Anda di halaman 1dari 26

SKENARIO2

BLOK PANCA INDERA


” TELINGA SAKIT”
1102018290 – VENEZIA AZ’ZAHRA
B-01
01.
A NATOM I
TELINGA
MAKROSKOPIK
MAKROSKOPIK
MIKROSKOPIK
MIKROSKOPIK
02.
OTITIS M E D I A
AKUT (OMA)
DEFINISI

Merupakan peradangan pada telinga bagian


tengah yang terjadi secara cepat dan singkat
dalam waktu kurang dari 3 minggu disertai dengan
gejala lokal seperti demam, nyeri, pendengaran
berkurang, dan keluarnya cairan.
ETIOLOGI dan FAK TOR RISIK O
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
MANIFE STASI KLINIS
Gejala dari otitis media akut bergantung pada stadium penyakit dan umur pasien

Stadium Oklusi Tampak pembuluh darah


yang melebar di membran Stadium Supurasi
Tuba Eustachius
timpani atau seluruh
membran timpani tampak
Gambaran retraksi hiperemis serta edem
Edema yang hebat pada
membran timpani akibat sekret yang telah terbentuk.
mukosa telinga tengah dan
terjadinya tekanan negatif hancurnya sel epitel superfisial,
di dalam telinga tengah, serta terbentuknya eksudat
akibat absorpsi udara. Stadium yang purulen dikavum timpani,
H iperem is menyebabkan membran
timpani menonjol (bulging) ke
arah liang telinga luar
MANIFE STASI KLINIS
Gejala dari otitis media akut bergantung pada stadium penyakit dan umur pasien

Stadium Perforasi Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka


Terjadi ruptur membran keadaan membran timpani perlahan
timpani dan nanah keluar lahan akan normal kembali. Bila sudah
mengalir dari telinga tengah
terjadi perforasi, maka sekret akan
ke liang telinga luar. berkurang dan akhirnya kering.
C A R A DIAGNOSIS
Diagnosis O M A dapat ditegakkan dengan memenuhi 3 kriteria berikut:

1. Munculnya penyakit mendadak dengan onset kurang dari 3 minggu,

2. Ditemukan tanda efusi (pengumpulan cairan) di telinga tengah, ditandai dengan


gendang telinga menggembung (bulging), gerakan pada gendang telinga terbatas
atau tidak ada, adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga, adanya
cairan yang keluar dari telinga.

3. Ditemukan tanda peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya


salah satu tanda seperti: gendang telinga merah (eritem), nyeri telinga sampai
menggangu aktivitas dan tidur.
C A R A DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien.
• Anak – anak à rasa nyeri di telinga dan demam, serta riwayat infeksi saluran pernafasan atas
sebelumnya.
• Remaja atau orang dewasa à selain nyeri terdapat gangguan pendengaran dan telinga terasa
penuh.
• Bayi à gejala khas adalah panas yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang
dan sering memegang telinga yang sakit.

B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik generalis à pengukuran suhu demam, serta pemeriksaan fisik telinga lengkap.
Perlu juga dilakukan pemeriksaan membran timpani dengan menggunakan otoskop.
C A R A DIAGNOSIS
Penilaian:
• Kontur à normal/retraksi/menonjol
Pada otitis media efusi atau pada otitis media oklusi tuba, membran timpani akan terlihat retraksi. Pada
otitis media akut fase supurasi, membran timpani akan menonjol (sebagai nilai prediktif tertinggi OMA)
• Warna à abu-abu/kuning/merah/merah muda/biru
Pada otitis media akut, inflamasi membran timpani tampak hiperemis (merah/merah muda) à harus
dibedakan dari eritematosa ditimbulkan oleh demam tinggi.
• Kejernihan/translusen à translusen/semi berawan/berawan
Membran timpani normal adalah translusen dan memantulkan cahaya, disebut refleks cahaya positif.
Pada otitis media, membran timpani terlihat berawan dan refleks cahaya biasanya negatif. Kekeruhan juga
merupakan temuan yang konsisten dan disebabkan oleh edema dari membran timpani.
• Perforasi
Perforasi otitis media biasanya terjadi pada kuadran posterior atau inferior membran timpani.
C A R A DIAGNOSIS
C . Pemeriksaan Penunjang
• Otoskopi pneumatic
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gerakan gendang telinga yang berkurang ataupun tidak ada
gerakan sama sekali. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA.
• Timpanometri
Timpanometri merupakan konfirmasi penting terdapatnya cairan di telinga tengah. Timpanometri juga
dapat mengukur tekanan telinga tengah dan dengan mudah menilai patensi tabung miringotomi dengan
mengukur peningkatan volume liang telinga luar. Timpanometri punya sensitivitas dan spesifisitas 70-
90%.
D. Diagnosis Banding
• Otitis eksterna
• Otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (= otitis media serosa, otitis media sekretoria,
otitis media musinosa, otitis media efusi/OME).
TATA L AK SAN A
Stadium perforasi→
Stadium oklusi → m e m b u ka
Selain diberikan antibiotika, m e m b u ka kembali tuba
kembali tuba Eustachius
jika membran timpani masih Eustachius
utuh, idealnya harus disertai
dengan miringotomi

