Anda di halaman 1dari 12

Laporan Penelitian 1

Pengaruh pengobatan konservatif terhadap “mucociliar clearance” tuba


Eustachius penderita OMSK benigna aktif

Chintriany Hadiningsih, Raden Sedjawidada, Linda Kodrat


Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar - Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang: Mucociliar clearance merupakan salah satu bagian dari pertahanan mukosa tuba
Eustachius. Gangguan tuba Eustachius dapat merupakan faktor predisposisi penyebab otitis media
yang berulang. Tujuan: Mengetahui perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius penderita
otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna aktif, setelah pengobatan konservatif. Metode:
Penelitian eksperimental prospektif pada penderita OMSK benigna aktif. Sampel penelitian
mendapatkan perlakuan berupa tes sakarin 5% untuk menilai waktu transpor mukosilia tuba
Eustachius pada hari pertama dan ketujuh pengobatan konservatif. Hasil: Perbedaan rata-rata transpor
mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan adalah 608,94±626,35 detik (p<0,05).
Kesimpulan: Pengobatan konservatif dapat memperpendek waktu transpor mukosilia tuba Eustachius
pada penderita OMSK benigna aktif yang berbeda secara signifikan.

Kata kunci: mucociliar clearance, waktu transpor mukosilia, otitis media supratif kronik

ABSTRACT
Background: Mucociliary clearance is one of the defense mechanism of Eustachian tube mucosa.
Eustachian tube disfunction is an important predisposing factor in the pathogenesis of recurrent otitis
media. Purpose: To find out the change of mucociliary clearence in active benign chronic suppurative
otitis media after conservative therapy. Method: Prospective experimental study in active benign
CSOM with sacharine 5% test, for the evaluation of mucociliary clearance time on day 1 and day 7
conservative therapy. Result: The mean difference of mucociliary clearance time in the Eustachian
tube was 608.94 ± 626.35 seconds (p<0.05) on day 7 of conservative therapy. Conclusion: The
conservative therapy in benign CSOM has shortened mucociliary clearance time.

Key words: mucociliary clearance, mucociliary clearance time, chronic suppurative otitis media

Alamat korespondensi: Chintriany Hadiningsih, Bagian Ilmu Kesehatan THT FK UNHAS,


Makassar. E-mail: Chintri.yunus46@gmail.com

PENDAHULUAN
2

Otitis media supuratif kronis (OMSK) Pseudomonas aeruginosa (21,42%),


adalah radang kronis mukosa telinga sedangkan bakteri aerob Gram positif
tengah dengan perforasi membran timpani (23,86%), yang terbanyak dalam
dan riwayat keluarnya sekret dari liang kelompok ini adalah Staphylococcus
telinga (otore) lebih dari dua bulan, baik aureus.
terus-menerus atau hilang timbul.1,2 Survei Otitis media supuratif kronik tipe
Nasional Kesehatan Indra Penglihatan dan benigna (jinak) merupakan salah satu tipe
Pendengaran (1993–1996) yang dilakukan OMSK yang biasanya didahului dengan
di delapan provinsi menunjukkan bahwa gangguan fungsi tuba yang menyebabkan
angka morbiditas telinga, hidung dan kelainan di kavum timpani dan proses
tenggorok (THT) di Indonesia sebesar peradangan biasanya hanya pada mukosa
38,6% dengan prevalensi morbiditas yang telinga tengah dan pada OMSK benigna
tinggi pada kasus telinga dan gangguan aktif ditemukan sekresi aktif dari telinga
pendengaran, di mana OMSK merupakan tengah.5-7 Salah satu faktor yang
salah satu kasus penyebab gangguan menyebabkan infeksi telinga tengah
pendengaran dan ketulian yang masih supuratif menjadi menahun adalah
mempunyai dampak yang luas di gangguan fungsi tuba Eustachius yang
masyarakat dan mempunyai insiden yang kronis atau berulang akibat infeksi hidung
tinggi di Indonesia.3 dan tenggorok yang kronis atau berulang
Otitis media supuratif kronik dapat dan obstruksi anatomik tuba Eustachius
terjadi karena infeksi akut telinga tengah parsial atau total.8
gagal mengalami penyembuhan sempurna. Salah satu fungsi tuba Eustachius
Menurut WHO (2004), OMSK dapat adalah drainase (clearance) sekret dari
disebabkan bakteri aerob (Pseudomonas kavum timpani ke nasofaring, dan yang
aeruginosa, Escherichia coli, S. aureus, berperan dalam fungsi ini salah satunya
Strep. pyogenes, Proteus mirabilis, adalah mucociliar clearance.8-10
Klibsiella species) atau bakteri anaerob Pemeriksaan drainase tuba Eustachius
(Bacteroides, Peptostreptococcus, dengan menilai transpor mukosilia tuba
Proprionibacterium). Penelitian Asterina merupakan salah satu pemeriksaan fungsi
dan Kuhuwael,4 melaporkan bahwa pola tuba yang dapat dilakukan pada membran
bakteri pada OMSK benigna aktif di RS. timpani yang perforasi.10 Beberapa
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang penelitian telah dilakukan untuk
terbanyak adalah bakteri aerob Gram mengevaluasi fungsi drainase tuba
negatif 71,38% dan terbanyak: Eustachius di antaranya: Setasubrata dkk.11
3

