PELATIHAN KETERAMPILAN
BEDAH DASAR
OBSTETRI & GINEKOLOGI
(BASIC SURGICAL SKILL IN OBSTETRICS & GYNECOLOGY)
TERBATAS
HANYA UNTUK KALANGAN KOLEGIIUM OB-GIN
PENDAHULUAN
1. Ketrampilan yang diberikan pada pelatihan ini bukan merupakan satu-satunya tehnik
bedah yang ada. Pada pelatihan ini diberikan suatu tehnik bedah yang lebih
mengutamakan segi keamanan dari tim bedah dan juga dari pasien. Pembedahan yang
aman lebih baik daripada pembedahan yang cepat tetapi memiliki resiko mencederai
pelaksana pembedahan.
4. Bagi peserta yang sudah terbiasa dengan gerakan yang kurang benar diharapkan
selama kursus dapat diubah menjadi gerakan yang benar.
Dikenal 2 macam yaitu yang bergigi (Kocher) dan tidak bergigi (Pean), keduanya dapat berbentuk
lurus atau bengkok. Diajarkan cara membuka klem dengan tangan kanan dan tangan kiri.
4. Gunting
Jenis gunting :
· Kasar dan halus
· Lurus dan bengkok
· Kedua ujungnya tajam atau kedua ujungnya tumpul
Memegang gunting jari juga tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx.
Pada saat memotong benang dengan memakai gunting yang kasar, gunting harus dimiringkan
sedemikian rupa sehingga dapat tertihat panjang benang yang ditinggal. Apabila menggunakan
gunting yang bengkok, maka posisi harus sedemikian rupa sehingga ujungnya harus tetap dapat
tertihat.
5. Needle holder
II.TEKNIKMENYIMPUL
Pelatihan penyimputan ini dilakukan dengan tali dengan maksud agar dapat diperiksa simpul yang
dihasitkan oteh gerakan untuk simpul tertentu.
1. Reef Knot
Simpul ini merupakan simpul dasar dan harus dikuasai dengan benar. Simpul ini
harus dapat dikerjakan dengan :
· satu tangan
· dua tangan
· instrumen
Satu tangan
Berarti penyimputan dilakukan dengan satu tangan, simpul pertama dengan jari tetunjuk,
simpul kedua dengan jari tengah.
Dua tangan
Berarti simpul pertama dilakukan dengan jari tetunjuk tangan kanan dan simpul kedua dengan jari
tetunjuk tangan kiri atau simpul pertama dengan jari tengah tangan kanan dan simpul kedua dilakukan
oleh jari tengah tangan kiri.
Instrumen
Bila pengambilan benang dengan instrumen dilakukan dari atas maka benang ditarik ke bawah,
sedangkan bita pengambilan benang dari bawah maka benang ditarik ke atas.
2. Surgeon's knot
Simpul ini juga dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan instrumen. Perbedaannya hanya
pada benang yang dilingkarkan dua kali.
3. Deep Tying
Dapat dikerjakan memakai reef knot dengan ketentuan pada pengencangan
simput benang tidak boleti ditarik ke atas metainkan harus didorong ke bawah
menggunakan jari telunjuk.
4. Slip knot
Simpul ini tidak boleh ditakukan dengan instrumen dan terdiri dari 4 gerakan, yaitu :
gerakan pertama dan kedua harus sama kemudian didorong dengan jari telunjuk dan
diakhiri dengan dengan gerakan ketiga dan keempat yang merupakan gerakan reef knot
Dianjurkan untuk menyimpul tiga kali apabila memakai benang biasa dan tujuh kali
bila memakai benang monofilament.
Indikasi Penyimputan
1. Reef knot dapat dikerjakan setiap waktu apabila tidak ada regangan.
2. Surgeon 's knot dipakai kalau ada regangan.
3. Deep tying dan Slip knot dipakai untuk penyimpulan dalam.
Incisi
2. Incisi ellips :
Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dari incisi sesuai dengan lesi
kemudian panjang incisi harus sama atau lebih besar dari tiga kali lebar.
Pada penutupannya tidak boleh dimulai dari tengah tetapi harus dari kedua
ujung incisi dan berakhir di tengah dan jahitan tidak boteh sekaligus tetapi harus
dua kali karena arah jarum harus tegak turus dengan tepi incisi.Untuk
menghindari regangan dapat dikerjakan teknik 'undermining".
