditarik berlawanan arah dengan arah datangnya benang
· kedua tangan setetah simpul pertama harus menyitang pada waktu
mengerjakan simpul kedua
· gerakan simpul ke-3 harus sama dengan gerakan simpul pertama, gerakan simpul ke-4
harus sama dengan gerakan simpul ke-2, dan seterusnya

Pelatihan penyimputan ini dilakukan dengan tali dengan maksud agar dapat diperiksa simpul yang
dihasitkan oteh gerakan untuk simpul tertentu.

1. Reef Knot
Simpul ini merupakan simpul dasar dan harus dikuasai dengan benar. Simpul ini
harus dapat dikerjakan dengan :
· satu tangan
· dua tangan
· instrumen

Satu tangan
Berarti penyimputan dilakukan dengan satu tangan, simpul pertama dengan jari tetunjuk,
simpul kedua dengan jari tengah.

Dua tangan
Berarti simpul pertama dilakukan dengan jari tetunjuk tangan kanan dan simpul kedua dengan jari
tetunjuk tangan kiri atau simpul pertama dengan jari tengah tangan kanan dan simpul kedua dilakukan
oleh jari tengah tangan kiri.

Instrumen
Bila pengambilan benang dengan instrumen dilakukan dari atas maka benang ditarik ke bawah,
sedangkan bita pengambilan benang dari bawah maka benang ditarik ke atas.

2. Surgeon's knot
Simpul ini juga dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan instrumen. Perbedaannya hanya
pada benang yang dilingkarkan dua kali.
3. Deep Tying
Dapat dikerjakan memakai reef knot dengan ketentuan pada pengencangan
simput benang tidak boleti ditarik ke atas metainkan harus didorong ke bawah
menggunakan jari telunjuk.

4. Slip knot
Simpul ini tidak boleh ditakukan dengan instrumen dan terdiri dari 4 gerakan, yaitu :
gerakan pertama dan kedua harus sama kemudian didorong dengan jari telunjuk dan
diakhiri dengan dengan gerakan ketiga dan keempat yang merupakan gerakan reef knot

Dianjurkan untuk menyimpul tiga kali apabila memakai benang biasa dan tujuh kali
bila memakai benang monofilament.

Indikasi Penyimputan
1. Reef knot dapat dikerjakan setiap waktu apabila tidak ada regangan.
2. Surgeon 's knot dipakai kalau ada regangan.
3. Deep tying dan Slip knot dipakai untuk penyimpulan dalam.

TEHNIK INCISI DAN PENJAHITAN PADA KULIT

Incisi

Ada dua macam incisi :


1. Incisi tinier
Dianjurkan pada penutupannya dimulai di tengah dan ditanjutkan dengan setiap
pertengahan dari incisi yang tersisa.
Arah jarum harus tegak turus dengan permukaan kutit dan juga tegak lurus
sayatan kutit.
Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan datamnya jaringan
yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2x).

2. Incisi ellips :
Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dari incisi sesuai dengan lesi
kemudian panjang incisi harus sama atau lebih besar dari tiga kali lebar.
Pada penutupannya tidak boleh dimulai dari tengah tetapi harus dari kedua
ujung incisi dan berakhir di tengah dan jahitan tidak boteh sekaligus tetapi harus
dua kali karena arah jarum harus tegak turus dengan tepi incisi.Untuk
menghindari regangan dapat dikerjakan teknik 'undermining".

Jahitan

Tehnik penjahitan yang akan diajarkan adatah untuk :


jahitan interrupted
jahitan continous
jahitan mattrass :
- mattrass vertikal
- mattrass horizontal.
· Jahitan subcuticular

1. Jahitan interrupted
Langkah-langkah untuk melakukan jahitan ini :
· memasukan jarum tegak lurus permukaan kulit, tangan dalam posisi
pronasi
· jarum diteruskan ke dalam kulit dengan gerakan pronasi ke supinasi dengan arah
jarum tegak lurus sayatan kulit
· kemudian jarum diambil dengan tangan dalam posisi pronasi
· lakukan reef knot tiga kali, pada simpul ke-3 needle holder dipindah ke tangan kiri
· kemudian benang digunting dengan posisi gunting yang dimiringkan.