dengan menggunakan methilen blue serta tetap menetap lebih dari tiga bulan.13,16
Jesic dan Nesic12 melakukan penelitian Beberapa ahli berpendapat bahwa fungsi
transpor mukosilia tuba dengan larutan tuba Eustachius yang tidak baik
sakarin steril 5%. merupakan kontraindikasi absolut
Penanganan OMSK yang efektif harus timpanoplasti oleh karena akan
berdasarkan pada faktor-faktor penyebab menyebabkan kegagalan timpanoplasti,
dan derajat penyakitnya. Pengobatan akibat tidak terdapatnya udara dalam
penderita OMSK dapat dibagi atas telinga tengah. Oleh karena itu,
konservatif dan operatif. Pengobatan pemeriksaan fungsi tuba Eustachius
konservatif bertujuan untuk mengontrol idealnya dilakukan pada penderita OMSK,
proses infeksi yang berupa toilet telinga selain pemeriksaan rutin lainnya untuk
dan pemberian antibiotik, topikal maupun mencari faktor penyebab OMSK dan
sistemik.13 Gangguan fungsi tuba menjadi pertimbangan untuk
Eustachius yang berulang dan alergi penanganannya.
merupakan salah satu faktor yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyebabkan infeksi telinga tengah mengetahui pengaruh pengobatan
menjadi menahun.7,14,15 Farida dkk.14 konservatif terhadap mucociliar clearance
melaporkan faktor alergi berperan pada tuba Eustachius penderita OMSK benigna
penderita otitis media supuratif kronik tipe aktif di Makassar, dengan membandingkan
benigna aktif di RS Wahidin Sudirohusodo waktu transpor mukosilia tuba Eustachius
Makassar tahun 2006. hari pertama kunjungan dan hari ketujuh
Penanganan operatif dilakukan untuk pengobatan konservatif penderita OMSK
eradikasi jaringan patologi yang terdapat tipe benigna aktif.
di dalam rongga mastoid dan kavum
timpani, dapat berupa mastoidektomi METODE
simpleks, mastoidektomi radikal dan
Penelitian ini merupakan studi
mastoidektomi radikal modifikasi.
eksperimental prospektif dengan
Prosedur bedah ini dilakukan dengan atau
mengevaluasi transpor mukosilia tuba
tanpa timpanoplasti. Berdasarkan
Eustachius sebelum dan pada hari ketujuh
Algoritma penanganan OMSK benigna
pengobatan konservatif penderita OMSK
dari Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga
tipe benigna aktif, yang dilakukan di poli
Hidung Tenggorok Bedah Kepala leher
THT RS. Pendidikan Bagian THT
tahun 2008, prosedur bedah ini dilakukan
Fakultas Kedokteran Universitas
pada OMSK benigna aktif apabila otore
4

