Anda di halaman 1dari 30

Terapi Oksigen

Pembimbing : Disusun Oleh :


dr. Ranjan Kumar, Sp.An, FIPM Luh Ayu Laura M M

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANESTESI


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
PERIODE 30 MARET – 2 APRIL 2023
Latar Belakang
Manusia adalah organisme hidup yang terdiri atas sel sebagai unit kehidupan
dasarnya. Meski berbeda jenis dan fungsinya, semua sel memiliki karakteristik
atau sifat yang sama yaitu pada setiap sel, oksigen (O2) akan dibutuhkan untuk
menghasilkan energi yang untuk fungsi sel.
Tinjauan Pustaka
Definisi

Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi medis berupa


upaya pengobatan untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia
jaringan dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap
adekuat, dengan cara meningkatkan masukan oksigen ke dalam
sistem respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen ke dalam
sirkulasi dan meningkatkan pelepasan atau ekstraksi oksigen ke
jaringan.
Indikasi
pasien dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat yang terjadi akibat :

a. Gagal napas akibat sumbatan jalan napas, depresi pusat napas, penyakit saraf otot,
trauma thorax atau penyakit pada paru

b. Kegagalan transportasi oksigen : akibat syok,infark miokard, anemia

c. Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida

d. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen : luka bakar, multiple trauma, infeksi
berat, penyakit keganasan

e. Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas inhalasi N2O


Tujuan
• Mengoreksi hipoksemia (upaya penyelamatan nyawa)
• Mencegah hipoksemia (sebagai supply oksigen)
• Mengobati keracunan karbon monoksida (CO) [meningkatkan tekanan
parsial oksigen dan mengurangi ikatan CO]
• Mempercepat proses eliminasi obat anestesia inhalasi pasca anestesia
Kriteria teknik dan alat
a. Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen udara inspirasi (FiO2)
b. Tidak menyebabkan akumulasi CO2
c. Tahanan terhadap pemafasan minimal
d. Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen
e. Diterima dan nyaman digunakan oleh pasien
Klasifikasi berdasarkan ada/tidaknya hirupan

• Sistem rebreathing
Pada sistem ini, udara ekspirasi yang ditampung pada kantong penampung yang terletak
pada pipa jalur ekspirasi, dihirup kembali setelah CO2 nya diserap oleh penyerap CO2
selanjutnya dialirkan kembali ke pipa jalur inspirasi.

• Sistem nonrebreathing
Pada sistem nonrebreathing, kontak antara udara inspirasi dan ekspirasi sangat minimal.
Udara ekspirasi langsung keluar ke atmosfer melalui katup searah yang dipasang pada
hubungan antara pengalir gas dengan mulut atau hidung pasien.
Klasifikasi berdasarkan jangka pemberian

• Terapi oksigen jangka pendek


Klasifikasi berdasarkan jangka pemberian

• Terapi oksigen jangka panjang


Klasifikasi berdasarkan cara pemberian
a. Sistem arus rendah

Pada sistem arus rendah, sebagian dari volume tidal berasal dari udara kamar. Alat ini
memberikan fraksi oksigen (FiO2) 21%-90%, tergantung dari aliran gas oksigen dan
tambahan asesoris seperti kantong penampung.

Alat-alat yang umum digunakan dalam sistem ini adalah: nasal kanul, sungkup muka
tanpa atau dengan kantong penampung dan oksigen transtrakeal. Alat ini digunakan
pada pasien dengan kondisi stabil, volume tidalnya berkisar antara 300-700 ml pada
orang dewasa dan pola napasnya teratur.
Nasal Kanul
• Nasal kanul arus rendah mengalirkan oksigen ke
nasofaring dengan aliran 1-6 liter/ menit dengan
fraksi oksigen antara 24-44%.

• Keuntungan : nyaman

• Kekurangan : terjadinya iritasi pada mukosa


hidung, mudah lepas, dan tidak dapat digunakan
pada pasien dengan obstruksi nasal
Sungkup muka tanpa kantong penampung
• Tubuh sungkup berfungsi sebagai penampung untuk
oksigen dan karbon dioksida hasil ekspirasi. Alat ini
mampu menyediakan fraksi oksigen sekitar 40-60%
dengan aliran sekitar 5-10 liter/ menit.

• Keuntungan : fraksi oksigen lebih tinggi dan sistem


humidifikasi dapat ditingkatkan

• Kerugian : tidak dapat memberikan fraksi oksigen kurang


dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan karbon
dioksida jika aliran oksigen rendah dan menutupi bagian
mulut
Sungkup muka dengan kantong penampung

• Sungkup muka dibagi menjadi : partial rebreathing dan nonrebreathing.

• Sungkup muka dengan kantong penampung dapat mengantarkan oksigen


sebanyak 10-15 liter/ menit dengan fraksi oksigen 80-85% (partial rebreathing)
bahkan hingga 100% (nonrebreathing).

