Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) adalah Gangguan pernafasan saat tidur yang ditandai dengan adanya kolaps berulang sebagian atau seluruh jalan nafas atas dengan apnea-hypopnea index (AHI) sebesar 5 atau lebih kejadian dalam 1 jam periode tidur
Prevalensi data di Indonesia belum ada
OSAS dibagi 3 level :
OSAS ringan (mild) 5-14 episode/jam OSAS sedang (moderate) 15-30 episode/jam OSAS berat (severe)>30 episode/jam Faktor risiko : - Obesitas penumpukan lemak di leher - Kelainan anatomi obstruksi nasi (septum deviasi, tumor) adenotonsil hipertrofi, makroglosi, mikrognasia, retrognasia - Pemakaian sedatif - Merokok relaxasi otot2 jalan nafas - Alkohol OSAS moderate/severe yang tidak ditanganani dengan baik berisiko terjadi kematian akibat gangguan jantung dan pembuluh darah PATOFISIOLOGI
Saat tidur otot2 jalan nafas relax dan lidah jatuh ke
belakang terjadi penyempitan jalan nafas parsial. Udara inspirasi akan menerobos jalan nafas yg sempit akan menggetarkan uvula sehingga timbul gejala snoring (mendengkur) Bila jalan nafas terbuntu total, maka saturasi oksigen darah menurun otak akan membangunkan pasien tiba2 seperti tersedak kemudian pasien tidur lagi DIAGNOSIS Anamnesis : Dari teman sekamar : mendengkur (snoring) disertai terbangun dan episode seperti tercekik yg mengarah ke apnea (penderita tidak menyadari dan tertidur lagi) Penderita mengeluhkan bila sudah mengganggu kinerjanya (penurunan kualitas hidup) yaitu rasa kantuk/lelah berlebihan di siang hari, sakit kepala/tidak segar di pagi hari, mulut kering PEMERIKSAAN FISIK - Sebagian besar normal - Obesitasleher pendek, lingkar leher>> - Kelainan wajahdagu kecil, rahang mundur Pemeriksaan THT Cari kemungkinan obstruksi hidung misalnya septum deviasi, polip nasi, konkha hipertrofi, tumor Nasofaring, cari kemungkinan adanya adenoid hipertrofi, tumor Orofaring, evaluasi ukuran tonsil, uvula (panjang normal 11mm, lebar 11mm), mukosa OSA pilar, posisi palatum, oklusi gigi Hipofaring, adanya tumor atau kelemahan otot2 jalan nafas PEMERIKSAAN PENUNJANG Polisomnografi Endoskopi Radiografi : Sefalometri, CT Scan, MRI PENATALAKSANAAN 1. Terapi NON BEDAH a. Konservatif mild OSAS b. Oral Appliance moderate/severe OSAS c. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) moderate/severe OSAS 2. Terapi BEDAH melakukan rekonstruksi daerah2 yang menyebabkan berkurangnya aliran udara pernafasan mengurangi panjang uvula Tx snoring melonggarkan jalan nafas Tx OSAS Mild OSAS : turunkan berat badan tidak minum alkohol sebelum tidur tidak minum obat tidur tidak merokok tidur miring Moderate/severe OSAS Oral Appliance Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) Terapi BEDAH