Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN

PELAYANAN PASIEN
EMERGENCY KOMPREHENSIP (PONEK)
INDIKATOR DAN MANAJEMEN RISIKO OF MEASURES
DAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN N (PMKP)

RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO


TERAKREDITASI, SK MENKES RI NO : YM.01.10/III/3776/09
Jl. Dr. Sutomo No. 18 -24 Ponorogo – 63419 Jawa Timur
Telp. (0352) 461560 (Hunting) Fax. (0352) 484218
Website : www.rsuaisyiyahponorogo.com
E-mail : rsuapo@yahoo.co.id

Oktober 2014
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ’AISYIYAH PONOROGO
NOMOR : RSUA/0591/PER/III.6.AU/I/X/2014

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN


RUMAH SAKIT UMUM ’AISYIYAH PONOROGO

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ’AISYIYAH PONOROGO

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan pasien di Rumah


Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo
sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah
Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point
a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit
Umum ‘Aisyiyah Ponorogo.

Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Di Rumah Sakit.
4. Keputusan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur Nomor : 107/SK-
PWA/A/IV/2012 tertanggal 24 April 2012 tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo;
5. Surat Keputusan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Majelis Kesehatan
Nomor : 058/SK-PDA/A/XI/2013 tertangal 10 Oktober 2013 tentang
Pemberlakuan Falsafah, Tujuan, Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit
Umum ‘Aisyiyah Ponorogo;

Memperhatikan : Hasil Keputusan rapat Direksi tentang Kebijakan Pelayanan Pasien di Rumah
Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ’AISYIYAH PONOROGO


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM
’AISYIYAH PONOROGO;
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Pasien Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini;
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit
Umum ‘Aisyiyah Ponorogo dilaksanakan oleh Direksi dan jajaran Kepala
Bidang / Kepala Bagian dari Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo;
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : PONOROGO
Pada Tanggal : 08 Dzulhijjah 1435 H
02 Oktober 2014 M
Direktur,

Dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


NBM. 916 062

Tembusan :
1. Komite Medis
2. Satuan Pemeriksa Internal
3. Kabag/Kabid di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
4. Arsip
Lampiran
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO
Nomor : RSUA/0591/PER/III.6.AU/I/X/2014
Tertanggal : 08 Dzulhijjah 1435 H / 02 Oktober 2014 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN


RUMAH SAKIT UMUM ’AISYIYAH PONOROGO

1. Manajemen Pelayanan
Asuhan pasien yang seragam, terefleksi dalam :
a. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai, tidak tergantung atas kemampuan
pasien, untuk membayar atau sumber pembiayaan.
b. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai diberikan oleh praktisi yang
kompeten, tidak tergantung atas hari-hari tertentu atau waktu tertentu.
c. Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
d. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia) sama di
seluruh rumah sakit.
e. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setingkat diseluruh rumah sakit.
f. Rumah sakit tidak menyediakan layanan yang bersifat trial/uji coba.
g. Apabila salah satu sarana penunjang yang di tuntut di PPK tidak tersedia di Rumah
Sakit, maka pelayanan tetap dilaksanakan sesuai sarana yang tersedia di Rumah Sakit
sepanjang tidak mempengaruhi keselamatan pasien.
h. Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo melaksanakan pelayanan Sub Spesialis di
Rumah Sakit Type B dengan ketentuan :
a. DPJP memenuhi kompetensi terkait pelayanan Sub Spesialis tersebut.
b. Rumah Sakit harus menyediakan peralatan medis.
c. Indikasi pemanfaatan pelayanan Sub Spesialis di rapatkan di komite medis.
i. Apabila RS tidak dapat melayani pelayanan kepada pasien, akan di rujuk ke Rumah
Sakit lain, bukan ke dokter praktek mandiri.
2. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi
a. Semua pasien yang datang ke Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo baik rawat jalan
maupun rawat inap, wajib di identifikasi termasuk kelompok pasien yang berisiko tinggi.
b. Petugas yang pertama kali menerima pasien dengan risiko tinggi harus bisa
mengidentifikasi dan menyiapkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut.

3. Pelayanan Pasien dengan alat pengikat (restraint)


a. Petugas harus bisa mengidentifikasi pasien tersebut perlu untuk dilakukan pemasangan
restraint atau tidak (baik itu restraint berupa fisik atau medika mentosa).
b. Harus dilakukan informed consent dahulu kepada keluarga pasien sebelum dilakukan
pemasangan restraint.
c. Petugas harus melakukan observasi tiap pergantian shift pada pasien yang menggunakan
restraint.
d. Petugas harus mengetahui kapan pemakaian restraint barakhir.
e. Proses penggunaan restraint harus didokumentasikan ke dalam form aplikasi restraint
yang masuk ke dalam berkas rekam medis pasien.

4. Pelayanan Pasien dengan Perlindungan terhadap kekerasan fisik


a. Petugas harus bisa mengidentifikasi pasien yang termasuk kelompok pasien dengan
perlindungan terhadap kekerasan fisik.
b. Semua pasien/pengunjung/tamu RS/karyawan wajib memakai tanda pengenal.
c. Rumah Sakit harus memberikan fasilitas dan sarana prasarana terkait dengan observasi /
pemantauan akan keamanan pasien dengan perlindungan terhadap kekerasan fisik.
d. Rumah Sakit memberlakukan praturan tentang jam berkunjung pasien.
e. Petugas wajib mematuhi prosedur terkait dengan pelayanan pasien dengan perlindungan
terhadap kekerasan fisik.
f. Petugas berhak menegur siapa saja yang melanggar prosedur yang disebutkan di point
(e) diatas.

5. Pelayanan Pasien dengan koma :


Pasien Koma adalah suatu keadaan pasien yang tidak dapat dibangunkan dan tidak memberi
respon terhadap semua rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Adapun managemen
pasien dengan koma adalah :
a. Penanganan emergensi dekompresi pada lesi desak ruang (SOL/Space Occupying
Lesions) dapat menyelamatkan nyawa pasien.
b. Bila terjadi suatu peningkatan TIK, berikut adalah penanganan pertamanya :
1. Elevasi kepala.
2. Intubasi dan hiperventilasi.
3. Sedasi jika terjadi agitasi yang berat (Midazolam 1-2 mg IV).
4. Diuresis osmotic dengan manitol 20% 1 gram /kg BB IV.
5. Dexamethasone 10 mg IV tiap 6 jam pada kasus edema serebri oleh tumor atau
abses setelah terapi ini monitor ICP harus dipasang.
c. Kasus encephalitis yang dicurigai oleh infeksi virus herpes dapat diberikan Acyclovir
10 mg/kg IVtiap 8 jam.
d. Kasus meningitis lakukan terapi secara empiris. Lindungi pasien dengan Cefriaxon 2 x 1
gram IV dan Ampicillin 4 x 1 gram IV sambil menunggu hasil kultur.

6. Pelayanan Pasien dengan Kemotherapi.


a. Petugas harus bisa mengidentifikasi kelompok penyakit yang membutuhkan kemoterapi.
b. Jika pasien membutuhkan pelayanan kemotherapi lakukan rujuk ke Rumah Sakit yang
mempunyai pelayanan kemotherapi.

Ditetapkan di : PONOROGO
Pada Tanggal : 08 Dzulhijjah 1435 H
02 Oktober 2014 M
Direktur,

Dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


NBM. 916 062

Anda mungkin juga menyukai