Anda di halaman 1dari 78

MEMFASILITASI PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGEN
https://www.youtube.com/watch?v=8MPD3zVIr5Y
https://www.youtube.com/watch?v=GvMxJ3rRXRk

Roselina Tambunan, S.Kep.,Ners.,M.Kep.,Sp.Kom


INTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
SKKNI

KODE UNIT: KES.PG02.035.01


JUDUL UNIT: MEMFASILITASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGEN.
Hirarki Kebutuhan Dasar manusia
Menurut Abraham Maslow

Aktualisasi diri

Harga diri

Cinta dan rasa memiliki

Keselamatan dan
Keamanan

Kebutuhan fisiologis
Menurut Maslow, Mengatur kebutuhan dasar
kedalam 5 tingkatan, yaitu:

1. Oksigen
2. Cairan
Kebutuhan 3. Nutrisi
fisiologis 4. Temperature
(kebutuhan
5. Eliminasi
paling dasar),
meliputi: 6. Tempat tinggal
7. Istirahat
8. seks
Respirasi dapat dibedakan atas
2 jenis

• Respirasi luar merupakan


pertukaran antara O2 dan
CO2 antara darah dan udara.
• Respirasi dalam
merupakan pertukaran O2
dan CO2 dari aliran darah
ke sel-sel tubuh.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN O2

1. Faktor Fisiologi
❖ Menurunnya kemampuan mengikat O2
❖ Menurunnya konsentrasi O2
❖ Hipovolemi ~ Tekanan Darah menurun
❖ Meningkatnya metabolisme
❖ Kondisi yg mempengaruhi pergerakan
dinding dada.
❖ Kehamilan dan infeksi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN O2

2. Faktor Perkembangan
❖ Bayi prematur → < surfaktan
❖ Bayi & Todler → risiko ISPA
❖ Anak usia sekolah & Remaja → risiko
ISPA + merokok
❖ Dewasa muda & pertengahan →Diet
yang tidak sehat, < aktifitas, stress
❖ Dewasa tua →penyakit degeneratif
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN O2

3. Faktor Perilaku
❖ Nutrisi :
❑ Obesitas→menurunkan ekspansi paru
❑ Gizi Buruk→Anemia
❑ Diet tinggi lemak →Arteriosklerosis
❑ Exercise→Peningkatan kebutuhan O2
❑ Merokok→nikotin → vasokontriksi PD perifer dan
koroner
❑ Subtance abuse (alkohol dan obat“an)→intake nutrisi/ fe
menurun → penurunan Hb
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN O2

4. Faktor Lingkungan
❖ •Tempat kerja (polusi)
❖ •Suhu lingkungan
❖ •Ketinggian tempat dari permukaan laut

5. Faktor Psikologis
❖ Stress/Kecemasan → metabolisme
meningkat
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan kebutuhan oksigen

• Tidak efektifnya jalan napas


Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas
yang tidak bersih, misalnya karena adanya sumbatan,
penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena
spasme bronkhus dan lain-lain
• Tidak efektifnya pola napas
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana
pola napas, yaitu respirasi dan ekspirasi menunjukan tidak
normal. Penyebabnya bisa karena kelemahan neoromuskular,
adanya sumbatan di trakheo-bronkhial, kecemasan dan lain-lain.
Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan kebutuhan oksigen
• Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan
karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli
dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli,
kondisi anemia, proses penyakit dan lain-lain.
• Penurunan perfusi jaringan
Adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan
oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipocolemia,
hipervolemia, retensi karbondioksida, penurunan cardiac output dan
lain-lain
Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan kebutuhan oksigen
• Intoleransi aktivitas
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitasnya. Penyebabnya antara lain
karena ketidakseimbangan antara suolai dan kebututhan oksigen,
produksi energi yang dihasilkan menurun dan lain-lain.
• Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur
terganggu. Kesulitan bernapas (sesak napas) menyebakan
seseorang tidak bisa tidur pada jam biasa tidur. Perubahan pola
tidur juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang
dideritanya.
Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan kebutuhan oksigen

