Anda di halaman 1dari 2

1.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan radiologi CT-scan dan MRI
 Pemeriksaan kultur dan sensitifitas secret
 Pemeriksaan audiometri
 Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak
tembus cahaya dengan kerusakan mobilitas.
 Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme
penyebab.
 Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani

2. PENATALAKSANAAN
Terapi otitis media akut tergantung pada stadiumnya. Pengobatan pada stadium awal
ditujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas, dengan pemberian antibiotik,
dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.
1. Stadium Oklusi
Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat
tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl
efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa..
selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.
2. Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran timpani sudah
hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah
penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan
asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar
konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.
Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40
mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.
3. Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran
timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat
berkurang.
4. Stadium Perforasi
Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat
sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri
dalam 7-10 hari.
5. Stadium Resolusi
biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan
antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi
mastoiditis.

DAFTAR PUSTAKA

Chole RA, Nason R, 2009. “Chronic Otitis Media and Cholesteatoma,” Ballengger’s Manual of
Otorhinology Head and Neck surgery. Connecticut: BC Decke
Dhingra PL, 2010. Anatomy of Ear, in Disease of Ear, Nose, and Throat.5rd ed. Elsevier. New
Delhi.
Elemraid AM, Brabin JB, Fraser DW, Harper G, Faragher B et al, 2010. Characteristics of
hearing impairment in Yemeni children with chronic suppurative otitis media: A case-
control study. Internasional Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. Elsevier.
Iqbal K, Khan IM, Satti L, 2011. Microbiology of Chronic Suppurative Otitis Media :
Experience at Dera Ismail Khan. Gomal Journal of Medical.
Kenna MA, Latz AD, 2006. Otitis Media and Middle Ear Effusion, In Bailey BJ, Johnson JT,
Newlands SD, Editors. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. 4th ed. Vol 1.
Philadelphia, USA.

Anda mungkin juga menyukai