2. Jahitan continous
Beberapa hal harus diingat kalau melakukan jahitan ini :
· harus dengan asisten yang tugasnya hanya memegang dan metepaskan benang,
sedangkan pengencangan benang oteh operator
· jarum harus selalu diambil dalam keadaan slap pakai
· selama melakukan jahitan benang tidak boleh kendur
Jahitan ini memang dapat lebih cepat, tetapi harus diingat bahwa pengencangan jahitan yang
berlebihan dapat mengganggu vaskularisasi sehingga penyembuhan luka akan lebih lama.

3. Jahitan mattrass
Langkah-langkah untuk melakukan jahitan ini sebagai berikut :
· masukan jarum seperti biasa
· ambit jarum dalam keadaan slap pakai
· putar jarum dari forehand ke backhand
· tarik benang
· kembalikan jahitan secara backhand dengan hanya mengambil ujung
kedua tepi sayatan
· takukan reef knot
Perbedaan vertikal dengan horizontal adatah pada vertikal tetap pada bidang yang sama sedangkan
pada horizontal jahitan forehand dan backhand terletak pada bidang yang berbeda.
Jahitan mattrass vertikal dan horizontal dapat dipakai untuk inversi maupun eversi. Khusus untuk
vertikal, dapat dipakai untuk mempertemukan permukaan kulit yang tidak sama

4. Jahitan Subcuticular.
Jahitan ini tujuannya untuk kosmetik, sehingga harus dilakukan dengan teliti.
Untuk benang yang bisa diserap dimulai dengan membuat simpul di subkutis di ujung incisi,
kemudian jarum selalu diambil dalam keadaan siap pakai dengan mengambil jaringan subkutis
sampai ke ujung sisi yang lain dan diteruskan dengan membuat jahitan berbentuk Z dan tidak
disimpul.
Bebarapa hal yang harus diiingat :
· jarak antara kutis dengan jahitan harus sama
· memasukan jarum di sisi yang lain harus tepat di seberang tempat
keluarnya jarum pada sisi sebelumnya.
· Keluar dan masuknya jarum pada wakru membuat huruf "Z" di akhir
jahitan harus melalui lubang yang sama agar benang masuk ke dalam
apabila ditarik.
Untuk benang yang tidak dapat diserap, kedua ujung benang setelah selesai penjahitan
dapat diikat satu sama lainnya di atas kasa penutup luka.

IV. HEMOSTASIS DAN DISEKSI TAJAM

1. HEMOSTASIS :

Sebaiknya pembuluh darah harus diikat dulu sebelum dipotong, ada dua cara
pemotongan pembuluh darah :
a. Untuk pembuluh darah yang cukup besar untuk
dibebaskan dilakukan : Pembebasan pembuluh darah
- Pengikatan didua tempat. (jarak antara ikatan harus
cukup panjang) Dipotong antara ikatan Benang
digunting.
b. Untuk pembuluh darah yang terlalu kecil untuk dibebaskan dilakukan :
- Pembuluh darah dibebaskan bersama jaringan sekitarnya (merupakan
satu pedicle)
- Diklem didua tempat
- Dipotong antara dua klem
Diikat dan benang
digunting
2. DISEKSI TAJAM :

Teknik ini memakai gunting jaringan dan dilakukan untuk pengangkatan


kelenjar dimesenterium usus.

Dilatih :

· Menggunting

· Membebaskan
· Mendorong sambil menggunting
Ujung gunting harus selalu dapat dilihat.
V. TEHNIK ANASTOMOSE USUS.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada anastomose usus :


· aposisi yang baik
· vaskularisasi yang terjamin
· jahitan inversi dan jarak antar jahitan 4 mm
· pencegahan distensi

Jahitan yang dapat dipakai untuk usus yang dapat diputar adalah :
· jahitan interrupted
· jahitan continous
Kedua jahitan ini harus extramucosal, artinya masuk melalui serosa, menembus muskularis dan
submukosa kemudiari kembali ke muskularis dan serosa pada sisi yang lain tanpa menembus lapisan
mukosa. Perlu diingat bahwa lapisan yang paling kuat adalah submukosa.