• Risiko terjadinya iskemik otak


Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai
darah ke otak berkurang. Hal tersebut
disebabkan oleh cardiac output yang menurun,
aliran darah ke otak berkurang, gangguan
perfusi otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak
kekurangan oksigen sehingga berisiko terjasi
kerusakan jaringan otak.
Masalah
Keperawatan
Masalah
Medis

Diagnostic
Penunjang

Terapi Oksigen
KAPAN TERAPI OKSIGEN
DIBERIKAN ?
• Indikasi terapi oksigen secara garis besar adalah
untuk suplementasi oksigen pada kondisi hipoksemia
dan hipoksia.
• Terapi oksigen diindikasikan pada orang dewasa dan
anak dengan PaO2<60 mmHg atau saturasi oksigen
<90% pada kondisi istirahat.
• Pada neonatus, terapi oksigen diindikasikan bila
PaO2<50 mmHg atau saturasi O2<88%.
Indikasi

• Sumbatan jalan nafas


• Hipoventilasi (respirasi < 10
• Henti nafas
kali/menit)
• Henti jantung
• Hipertemia
• Nyeri dada/angina pektoris
• Syok
• Trauma thorak
• Stroke (Cerebro Vasculer
• Tenggelam Attack)
• Distress nafas • Keracunan gas
• Pasien tidak sadar
SEGERA berikan oksigen kepasien
dengan:

• ISPA (dewasa dan anak)


yang mempunyai tanda-
tanda penyakit yang berat:
• Gangguan pernapasan JANGAN
berat(RR > 30 x/mnt) Tunda pemberian
• Hipoperfusi/syok Oksigen Saat
(TD < 90 mmHg) Merawat Pasien
• Hipoksemia (SpO2 < 90%) Sakit kritis
THERAPI OKSIGEN

• Pengertian : Memberikan
tambahan oksigen
kepada pasien agar
kebutuhan oksigennya
terpenuhi
TerapiOksigen: Inisial Treatment
Dewasa Anak
• Mulai dengan oksigen 5 • Mulai dengan nasal kanul 1-2
liter/menit (l/mnt) l/mntatau0,5 l/mnt pada young
melalui nasal kanul infants
• Pasien dengan penyakit • Pada pasien dengan penyakit
kritis, jika kritis, dapat diberikan melalui
memungkinkan, kateter nasofaring 1-2 l/mnt
pertimbangkan memulai atau sungkup muka dengan
dengan laju aliran lebih reservoir (10-15 l/mnt)
tinggi (10-15 l/mnt) • Terapi oksigen aman diberikan
menggunakan sungkup pada bayi yang baru lahir dan
muka dengan kantong neonatus yang hipoksik
reservoir
TerapiOksigen: Inisial Treatment
PengukuranKadar OksigenDarah

• Pada semua pasien dengan


Pengukuran ISPA berat
kadar oksigen • Pada semua pasien yang
darah dilakukan: menerima terapi oksigen

• Mengukur saturasi oksigen Hb


Spo2 diukur • Sebagian besar oksigen
melalui pulse berikatan dengan Hb di darah
oxymeter untuk dihantarkan kejaringan
PengukuranKadar OksigenDarah

• Mengukur
Pao2 diukur tekanan parsial
melalui oksigen di dalam
pemeriksaan darah Yang
ditentukan oleh
analisa gas oksigen yang
darah (AGD) terikat dan
terlarut
Pulse Oximeter harus tersedia pada seluruh area
yang merawat pasien sakit berat

Pulseoxymetri alat (portabel untuk


mengetahui kadar oksigen di jaringan
(SpO2) nilai normal 100%
Pulse Oximeter

Keuntungan Keterbatasan
▪ Akurat ▪ Memerlukan sinyal yang
▪ Cepat berdenyut–bermasalah pada
▪ Mudah perfusi yang jelek atau adanya
▪ Untuk pergerakan
digunakan ▪ Tidak dapat mengukur ventilasi
▪ Pembacaan tidak akurat bila BB
abnormal atau intoksikasi CO
▪ Jika ada cat kuku, ingat untuk
membersihkan nyater lebih dahulu!
Indikasi untuk menetukan penambahan O2
berdasarkan pengukuraan oxymetri:
Saturasi interpretasi intervensi
oksigen
95% - 100% Normal O2 4 liter/menit
- Nasal canul
90% - <95% Hypoksia Face mask 6-10
Ringan-Sedang liter/menit
85% - <90% Hypoksia Face mask dengan
Sedang-Berat reserpoir 10-15
liter/menit
<85% Hypoksia Assisted ventilation
Berat- Mengancam
Pemeriksaan AGD harus tersedia di ICU
karena memberikan informasi tambahan

