Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NUR’AINI

NOMOR : 026/1206063/RSUN/PAB-RMI/X/2021

TENTANG

PENGGUNAA IMPLAN
RUMAH SAKIT UMUM NUR’AINI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NUR’AINI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan bedah


perlu adanya kebijakan mengenai Pelayanan penggunaan Implan
sebagai acuan bagi tenaga bedah dan dalam memberikan layanan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a perlu menetapkan Pelayanan penggunaan Implan Rumah
Sakit Umum Nur’Aini dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Nur’Aini

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tertanggal 6 Oktober 2004 tentang Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 /
Menkes / Per / III / 2008 tertanggal 12 Maret 2008 tentang Rekam
Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 /
Menkes / Per / III / 2008 tentang tertanggal 26 Maret 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 tertanggal 3 Maret 2011 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi
Intensive;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / Per / VIII / 2011 tertanggal 08 Agustus 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 tahun
2012 tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 /
Menkes / SK / II / 2008 tertanggal 06 Februari 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NUR’AINI
TENTANG PELAYANAN PENGGUNAAN IMPLAN RUMAH
SAKIT UMUM NUR’AINI
Kedua : Pelayanan penggunaan Implan Rumah Sakit Umum Nur’Aini
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan penggunaan
Implan Rumah Sakit Umum Nur’aini dilaksanakan oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan bedah yang ditunjuk oleh Direktur
Rumah Sakit Umum Nur’aini
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bloksongo
Pada 22 Oktober 2021
Direktur Rumah Sakit Umum Nur’Aini

dr. Dedy Irawan Nst. M.Kes


PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN PADA
PASIEN OPERASI UNIT RUANG OPERASI

RUMAH SAKIT UMUM NUR’AINI


BLOKSONG, KEC. KOTAPINANG
KAB. LABUHAN BATU SELATAN
TELP (0624) 495883

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun emergency, yang
membutuhkan keadaan steril. Banyak tindakan bedah yang menggunakan implant
prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin. Tindakan
pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi
dengan mempertimbangkan factor-faktor tertentu.
Peralatan kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi pengelolaan
yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya
asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan hal-hal khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.

B. TUJUAN

- Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien operasi


dengan pemasangan implan
- Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien operasi yang
terpasang implant
- Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi penarikan
kembali alat implant
- Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implan pada pasien
operasi

C. PENGERTIAN

Implan adalah bahan atau materi yang secara buatan di pasang pada tubuh.
Banyak tindakan bedah di rumah sakit yang menggunakan implan prostetik
antara lain panggul, lutut, jantung, dan pompa insulin. Tindakan Operasi seperti
ini mengharuskan tindakan yang di modifikasi dengan mempertimbangkan
beberapa factor.
Penilaian kebutuhan implan pada dasarnya dimaksudkan untuk pemenuhan
implan sesuai kemampuan rumah sakit, kebutuhan implan dan pengembangan
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat atau perkembangan teknologi.
Perencanaan kebutuhan implan dilakukan karena faktor:
- Perkembangan teknologi
- Kesesuaian terhadap standard keselamatan/regulasi
- Ketersediaan jumlah dan jenis implan
- Anggaran Pembelian Barang
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup asuhan pasien operasi yang menggunakan implan


mencakup

- Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan


- Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan
implan di unit ruang operasi dan pertimbangan khusus untuk untuk
penandaan lokasi operasi
- Kulaifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk
pemasangan implant
-
- Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait
implant
- Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standart
- Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus
- Instruksi khusus pada pasien setelah operasi
- Kemampuan penelusuran alat jika terjadi penarikan kembali alat
BAB III
TATA LAKSANA

a. Pemilihan dan penyelenggaraan implan Rumah Sakit Umum Nuraini


- Rumah Sakit Umum Nuraini menyediakan pelayanan tindakan operasi
yang meyangkut pemasangan implan. Implan dalam hal ini adalah
implant yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
- Penilaian kebutuhan implan harus dilakukan secara teliti dan melalui
proses anamnesa serta perencanaan yang tepat
- Berkaitan dengan implan tersebut Rumah Sakit Umum Nuraini
menyediakan pengadaan implan dan ada juga yang di sediakan oleh
dpjp
- Penyelenggaraan implan yang digunakan dalam tindakan operasi
tersebut dibawa dan dikelola sendiri oleh DPJP/ operator yang
bersangkutan
- Adapun beberapa implan yang digunakan di Rumah Sakit Umum
Nurani antara lain: mess hernia, k-wire
- Peralatan bedah : hernia mess, k-wire

b. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan


implan di unit ruang operasi dan pertimbangan khusus untuk
penandaan lokasi operasi

- Setiap tindakan operasi yang memerlukan pemasangan implan harus


dilakukan pencatatan
- Untuk memeastikan ketersediaan implan yang akan dipasang pada
tubuh pasien, petugas kesehatan harus melakukan pengecekan
alat/implan dan menulisnya dalam form checklist keselamatan pasien
(surgical safety checklist).
- Penandaan letak operasi menjadi bagian penting dalam pemilihan
implan yang akan dipasang, apabila implan tersebut memiliki
bentuk/model yang berbeda untuk sisi yang berbeda
- Untuk itu pada operasi yang memiliki unsur lateralisasi dan
diperlukan pemasangan implan, petugas kesehatan wajib melaporkan
terlebih dahulu mengenai lokasi yang akan dipasang implan kepada
DPJP.