Hasanuddin Makassar meliputi RS. Dr. Pengobatan konservatif yang


Wahidin Sudirohusodo, RS. Labuang Baji diberikan pada sampel penelitian ini
dan RS. Pelamonia. Penelitian berupa: toilet telinga, antiseptik topikal
dilaksanakan bulan Mei sampai November (tampon burrowi), pemberian antibiotik
2009, sampel penelitian merupakan sistemik per-oral, pada penelitian ini
penderita OMSK tipe benigna aktif yang menggunakan sefadroksil tablet dengan
bersedia ikut dalam penelitian dengan cara dosis untuk anak-anak 25-50 mg/kg B/hari
consecutive sampling (non-probability dan dosis dewasa 1-2 gram/hari, dosis
sampling) dan memenuhi kriteria terbagi dua kali sehari dan kortikosteroid
penelitian. Kriteria inklusi seperti: 1) oral (diturunkan perlahan pada hari
penderita dengan diagnosis OMSK tipe kelima).
benigna aktif; 2) tidak mempunyai riwayat Pada setiap sampel penelitian hanya
pemberian pengobatan antibiotik selama dilakukan tes sakarin 5% pada satu sisi
satu minggu terakhir baik sistemik ataupun telinga yang menderita OMSK benigna
topikal; 3) umur di atas 14 tahun; 4) aktif. Pemeriksaan tes sakarin 5%
penderita OMSK dengan perforasi sentral dilakukan untuk menilai waktu transpor
yang ukuran perforasi lebih besar atau mukosilia penderita tersebut, dengan
sama dengan perforasi sedang; 5) bersedia menggunakan larutan sakarin 5% steril
mengikuti penelitian. Kriteria ekslusi yang diteteskan ke dalam kavum timpani.
meliputi: 1) OMSK dengan jaringan Pasien duduk tegak dengan posisi kepala
granulasi dan polip pada liang telinga luar dimiringkan ke arah kontralateral (±45º)
yang menutupi kavum timpani; 2) dari telinga yang diperiksa selama 5 menit,
penderita OMSK Maligna; 3) penderita kemudian diteteskan larutan sakarin 5%
OMSK dengan adanya massa di daerah sebanyak 0,1 mm ke dalam kavum timpani
nasofaring dan hidung; 4) penderita dengan pipet khusus yang tidak traumatik
OMSK dengan gangguan pengecapan; 5) dan dapat mencapai perforasi membran
penderita OMSK dengan keluhan otalgia timpani, dan dihitung waktu yang
berat; 6) penderita OMSK dengan infeksi dibutuhkan sampai penderita merasakan
saluran pernapasan atas; 7) penderita rasa “manis” di faring dalam menit atau
dengan riwayat operasi telinga detik dengan menggunakan stopwatch.
sebelumnya; 8) OMSK dengan Penderita berkumur sebelum dilakukan
komplikasi; 9) penderita dengan hipertensi pemeriksaan dan tidak diberitahu
berat dengan riwayat stroke; 10) penderita mengenai rasa yang akan dirasakannya.
dengan kelainan palatoschisis. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat
5