• PertimbangkanpemeriksaanAGD pada pasiendengan:


• Hipoksemia berat Risiko terjadinya hiperkapnea
(mis. PPOK)
• Risiko terjadinya abnormalitas metabolic (mis. Asidosis)
• Status perfusi yang jelek yang membuat pemeriksaan
SpO2 tidak dapat diandalkan (mis. Syok)
• Kondisi perburukan
AGD

Keuntungan Keterbatasan
▪ Mengukur pH, ▪ Penusukan arteri
PaCO2, PaO2 ▪ Diperlukan syringe yang terisi
▪ Dapat juga heparin
digunakan untuk ▪ Harus cepat dikirim (guna
mengukur laktat, kanes jika pengiriman ke
hemoglobin, laboratorium> 20 menit)
kalium ▪ Diperlukan mesin untuk
menganalisa gas darah
• Pemberian oksigen atas indikasi yang
tepat
• Konsentrasi oksigen tergantung dari jenis
alat dan flowrate (liter permenit) yang
diberikan.
• Kondisi pasien menentukan keperluan alat
dan konsentrasi oksigen yang diperlukan.
• Awas pasien muntah, siapkan penghisap
• Pantau pernafasan dan aliran oksigen
• Oksigen medis (oksigen tabung)
• Flowmeter/regulator
Peralatan
• Humidifier
Dasar

• Nasal kanul
• Face mask
Peralatan
• Partial rebreather mask
Dasar • Non rebreather mask
• Venture mask

Peralatan
Dasar
• Bag valve mask (ambu bag)
Alat - alat
Flowmeter

• Sebuah alat yang melekat ke


oksigen outlet, yang mengatur
jumlah oksigen yang
dihasilkan.
• Mencatat jumlah liter oksigen
yang dikeluarkan per menit
Humidifier

• Humidifier dilengkapi dengan kontainer air


steril yang bisa di isi kembali dan sekali
pakai.
• Alat ini melekat pada alat yang
menghasilkan oksigen.
• alat ini berfungsi melembabkan,
membasahkan oksigen sebelum bergerak
melalui hidung ke paru - paru
Sumber oksigen : sentral / tabung

• Berasal dari pusat di dalam institusi


dimana salurannya berada di dinding
/ dalam tembok dan disiapkan untuk
digunakan secara cepat
dihubungkan melalui sebuah pipa
yang bertekanan 50 - 60 pound per
inchi persegi.
• Alat pengukur aliran ini membuka
jalan keluar dan pembukaan katup
membuat aliran oksigen terjadi
Sumber oksigen : sentral / tabung

• Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam


tabung
– Tabung tersebut dapat alat tambahan yang disebut dengan
regulator berfungsi mengurangi tekanan dan untuk
penyelamatan.
– Ketika tabung hampir kosong, jarum menunjuk ke area
merah
• Terdapat juga tabung yang lebih kecil yang disediakan untuk
keadaan darurat, dapat dipindah - pindahkan dan dapat
digunakan di rumah
Tabung Oksigen

• Tabung oksigen adalah suatu


silinder atau botol yang terbuat
dari bahan baja yang berfungsi
sebagai tempat untuk
menyimpan gas oksigen
dengan tekanan kerja tertentu.
Regulator Oxygen atau O2 Gas
Pressure Regulator

• Alat pengaturan yang dipasang pada


katup dan pada sumber oksigen
(Oxgen) untuk disalurkan ke
pasien, Regulator Oxygen diperlukan
untuk pengaturan keluarnya oksigen
sesuai dengan kebutuhan dari asing
masing pemakai.
Tabung Oksigen

Ukuran Vol (Liter) Durasi/Kecepatan Aliran

Kecil 300 29 menit


Sedang 650 50 menit
Besar 3000 4 jam 41 menit
Permberian Oksigen
Tahap Pre Interaksi

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis


klien terhadap indikasi tindakan
2. Siapkan alat-alat:
a. Tabung humidifier
b. Plester (k/p)
c. Gunting Plester (k/p)
d. Flowmeter
e. Tabung Oksigen
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan


namanya
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga
3. Beri kesempatan pasien untuk
bertanya
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien agar nyaman
Langkah Pemberian
Oksigen
1. Lakukan universal precaution
2. Hubungkan humudifier serta flowmeter pada tabung oksigen
3. Sambungkan selang kanul /masker kesumber
oksigen/humidifier
4. Cek aliran oksigen sesuai advis atau indikasi
5. Pasang kanul/maskerpada pasien dan atur pengikat untuk
kenyamanan dan efektifitas pemberian
6. Observasi dan evaluasi oksigen dengan klinis pasien
7. Rujuk dan konsultasikan bila perlu
Konsentrasi Oksigen

Alat Flow meter Delivery O2


Nasal canul 1 liter/menit 21% - 24%
2 liter/menit 25% - 28%
3 liter/menit 29% - 32%
4 liter/menit 33% - 36%
5 liter/menit 37% - 40%
6 liter/menit 41% - 44%
Simple mask 6-10 liter/menit 35% - 60%
Rebreathing mask 8-10 liter/menit 80%
Non rebreathing mask 10-15 liter/menit 95% - 100%
Konsentrasi Oksigen
JENIS ALAT Delivery O2 Flow meter
Venturi 24% -35% 4-8 LPM
40% -50% 10-12 LPM
Bag-Valve-Mask
(Ambubag)
Tanpa oksigen 21% (udara)
Dengan oksigen 40-60% 8-10 LPM
Dengan reservoir 100% 8-10 LPM
Nasal kanul
• Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang
menonjol untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah
dan paling dapat diterima karena lebih efektif,
mudah dipakai dan nyaman untuk pasien ( Potter &
Perry, 2005 )
• Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat
makan dan melakukan aktifitas setiap hari.
Nasal kanul
• Keuntungan:
lebih dapat • Kerugian :
ditolerir (anak- konsentrasi yang
anak dan dihasilkan kecil
dewasa) pemberian tidak
boleh lebih dari 6
liter/menit jika
berlabihan = iritasi
pada mukosa hidung
Nasal Kanul
Masker Oksigen

• Pemberian oksigen kepada klien


dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi
hidung dan mulut klien.
• Masker oksigen umumnya berwarna
bening dan mempunyai tali sehingga
dapat mengikat kuat mengelilingi
wajah klien.
Masker Oksigen

• Bentuk dari face mask bermacam-


macam.
• Perbedaan antara rebreathing
dan non-rebreathing mask terletak
pada adanya vulve yang
mencegah udara ekspirasi
terinhalasi kembali.
Rebreathing Mask

• Keuntungan :
konsentrasi O2 lebih tinggi

• Kekurangan :
udara bersih dengan udara
ekspirasi masih tercampur,
sehingga konsentrasi oksigen
masih belum maksimal
Non rebreathing mask
Non rebreathing mask

• Keuntungan:
• Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada nasal kanul dan
rebreathing mask
• Dilengkapi dengan klep agar udara inspirasi dan ekspirasi tidak
tercampur
• Memiliki kantung resepoir (kantung udara) untuk menampung
udara untuk inspirasi
• Kerugian :
• Kantung oksigen bisa terlipat
• Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
• Tidak nyaman bagi klien
Kontra indikasi

1. Kanul nasal/binasal kateter =


obstruksi nasal
2. Nasopharingeal = fractur dasar
tengkorak kepala; obstruksi nasal
3. Sungkup dengan kantong
reabrething = pasien dengan
PaCO2 akan lebih meningkat
Menghitung kebutuhan
oksigen
• Adapun rumus hitung kebutuhan Oksigen (O2) tersebut adalah :
• MV = TV x RR
• MV = TV x RR
• = ((6-8cc) x BB) x RR
• Keterangan :
• MV : Minute Volume
• TV : Tidal Volume
• RR : Respiration Rate (Frekuensi Nafas)
• BB : Berat Badan
MV = VTxRR
• Keterangan:
– MV= Minute Ventilation, • Misalnya :
udara yang masuk ke • Berat Badan 50 kg, RR
sistem pernapasan setiap 30x/menit
menit MV= VTxRR
– VT= Volume Tidal, 6-8 • = (50 kg x (6-8 ml) x 30
ml/kg bb
• = 9000-12000 ml/mnt
– RR= Respiration Rate
• = 9-12 L/menit
Volume dan kapasitas paru

1. Volume

a. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk


dan keluar paru-paru selam ventilasi normal biasa.
Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk
laki-laki dan 380 untuk perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara
extra yang masuk ke paru-paru dengan inspirsi
maximum di atas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100 ml
pada laki-laki dan 1900ml pada perempuan.
Volume dan kapasitas paru

1. Volume

c. Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang


dpat kuat dikelurkan pada akhir ekspirasi tidak normal. VCE
berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.

d. Volume residul (VR), yaitu volume udara sisa dala paru-pau


setelah melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki
sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. volume
residual sangat penting untuk kelangsungan aerasi dalam
darah saat jeda pernapasan.
Volume dan kapasitas paru
2. Kapasitas
a. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah
penambahan volume residul dan volume cadangan
ekspirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa
dalam respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-
ratanya adalah 2200 ml.

b. Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume


tidal dan volume cadangan ekspirasi.
Volume dan kapasitas paru
2. Kapasitas
c. Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal,
volume cadangan inspirasi dan volume cadangan
ekspirasi. Nilai rata-ratanya sekitar 4500 ml.
d. Kapasitas total paru-paru (KTP) adalah jumlah
total udara yang dapat ditampung dalam paru-
paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah
volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rata-
ratanya adalah 5700 ml.
Volume dan kapasitas paru

3. Volume ekspirasi kuat dalam satu


detik(VEK1) adalah volume udara yang
dapat dikeluarkan dari paru yang terinflasi
maksimal daat detik pertama akhalasi
maksimum. Nilai normal VEK sekitar 80
% KV.
4. Volume respirasi menit adalah volume
tidal dikalikan jumlah pernapasan per
menit. (VT x RR/mnt)
Mv= tv-deadspace x RR

• MV: minutes volumeTv: tidal volume RR: 16-24 normal Dead space: 150 cc
normal Takipneu: 200cc Bradipneu :100 cc
• Contoh kasus :Tn R datang dengan keluhan sesak nafas, dari hasil pengkajian
Tn R mempunyai riwayat Asma, BB: 55 kg, RR : 28x/menit, suhu tubuh : 36,3 C,
TD 110/70 mmhg, nadi : 93x/menit.Saudara seorang perawat yang bekerja di
UGD, berapa L/menit oksigen yang akan saudara berikan kepada Tn R dan apa
yang akan saudara gunakan untuk pemberian Oksigen tersebut?
• Mv= tv-deadspace x RR
• MV: ( takipneu/200 cc- 150cc )X 28Mv: 50 ccx28 Mv: 1400 cc Mv: 1,4
l/menit
Efek Samping Terapi Oksigen

• Belum diketahui ambang konsentrasi


dan waktu paparan untuk
menimbulkan toksisitas fio2
• Tergantung dari banyak faktor: dosis
dan lama pemberian oksigen,
toleransi masing-masing pasien
Manifestasi Klinik Pada Toksisitas Oksigen:

➢ Toksisitas sistem saraf pusat – “Bert effect”


➢ Toksisitas sistem respirasi
➢ Trakeobronkitis, Absoprtion atelectasis, Kerusakan
jaringan paru akut, Kerusakan jaringan paru kronik
➢ Toksisitas pada sistem mata
➢ Toksisitas pada sistem ginjal: kerusakan pada
sel tubular
➢ Toksisitas pada sistem hematologi: morfologi
sel darah merah yang abnormal dan hemolisis
➢ Kardiovaskular: kerusakan miosit
Efek samping lain :

1. Hiperkarbia pada Penyakit Paru Obstruktif


Kronik (PPOK)
2. Retinopathy of prematurity
3. Risiko terjadi kebakaran
4. Pada penggunaan kanul hidung: iritasi
mukosa hidung, kongesti nasal, epistaksis, dan
alergi.1
Pencegahan efek toksik : pemakaian
konsentrasi oksigen serendah mungkin
untuk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg,
monitoring dengan analisis gas darah
Untuk Keselamatan