c. Kualifikasi dan pelatihan staf

- Pelayanan pembedahan dilakukan oleh dokter bedah dibantu dengan


asisten bedah dan perawat instrument
- Semua petugas yang memberikan pelayanan bedah harus memiliki
keterampilan khusus sesuai dengan bidangnya.
- Terkait produk implan diperlukan pelatihan pemasangan implan bagi
setiap staf yang terkait dari pihak produsen.
- Kalibrasi implan dilakukan oleh pihak produsen/ staf pabrik

d. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait


implan

- Jika terdapat kejadian yang tidak diharapkan terkait implan yang


dipasang , harus ada bukti pelaporan terkait hal ini.
- Laporan yang diterima dicatat dalam formulir pelaporan yang
nantinya akan dilakukan investigasi oleh pihak Rumah Sakit
- Apabila dalam investigasi ditemukan grading yang tinggi terkait
implan maka pihak Rumah Sakit akan menyerahkan bukti pelaporan
kepada DPJP selaku penyelenggara peralatan (implan) agar bisa
melakukan tindak lanjut terhadap implan tersebut.
-
e. Proses pelaporan malfungsi implant

- Jika didapati malfungsi terkait implan yang dipasang dalam tubuh


pasien maka Rumah Sakit akan melakukan pelaporan terkait hal ini
kepada penyelenggara peralatan (implan)
- Pelaporan tersebut akan dijadikan pertimbangan bagi penyelenggara
implan dengan produsen terkait
- Jika ditemukan kesepakatan untuk melakukan penarikan kembali
(recall) implan maka Rumah Sakit harus melakukan penelusuran
kembali (traceability) terhadap pasien – pasien yang telah terpasang
implan tersebut.
-
f. Pengendalian infeksi

- Semua pasien yang menjalani operasi dengan pemasangan implan


dilakukan surveilens sebelum tindakan operasi, meliputi perawatan
pra operasi, intra operasi, post operasi dan perawatan luka operasi.
- Antibiotic profilaksis diberikan secara sistemik dan harus memenuhi
syarat dan diberikan tidak lebih dari 24 jam
- Bila ditemukan pus pada waktu dilakukan operasi harus dilakukan
kultur
- Surveilens pada pasien operasi dengan implan dilakukan sampai batas
waktu satu tahun pasca operasi

g. Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi

- Setiap pasien operasi dengan pemasangan implan diberikan informasi/


penyuluhan mengenai manajemen pasca operasi
- Evaluasi perlu dilakukan pada pasien pasca operasi yang terpasang
implant, dalam hal ini pasien disarankan untuk memeriksakan
kesehatannya secara rutin dan berkala .
- Menyarankan kepada pasien untuk segera memeriksakan diri ke
Rumah Sakit jika didapati tanda-tanda demam, muncul kemerahan,
bengkak, atau nanah dari luka operasi, serta terjadi peningkatan rasa
nyeri pada area operasi. Kondisi ini menjadi tanda-tanda terjadinya
infeksi atau penolakan tubuh terhadap implant
- Pasien dengan pemasangan implant pasca operasi harus memiliki
kedisiplinan dalam mengkonsumsi obat-obatan immunosupresan
untuk mencegah kerusakan implant akibat proses penolakan yang
terjadi
- Memiliki gaya hidup sehat pasca operasi penting untuk
meminimalkan terjadinya resiko komplikasi
h. Kemampuan penelusuran (traceability) terhadap recall alat /implan

1. Pasien operasi dengan pemasangan implant dicatat identitas


pribadinya dalam rekam medis secara lengkap
2. Identitas/barcode implant ditempelkan pada rekam medic pasien dan
juga pada data pasien yang ada di unit ruang operasi

i. dokomentasi

1. Identitas dan pengumpulan data pasien operasi yang terpasang


implan tersedia di unit ruang operasi
2. Untuk memastikan ketersediaan implan dan prosedur keselamatan
pasien,, pada lembar surgical safety checklist juga disertakan
modifikasi asuhan tentang implan yang akan digunakan.
BAB IV

PENUTUP

Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu


bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan.

Untuk menjamin keselamatan pasien, Rumah Sakit dituntut dalam Proses


perencanaan dan pengadaan peralatan medis/ Implant yang komprehensif dan
berkesinambungan, untuk mendapatkan perencanaan dan pengadaan Yang
berkesinabungan dibutuhkan komitmen dalam menerapkan perencanaan.

Panduan ini dibuat bertujuan untuk memberikan acuan dalam pengelolaan


implant pada pasien operasi.

Ditetapkan Di Bloksongo

Pada 22 Oktober 2021

Direktur Rumah Sakit Umum Nuraini

Dr.Dedi Irawan Nst. M.Kes

Anda mungkin juga menyukai