Jahitan
1. Jahitan interrupted
Langkah-langkah untuk melakukan jahitan ini :
· memasukan jarum tegak lurus permukaan kulit, tangan dalam posisi
pronasi
· jarum diteruskan ke dalam kulit dengan gerakan pronasi ke supinasi dengan arah
jarum tegak lurus sayatan kulit
· kemudian jarum diambil dengan tangan dalam posisi pronasi
· lakukan reef knot tiga kali, pada simpul ke-3 needle holder dipindah ke tangan kiri
· kemudian benang digunting dengan posisi gunting yang dimiringkan.
2. Jahitan continous
Beberapa hal harus diingat kalau melakukan jahitan ini :
· harus dengan asisten yang tugasnya hanya memegang dan metepaskan benang,
sedangkan pengencangan benang oteh operator
· jarum harus selalu diambil dalam keadaan slap pakai
· selama melakukan jahitan benang tidak boleh kendur
Jahitan ini memang dapat lebih cepat, tetapi harus diingat bahwa pengencangan jahitan yang
berlebihan dapat mengganggu vaskularisasi sehingga penyembuhan luka akan lebih lama.
3. Jahitan mattrass
Langkah-langkah untuk melakukan jahitan ini sebagai berikut :
· masukan jarum seperti biasa
· ambit jarum dalam keadaan slap pakai
· putar jarum dari forehand ke backhand
· tarik benang
· kembalikan jahitan secara backhand dengan hanya mengambil ujung
kedua tepi sayatan
· takukan reef knot
Perbedaan vertikal dengan horizontal adatah pada vertikal tetap pada bidang yang sama sedangkan
pada horizontal jahitan forehand dan backhand terletak pada bidang yang berbeda.
Jahitan mattrass vertikal dan horizontal dapat dipakai untuk inversi maupun eversi. Khusus untuk
vertikal, dapat dipakai untuk mempertemukan permukaan kulit yang tidak sama
4. Jahitan Subcuticular.
Jahitan ini tujuannya untuk kosmetik, sehingga harus dilakukan dengan teliti.
Untuk benang yang bisa diserap dimulai dengan membuat simpul di subkutis di ujung incisi,
kemudian jarum selalu diambil dalam keadaan siap pakai dengan mengambil jaringan subkutis
sampai ke ujung sisi yang lain dan diteruskan dengan membuat jahitan berbentuk Z dan tidak
disimpul.
Bebarapa hal yang harus diiingat :
· jarak antara kutis dengan jahitan harus sama
· memasukan jarum di sisi yang lain harus tepat di seberang tempat
keluarnya jarum pada sisi sebelumnya.
· Keluar dan masuknya jarum pada wakru membuat huruf "Z" di akhir
jahitan harus melalui lubang yang sama agar benang masuk ke dalam
apabila ditarik.
Untuk benang yang tidak dapat diserap, kedua ujung benang setelah selesai penjahitan
dapat diikat satu sama lainnya di atas kasa penutup luka.
1. HEMOSTASIS :
Sebaiknya pembuluh darah harus diikat dulu sebelum dipotong, ada dua cara
pemotongan pembuluh darah :
a. Untuk pembuluh darah yang cukup besar untuk
dibebaskan dilakukan : Pembebasan pembuluh darah
- Pengikatan didua tempat. (jarak antara ikatan harus
cukup panjang) Dipotong antara ikatan Benang
digunting.
b. Untuk pembuluh darah yang terlalu kecil untuk dibebaskan dilakukan :
- Pembuluh darah dibebaskan bersama jaringan sekitarnya (merupakan
satu pedicle)
- Diklem didua tempat
- Dipotong antara dua klem
Diikat dan benang
digunting
2. DISEKSI TAJAM :
Dilatih :
· Menggunting
· Membebaskan
· Mendorong sambil menggunting
Ujung gunting harus selalu dapat dilihat.
