Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PEMAKAIAN IMPLANT

INSTALASI KAMAR OPERASI

Disusun oleh:
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


Alamat : Jl. Raya Tlogomas No. 45 Malang 65144
Telp. (0341) 561666, 561627
hospital@umm.ac.id
2022

i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Nomor : ..................................
Tentang
PANDUAN PEMAKAIAN IMPLANT INSTALASI KAMAR OPERASI
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


Menimbang : a. Rumah Sakit di bidang pelayanan perlu penyeragaman pengelolaan
regulasi di lingkungan Rumah Sakit. Bahwa dalam rangka menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas pokok
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum
Universitas Muhammadiyah Malang tentang Panduan Pemakaian
Implant Instalasi Kamar Operasi di Lingkungan Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
4. …………………..
5. ………………….

MEMUTUSKAN

Menetapkan :Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah


Malang Tentang Panduan Pemakaian Implant Instalasi Kamar Operasi di
Lingkungan Rumah Sakit.
Pertama : Panduan Pemakaian Implant Instalasi Kamar Operasi merupakan acuan
bagi seluruh karyawan di Lingkungan Rumah Sakit dalam Panduan
Pemakaian Implant Instalasi Kamar Operasi.
Kedua : Regulasi Rumah Sakit di Lingkungan Rumah Sakit Umum Universitas
Muhammadiyah Malang sebagaimana dimaksud tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal :

ii
Direktur,

Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp.PD, KPTI

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 DEFINISI....................................................................................................................................1
1.2 TUJUAN.....................................................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................................................3
RUANG LINGKUP...............................................................................................................................3
BAB 3......................................................................................................................................................4
KEBIJAKAN...........................................................................................................................................4
BAB 4......................................................................................................................................................5
TATA LAKSANA.................................................................................................................................5
3.1 Perencanaan.........................................................................................................................4
3.2 Penilaian Kebutuhan..........................................................................................................4
3.3 Pedoman Pengelolaan implant.........................................................................................5
3.4 Alur Pengadaan Implant....................................................................................................5
3.5 Penyimpanan.......................................................................................................................6
3.6 Pendistribusian...................................................................................................................6
3.7 Penghapusan.......................................................................................................................6
BAB 5......................................................................................................................................................6
DOKUMENTASI...................................................................................................................................6

iv
LAMPIRAN 1
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
NOMOR: ……………………………….
TENTANG PANDUAN PEMAKAIAN IMPLANT
INSTALASI KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI
a Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, dan implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh
b Implant adalah bahan atau materi yang secara buatan di pasang pada tubuh. Banyak
tindakan bedah di rumah sakit yang menggunakan implant prostetik atara lain
panggul, lutut, jantung, dan pompa insulin. Tindakan operasi seperti ini
mengharuskan tindakan yang di modifikasi dengan mempertimbangkan beberapa
faktor.
c Alur pemesanan implant adalah rangkaian tahapan jalan pemesanan implant dari
analisa kebutuhan sampai datangnya implant
d Alur pendistribusian implant adalah rangkaian tahapan jalan pendistribusian
implant dan implant datang sampai di gunakan pasien
e Farmasi adalah unit rumah sakit yang bertugas untuk meyediakan dan mengadakan
segala kebutuhan obat maupun bahan habis pakai
f Pejabat pengadaan alat kesehatan adalah bagian yang memverifikasi pengajuan
permintaan dari implant
g Kamar operasi adalah suatu unit khusus di Rumah Sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan
steril. Banyak tindakan bedah yang menggunakan implant prostetik.
h Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD) adalah unit di Rumah Sakit yang bertanggung
jawab melakukan sterilisasi alat pembedahan termasuk implant.
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Dalam mencapai kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan yang baik serta
dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya pengelolaan peralatan
kesehatan yang terpadu.
Agar peralatan kesehatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya kebijakan
pemerintah dalam pengelolaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.