pertama kali kunjungan di poliklinik THT Data yang terkumpul dikelompokkan


dan pada hari ketujuh pengobatan berdasarkan tujuan dan jenis data,
konservatif. Sebelum dilakukan tes sakarin kemudian dianalisis dengan menggunakan
5% ini, setiap sampel penelitian dilakukan program komputer SPSS for Windows
toilet telinga sambil mengevaluasi keadaan vesion 11.5, dengan berbagai analisis
sekret dan mukosa kavum timpani dengan statistik yang meliputi: analisis Univariat
menggunakan mikroskop digital “earscope untuk menentukan distribusi frekuensi dari
Dinolite” dan didokumentasikan, sehingga karakteristik sampel dan analisis Bivariat
nantinya akan dapat dilihat ada tidaknya yang meliputi: uji McNemar, uji T
perbaikan keadaan tersebut pada hari berpasangan (paired sampel T test) dan uji
ketujuh pengobatan konservatif dengan T tidak berpasangan (independent sample
membandingkan kunjungan hari pertama, T test).
namun demikian setiap sampel penelitian
diharuskan untuk kontrol kembali pada HASIL
hari ke-3, ke-5 dan ke-7 pengobatan
Karakteristik sampel
konservatif.
Selama penelitian yang berlangsung
Respons pengobatan pada sampel
dari bulan Mei–November 2009, diperoleh
penelitian dikelompokkan menjadi: 1)
dan diteliti waktu transpor mukosilia
OMSK dengan perbaikan, jika otore
penderita otitis media supuratif kronik
berkurang dan edema atau hiperemis
(OMSK) tipe benigna aktif sebanyak 31
mukosa kavum timpani berkurang; 2)
sampel penelitian dengan satu telinga pada
OMSK sembuh, jika perforasi kering atau
setiap sampel penderita OMSK tipe
otore tidak ada dan mukosa kavum timpani
benigna aktif yang memenuhi kriteria
tidak hiperemis; 3) OMSK tidak ada
untuk ikut dalam penelitian. Sampel
perbaikan, jika tidak ditemukan adanya
penelitian terdiri dari 12 (38,7%) laki-laki
perubahan kuantitas otore atau bahkan
dan 19 (61,3%) perempuan, dan persentase
semakin bertambah dan mukosa kavum
sampel terbanyak pada usia 14-25 tahun
timpani edema, dengan atau tanpa jaringan
48,4%.
granulasi.

Tabel 1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan ukuran perforasi
membran timpani

Lamanya sakit (th) Ukuran perforasi membran timpani


6

Sedang Besar Total


n (%) n (%) n (%)
<1 2 (6,5) 1 (3,2) 0 (0)
1–5 9 (29,0) 5 (16,1) 1 (3,2)
>5 2 (6,5) 10 (32,3) 1 (3,2)

Total 13 (42) 16 (51,6) 2 (6,4)

Tabel 2. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan respons pengobatan
Respons pengobatan Total
Ada perbaikan Tidak ada
perbaikan
<1 n 3 0 3
Lama sakit % 9,7 0 9,7
1-5 n 12 3 15
% 38,7 9,7 48,4
>5 n 11 2 13
% 35,5 6,5 41,9
N 26 5 31
Total % 83,9 16,1 100

Lima belas sampel penelitian (48,4%) kelompok kriteria sembuh, namun 83,9%
mengeluhkan lama sakitnya selama 1-5 menunjukkan adanya perbaikan setelah
tahun, dan 29,0%-nya dengan perforasi pengobatan konservatif dan menunjukkan
sedang. Enam belas sampel (51,6%) bahwa 16,1% sampel tidak ada perbaikan,
dengan perforasi besar dan lebih banyak yang ditandai dengan adanya otore yang
ditemukan pada penderita OMSK benigna menetap, tidak ada perubahan warna pada
aktif dengan lama sakit lebih dari lima membran timpani dan atau mukosa kavum
tahun (tabel 1). timpani, khususnya pada daerah
Pada penelitian ini tidak ditemukan promontorium yang dievaluasi dengan
sampel penelitian setelah pengobatan mikroskop digital ”Earscope Dinolite”.
konservatif hari ke-7 yang masuk dalam