• Jangan menggunakan minyak/pelumas pada alat-alat oksigen (tabung,


regulator, fitting, valve, kran)
• Dilarang merokok dan menyalakan api dekat area oksigen
• Jangan simpan oksigen pada suhu lebih dari 125oF
• Pergunakan sambungan-sambungan reguler/valve yang tepat
• Tutup rapat-rapat katup/kran bila tidak dipakai
• Jaga tabung agar tidak jatuh
• Pilih posisi yangt epat pada saat menghubungkan katup/kran
• Yakinkan oksigen selalu ada
• Periksa dan pelihara alat-alat
• Pakailah oksigen dengan benar
ALAT TERAPI OKSIGEN LANJUTAN
• HFNC dan NIV
– dapat MENGURANGI kebutuhan
intubasi dan ventilasi mekanik
– Diperlukan dalam kondisi jumlah
ventilator terbatas
– HFNC danNIV beresiko menghasilk
anaerosol
High Flow Nasal Canulla

▪ Dapat memberikan oksigen dengan flow sampai 40-60 L/mnt


▪ Disertai pengatur kelembaban
▪ Untuk mengurangi aerosol –Mulaiflow 30 L dengan memaksimalkan fiO2–
Semakin rendah flow mengurangi aerosol
▪ Kateter harus terfiksasi bagus dan mulut tertutup
▪ Dapat memberikan PEEP (Positif End Expiratory Pressure)
▪ Monitoring respon perbaikan 1-2 jam
▪ Index ROX ( SpO2/fiO2/RR)
▪ Di atas4,88 : sukses
▪ Di bawah 3,85 : pertimbangkan intubasi
▪ Yakinkan bahwa setiap pasien
hanya menggunakan nasal
kanul, sungkup muka sederhana
dan sungkup muka dengan
Penggunaan
oksigen yang tepat kantong reservoir yang SEKALI
akan PAKAI untuk mencegah infeksi
mengoptimalkan nosocomial
kualitas perawatan ▪ Humidifikasi TIDAK diperlukan
dan meminimalkan
limbah
kecuali digunakan aliran tinggi>
24 jam. Hindari botol yang berisi
air bergelembung karena
menyebabkan risiko infeksi
Prepare Ujian Lab Skill

• Tugas Mandiri :
–SOP
–SKKNI KODE UNIT:KES.PG02.035.01
Daftar Pustaka
• Esmond, G and Mikelsons, C. 2009. Non-Invasive Respiratory Support Techniques.
• Wijayanti, V., Nawawi, A.M. 2009. Ventilasi Mekanik.
• Potter and Perry. 2005. Buku Ajar : Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC.
• Rasmin M. Terapi Oksigen: Mengenal terapi oksigen. 2006. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Hal.1-9.
• Wagner PD, West JB. Respiratory physiology. Murray and Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine. 4 th ed. 2005.
Philadelphia: Saunders, An Imprint of Elsevier.
• Patel DN, Goel A, Agarwal SB, Garg P, Lakhkani KK. Oxygen toxicity. JIACM. 2003; 4(3) : 234-7.
• Doherty DE, Petty TL, Bailey W, Carlin B, Cassaburi R, Christopher K, et.al. Recommendations of the 6th long-term
oxygen therapy consensus conference. USA: Respiratory Care. 2006;51(5):519-25.
• American College of Chest Physician. Basics of Long-term Oxygen Therapy (LTOT). 2012. Available on:
http://www.chestnet.org/downloads/patients/guides/LTOT-full-2012.pdf
• Croxton TL, Bailey WC. Long-term Oxygen Treatment in Chronic Obstructive Pulmonary Disease: Recommendations
for Future Research. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2006;174:373-8.
• Tarpy SP, Celli BR. Long-Term Oxygen Therapy. N Engl J Med. 1995;333:710-4.
Haturnuhun
Kasadayana
Gbu All

Sukses Mengikuti
Proses Study Ners
LULUS
UKOM
LULUS
PROFESI

14/04/2023 rointantambunan64@gmail.com 78

Anda mungkin juga menyukai