Anda di halaman 1dari 14

Cedera Pada Otak

Urai Fanny Andrini - 102016001


Kelompok A2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat, 1150010

Abstrak
Sistem saraf sendiri terbagi atas dua yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). Pada
sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Otak kecil atau cerebellum adalah bagian dari
otak yang kecil dan mempunyai struktur mirip dengan otak yaitu sangat berlipat yang melekat ke
punggung bagian atas batang otak. Batang otak atau truncus enchepalon terdiri dari mesencephalon,
pons, dan medulla oblongata. Pada otak terdapat dua belas pasang saraf atau yang dikenal sebagai
Nervi Cranial yang merupakan tempat jalur jaringan saraf yang saling menghubungkan satu sama lain
untuk mengatur setiap gerakan pada tubuh.
Kata Kunci : Cerebellum, Saraf kranial, Batang otak, dan jaringan saraf.

Abstract
The nervous system itself is divided into two, namely the central nervous system (CNS) and the
peripheral nervous system (CNS). The central nervous system consists of the brain and spinal cord.
The cerebellum or cerebellum is a part of the brain that is small and has a structure similar to that of
the brain, which is very fold attached to the upper back of the brain stem. The brain stem or truncus
enchepalon consists of the mesencephalon, pons, and medulla oblongata. In the brain there are
twelve pairs of nerves or what are known as nervi cranials, which are the pathways for neural
networks that connect each other to regulate every movement in the body.
Keywords: Cerebellum, Cranial Nerves, Brainstem, and Neural Network.

Pendahuluan
Dalam tubuh manusia, ada suatu pusat yang mengatur seluruh sistem saraf yang ada
di dalam tubuh. Pusat tersebut adalah otak. Otak memiliki lapisan yang melindungi struktur
saraf yang halus yang berada di otak. Selaput tersebut disebut meningea. Otak sebagai sistem
saraf pusat yang artinya semua sistem saraf akan berujung pada otak. Semua aktifitas –
aktifitas tadi bergantung pada kinerja otak . Tanpa adanya sistem pengolahan di otak baik
sinaps maupun impuls yang disalurkan ke otak, manusia tidak akan mampu bereaksi atau
menanggapi suatu rangsangan, baik yang berasal dari dalam tubuh (internal) maupun yang
berasal dari luar tubuh (eksternal). Tengkorak sebagai pelindung jaringan otak mempunyai
daya elastisitas untuk mengatasi trauma bila dipukul atau terbentur pada benda.
Trauma yang terjadi pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan
trauma jaringan lunak/otak atau kulit seperti memar otak, oedem otak, perdarahan dengan
derajat yang bervariasi tergantung pada luas daerah trauma.
Anatomi Otak
Pada anatomi otak terdapat tiga bagian utama, yaitu otak depan atau prosencephalon
(supratentoria) terdiri telencephalonm (dua belahan otak dan struktur garis tengah yang
menghubungkan) dan diencephalon. Otak tengah atau mesencephalon terletak di antara otak
depan dan otak belakang. Otak belakang atau rhombencephalon (infratentorial) terdiri dari
pons, medula oblongata dan otak kecil. Pada bagian pertengahan otak, pons dan medulla
bersama-sama membuat batang otak Panjang medulla spinalis sekitar 45 cm diorang
dewasa.Medulla spinalis meruncing pada ujung bawah, konus medularis,berakhir pada level
vertebra L3 , dan pada tingkat intervertebralis L1-2diskus orang dewasa. Dengan demikian,
pungsi lumbal harus selalu dilakukan pada atau di bawah L3-4. Konus medullaris berakhir
dengan terminale filum benang, terutama terdiri dari glial dan jaringan ikat pada gilirannya,
berjalan melalui kantung lumbar di tengah-tengah dorsal dan ventral akar tulang belakang
saraf, secara kolektif disebut cauda equina (Ekor kuda), dan kemudian menempel pada dorsal
permukaan tulang ekor. Leher, toraks, lumbal, dan sacral yang merupakan bagian dari
medulla spinalis didefinisikan menurut divisi segmental dari kolom tulang belakang dan saraf
tulang belakang.