• Kedua jenis sungkup muka ini sangat dianjurkan penggunaannya pada pasien-
pasien yang membutuhkan terapi oksigen oleh karena infark miokard dan
keracunan karbon monoksida
Sungkup muka dengan kantong penampung
Oksigen Transtrakeal

• Mengalirkan oksigen secara langsung melalui kateter di dalam trakea. Oksigen


transtrakeal dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk menggunakan terapi
oksigen secara kontinyu selama 24 jam dan dapat menghemat penggunaan oksigen
sekitar 30-60-%.

• Keuntungan : tidak ada iritasi muka ataupun hidung dengan rata-rata oksigen yang
dapat diterima pasien mencapai 80-96%.

• Kerugian : biayanya yang tergolong tinggi dan resiko terjadinya infeksi lokal.
Oksigen Transtrakeal
Klasifikasi berdasarkan cara pemberian
a. Sistem arus tinggi

Terdapat dua indikasi klinis untuk penggunaan terapi oksigen dengan arus tinggi,
diantaranya adalah pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian fraksi
oksigen dan pasien hipoksia dengan ventilasi yang abnormal.

Hal ini sangat bermanfaat untuk dapat mengirimkan secara akurat konsentrasi oksigen
rendah sekitar 24-35% dengan arus tinggi, terutama pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) dan gagal napas tipe II dimana dapat mengurangi resiko
terjadinya retensi karbon dioksida sekaligus juga memperbaiki hipoksemia.
Venturi Mask

• Pada sistem arus tinggi, adapun alat yang digunakan yaitu sungkup venturi yang
mempunyai kemampuan menarik udara kamar pada perbandingan tetap dengan
aliran oksigen sehingga mampu memberikan aliran total gas yang tinggi dengan
fraksi oksigen yang tetap.

• Keuntungan : fraksi oksigen yang diberikan stabil serta mampu mengendalikan suhu
dan humidifikasi udara inspirasi

• Kekurangan : mahal dan harus mengganti seluruh alat apabila ingin mengubah
fraksi oksigen dan tidak nyaman bagi pasien.
Venturi Mask
Fraksi Oksigen
Fraksi Oksigen
Pemilihan Suplementasi Oksigen
Pedoman Pemberian
• Tentukan status oksigenasi pasien dengan pemeriksaan klinis, analisa gas
darah dan oksimetri.

• Pilih sistem yang akan digunakan untuk memberikan terapi oksigen.

• Tentukan konsentrasi oksigen yang dikehendaki: rendah (di bawah 35%),


sedang (35 sampai dengan 60%) atau tinggi (di atas 60%).

• Pantau keberhasilan terapi oksigen dengan pemeriksaan fisik pada sistem


respirasi dan kardiovaskuler.
Pedoman Pemberian
• Lakukan pemeriksaan analisa gas darah secara periodik dengan selang waktu
minimal 30 menit.

• Apabila dianggap perlu maka dapat dilakukan perubahan terhadap cara


pemberian terapi oksigen.

• Selalu perhatikan terjadinya efek samping dari terapi oksigen yang diberikan
Efek Samping
• Sistem respirasi
Depresi nafas, keracunan oksigen, nyeri substernal

• Susunan saraf pusat


parestesia dan nyeri pada sendi.

• Mata
pada bayi prematur, hiperoksia menyebabkan kerusakan pada retina akibat
proliferasi pembuluh darah disertai perdarahan dan fibrosis
Risiko jangka panjang
• Fisik
Luka lecet pada hidung dan wajah, kulit kering

• Fungsional
Hipoventilasi

• Sitotoksik
Pemberian oksigen dapat menyebabkan kerusakan struktural pada paru.
Kesimpulan

Terapi oksigen adalah pengobatan dengan pemberian oksigen untuk mencegah atau
memperbaiki hipoksia jaringan dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap
adekuat. Pemahaman mengenai indikasi, tujuan, teknik, alat, pedoman pemberian, efek
samping terapi oksigen sangat penting bagi praktik klinis sehari-hari.
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. London: Elsevier; 2018.
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, K MS, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
3. Mangku G, Senapathi TGA. Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
4. Janisse R. Oxygen Therapy : Clinical Best Practice Guideline. Ontario: College of Respiratory
Therapists of Ontario; 2022.
5. British Thoracic Society Emergency Oxygen Guideline Development Group. BTS Guideline for
Oxygen Use in Adults in Healthcare and Emergency Settings. Thorax. 2017;72(1).
6. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 7th ed. New
York City: McGraw Hill; 2022.
7. Miller RD. Miller’s Anesthesia. 9th ed. London: Elsevier; 2019.
8. American College of Chest Physicians. Complete Guide to Oxygen Therapy. New York City: CHEST
Foundation; 2021.
9. Weekely MS, Bland LE. Oxygen Administration. Florida: StatPearls Publishing; 2022.
10. Beasley R, Chien J, Douglas J, Farah C, King G. Oxygen Guidelines for Acute Oxygen Use in Adults.
The Thoracic Society of Australia and New Zealand; 2015.

Anda mungkin juga menyukai