Untuk usus yang tidak dapat diputar, dimulai dengan bagian posterior dengan memakai jahitan
mattrass vertikal (agar lapisa mukosa pada tepi sayatan tidak terikat) dan bagian anterior dijahit dengan
jahitan interrupted extramucosal.

V. TEHNIK PENAMBALAN DAN PENYAMBUNGAN VASKULAR

Jahitan pada vaskuler harus :


· eversi
· jarak jahitan 1-2 mm
· arah jarum pada graft dari luar ke dalam, sedangkan pada pembuluh
darah dari dalam keluar
· kalau ditambal dan disambung dengan pembuluh darah maka arah jahitan pada
pembuluh darah yang sehat dari War ke dalam sedangkan pada pembuluh darah
yang sakit dari dalam ke luar.

Pada pelatihan ini diajarkan penambalan memakai graft, end-to-side anastomose memakai graft atau
pembuluh darah (tehnik parasut) dan end-to-end anastomose pada pembuluh darah.
Perlu diketahui juga cara mengeluarkan udara pada waktu penambalan dan penyambungan pembuluh darah.
Seluruh tehnik ini memakai jahitan continous dan mencakup semua lapisan dinding
pembuluh darah.
ENAM

INSISI DAN PENJAHITAN

Tujuan
Instruksional Umum
Pada akhir pelatihan ini peserta mampu melakukan insisi dan penjahitan.

Instruksional Khusus
Untuk mencapai tujuan di atas:
1. Peserta memahami jenis insisi yang terdapat dalam bedah dasar obstetri dan ginekologi
2. Peserta mampu membuat insisi sesuai indikasi
3. Peserta mampu menjahit insisi sesuai indikasi

A. INSISI
Pengertian
Insisi adalah sayatan yang dibuat untuk mencapai organ yang akan dioperasi.

Jenis Insisi
Terdapat 2 jenis insisi yaitu:
1. Insisi Linear
2. Insisi Elips

1. Insisi Linear
Adalah Insisi yang dibuat berbentuk lurus.
Gunakan pisau skalpel
Pegang gagang skalpel dengan ibu jari, bersama jari tengah, jari maths dan kelingking. Jan
telunjuk berada di punggung gagang pisau seperti memegang pisau dapur
Gunakan bagian perut mata pisau untuk menyayat dengan posisi mata pisau terhadap permukaan
kulit membentuk sudut 45 derajat
Tentukan kedalaman insisi dengan tekanan jari telunjuk pada gagang pisau
- Untuk fiksasi jaringan, gunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri yang
ditempatkan pada daerah awal insisi sebagai counter traksi
- Angkat mata pisau setelah insisi selesai

2. Insisi Elips
Adalah insisi yang dibuat berbentuk
elips. Gunakan pisau bistouri
- Tentukan lebar insisi sesuai dengan lesi yang akan dibuang (x)
Panjang insisi hams sama atau labih besar dari 3 kali lebar (3x)
Pegang gagang bisturi dengan ibu jari bersama jari telunjuk dan jari tengah
seperti memegang pena
Jan kelingking tangan kanan digunakan untuk fiksasi dan pengendali kedalaman insisi
Gunakan ujung mata pisau untuk menyayat dengan posisi mata pisau membentuk sudut
tegak lurus dengan permukaan kulit
Angkat mata pisau setelah insisi selesai

Gambar 6.1. Posisi Pisau terhadap Permukaan

Menyayat dengan Perut Pisau -)Benar Menyayat dengan Ujung Pisau & Seperti
memegang pensil 3Salah
Gambar 6.2. Posisi Pisau terhadap Permukaan & Memegang Pisau

B. PENJAHITAN

1. Prinsip umum penjahitan


— Jarum harus masuk tegak lurus terhadap permukaan jaringan yang diinsisi
— Jika penjahitan akan diteruskan, maka pengambila.n jarum hams dalam posisi siap
pakai.
— Prinsip-prinsip khusus pada masing-masing teknik penjahitan.
Prinsip penjahitan insisi linear:
- Dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap pertengahan dari insisi yang tersisa.
- Arah jarum tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus tepi insisi.
- Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi insisi sama dengan dalamnya jaringan yang
diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2x)

Prinsip penjahitan insisi elips:


Pada penutupannya dimulai dari kedua ujung insisi secara bergantian dan berakhir di
tengah. Gerakan menjahit tidak boleh dilakukan sekaligus tetapi harus dua kali karena
arah jarum harus tegak lurus dengan tepi insisi. Untuk menghindari regangan dapat
dikerjakan teknik undermining.

2. Jenis penjahitan:
1. Satu-satu (Interrupted)
2. Jelujur (Continuous)
3: Matras (Mattrass)yang terdiri atas:
a. matras vertikal
b. matras horisontal
4. Subkutikular

3. Teknik Penjahitan
1. Teknik Penjahitan Satu-Satu dan Pengangkatan Benang
Mulai-penjahitan dari tengah insisi dilanjutkan setiap pertengahan dari insisi
yang tersisa
Arah jarum tegak lurus permukaan kulit dan permukaan sayatan
Jarak masuk dan keluar jarum dari tepi sayatan harus sama dengan kedalaman
luka. Jarak antar jahitan dua kali jarak kedalaman luka,
Simpul dibuat pada sisi yang sama dengan teknik reef knot/ surgeon
knot menggunakan instrumen
Angkat benang jahitan dengan cara memotong benang pada sisi kontra lateral
dari simpul pada pangkalnya. Benang yang berada di luar (terkontaminasi)
tidak boleh masuk ke dalam luka
Tarik benang berlawanan arah tempat simpul, untuk mencegah luka insisi terbuka
kembi

Gambar 6.3. Teknik penjahitan satu-satu


Gambar 6.4. Urutan pengikatan simpul pada insisi linear

Gambar 6.5. Teknik Pengangkatan benang simpul jahitan satu-satu

Gambar 6.6. Urutan pengikatan simpul pada insisi elips

2. Penjahitan Jelujur dan Cara Pengangkatan Jahitan Jelujur


Penjahitan dimulai pada ujung luka sayatan
Simpul pertama dikunci dengan simpul reef knot, ujung benang satu dipotong
kemudian
ujung benang yang lain dipegang oleh asisten
Lakukan penjahitan dengan jarak j arum masuk dari pinggir luka (x) harus
sama dengan
jarak dalamnya luka (x)
Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan tegak lurus permukaan luka
Jarum diambil dengan posisi siap pakai (mid posisi)
Pembedah menarik / mengencangkan jahitan, kemudian asisten membantu
menahan
benang supaya tidak kendor
Jarak antar jahitan (2x)
Lakukan seterusnya sampai luka insisi tertutup, jahitan terakhir ditutup
dengan simpul
reef knot
Membuka jahitan jelujur dengan memotong benang pada pangkalnya di sisi
yang sama
pada setiap tempat masuk jahitan
Tarik benang pada sisi kontra lateral berlawanan arah tepi luka (untuk
mencegah luka
sayatan terbuka). Benang yang berada diluar tidak boleh masuk kedalam luka
Gambar 6.7. Penjahitan jelujur

3. Penjahitan Matras
Gunakan penjahitan matras untuk aproksimasi luka dengan pinggir
luka tidak rata Gunakan matras horisontal bila pada permukaan luka
ada jaringan yang harus dikonservasi/dipertahankan, misalnya
pembuluh darah dan saraf
a. Matras vertikal
Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil pada posisi
siap pakai
Tank benang secukupnya
Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand 2-3mm dari pinggir luka,
tegak lurus
vertikal dari tempat keluarnya jarum pada sisi yang sama
Setelah jarum menembus sisi berlawanan, ambil jarum dalam posisi tidak siap
pakai
Tank benang untuk mengencangkan
Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman luka (x)
Membuka jahitan matras dengan cara memotong duakali pada pangkal benang
kedua sisi berlawanan
Tank benang pada simpulnya berlawanan arah tepi luka (untuk mencegah luka
sayatan terbuka)
Benang yang berada diluar tidak boleh masuk kedalam mukosa
Gambar 6.8. Penjahitan Matras Vertikal

b. MatrasHorizontal
Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil
pada posisi siap pakai Tarik benang secukupnya
Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand dengan jarak x dari
tempat keluar jarum sisi yang sama, arah horizontal dari tempat
keluamya jarum sisi yang sama Setelah jarum menembus sisi
berlawanan, ambil jarum dalam posisi tidak siap pakai Tank benang
untuk mengencangkan
Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman luka (x)
Buka jahitan matras dengan cara momotong duakali pada pangkal benang
kedua sisi
Berlawanan
- Tarik benang pada simpulnya berlawanan arch tepi luka (untuk mencegah
luka sayatan
terbuka pada saat membuka jahitan)
Benang yang berada diluar tidak boleh masuk ke dalam luka (benang
terkontaminasi tidak boleh masuk ke dalam luka)

Gambar 6.9. Penjahitan Matras

Horizontal 4. Penjahitan Subkutikuler


- Dapat digunakan benang absorbable/non absorbable
- Digunakan benang ukuran kecil (3-0/4-0) untuk mencegah reaksi jaringan
(keloid)
- Jahitan pertama pada ujung luka yang jauh dari pembedah pada subkutis,
dibuat simpul reef knot
- Lakukan jahitan berikutnya dengan jarum masuk tegak lurus permukaan
luka.
- Benang ditarik dan diregangkan oleh asisten
- Lakukan penjahitan seterusnya dengan cara jarum masuk sejajar
dengan jarum keluar pada jahitan sebelumnya
Lakukan jahitan zic-zac pada akhir penjahitan, atau membuat simpul pada
akhir jahitan yang menembus kulit

Gambar 6.10. Penjahitan Subkutikuler


TUJUH
EPISIOTOMI
Tujuan
Instruksional Umum
Pada akhir pelatihan ini peserta mampu melakukan episiotomi dan
penjahitan luka episiotomi / ruptur perineum pada model basah.

Instruksional Khusus
Untuk mencapai tujuan di atas:
1. Peserta memahami tujuan, indikasi dan jenis episiotomi
2. Peserta memahami keuntungan dan kerugian masing-masing jenis episiotomi
3. Peserta memahami struktur yang terpotong pada episiotomi dan tingkat
ruptura perineum
4. Peserta mampu melakukan episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
/ ruptur perineum pada model basah.

Pengertian
Irisan pada perineum (perineotomi) untuk memperluas vulva dengan maksud
mempermudah pengeluaran janin pada persalinan kala II.

Tujuan Episiotomi
Mencegah ruptur perinei totalis
- Mencegah terjadinya sistokel, rektokel, inkontinensia urine/alvi
Mencegah ruptur sphincter
ani & rektum Episiotomi
tidal( dilakukan secara rutin
Penyembuhan ruptur perinei tk III/IV tak baik

Indikasi
Peregangan
perineum (bayi besar)
Indikasi tertentu :
o distosia bahu,
o presentasi bokong,
o ekstraksi vakum,
o ekstraksi cunam.

Jenis episiotomi
Episiotomi dapat dilakukan 4 cara:
- Lateral (Horizontal
Line Absolute) -
Median (Line lies in
the raphe)
- Mediolateral (Best
protect sphinter ani) - J-
shape/Hockey stick

Gambar 7.2. Jenis episiotomi

Keuntungan & Kerugian Episiotomi Median


- Mudah penjahitan
- Penyembuhan lebih baik
- Kurang rasa nyeri pada puerperium
- Jarang terjadi dispareunia
- Darah yang keluar lebih sedikit
- Robekan spingter ani dan rektum lebih sering terjadi
Keuntungan & Kerugian Episiotomi Median Lateralis Penjahitan lebih sulit
Kadang penyembuhan kurang baik
- Nyeri selama beberapa hari