1
1.2 TUJUAN
a) Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien operasi dengan
pemasangan implant
b) Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien operasi yang terpasang
implant
c) Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi penarikan kembalialat
implant
d) Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implant pada pasien operasi

2
BAB 2

RUANG LINGKUP

a) Ruang Lingkup Pengelolaan Implant


Panduan ini digunakan untuk mengelola dan mengendalikan semua implant yang
ada di Rumah Sakit yang meliputi :
a Analisa kebutuhan barang
b Pengajuan kebutuhan barang
c Verifikasi kebutuhan dengan dana pengadaan
d Pemesanan barang
e Pendistribusian barang
f Pemeliharaan barang
b) Petugas
Kamar operasi menunjuk salah seorang petugas dalam melakukan pengelolaan,
penyimpanan dan pelaporan implant kepada petugas farmasi kamar operasi.
c) Form Pengajuan Kebutuhan Barang
Pengajuan kebutuhan barang di lakukan oleh petugas kamar operasi sesuai need
assessment yang dilakukan dan di berikan kepada petugas farmasi untuk diteruskan
kepada bagian pengadaan.
d) Form Pemesanan Barang
Bagian pengadaan mengisi SP (surat pemesanan) yang kemudian ditujukan ke
bagian sales implant.
e) Pendistribusian Barang
Implant yang datang dari hasil pemesanan kemudian di distribusikan ke masing -
masing depo farmasi kamar operasi dan kemudian dilakukan verifikasi oleh pihak
pengelola dari Kamar Operasi.
f) Pemeliharaan Barang
Setelah implant di distribusikan pemerliharannya dilakukan oleh petugas kamar
operasi dengan cara mengirim ke bagian CSSD untuk dilakukan sterilisasi dan dan
kemudian dilakukan penyimpanan sesuai jenis di tempat penyimpanan implant.
g) Jenis Implant
Alat implant mempunyai banyak jenis, salah satunya yaitu plat screw, mesh, IUD,
dan lain – lain.

3
BAB 3
KEBIJAKAN

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 62 Tahun 2017 Tentang Izin Edar Alat
Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga.
2. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah
Sakit;

4
BAB 4

TATA LAKSANA

Untuk menjamin keselamatan pasien, manajemen dituntut dalam Proses perencanaan


dan pengadaan peralatan medis atau implant yang komprehensif dan berkesinambungan,
untuk mendapatkan perencanaan dan pengadaan yang berkesinabungan dibutuhkan
komitmen dalam menerapkan perencanaan.

3.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait jenis,
Spesifikasi dan jumlah implan sesuai dengan kemampuan pelayanan atau klasifikasi
rumah sakit, beban pelayanan, perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya
manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana. Perencanaan
kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan anggaran, pelaksanaan
pengadaan implan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat di pertanggung
jawabkan.

3.2 Penilaian Kebutuhan


Penilaian kebutuhan (need assessment) adalah proses untuk menentukan dan
mengatasi kesenjangan antara situasi atau kondisi saat ini dengan situasi atau kondisi
yang diinginkan, Penilaian kebutuhan adalah kegiatan strategis dan merupakan bagian
dari proses perencanaan peralatan medis yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan atau memperbaiki kekurangan pelayanan kesehatan. Penilaian
kebutuhan implant pada dasarnya dimaksudkan untuk pemenuhan implant sesuai
kemampuan rumah sakit, kebutuhan implant dan pengembangan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan masyarakat atau perkembangan teknologi. Perencanaan kebutuhan
implant dilakukan karena faktor:
1 Perkembangan teknologi
2 Kesesuaian terhadap standard keselamatan atau regulasi
3 Ketersediaan jumlah dan jenis implant
4 Kesesuaian dengan ilmu kedokteran
5 Anggaran Pembelian Barang
Pelaksanaan penilaian kebutuhan implan diatur dalam standar prosedur operasional
memuat
a Peran para pihak terkait pengguna dokter, perawat, tenaga teknis pemelihara dan
manajemen rumah sakit
b Mekanisme pengajuan kebutuhan dari kamar operasi kepada pihak farmasi yang
bertanggung jawab terhadap ketersediaan implant di rumah sakit
c Proses pengkajian oleh tim perencanaan kebutuhan peralatan medis .
d Rekomendasi pemenuhan implan.
Dalam melakukan penilaian kebutuhan implant, tim perencanaan kebutuhan
membutuhkan data dan informasi sebagai berikut :
a Inventaris implant meliputi jenis, spesifikasi, jumlah, dan kondisi implant

5
b Kualitas barang: data pemeliharaan meliputi frekuensi kerusakan, lama perbaikan,
biaya pemeliharaan.
c Kinerja barang: data pemanfaatan dan kapasitas alat sesuai spesifikasi.
d Keamanan barang : meliputi frekuensi insiden, akibat yang ditimbulkan.
e Sumber daya manusia meliputi ketersediaan tenaga pengguna dan pemelihara serta
kompetensinya pengguna yang akan menggunakan.
f Data dan informasi penunjang lainnya seperti kesiapan ruangan penyimpanan.