V. TEHNIK ANASTOMOSE USUS.
Jahitan yang dapat dipakai untuk usus yang dapat diputar adalah :
· jahitan interrupted
· jahitan continous
Kedua jahitan ini harus extramucosal, artinya masuk melalui serosa, menembus muskularis dan
submukosa kemudiari kembali ke muskularis dan serosa pada sisi yang lain tanpa menembus lapisan
mukosa. Perlu diingat bahwa lapisan yang paling kuat adalah submukosa.
Untuk usus yang tidak dapat diputar, dimulai dengan bagian posterior dengan memakai jahitan
mattrass vertikal (agar lapisa mukosa pada tepi sayatan tidak terikat) dan bagian anterior dijahit dengan
jahitan interrupted extramucosal.
Pada pelatihan ini diajarkan penambalan memakai graft, end-to-side anastomose memakai graft atau
pembuluh darah (tehnik parasut) dan end-to-end anastomose pada pembuluh darah.
Perlu diketahui juga cara mengeluarkan udara pada waktu penambalan dan penyambungan pembuluh darah.
Seluruh tehnik ini memakai jahitan continous dan mencakup semua lapisan dinding
pembuluh darah.
ENAM
Tujuan
Instruksional Umum
Pada akhir pelatihan ini peserta mampu melakukan insisi dan penjahitan.
Instruksional Khusus
Untuk mencapai tujuan di atas:
1. Peserta memahami jenis insisi yang terdapat dalam bedah dasar obstetri dan ginekologi
2. Peserta mampu membuat insisi sesuai indikasi
3. Peserta mampu menjahit insisi sesuai indikasi
A. INSISI
Pengertian
Insisi adalah sayatan yang dibuat untuk mencapai organ yang akan dioperasi.
Jenis Insisi
Terdapat 2 jenis insisi yaitu:
1. Insisi Linear
2. Insisi Elips
1. Insisi Linear
Adalah Insisi yang dibuat berbentuk lurus.
Gunakan pisau skalpel
Pegang gagang skalpel dengan ibu jari, bersama jari tengah, jari maths dan kelingking. Jan
telunjuk berada di punggung gagang pisau seperti memegang pisau dapur
Gunakan bagian perut mata pisau untuk menyayat dengan posisi mata pisau terhadap permukaan
kulit membentuk sudut 45 derajat
Tentukan kedalaman insisi dengan tekanan jari telunjuk pada gagang pisau
- Untuk fiksasi jaringan, gunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri yang
ditempatkan pada daerah awal insisi sebagai counter traksi
- Angkat mata pisau setelah insisi selesai
2. Insisi Elips
Adalah insisi yang dibuat berbentuk
elips. Gunakan pisau bistouri
- Tentukan lebar insisi sesuai dengan lesi yang akan dibuang (x)
Panjang insisi hams sama atau labih besar dari 3 kali lebar (3x)
Pegang gagang bisturi dengan ibu jari bersama jari telunjuk dan jari tengah
seperti memegang pena
Jan kelingking tangan kanan digunakan untuk fiksasi dan pengendali kedalaman insisi
Gunakan ujung mata pisau untuk menyayat dengan posisi mata pisau membentuk sudut
tegak lurus dengan permukaan kulit
Angkat mata pisau setelah insisi selesai
Menyayat dengan Perut Pisau -)Benar Menyayat dengan Ujung Pisau & Seperti
memegang pensil 3Salah
Gambar 6.2. Posisi Pisau terhadap Permukaan & Memegang Pisau
B. PENJAHITAN
2. Jenis penjahitan:
1. Satu-satu (Interrupted)
2. Jelujur (Continuous)
3: Matras (Mattrass)yang terdiri atas:
a. matras vertikal
b. matras horisontal
4. Subkutikular
3. Teknik Penjahitan
1. Teknik Penjahitan Satu-Satu dan Pengangkatan Benang
Mulai-penjahitan dari tengah insisi dilanjutkan setiap pertengahan dari insisi
yang tersisa
Arah jarum tegak lurus permukaan kulit dan permukaan sayatan
Jarak masuk dan keluar jarum dari tepi sayatan harus sama dengan kedalaman
luka. Jarak antar jahitan dua kali jarak kedalaman luka,
Simpul dibuat pada sisi yang sama dengan teknik reef knot/ surgeon
knot menggunakan instrumen
Angkat benang jahitan dengan cara memotong benang pada sisi kontra lateral
dari simpul pada pangkalnya. Benang yang berada di luar (terkontaminasi)
tidak boleh masuk ke dalam luka
Tarik benang berlawanan arah tempat simpul, untuk mencegah luka insisi terbuka
kembi
3. Penjahitan Matras
Gunakan penjahitan matras untuk aproksimasi luka dengan pinggir
luka tidak rata Gunakan matras horisontal bila pada permukaan luka
ada jaringan yang harus dikonservasi/dipertahankan, misalnya
pembuluh darah dan saraf
a. Matras vertikal
Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil pada posisi
siap pakai
Tank benang secukupnya
Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand 2-3mm dari pinggir luka,
tegak lurus
vertikal dari tempat keluarnya jarum pada sisi yang sama
Setelah jarum menembus sisi berlawanan, ambil jarum dalam posisi tidak siap
pakai
Tank benang untuk mengencangkan
Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman luka (x)
Membuka jahitan matras dengan cara memotong duakali pada pangkal benang
kedua sisi berlawanan
Tank benang pada simpulnya berlawanan arah tepi luka (untuk mencegah luka
sayatan terbuka)
Benang yang berada diluar tidak boleh masuk kedalam mukosa
Gambar 6.8. Penjahitan Matras Vertikal
b. MatrasHorizontal
Jarum masuk tegak lurus permukaan kulit dan permukaan luka
Setelah jarum menembus sisi luka yang berlawanan jarum diambil
pada posisi siap pakai Tarik benang secukupnya
Putar jarum dari posisi forehand keposisi backhand
Masukkan kembali jarum dengan posisi backhand dengan jarak x dari
tempat keluar jarum sisi yang sama, arah horizontal dari tempat
keluamya jarum sisi yang sama Setelah jarum menembus sisi
berlawanan, ambil jarum dalam posisi tidak siap pakai Tank benang
untuk mengencangkan
Lakukan penyimpulan dengan reef knot/surgeon knot
Jarak jarum masuk dari tepi luka (x) sama dengan jarak kedalaman luka (x)
Buka jahitan matras dengan cara momotong duakali pada pangkal benang
kedua sisi
Berlawanan
- Tarik benang pada simpulnya berlawanan arch tepi luka (untuk mencegah
luka sayatan
terbuka pada saat membuka jahitan)
Benang yang berada diluar tidak boleh masuk ke dalam luka (benang
terkontaminasi tidak boleh masuk ke dalam luka)
Instruksional Khusus
Untuk mencapai tujuan di atas:
1. Peserta memahami tujuan, indikasi dan jenis episiotomi
2. Peserta memahami keuntungan dan kerugian masing-masing jenis episiotomi
3. Peserta memahami struktur yang terpotong pada episiotomi dan tingkat
ruptura perineum
4. Peserta mampu melakukan episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
/ ruptur perineum pada model basah.
Pengertian
Irisan pada perineum (perineotomi) untuk memperluas vulva dengan maksud
mempermudah pengeluaran janin pada persalinan kala II.
Tujuan Episiotomi
Mencegah ruptur perinei totalis
- Mencegah terjadinya sistokel, rektokel, inkontinensia urine/alvi
Mencegah ruptur sphincter
ani & rektum Episiotomi
tidal( dilakukan secara rutin
Penyembuhan ruptur perinei tk III/IV tak baik
Indikasi
Peregangan
perineum (bayi besar)
Indikasi tertentu :
o distosia bahu,
o presentasi bokong,
o ekstraksi vakum,
o ekstraksi cunam.
Jenis episiotomi
Episiotomi dapat dilakukan 4 cara:
- Lateral (Horizontal
Line Absolute) -
Median (Line lies in
the raphe)
- Mediolateral (Best
protect sphinter ani) - J-
shape/Hockey stick
Langkah
No. ' P e n i l a i a n 0 I
TEKNIK PENJAHITAN SATU-SATU DAN PENGANGKATAN
1 .
- Mulai penjahitan dari tengah insisi dilanjutkan setiap pertengahan
- kedalaman
Jarak antar luka.
jahitan dua kali jarak kedalaman luka
- Simpul dibuat pada sisi yang sama dengan teknik reef knot/
- luka
Buka(x)
jahitan matras dengan cara memotong duakali pada pangkal
Langkah P
No. Penilaian 0 1