OKSIGEN
Ravi Hamsyah Hidayat, S.Ked
Pembimbing
dr. Ibnu Umar, Sp.An, KIC
PENDAHULUAN
01. 02.
Pneumonia Emboli Pulmonal
Gangguan
Kardiovaskular
03.
INDIKASI JANGKA PANJANG
01. 02.
Penyakit Paru
PPOK
Interstitial
03.
Hipertensi
Pulmonal
04. 05.
Kista Fibrosis Cardiac Failure
KONTRAINDIKASI
Nasal Cannula
● 1-6 L/Min
● FiO2 24-40%
● Hindari pemakaian >6 L/Min karena dapat mengakibatkan
mukosa kering dan ggn. Pola tidur
● Pasien dapat berbicara dan makan sambal menerima O2
● Mudah terlepas dan tidak efektif pada pasien kelainan
septum atau polip
ALAT SUPLEMENTASI O2
● 5-10 L/Min
● FiO2 35-55%
● Indikasi untuk kebutuhan jumlah sedang
● Dapat ditambahkan pelembab jika mukosa hidung kering
● Sulit untuk makan dan pada beberapa pasien mengalami
sesak
ALAT SUPLEMENTASI O2
● 8-12 L/Min
● FiO2 60-80%
ALAT SUPLEMENTASI O2
● 10-15 L/Min
● FiO2 80-95%
● Berguna untuk hipoksia berat dengan ventilasi baik
ALAT SUPLEMENTASI O2
Makser Venturi
1
Tentukan
2
Pilih sistem yang
3
Tentukan
4 Pantau
status akan digunakan konsentrasi keberhasilan
oksigenasi untuk oksigen yang terapi oksigen
pasien dengan memberikan dikehendaki: dengan
pemeriksaan terapi oksigen. rendah (di bawah pemeriksaan fisik
klinis, analisa 35%), sedang (35 pada sistem
gas darah dan sampai dengan respirasi dan
oksimetri. 60%) atau tinggi kardiovaskuler.
(>60%).
PROSEDUR TERAPI
5 6 7
Lakukan Apabila Selalu
pemeriksaan dianggap perhatikan
analisa gas perlu maka terjadinya efek
darah secara dapat samping dari
periodik dilakukan terapi oksigen
dengan selang perubahan yang diberikan
waktu minimal terhadap cara
30 menit. pemberian
terapi oksigen.
EVALUASI
Melihat respon pasien terhadap terapi
oksigen
Evaluasi teknik pemberian terapi oksigen secara berkala Evaluasi efek samping terapi oksigen secara berkala
Bernafas tanpa alat bantu, Posisi alat benar dan Efek samping yang
RR normal (15-24x/ menit), tidak berpindah, tidak mungkin terjadi yaitu
SpO2 mencapai target ada kebocoran sistem toksisitas oksigen,
biasanya ≥ 90% sesuai aliran oksigen, depresi napas, nyeri
kondisi pasien, keadaan kecepatan aliran substernal, gangguan
umum stabil dan hasil sesuai dengan susunan saraf pusat dan
analisis gas darah normal. kebutuhan pasien, dan gangguan mata.
perhatikan jalan
napas tidak
tersumbat oleh
kotoran.
EFEK SAMPING
01. 02.
Depresi Napas Keracunan O2
Pada penderita PPOK Bila pemberian oksigen
dengan hipoksia terapi diatas 60% dalam jangka
oksigen dianjurkan denga lama dapat menimbulkan
aliran rendah dan kongesti paru, penebalan
intermitten alveoli, edema, dan
atelektasis
03. 04.
Nyeri Substernal Parastesia
KESIMPULAN