- Kadang-kadang timbul dispareunia

- Lebih banyak yang keluar

- Jarang terjadi perluasan ke Spingter Ani

Pada Episiotomi yang terpotong adalah Struktur berikut:

- Kulit (Perineal skin and subcutaneous tissue)

- Dinding belakang vagina (Posterior vaginal wall)

- Musculus Bulbo CavemosusMusculus Perinei Transversus Superfisialis


- Pubococcygeus / serabut anterior dari bagian Puborectal musculus levator Ani
Gambar 7.1. Anatomi perineum yang terpotong saat episiotomi
Tingkat Ruptur Perineum
— Tingkat 1 : Mukosa Vagina
— Tingkat 2 : Mengenai otot perineum
— Tingkat 3 : Mengenai m. sfmgter ani eksternus (SAE)
3 a : < 50% ketebalan SAE
3 b : > 50% ketebalan SAE
3 c : mengenai m. sfmgter ani internus (SAI)Tingkat 4 : Mengenai SAE, SAI
dan epitel anus Penjahitan Episiotomi Prinsip
Penjahitan
— Jahit sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan perdarahan.
— Memeriksa alat dan menghitung kasa sebelum dan sesudah tindakan.
— Pencahayaan baik
— Asisten Yang Handal
— Bila sulit gunakan anestesi umum
— Pastikan aposisi dan kosmetik yang baik.
— Melakukan colok dubur untuk mengetahui benang tak teraba di mukosa
rektum Tips Penjahitan
- Simpul pertama terpenting 1 cm di atas ujung luka
- Digunakan sebagai tanda awal
- Jaringan diperlakukan secara hati-hati
— Approksimasi tepi luka and eversi
— Janganmenjeratjaringan
( Intelocking )
Langkah-langkah Episiotomi
Mediolateral

Operator berdiri disamping kanan pasien atau di depan vulva


Pasien diberi anestesi lokal
Perineum yang meregang ditekan diantara telunjuk dan ibu jari
sebelum digunting pada saat puncak kontraksi (HIS) Satu daun
gunting masuk menyusuri alur diantara kedua jari sehingga
tidak melukai kepala bayi.
- Sudut gunting tepat di median raphe atau 1 cm dan mid line
mengarah ke pertengahan antara anus dengan tuberositas
iskhium Insisi/guntingan harus dilakukan dengan cepat sekali
saja, panjang insisi ± 3-4 cm
- Perdarahan dikontrol/ditekan dengan kasa DTT

Faktor Kegagalan Episiotomi


Cara penjahitan
Faktor benang
Infeksi
Cairan vagina
Perawatan
Keadaan umum pasien
Penyakit khronis
Keganasan

Akibat Kegagalan Repair


Luka dehisensi
Gejala klinis infeksi
Prolapsus uteri
Gangguan seksual
Fistel
Gangguan rasa nyeri, psikologis
DAFTAR TILIK
PENJAHITAN
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb.:
0 Langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika harus
berurutan)
1 Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),

Langkah
No. ' P e n i l a i a n 0 I
TEKNIK PENJAHITAN SATU-SATU DAN PENGANGKATAN
1 .
- Mulai penjahitan dari tengah insisi dilanjutkan setiap pertengahan

- Arah jarum tegak lurus permukaan lculit dan permukaan sayatan


. - Jarak masuk dan keluar jarum dari tepi sayatan harus sama dengan

- kedalaman
Jarak antar luka.
jahitan dua kali jarak kedalaman luka
- Simpul dibuat pada sisi yang sama dengan teknik reef knot/

- surgeon knot menggunakan


Angkat benang instrumen
jahitan dengan cara memotong benang pada sisi
kontra lateral dari simpul pada pangkalnya. Benang yang berada
- di luarbenang
Tarik (terkontaminasi)
berlawanantidak
arahboleh masuk
tempat ke dalam
simpul, luka
untuk mencegah luka
insisi terbuka kembali
PENJAHITAN JELUJUR DAN CARA
1 .
PENGANGKATAN JAHITAN JELUJUR
• Penjahitan dimulai pada ujung luka sayatan
• Simpul pertama dikunci dengan simpul reef knot, ujung benang
satu dipotong kemudian ujung benang yang lain dipegang oleh
asisten
• Lakukan penjahitan dengan jarak jarum masuk dari pinggir
luka (x) hams sama dengan jarak dalamnya luka (x)
• Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan tegak
lurus permukaan luka
• Jarum diambil dengan posisi siap pakai (mid posisi)
• Pembedah menarik / mengencanglcan jahitan, kemudian
asisten membantu menahan benang supaya tidak kendor
• Jarak antar jahitan (2x)
• Lakukan seterusnya sampai luka insisi tertutup, jahitan
terakhir ditutup dengan simpul reef knot
• Membuka jahitan jelujur dengan memotong benang pada
pangkalnya di sisi yang sama pada setiap tempat masuk jahitan
• Tarik benang pada sisi kontra lateral berlawanan arah tepi
luka (untuk mencegah luka sayatan terbuka). Benang yang
berada diluar tidak boleh masuk kedalam luka
Jumlah
3 . PENJAHITAN MATRAS
- Gunakan penjahitan matras untuk aproksimasi luka dengan pinggir

- Gunakan matras horisontal bila pada permukaan luka ada jaringan


yang harus dikonservasi/dipertahankan, misalnya pembuluh darah
dan saraf
Matras vertikal
- Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
- Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil

- Tarik benang secukupnya .


Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
- Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand 2-3mm dari
pinggir luka, tegak lurus vertikal dari tempat keluarnya jarum
- pada sisijarum
Setelah yang menembus
sama sisi berlawanan, ambil jarum dalam

- Tarik benang untuk mengencangkan


- Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
- Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman

- luka (x) jahitan matras dengan cara memotong duakali pada


Membuka

- Tarik benang pada simpulnya berlawanan arah tepi luka (untuk

- Benang yang berada diluar tidak boleh masuk kedalam mukosa


Matras Horizontal
- Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
- Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil

- Tarik benang secukupnya


- Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
- Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand dengan jarak x
dari tempat keluar jarum sisi yang sama, arah horizontal
- dari tempat
Setelah keluarnya
jarum menembus jarum
sisisisi yang samaambil jarum dalam posisi
berlawanan,

- Tarik benang untuk mengencangkan


- Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
- Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman

- luka
Buka(x)
jahitan matras dengan cara memotong duakali pada pangkal

- Tarik benang pada simpulnya berlawanan arah tepi luka (untuk

- Benang yang berada diluar tidak boleh masuk ke dalam luka


(benang terkontaminasi tidakJumlah
boleh masuk ke dalam luka)

4 . PENJAHITAN SUBKUTIKULER
- Dapat digunakan benang absorbable/non absorbable
- Digunakan benang ukuran kecil (3-0/4-0) untuk mencegah reaksi
jaringan (keloid) 1.
- Jahitan pertama pada ujung luka yang jauh dari pembedah
pada
- Lakukan jahitan berikutnya dengan jarum masuk tegak lurus
- Benang ditarik dan diregangkan oleh asisten
- Lakukan penjahitan seterusnya dengan cara jarum masuk
sejajar
- Lakukan jahitan zic-zac pada akhir penjahitan, atau membuat
simpul pada akhir jahitan yang menembus kulit
Jumlah
DAFTAR TILIK
EPISIOTOMI

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb.:


0 Langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak , sesuai urutan
(jika harus berurutan)
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),

Langkah P
No. Penilaian 0 1

- Operator berdiri di samping pasien atau di depan vulva


- Pasien diberi anestesi lokal -
- Perineum yang meregang ditekan diantara telunjuk dan ibu

- Satu daun gunting masuk menyusuri alur diantara kedua jari

- Sudut gunting tepat di median raphe atau 1 cm dari mid line


mengarah ke pertengahan antara anus dengan tuberositas
- iskhium
Insisi/guntingan harus dilakukan dengan cepat sekali saja,

- Perdarahan dikontrol/ditekan dengan kasa DTT

Anda mungkin juga menyukai