Pemeriksaan transpor mukosilia tuba Eustachius


7

Tabel 3. Distribusi perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah
pengobatan konservatif
Wkt. transpor mukosilia sesudah Jumlah
pengobatan
>15 menit ≤15 menit
>15 n 13 8 21
Wkt. transpor % 41,9 25,8 67,7
mukosilia
sebelum ≤15 n 0 10 10
pengobatan
% 0 32,3 32,3
Jumlah n 13 18 31
% 41,9 58,1 100
McNemar (p=0,008)

Tabel 4. Nilai rerata waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah
pengobatan konservatif
N Rerata (detik) Simpang baku
Waktu transpor mukosilia 31 1638,06 1025,07
sebelum pengobatan
Waktu transpor mukosilia 31 1009,13 807,38
sesudah pengobatan
Paired T test (p=0,000)

Pada pemeriksaan transpor mukosilia mukosilianya sebelum dan setelah


tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan konservatif hari ke-7, di mana
pengobatan, 32,3% sampel penelitian pengobatan konservatif memberikan nilai
mempunyai waktu transpor mukosilia ≤15 positif terhadap transpor mukosilia tuba
menit sebelum pengobatan dan 67,7% Eustachius pada penderita OMSK benigna
lebih dari 15 menit. Persentase tersebut ini aktif p=0,008 (p<0,05).
berubah setelah pengobatan konservatif Untuk mengetahui lebih lanjut
hari ke 7, sampel penelitian dengan waktu pengaruh pengobatan konservatif pada
transpor mukosilianya ≤15 menit menjadi penderita OMSK tipe benigna aktif
58,1% dan 41,9% sampel penelitian terhadap perubahan waktu transpor
menjadi >15. Jika dianalisis lebih lanjut ”mucociliar clearance” tuba Eustachius
menggunakan krostabulasi data (tabel 3), dilakukan dengan melihat ada tidaknya
dengan uji McNemar menunjukkan perubahan waktu transpor pada hari
perbedaan yang sangat bermakna kunjungan pertama (sebelum pengobatan
berdasarkan katagori waktu transpor konservatif) sebagai kontrol dengan waktu
8

transpor pada hari ke 7 pengobatan detik (16 menit 49,14 detik), yang
konservatif, dengan menggunakan uji menunjukkan adanya perubahan waktu
paired T-test. Berdasarkan hasil analisis transpor mukosilia yang sangat bermakna
statistik diperoleh hasil bahwa rata-rata setelah dilakukan pengobatan konservatif
waktu transpor sebelum pengobatan dengan rata-rata perubahan sebesar 628,94
sebesar 1638,06 detik (27 menit 18,06 detik (10 menit 28,92 detik) dengan
detik) dan waktu transpor rata-rata pada simpang baku 626,35 detik (10 menit
hari ke-7 pengobatan sebesar 1009,13 26,34 detik) lebih cepat.

Tabel 5. Laju perbedaan transpor mukosilia dengan respons pengobatan


Respons N Rerata Simpang
pengobatan (%) baku (%)
Ada perbaikan 26 41.9341 17.62754

Laju perubahan
trans.mukosilia Tdk ada 5 11.9535 14.25651
perbaikan

Independent T test p= 0,001

Meskipun dari data di atas tidak transpor mukosilia pada kedua kelompok
ditemukan adanya respons pengobatan tersebut berbeda sangat bermakna dengan
dengan kriteria sembuh, namun nilai sig (p)=0,001 dengan beda dari laju
berdasarkan uji independent T test, perubahan transpor mukosilia pada dua
menunjukkan bahwa laju perubahan waktu kelompok tersebut adalah 29,98%.

DISKUSI telinga tengah, sirkulasi lokal dan


perbaikan tekanan telinga tengah.11,17
Sistem transpor mukosilia merupakan
Pada pemeriksaan waktu transpor
pertahanan mekanik dari mukosa tuba
mukosilia tuba Eustachius, Setasubrata
yang terdiri dari palut lendir (mucous
dkk.11 dalam penelitiannya menggunakan
blanket), sel-sel silia dan sel-sel
dua katagori waktu transpor mukosilia,
sekretori.16 Transpor mukosilia tuba ini
yaitu yang ≤15 menit dan ≥15 menit. Jesic
sangat penting untuk mengurangi proses
dan Nesic12 pada penelitiannya
inflamasi pada telinga tengah yang dapat
mendapatkan waktu transpor mukosilia
berpengaruh pada penyembuhan mukosa
pada penderita otitis media tubotimpani
9

dengan gambaran mukosa tubotimpani merupakan salah satu penyebab obstruksi


yang normal adalah 15 menit. Pada fungsional pada tuba Eustachius, sehingga
penelitian ini 32,3% sampel penelitian mempengaruhi aktivitas silia dalam
mempunyai waktu transpor mukosilia ≤15 menggerakkan mucous blanket ke muara
menit dan 67,7% waktu transpor tuba yang merupakan salah satu bagian
mukosilianya ≥15 menit sebelum terpenting dalam mucociliar clearance
pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa system. Setelah diberikan pengobatan
pada penderita OMSK tipe benigna aktif konservatif pada penderita OMSK benigna
sebagian besar telah terjadi gangguan aktif, diharapkan waktu transpor mukosilia
fungsi tuba Eustachius. Gangguan fungsi akan menjadi lebih singkat (tabel 3).
tuba Eustachius yang kronis atau berulang Ohashi dkk. (1989) pada penelitian
dapat disebabkan akibat infeksi hidung dan yang dilakukan pada telinga guinea,
tenggorok yang kronis atau berulang dan melaporkan bahwa toksin dari bakteri dan
obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial iradiasi dapat merusak fungsi cilia.
atau total.8 Verdugo (1982) mengemukakan bahwa
Pengobatan konservatif yang regulasi dari transpor mukosilia tergantung
diberikan pada penderita OMSK benigna pada: a) variasi beban cairan mukus pada
aktif dapat mengontrol sekaligus silia; b) variasi dari energi yang keluar dari
mengatasi proses infeksi pada mukosa ciliary engine; c) variasi energi
tubotimpani, sehingga akan mengurangi perpindahan gerakan silia untuk
9,16
proses inflamasi yang dapat menyebabkan mengalirkan sekret.
obstruksi fungsional pada tuba dan Fungsi transpor mukosilia tuba
selanjutnya akan memperbaiki proses Eustachius penting berkenaan dengan
sirkulasi (vaskularisasi) di dalam mukosa perkembangan kelainan lebih lanjut pada
tubotimpani, sehingga dapat memperbaiki tahap sekretori dan degeneratif, terutama
keadaan mukosa tubotimpani. Proses hubungan antara produksi sekret mukosa
inflamasi yang terjadi di dalam mukosa telinga tengah dengan kapasitas transpor
kavum timpani juga menyebabkan proses mukosilia mukosa tuba. Compere (1958)
inflamasi di dalam mukosa tuba berpendapat dari beberapa kasus otitis
Eustachius, karena mukosa tuba media kronik dengan clearance dari
Eustachius dan kavum timpani merupakan telinga tengah terganggu, penyebabnya
kesatuan integumen, yaitu secara adalah obstruksi fungsional yang terletak
embriologi sama-sama berasal dari pada hipotimpanum.15,18 Oleh karena itu
endoderm.18 Proses inflamasi ini jika ada proses inflamasi, maka akan
10

terjadi gangguan obstruksi fungsional pada memperlihatkan adanya perbedaan respons


daerah ini. Menurut Shimada dan Lim pengobatan pada sampel penelitian.
(1972), populasi sel-sel bersilia pada Perbedaan laju perubahan waktu
hipotimpanum dan dekat orifisium tuba transpor mukosilia tuba Eustachius pada
berkisar antara 51-80% dan pada daerah kelompok sampel penelitian yang
lumen tuba densitasnya lebih dari 80%, memberikan respons perbaikan dengan
sehingga adanya obstruksi fungsional di kelompok yang tidak ada perbaikan
daerah ini akan menyebabkan fungsi silia tehadap pengobatan konservatif sampai
terganggu karena pada hipotimpanum sel hari ke-7 (tabel 5) dapat diketahui dengan
yang bersilia sebagian besar berhubungan membandingkan laju perubahan transpor
dan bergerak ke arah lumen tuba. Karena mukosilia pada kedua kelompok tersebut.
fungsi sistem mukosilia secara langsung Dari analisis statistik dengan uji
berhubungan dengan adanya sel-sel independent sample T test dan
bersilia dan sel-sel sekretori serta gerakan menunjukkan adanya perbedaan
silia dari sel-sel yang bersilia harus secara bermakna, di mana pengobatan konservatif
“metachronal” sesuai dengan gerakan sampai hari ke-7 menyebabkan laju
mucous blanket dan menampakkan perubahan waktu transpor mukosilia pada
gerakan yang berurutan, maka jika ada kelompok sampel penelitian yang ada
kelainan silia akan menghambat transpor perbaikan lebih besar dibandingkan
mukosilia tersebut.16 kelompok yang tidak ada perbaikan
Simpang baku yang besar pada terhadap pengobatan dan beda laju
penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan waktu transpor mukosilia pada
perbaikan waktu transpor mukosilianya kedua kelompok tersebut adalah 29,98%.
cukup beragam pada sampel penelitian Pada penelitian ini tidak ditemukan
setelah pengobatan konservatif sampai hari sampel dengan kriteria sembuh
ke-7. Ketidakseragaman ini dapat berdasarkan evaluasi keadaan mukosa
disebabkan adanya beberapa faktor yang telinga tengah setelah mendapatkan
berpengaruh pada pengobatan konservatif pengobatan konservatif sampai hari ke-7.
yang tidak diteliti pada penelitian ini Namun, jika dilihat dari kenormalan waktu
antara lain status imunitas, status gizi, transpor mukosilianya, terdapat sampel
kultur dan sensitivitas bakteri dari masing- penelitian yang waktu transpor mukosilia
masing sampel penelitian. Keterangan ini sebelum pengobatan normal ataupun
diperkuat dengan tabel 2 yang adanya perubahan pada sampel penelitian
dengan waktu transpor mukosilia awal
11

tidak normal dan berubah menjadi normal yang tidak menunjukkan adanya perbaikan
setelah pengobatan konservatif sampai hari pada respons pengobatan.
ke-7.
Sampai saat ini penulis belum
DAFTAR PUSTAKA
menemukan adanya penelitian sebelumnya
yang mengevaluasi laju perubahan 1. WHO. Chronic suppurative otitis media
Burden of illness and management
transpor mukosilia setelah pengobatan
options. Child and adolescent health and
konservatif. Laju perubahan waktu
development prevention of blindness and
transpor mukosilia ini dapat dimungkinkan
deafness. World Health Organization
karena setelah mendapatkan pengobatan
Geneva, Switzerland; 2004.
konservatif, mukosa tubotimpani akan 2. Helmi. Otitis media supuratif kronis.
mengalami perbaikan. Hal tersebut terjadi Dalam: Otitis media supuratif kronis:
karena pada saat proses inflamasi akibat pengetahuan dasar, terapi medik,
infeksi maupun alergi, akan terjadi udem mastoidektomi, timpanoplasti. Jakarta:
pada mukosa, hyperplasia epitel mukosa, Fakultas Kedokteran Universitas
dilatasi kapiler di mukosa tubotimpani Indonesia; 2005. h. 76-92.

yang menyebabkan obsruksi fungsional 3. Departemen Kesehatan RI. Indonesia


termasuk 4 negara di Asia Tenggara
dan dapat mengganggu sistem mucociliar
dengan prevalensi ketulian 4,6%. 2004 ,
clearance. Pengobatan konservatif dapat
(http://m.depkes.go.id/ ).
mengontrol proses inflamasi yang
4. Asterina, Kuhuwael FG. Pola bakteri dan
disebabkan oleh infeksi dan kemungkinan
sensitivitasnya terhadap antimikroba pada
juga dikarenakan oleh proses alergi. penderita OMSK benigna aktif di RS dr.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil Wahiddin Sudirohusodo. Makassar:
beberapa kesimpulan di antaranya, Fakultas Kedokteran Universitas
pertama pengobatan konservatif pada Hasanuddin; 2005.
OMSK benigna aktif sampai hari ke-7 5. Helmi. Anatomi bedah regio temporal.
secara sangat bermakna telah memperbaiki Dalam: Otitis media supuratif kronis:

”mucociliar clearance” tuba Eustachius. pengetahuan dasar, terapi medik,


matoidektomi, timpanoplasti. Jakarta:
Kedua, terdapat perbedaan sangat
Fakultas Kedokteran Universitas
bermakna pada perbaikan laju transpor
Indonesia; 2005. h. 4-26.
mukosilia penderita OMSK benigna aktif
6. Dhingra PL. Eusthachian tube and its
yang menunjukkan adanya respons
disorders. In: Dhingra PL, ed. Diseases of
terhadap pengobatan dibandingkan dengan
laju transpor mukosilia pada penderita
12

ear, nose and throat. 4th ed. New Delhi: 12. Nesic V, Jesic S. Mucociliary transport in
Elssevier; 2007. p. 56-60. Eustachian tubes in chronic suppurative
7. Healey GB, Rosbe KW. Otitis media and otitis media. 2004. In Srp Arh Celok Lek.
middle ear effusions. In: Snow JB, http :// www.ncbi.nlm.gov/pubmed
Ballenger JB. Editors. Ballenger’s 13. Kolegium ilmu kesehatan telinga hidung
Otorhinolaryngology head and neck tenggorok bedah kepala leher. Modul
th
surgery. 6 ed. Hamilton, Ontario: BC. telinga radang telinga tengah. Edisi I.
Decker; 2003. p. 249-50. 2008.
8. Browning GG. Aetiopathology of 14. Farida, Djamin E, Savitri E. Alergi
inflammatory conditions of the external sebagai faktor risiko terjadinya otitis
and middle ear. In: Kerr AG, ed. Scott- media supuratif kronis tipe benigna.

Brown s otolaryngology. Butterworth Makassar: Fakultas Kedokteran
Heinemann; 1997. p. 3/7-3/21. Universitas Hasanudin; 2006.
9. Bluestone CD. Eustachian tube function 15. Ballenger JJ. Penyakit telinga kronis.
and dysfunction. In: Evidence based otitis Dalam: Iskandar N, Mangunkusumo E,
media. 2nd ed. Hamilton, London: BC RoezinA. Editor. Penyakit telinga hidung
Decker; 2003. p. 163-76. tenggorok kepala dan leher. Jakarta: Alih
10. Bluestone CD. Anatomy and physiology Bahasa Staf Ahli Bagian THT FKUI;
of the Eustachian tube sistem. In: Bailey 2002. h. 392-404.
BJ, ed. Head and neck surgery 16. Park K. Morphophysiology of the
otolaryngology. 4th ed. Vol. 1. Eustachian tube related to otitis media.
Philadelphia: Lippincott Williams & Ajau Med J 1998; 3(2):96-105.
Wilkins; 2006. p. 1523 -62. 17. Massoud E.Eustachiusan tube function.
11. Setasubrata D, Samodra E, Rinto. Peran Available from: http:// www.
fungsi ventilasi dan draenasi tuba emedicine.com
Eustachius pada kesembuhan otitis media 18. Gulya AJ. Anatomy of the ear and
supuratif kronis benigna aktif. ORLI temporal bone. In: Shambaugh G, eds.
2001; 31(4): 48-56. Surgery of the ear. 5th ed. Hamilton: BC
Decker; 2003.

Anda mungkin juga menyukai