Gambar 1. Anatomi Otak

Pada struktur anatomi otak sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu :
 Makro pada bagian makro otak terbagi menjadi dua bagian yaitu cerebellum dan batang
otak yang memiliki peran dan fungsinya masing- masing.
1. Cerebellum : cerebellum atau otak kecil merupakan bagian otak yang
kecil dan memiliki struktur yang paling mirip dengan otak dimana
cerebellum ini strukturnya berlipat dan melekat pada bagian atas batang
otak. Cerebellum juga terbagi lagi menjadi tiga bagian yang secara
fungsional memiliki peran yang berbeda- beda, yang terutama berkaitan
dengan sistem kesadaran dan aktivitas motorik, Secara spesifik pada
bagian cerebellum terdapat tiga bagian fungsional ialah
vestibulocerebellum yang mengatur keseimbangan dan mengatur kontrol
gerakan mata. Kedua yaitu spinocerebellum untuk mengontrol tonus otot
serta mengkoordinasikan gerakan volunter terampil. Serta
serebrocerebellum berperan dalam pencernaan dan inisiasi aktivitas
volunteer.

Gambar 2. Cerebellum
2. Batang otak :
Batang otak atau truncus enchepalon terdiri dari mesencephalon, pons, dan
medulla oblongata. Struktur ini merupakan pusat stuktur anatomi yang
penting dalam area yang sempit, sehingga sebagian besar lesi batang otak
merupakan lesi yang kompleks.1

Gambar 3. Batang otak


Batang otak terdiri dari tiga komponen secara rostrokaudal yaitu mesensefalon, pons, dan
medula oblongata. Mesensefalon memiliki panjang sekitar 2 cm dan menghubungkan pons
dengan serebelum dan prosensefalon. Sumbu panjangnya miring kedepan ketika naik melalui
insisura tentorium serebeli. Mesensefalon dilewati oleh saluran yang sempit, aquaduktus
serebri, yang berisi cairan serebrospinal. Otak tengah (Mesencephalon) merupakan bagian
atas batang otak. Aquaduktus serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat
melintasi melalui otak tengah. Otak tengah dapat juga terbagi dalam 2 tingkat yaitu yang
pertama atap yang mengandung banyak pusat- pusat refleks yang penting untuk pengelihatan
dan pendengaran. Dan yang kedua yaitu jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula
interna melalui bagian dasar otak tengah, menurun terus melalui pons dan medula oblongata
menuju sumsum tulang belakang. Jalur lintas sensorik, dalam perjalannanya dari sumsum
tulang belakang, medula dan pons, mendaki melalui bagian otak tengah ini sebelum
memasuki talamus atau kapusla interna, guna mencapai penyebaran akhirnya dalam korteks
sensori hemisfer serebri. Otak tengah mengandung pusat- pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan gerakan- gerakan mata. Antara mesencephalon dan pons terdapat N. III
dan N. IV.2
 Mikro pada bagian mikro otak hanya terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersusun
atas sel- sel saraf atau neuron. Setiap Neuron atau sel saraf terdiri atas badan sel saraf,
cabang dendrit dan cabang akson, cabang- cabang inilah yang menyatukan tiap- tiap sel
saraf sehingga membentuk jaringan saraf.

Gambar 4. Neuron

Saraf Kranial
Saraf kranial atau dalam bahasa latin dikenal dengan Nervus Craniales ialah 12 pasang saraf
pada manusia yang mencuat langsung dari otak manusia. Berbeda dengan saraf spinal yang
menonjol dari tulang belakang manusia. Pasangan saraf kranial ditandai nomor sesuai dengan
posisinya dari depan sampai belakang. Saraf kranial adalah bagian dari susunan sistem saraf
tepi, selain letaknya yang berdempetan dengan sistem saraf pusat (SSP). Saraf kranial sendiri
terhubung ke organ-organ tubuh manusia, seperti mata, telinga, hidung, dan tenggorokan.
Jenis- jenis saraf kranial diantaranya:

1. N. I (N. Olfaktorius)

Gambar 5. N. I (N. Olfaktorius)


Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas sarafnya menjulur ke bulbus
olfaktorius dan melewati traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (gyrus olfaktori),
dan termasuk jenis saraf sensoris. Saraf ini membawa komponen sensorik khusus (aferen
viseral khusus) yang berfungsi sebagai pembawa informasi sensasi penghidu dari hidung ke
SSP.3,4

2. N. II (N. Opticus)
Gambar 6. N. II (N. Opticus)

Saraf ini memiliki empat nukleus. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta,
masuk ke rongga cranial melalui canalis opticus dan akan membentuk traktus optic yang
berasal dari saraf opticus medial yang bersilangan dengan lateral langsung, sedangkan
chiasma opticus berasal dari saraf opticus bagian medial dan sebagian lateral melalui canalis
opticus. Saraf opticus merupakan saraf yang membawa komponen sensorik khusus (aferen
somatik khusus) sebagai saraf yang menghantarkan informasi yang ditangkap oleh mata
(sensasi penglihatan). Saraf ini bekerja membawa impuls (rangsangan) dari sel kerucut dan
sel batang di retina mata untuk dibawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic di
bola mata. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga
kranial melewati foramen optic.3,4

3. N. III (N. Okulamotor)


Gambar 7. N. III (N. Okulamotor)
Saraf okulamotor ini berfungsi dalam pergerakkan bola mata. Neuron motorik berasal dari
otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata yaitu otot obliqus inferior sampai
ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Saraf okulamotor
merupakan saraf yang membawa 2 komponen motorik yaitu motorik somatik (Eferen somatik
umum) dan motorik viseral (Eferen visceral umum). 3,4

4. N. IV ( Trochlearis)

Gambar 8. N. IV ( Trochlearis)

Saraf trochlearis mengintervasi m. obliques superior untuk pergerakkan bola mata. Neuron
motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa rangsangan impuls ke otot
obliqus superior bola mata. Serabut sensorik dari spindel otot menyampaikan informasi
indera. Letaknya caudal dari N. III. Proprioseptif ke m. Obliqus superior, saraf trochlearis
juga merupakan saraf kranial terkecil. Saraf ini mebawa komponen motorik somatik (eferen
somatik umum.3,4

5. N. V (N. Trigeminus)

Gambar 9. N. V (N. Trigeminus)


Saraf ini merupakan saraf kranial terbesar dan keluar dari aspek lateral pons, saraf trigeminus
ini membawa 4 komponen yaitu 3 sensorik (Aferen somatik umum) dan 1 motorik (eferen
visceral khusus). Pada bagian ini membentuk saraf sensorik terutama pada wajah dan rongga
nasal serta rongga oral. Nervus trigeminus mempunyai 3 bagian, yakni : a. bagian opthamicus
membawa informasi dari kelopak mata bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal
dan kulit dahi serta kepala. b. bagian maxilaris membawa informasi dari kulit wajah, rongga
oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum. c. bagian mandibularis membawa informasi dari
gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.3,4,7

6. N. VI (N. Abducens)

Gambar 10. N. VI (N. Abducens)


Saraf ini keluar melalui pons dan medula oblongata, yang menembus duramater dan
menjalani perjalanan intradural yang paling panjang, kemudian akan menembus sinus
cavernosus, dan saraf ini akan menyilang krista pars petrosa os temporal dan akan masuk ke
orbita melalui foramen orbitalis superior, dan saraf abducens mengintervasi m. rectus lateralis
untuk pergerakkan bola mata serta membawa komponen motorik somatik.3,4

7. N. VI (N. Facialis)

Gambar 11. N. VI (N. Facialis)

Neuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi pada otot ekspresi
wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva serta serat sensoriknya berfungsi untuk
menerima rangsangan dari bagian anterior lidah, serta dapat mengendalikan bagian otot
wajah untuk memberikan ekspresi wajah.3,4

8. N. VII (N. Vestibulokoklearis)


Gambar 12. N. VII (N. Vestibulokoklearis)