3.3 Pedoman Pengelolaan implant


Perhitungan implant untuk pemenuhan sesuai standar, jenis dan jumlah peralatan
medis harus memperhatikan kemampuan layanan berdasarkan klasifikasi rumah sakit
dan ketersediaan jumlah dan kompetensi SDM yang dipersyaratkan untuk
penyelenggaraan jenis dan volume pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pada rumah
sakit yang telah operasional, perhitungan implant untuk pemenuhan standar
dibutuhkan data inventarisasi peralatan tiap unit pelayanan seperti kamar operasi Jenis,
jumlah yang ada, kapasitas alat, pemanfaatan, estimasi peningkatan pelayanan,
kebutuhan.
a Menilai dengan melihat data utilisasi / penggunaan peralatan medis setiap harinya
baik dari catatan rekam medik atau melalui penelitian, bilamana utilisasi /
penggunaan peralatan medis cukup tinggi, maka diperlukan tambahan peralatan
medis baru.
b Perencanaan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan, artinya
diperlukan penambahan implant dengan teknologi generasi terbaru untuk
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan.
c Menelaah ketersediaan implant tersebut apakah sudah tersedia di fasilitas kesehatan
atau rumah sakit lain yang dekat dengan rumah sakit.
d Penilaian kebutuhan untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Health Technology
Management, jumlah pasien, perhitungan ekonomi, SDM.

3.4 Alur Pengadaan Implant

Analisa Kebutuhan Penilaian Pembelian


Pengajuan Barang
Barang Barang

Penerimaan Barang Barang Datang Pemesanan Barang

Distribusi Barang Pemakaian Barang Evaluasi dan Pencatatan

6
3.5 Penyimpanan
Kamar operasi melakukan penyimpanan implant berdasarkan pada :
1 Implant yang digunakan untuk operasi disimpan dalam trolley implant.
2 Petugas pengelolan Implant di kamar operasi betanggung jawab dalam
penyimpanan implant untuk di lakukan sterilisasi di CSSD dan kemudian
dipisahkan sesuai jenis nya.
3 Penyimpanan implant dikendalikan depo farmasi kamar operasi

3.6 Pendistribusian
Petugas kamar operasi bertanggung jawab dalam hal pencatatan pemakaian yang
telah dipakai operasi di setiap kamar operasi kemudian diberikan ke petugas farmasi
yang bertugas.

3.7 Penghapusan
Penghapusan barang dan alat -alat di kamar operasi dilakukan apabila terjadi :
1 Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2 Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk diatur ulang
3 Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expire date)
4 Bahan/ barang hilang karena pencurian atau sebab lain

3.8 Pengembalian barang/ return


1. Bahan / barang yang rusak akan dikembalikan kepihak implant dan digantikan
dengan bahan/barang baru.
2. Jika barang yang telah di terima ternyata tidak terpakai selama waktu lebih 1
tahun, maka pihak implant akan mengambil barang ke RS dan akan di ganti
dengan bahan/barang yang baru
3. Jika terjadi cacat produksi atas dasar kesalahan bahan atau semaca

3.9 Recalling
Rumah sakit menerapkan proses untuk menghubungi dan memantau pasien dalam
jangka waktu yang ditentukan setelah menerima pemberitahuan adanya
penarikan/recall suatu implan medis.

Alur Recalling

1. Pihak implant akan konfirmasi kepada pihak Rumah Sakit bahwa ada implant
yang tidak sesuai (cacat produk atau semacamnya).
2. Pihak implant akan mengevaluasi dan dapat menarik sisa implant yang ada di
Rumah Sakit
3. Pihak implant akan mengganti implant yang ditarik dengan implant yang baru

7
4. Pihak Rumah Sakit melakukan pelacakan kepada pasien yang menggunakan
implant lama.
5. Pihak rumah sakit akan memantau pasien dalam jangka waktu tertentu jika ada
komplikasi dari pemakaian implant lama

BAB 5

DOKUMENTASI

a Panduan ini akan di review jika ada perubahan kebijakan regulasi


b Dokumen yang terkait dengan pengelolaan implant maupun penggunaannya sudah
terlampir antara lain:
1. Surat permintaan implant
2. Daftar implant
3. Surgical Safety Checklist
4. Laporan operasi
5. Nota Pemakaian Implan

Malang, ……………………………
Direktur,

8
Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp.PD, KPTI

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai