ABSTRAK
Latar belakang: Mucociliar clearance merupakan salah satu bagian dari pertahanan mukosa tuba
Eustachius. Gangguan tuba Eustachius dapat merupakan faktor predisposisi penyebab otitis media
yang berulang. Tujuan: Mengetahui perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius penderita
otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna aktif, setelah pengobatan konservatif. Metode:
Penelitian eksperimental prospektif pada penderita OMSK benigna aktif. Sampel penelitian
mendapatkan perlakuan berupa tes sakarin 5% untuk menilai waktu transpor mukosilia tuba
Eustachius pada hari pertama dan ketujuh pengobatan konservatif. Hasil: Perbedaan rata-rata transpor
mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan adalah 608,94±626,35 detik (p<0,05).
Kesimpulan: Pengobatan konservatif dapat memperpendek waktu transpor mukosilia tuba Eustachius
pada penderita OMSK benigna aktif yang berbeda secara signifikan.
Kata kunci: mucociliar clearance, waktu transpor mukosilia, otitis media supratif kronik
ABSTRACT
Background: Mucociliary clearance is one of the defense mechanism of Eustachian tube mucosa.
Eustachian tube disfunction is an important predisposing factor in the pathogenesis of recurrent otitis
media. Purpose: To find out the change of mucociliary clearence in active benign chronic suppurative
otitis media after conservative therapy. Method: Prospective experimental study in active benign
CSOM with sacharine 5% test, for the evaluation of mucociliary clearance time on day 1 and day 7
conservative therapy. Result: The mean difference of mucociliary clearance time in the Eustachian
tube was 608.94 ± 626.35 seconds (p<0.05) on day 7 of conservative therapy. Conclusion: The
conservative therapy in benign CSOM has shortened mucociliary clearance time.
Key words: mucociliary clearance, mucociliary clearance time, chronic suppurative otitis media
PENDAHULUAN
2
dengan menggunakan methilen blue serta tetap menetap lebih dari tiga bulan.13,16
Jesic dan Nesic12 melakukan penelitian Beberapa ahli berpendapat bahwa fungsi
transpor mukosilia tuba dengan larutan tuba Eustachius yang tidak baik
sakarin steril 5%. merupakan kontraindikasi absolut
Penanganan OMSK yang efektif harus timpanoplasti oleh karena akan
berdasarkan pada faktor-faktor penyebab menyebabkan kegagalan timpanoplasti,
dan derajat penyakitnya. Pengobatan akibat tidak terdapatnya udara dalam
penderita OMSK dapat dibagi atas telinga tengah. Oleh karena itu,
konservatif dan operatif. Pengobatan pemeriksaan fungsi tuba Eustachius
konservatif bertujuan untuk mengontrol idealnya dilakukan pada penderita OMSK,
proses infeksi yang berupa toilet telinga selain pemeriksaan rutin lainnya untuk
dan pemberian antibiotik, topikal maupun mencari faktor penyebab OMSK dan
sistemik.13 Gangguan fungsi tuba menjadi pertimbangan untuk
Eustachius yang berulang dan alergi penanganannya.
merupakan salah satu faktor yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyebabkan infeksi telinga tengah mengetahui pengaruh pengobatan
menjadi menahun.7,14,15 Farida dkk.14 konservatif terhadap mucociliar clearance
melaporkan faktor alergi berperan pada tuba Eustachius penderita OMSK benigna
penderita otitis media supuratif kronik tipe aktif di Makassar, dengan membandingkan
benigna aktif di RS Wahidin Sudirohusodo waktu transpor mukosilia tuba Eustachius
Makassar tahun 2006. hari pertama kunjungan dan hari ketujuh
Penanganan operatif dilakukan untuk pengobatan konservatif penderita OMSK
eradikasi jaringan patologi yang terdapat tipe benigna aktif.
di dalam rongga mastoid dan kavum
timpani, dapat berupa mastoidektomi METODE
simpleks, mastoidektomi radikal dan
Penelitian ini merupakan studi
mastoidektomi radikal modifikasi.
eksperimental prospektif dengan
Prosedur bedah ini dilakukan dengan atau
mengevaluasi transpor mukosilia tuba
tanpa timpanoplasti. Berdasarkan
Eustachius sebelum dan pada hari ketujuh
Algoritma penanganan OMSK benigna
pengobatan konservatif penderita OMSK
dari Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga
tipe benigna aktif, yang dilakukan di poli
Hidung Tenggorok Bedah Kepala leher
THT RS. Pendidikan Bagian THT
tahun 2008, prosedur bedah ini dilakukan
Fakultas Kedokteran Universitas
pada OMSK benigna aktif apabila otore
4
Tabel 1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan ukuran perforasi
membran timpani
Tabel 2. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan respons pengobatan
Respons pengobatan Total
Ada perbaikan Tidak ada
perbaikan
<1 n 3 0 3
Lama sakit % 9,7 0 9,7
1-5 n 12 3 15
% 38,7 9,7 48,4
>5 n 11 2 13
% 35,5 6,5 41,9
N 26 5 31
Total % 83,9 16,1 100
Lima belas sampel penelitian (48,4%) kelompok kriteria sembuh, namun 83,9%
mengeluhkan lama sakitnya selama 1-5 menunjukkan adanya perbaikan setelah
tahun, dan 29,0%-nya dengan perforasi pengobatan konservatif dan menunjukkan
sedang. Enam belas sampel (51,6%) bahwa 16,1% sampel tidak ada perbaikan,
dengan perforasi besar dan lebih banyak yang ditandai dengan adanya otore yang
ditemukan pada penderita OMSK benigna menetap, tidak ada perubahan warna pada
aktif dengan lama sakit lebih dari lima membran timpani dan atau mukosa kavum
tahun (tabel 1). timpani, khususnya pada daerah
Pada penelitian ini tidak ditemukan promontorium yang dievaluasi dengan
sampel penelitian setelah pengobatan mikroskop digital ”Earscope Dinolite”.
konservatif hari ke-7 yang masuk dalam
Tabel 3. Distribusi perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah
pengobatan konservatif
Wkt. transpor mukosilia sesudah Jumlah
pengobatan
>15 menit ≤15 menit
>15 n 13 8 21
Wkt. transpor % 41,9 25,8 67,7
mukosilia
sebelum ≤15 n 0 10 10
pengobatan
% 0 32,3 32,3
Jumlah n 13 18 31
% 41,9 58,1 100
McNemar (p=0,008)
Tabel 4. Nilai rerata waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah
pengobatan konservatif
N Rerata (detik) Simpang baku
Waktu transpor mukosilia 31 1638,06 1025,07
sebelum pengobatan
Waktu transpor mukosilia 31 1009,13 807,38
sesudah pengobatan
Paired T test (p=0,000)
transpor pada hari ke 7 pengobatan detik (16 menit 49,14 detik), yang
konservatif, dengan menggunakan uji menunjukkan adanya perubahan waktu
paired T-test. Berdasarkan hasil analisis transpor mukosilia yang sangat bermakna
statistik diperoleh hasil bahwa rata-rata setelah dilakukan pengobatan konservatif
waktu transpor sebelum pengobatan dengan rata-rata perubahan sebesar 628,94
sebesar 1638,06 detik (27 menit 18,06 detik (10 menit 28,92 detik) dengan
detik) dan waktu transpor rata-rata pada simpang baku 626,35 detik (10 menit
hari ke-7 pengobatan sebesar 1009,13 26,34 detik) lebih cepat.
Laju perubahan
trans.mukosilia Tdk ada 5 11.9535 14.25651
perbaikan
Meskipun dari data di atas tidak transpor mukosilia pada kedua kelompok
ditemukan adanya respons pengobatan tersebut berbeda sangat bermakna dengan
dengan kriteria sembuh, namun nilai sig (p)=0,001 dengan beda dari laju
berdasarkan uji independent T test, perubahan transpor mukosilia pada dua
menunjukkan bahwa laju perubahan waktu kelompok tersebut adalah 29,98%.
tidak normal dan berubah menjadi normal yang tidak menunjukkan adanya perbaikan
setelah pengobatan konservatif sampai hari pada respons pengobatan.
ke-7.
Sampai saat ini penulis belum
DAFTAR PUSTAKA
menemukan adanya penelitian sebelumnya
yang mengevaluasi laju perubahan 1. WHO. Chronic suppurative otitis media
Burden of illness and management
transpor mukosilia setelah pengobatan
options. Child and adolescent health and
konservatif. Laju perubahan waktu
development prevention of blindness and
transpor mukosilia ini dapat dimungkinkan
deafness. World Health Organization
karena setelah mendapatkan pengobatan
Geneva, Switzerland; 2004.
konservatif, mukosa tubotimpani akan 2. Helmi. Otitis media supuratif kronis.
mengalami perbaikan. Hal tersebut terjadi Dalam: Otitis media supuratif kronis:
karena pada saat proses inflamasi akibat pengetahuan dasar, terapi medik,
infeksi maupun alergi, akan terjadi udem mastoidektomi, timpanoplasti. Jakarta:
pada mukosa, hyperplasia epitel mukosa, Fakultas Kedokteran Universitas
dilatasi kapiler di mukosa tubotimpani Indonesia; 2005. h. 76-92.
ear, nose and throat. 4th ed. New Delhi: 12. Nesic V, Jesic S. Mucociliary transport in
Elssevier; 2007. p. 56-60. Eustachian tubes in chronic suppurative
7. Healey GB, Rosbe KW. Otitis media and otitis media. 2004. In Srp Arh Celok Lek.
middle ear effusions. In: Snow JB, http :// www.ncbi.nlm.gov/pubmed
Ballenger JB. Editors. Ballenger’s 13. Kolegium ilmu kesehatan telinga hidung
Otorhinolaryngology head and neck tenggorok bedah kepala leher. Modul
th
surgery. 6 ed. Hamilton, Ontario: BC. telinga radang telinga tengah. Edisi I.
Decker; 2003. p. 249-50. 2008.
8. Browning GG. Aetiopathology of 14. Farida, Djamin E, Savitri E. Alergi
inflammatory conditions of the external sebagai faktor risiko terjadinya otitis
and middle ear. In: Kerr AG, ed. Scott- media supuratif kronis tipe benigna.
’
Brown s otolaryngology. Butterworth Makassar: Fakultas Kedokteran
Heinemann; 1997. p. 3/7-3/21. Universitas Hasanudin; 2006.
9. Bluestone CD. Eustachian tube function 15. Ballenger JJ. Penyakit telinga kronis.
and dysfunction. In: Evidence based otitis Dalam: Iskandar N, Mangunkusumo E,
media. 2nd ed. Hamilton, London: BC RoezinA. Editor. Penyakit telinga hidung
Decker; 2003. p. 163-76. tenggorok kepala dan leher. Jakarta: Alih
10. Bluestone CD. Anatomy and physiology Bahasa Staf Ahli Bagian THT FKUI;
of the Eustachian tube sistem. In: Bailey 2002. h. 392-404.
BJ, ed. Head and neck surgery 16. Park K. Morphophysiology of the
otolaryngology. 4th ed. Vol. 1. Eustachian tube related to otitis media.
Philadelphia: Lippincott Williams & Ajau Med J 1998; 3(2):96-105.
Wilkins; 2006. p. 1523 -62. 17. Massoud E.Eustachiusan tube function.
11. Setasubrata D, Samodra E, Rinto. Peran Available from: http:// www.
fungsi ventilasi dan draenasi tuba emedicine.com
Eustachius pada kesembuhan otitis media 18. Gulya AJ. Anatomy of the ear and
supuratif kronis benigna aktif. ORLI temporal bone. In: Shambaugh G, eds.
2001; 31(4): 48-56. Surgery of the ear. 5th ed. Hamilton: BC
Decker; 2003.