Terdiri dari saraf sensorik dan mempunyai dua cabang, yaitu :

a. Pada bagian koklear atau auditori memberikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga ke nuclei koklear pada medulla, lalu ke
kolikuli inferior, bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area
auditori pada lobus temporal.
b. b. Cabang vestibular membawa informasi yang saling berkaitan dengan ekuilibrium
dan orientasi kepala terhadap ruang yang diperoleh dari reseptor sensorik pada telinga
dalam.3

9. N. IX (N. Glossopharyngeus)

Gambar 13. N. IX (N. Glossopharyngeus)


Neuron motorik ini berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk berbicara dan menelan
serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan
rasa dari spertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring, serta
merupakan saraf gabungan antara sensorik ( aferen somatik umum, aferen visceral khusus
dan umum), motorik (eferen visceral khusus), dan parasimpatis (eferen visceral umum). N.
IX keluar dari aspek lateral medulla dan berjalan ke anterolateral yang meninggalkan cranium
melalui foramen jugulare dan inervasi ke musculus stylopharyngeus.3,4,7

10. N. X (Vagus)

Gambar 14. N. X (Vagus)


N. Vagus merupakan saraf dengan perjalan paling panjang dalam tubuh. Neuron motorik
berasal dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.
Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan
visceral abdomen ke mudulla dan pons.3,4,7

11. N. XI (Accesorius)
Gambar 15. N. XI (Accesorius)
Adalah saraf gabungan, yang sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron motorik
berasal dari dua area bagian yaitu, cranial berawal dari medulla spinalis, serviks dan
menginervasi informasi dari otot trapezius dan sternocleidomastoideus yang membawa
informasi dari otot yang sama oleh saraf motorik.3,4,7

12. N. XII (Hypoglosus)

Gambar 16. N. XII (Hypoglosus)

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik, Neuron motorik
yang berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah serta berfungsi untuk mempersarafi otot
spindle pada lidah.

Pola mekanisme Pengendalian oleh sistem saraf  


Pengendalian fungsi berbagai sistem organ oleh sistem saraf berjalan secara cepat dan relatif
dibandingkan dengan sistem humoral, karena komunikasi berjalan melalui proses
penghantaran impuls listrik di sepanjang saraf. Rangsang yang ditimbulkan oleh perubahan
lingkungan di dalam maupun luar tubuh akan menimbulkan respons yang berwujud sebagai
perilaku manusia. Reaksi tubuh terhadap suatu rangsang yang melibatkan sistem saraf disebut
refleks. Peristiwa refleks terbentuk melalui mekanisme yang melalui jalur tertentu. Proses
refleks diawali dengan rangsang yang dibentuk oleh reseptor. Pada sel reseptor ini akan
terjadi proses transduksi yaitu terjadinya perubahan berbagai bentuk energi rangsang menjadi
energi listrik. Potensial listrik yang timbul di reseptor disebut sebagai potensial reseptor yang
dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi.8

Kesimpulan
Pada skenario ini laki – laki berusia 27 tahun yang mengalami kecelakaan dan terkena
benturan yang keras pada kepala sehingga menyebabkan pendarahan pada batang otak,
cerebellum dan cedera pada saraf, mengakibatkan terganggunya fungsi saraf serta mekanisme
fungsi pada tubuh yang mengakibatkan pasien tidak sadar.

Daftar Pustaka
1. Patrick D. Medicine at a glance. Jakarta: Erlangga; 2005.

2. DWITASARI, M. A. D. NEUROANATOMI BATANG OTAK.


3. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2012. Hal 146
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta : Atlas of human anatomy. 15 th Edition : Head, Neck,
and Neuroanatomy. Munich : Elsevier GmbH, Urban & Fisher. 2011. Hal. 23

5. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press University;2008


6. Sasmita, P. K. (2020). Neuroanatomi Susunan Saraf Pusat dan Saraf Kranial.
Penerbit Universitas Indonesia Atma Jaya.
7. Brodal P. The central nervous system – structure and function. 4 th Edition. England:
Oxford University Press; 2010. h. 81-9.

8. Singgih, S. A., & FKUI, P. D. I. F. (2003). Sistem SarafSebagai Sistem Pengendali


Tubuh. Jakarta: Departemen Ilmu Faal FKUI.

Anda mungkin juga menyukai