Obat tetes hidung: Obat cuci telinga H2O2 3%


- Anak <12th → HCI efedrin selama 3-5 hari serta
0 ,5 % (larut an fisiologik) Stadium supurasi→
antibiotika yang adekuat.
- Anak >12th atau dewasa→ m e m b u ka kembali tuba
Eustachius
HCI efedrin 1 % dalam
larutan fisiologik
TATAL AK SAN A
Antibiotika Miringotomi
Ampisilin → Dewasa 5 0 0 mg 4 x Miringotomi adalah tindakan
sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari insisi pada pars tensa
atau membran timpani, agar
terjadi drenase sekret dari
Amoksisilin→ Dewasa 5 0 0 mg 3 x telinga tengah ke liang telinga
sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari luar.
atau
KOMPLIKASI
• Kejang
• Demam
• Membran timpani ruptur
• Mastoiditis
• Abses sub-periosteal
• Komplikasi berat meningitis dan abses otak.
PENCEGAHAN
Berikan edukasi berupa:
• Telinga jangan kemasukan air waktu mandi
• Jangan berenang waktu infeksi telinga
• Jangan mandi pada air yang terkontaminasi
• Pakai antibiotik walau gejala telah mereda
• Edukasi hubungan ISPA dengan OMA.
PROGNOSIS
Otitis media akut merupakan penyebab terjadinya gangguan
pendengaran, baik tuli konduktif maupun sensorineural. Pada
anak usia kurang dari 10 tahun, dapat yang menyebabkan
gangguan tumbuh kembang terutama pada aspek bahasa dan
bicara. Namun, secara keseluruhan prognosis otitis media
tergolong baik, kebanyakan penderita dapat sembuh secara
spontan.
03.
M E N JAG A
K EB ERSI HAN TELINGA
& PENDEN G ARAN
M E N U RU T I S L A M
Di dalam alquran di jelaskan bahwa alat pendengaran mempunyai fungsi yang teramat penting
bagi manusia yaitu untuk dapat mendapatkan ilmu pengetahuan. Yaitu terdapat pada surat An-
Naḥl ayat 78.

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
(Q.S. an-Nahl :78).
Telinga dengan fungsi pendengarannya pun harus dijaga sedemikian rupa agar tidak membawa
manusia pada kecelakaan. Karena pendengaran termasuk gerbang bagi hadirnya informasi yang
akan menentukan kualitas akhlak kita, baik ataukah buruk. Ini artinya, kita tidak boleh
sembarangan mendengar. Kita harus sangat terampil dalam memilah dan memilih mana suara
yang boleh masuk ke telinga dan mana yang tidak boleh.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, Edisi
Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Dhingra, P.L. & Dhingra, S. 2014. Diseases of Ear, Nose, Throat, Head and Neck Surgery 6th Edition. India :
Elsevier

Higler PH, Ed. Buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran :
EGC.

Munib, A. 2019. Siapa Pemakan Bangkai yang Dilihat Rasullah Saat Isra’ Wal Mi’raj?.

Nazarudin, N. 2020. Otitis Media Akut Dengan Komplikasi Mastoiditis Akut Dan Labirintitis Akut Pada
Dewasa (Acute Otitis Media With Complications Of Acute Mastoiditis And Acute Labyrinthitis In Adult).
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.

Snell, RS. 1986.Anatomi Klinik. 3rd ed. Jakarta : EGC .


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai