Anda di halaman 1dari 10

RUMAH SAKIT UMUM dr. GL.

TOBING
Jln. Medan – Tanjung Morawa Km. 15,5 Tanjung Morawa – 20362
Kabupaten Deli Serdang – Provinsi Sumatera Utara PO BOX : 4 Medan Indonesia
Fax : ( 061 ) 7945909
Telp : ( 061 ) 7944796
Email :
pimpinan_rsgl@ptpn2.com

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM dr. GL. TOBING TANJUNG MORAWA
NOMOR : TDM.RSGL/Kpts/ /VII/2023
TENTANG
KEBIJAKAN PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRALATAN MEDIS YANG SUDAH TIDAK
LAYAK PAKAI

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit menetapkan dan menerapkan proses pengelolaan peralatan medik ;
b. Bahwa rumah sakit merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pemeriksaan, uji coba, dan pemeliharan peralatan medis;
c. Bahwa rumah sakit menggunakan peralatan medis yang harus dikelola dan kalibrasi serta
rutin memeriksa peralatan medis;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a,b, dan c tersebut, maka
perlu ditetapkan dalam Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. GL. Tobing tentang
Pengelolahan Peralatan Medis;

Mengingat : a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang


Akreditasi Rumah Sakit;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;


e. Peraturan Presiden RI Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA RUMH SAKIT dr. GL TOBING TENTANG PENARIKAN
KEMBALI PRODUK DAN PRALATAN MEDIS YANG SUDAH TIDAK LAYAK PAKAI
Pertama : Memberlakukan Panduan Pengelolaan Peralatan Medis Rumah Sakit sebagaimana
terlampir dalam lampiran I keputusan ini;
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya keputusan ini dibebankan pada anggaran
Rumah Sakit;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak penetapan dan apabila diekmudian hari didapat kekeliruan,
akan diperbaiki sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Tanjung Morawa


PadaTanggal : Juli 2023

dr Novi Fitriani, MKM


Kepala
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi bimbingan
dan petunjukNya, sehingga tim penyusun berhasil menyelesaikan panduan Panduan
Pengelolaan Peralatan Medis Rumah Sakit dimana tujuan dari penerbitan panduan ini untuk
menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi mutu lingkungan
rumah sakit.
Panduan Pengelolaan Peralatan Medis Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk
kontribusi rumah sakit dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi masyarakat disekitar rumah sakit.
Namun kami menyadari bahwa Panduan ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata kami Tim penyusun
mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar Panduan ini dapat dipergunakan sebagai
acuan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I. DEFENISI
A. Pengertian...................................................................................................................................................1
B. Tujuan Panduan..........................................................................................................................................1
BAB II. RUANG LINGKUP ..............................................................................................2
BAB III. TATA LAKSANA ………………………………………………………………………………………………3
BAB IV. DOKUMENTASI............................................................................................................................7

ii
BAB I
DEFENISI
A. Pengertian
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai
kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan
maka perlu adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Rumah Sakit Umum dr. GL. Tobing sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki berbagai
alat medik terbaru memiliki berbagai tantangan. Pertama, adalah di pihak pengguna teknologi,
karena alat canggih tanpa disertai kemampuan memanfaatkan teknologi ini akan menyebabkan
under utilization. Kedua, penggunaan alat canggih tanpa disertai pemeliharaan alat oleh tenaga
yang terlatih akan berakibat pada kekurang akuratan hasil kerja alat medik, yang dapat berdampak
katastrofik pada pasien. Ketiga, pemakaian alat tanpa disertai pengetahuan dan keterampilan
memakai akan memperpendek usia pakai alat medik tersebut sehingga nilai ekonomis dan alat
tersebut tidak dapat dirasakan baik dari pihak pasien maupun dari pihak Rumah Sakit Umum dr.
GL. Tobing
Panduan ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan peralatan kesehatan di
Rumah Sakit Umum dr. GL. Tobing sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan secara
efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan kepada masyarakat serta
memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang baik dan benar.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur di bidang proses pengelolaan alat
medik yang efektif dan efisien sehingga Rumah Sakit Umum dr. GL. Tobing dapat
menyediakan alat medik yang selalu dalam kondisi siap pakai, dan dapat membantu proses
diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik.
2. Tujuan Khusus
a. Memastikan setiap perencanaan, dalam program pengelolaan peralatan medik di Rumah
Sakit Umum dr. GL. Tobing yang mencakup pengadaan, uji fungsi, pemeliharaan fisik,
inspeksi, kalibrasi, adjusment sampai ke over houl dapat berjalan dengan baik dan tepat
b. Terselenggaranya proses pengadaan alat medik yang mampu menyediakan alat medik sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
c. Terselenggaranya proses pemeliharaan (preventive maintennance) alat medik yang mampu
menjamin hasil yang akurat dan sebagai hasil akhir adalah penanganan pasien yang Iebih
baik.
d. Terselenggaranya proses pemakaian alat medik yang aman untuk pasien, pengguna dan
segala pihak yang berkaitan dengan pengelolaan alat medik tersebut

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup pelayanannya adalah terhadap semua unit yang menggunakan peralatan medis.
1. Sistem pengoperasian dan pemeliharaan peralatan medis yang digunakan di unit-unit, seperti :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Unit Rawat Inap
c. Unit Rawat Jalan
d. Unit Radiologi
e. Unit Kamar Operasi
f. Unit Perawatan Kritis
2. Pengujian & Kalibrasi terhadap peralatan medis yang wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi
minimal 1 tahun sekali sesuai dengan Permenkes No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
3. Pemeliharaan tidak terencana terhadap semua peralatan medis dimana pemeliharaan tersebut
dilakukan hanya pada peralatan yang darurat membutuhkan perbaikan atau perawatan
sebelum jadwal yang ditentukan.
4. Penyusunan Prosedur tetap pemeliharaan dan penggunaan peralatan medis
5. Pendokumentasian dalam pemeliharaan peralatan medis

2
BAB III
TATALAKSANA

1. Perencanaan dan Pengadaan Peralatan Kesehatan


a. Dalam kegiatan Perencanaan dan Pengadaan Peralatan kesehatan, staf medis pelayanan
mengajukan usulan kebutuhan pengadaan alat kesehatan
b. Staf pelayanan medis (Penanggung jawab unit, kepala keperawatan, Kepala bidang
penunjang medis) bersama staf medis yang mengusulkan melakukan analisa kebutuhan alat
kesehatan tersebut (kebutuhan/perkiraan jumlah pasien, spesifikasi alat, evaluasi
penggunaan alat sebelumnya)
c. Jika hasil analisa disimpulkan bahwa alat tersebut dibutuhkan maka penanggung jawab
unit/kepala bidang penunjang medis membuat permintaan alat kesehatan menggunakan
formulir permintaan alat kesehatan yang dibuat rangkap 2 (Dua)
d. Jika terjadi kerusakan pada alat kesehatan yang sudah ada sebelumnnya maka analisa
kerusakan alat dari teknisi alat kesehatan dilampirkan bersama formulir permintaan alat
kesehatan
e. Formulir permintaan alat kesehatan diajukan ke wadir sarana prasarana dan penunjang
medik untuk di analisa ulang bersama teknisi alat kesehatan

2. Uji Coba Peralatan Kesehatan


a. Setiap peralatan kesehatan jenis / tipe baru yang belum pernah digunakan dalam ruang
lingkup Rumah Sakit sebelumnya harus melalui uji coba dan evalusi terlebih dahulu dengan
melibatkan staf medis dan staf keperawatan sebagai end-user
b. Untuk alat kesehatan dengan spesifikasi baru yang belum pernah dimiliki sebelumnya
diupayakan untuk dilakukan uji coba penggunaan alat dilapangan untuk jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan antara pihak rekanan alat dengan end-user
c. Hasil uji coba berupa rekomendasi pengembalian alat, ditanda tangani oleh Petugas dan
Penanggung jawab Unit / Penanggung jawab logistik yang dilampirkan bersama formulir
permintaan alat kesehatan untuk dilanjutkan oleh Kepala Bidang Penunjang Medik guna
mendapatkan persetujuan

3. Inventarisasi Peralatan Kesehatan


a. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala yang mencakup jenis, jumlah, merk,
type/model serial number serta kondisi dari tiap - tiap peralatan kesehatan yang dimiliki
rumah sakit
b. Data hasil inventarisasi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan / penarikan peralatan kesehatan
c. Inventarisasi dilakukan oleh Penanggung jawab PJ Alkes Rumah Sakit Umum dr. GL.
Tobing

3
4. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan
selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih
lama. Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria
pemeliharaan, yaitu :
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan Terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakaan terhadap alat
sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Jadwal pemeliharaan disusun dengan
memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan
pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan perencanaan meliputi pemeliharaan preventif /
pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.
b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan Preventif adalah (pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan berupa
perawatan rutin yang dilakukan oleh operator dan dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta
penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala.
Yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat
tertentu pemeliharaan preventif dapat dilakukan saat alat sedang operasional melalui
pemeriksaan, dengan melihat, merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa
maupun dengan menggunakan alat ukur. Dan dapat pula dilakukan pelumasan dan
penyetelan bagian bafdsgian alat tertentu memerlukan.

5. Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan koretif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan ini
dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi layak pakai dan
siap operasional.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu pengukuran kuantitatif
keluaran dan pengukuran aspek Keselamatan, sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan
legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh Institusi Penguji yang berwenang. Perbaikan
korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara
terencana. Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan
terhadap peralatan dengan mengganti bagin bagian utama alamat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karna usia dan penggunaan.
6. Pemeliharaan Tidak Terencana
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa
perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
Untuk dapat segera melaksanakan pemeliharaan yang tidak terencana, perlu adanya tenaga
yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana
dapat ditekan serendah mungkin dengan cara mengingatkan kegiatan pemeliharaan terencana.

4
7. Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka unit kerja
sarana pemeliharaan Rumah Sakit, perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang
berkaitan dan memadai meliputi, Sumber Daya Manusia yaitu teknis, fasilitas dan
peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek
pemeliharaan ini pada umumnya mememerlukan pembiayaan.

8. Sumber Daya Manusia


SDM (Teknisi) merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan pemeliharaan
peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan teknologi peralatan
kesehatan yang ditangani, sedangkan jumlahnya berdasarkan kepada jumlah setiap jenis alat.
Semuanya ini merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi.

9. Fasilitas kerja
Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan peralatan kesehatan
yang meliputi :
a. Ruangan tempat bekerja, terdiri dari workshop/bengkel, gudang dan ruang administrasi
b. Peralatan kerja terdiri dari toolset elektrik, toolset elektronik, toolset mekanik, toolset gas,
dan berbagai macam alat ukur

10. Pengoperasian Peralatan Kesehatan


Beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam operasionalisasi
peralatan kesehatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan pengoperasian dalam pelayanan dan
penyimpanan peralatan apabila telah selesai digunakan.
a. Persiapan Pengoperasian
Berbagai aspek yang harus dipenuhi dan disiapkan agar peralatan siap di operasikan
adalah peralatan harus dikondisikan dalam keadaan layak pakai lengkap dengan aksesoris
yang diperlukan, terpelihara dengan baik, sertifikasi kalibrasi yang masih berlaku, ijin
operasional yang masih berlaku bagi peralatan yang memerlukan ijin. Prasarana yang
diperlukan oleh masing-masing alat (misal, listrik, air, gas, uap) tersedia dengan kapasitas
dan kualitas yang memenuhi kebutuhan. Kemudian SDM siap, baik dokter, operator,
maupun paramedik dll sesuai dengan tindakan pelayanan yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Pengoperasian dalam Pelayanan
Pelaksanaan Pengoperasian peralatan dalam pelayanan medik kepada pasien, secara
teknik agar mengikuti urutan yang baku untuk setiap alat, mulai alat dihidupkan sampai
alat dimatikan setelah selesai melakukan kegiatan pelayanan medik.
c. Penyimpanan Peralatan
Setelah peralatan selesai dipergunakan untuk pelayanan medik kepada pasien, maka
peralatan agar disimpan dalam kondisi yang baik
d. Pemantauan Operasional Peralatan
Pemantauan operasional peralatan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi alat untuk
melaksanakan pelayanan dan seberapa jauh beban kerja setiap alat yang operasional.

5
Dalam pemantauan didata kan kondisi alat dan beban kerjanya selama satu bulan
atau periode tertentu. Pemantauan dilakukan oleh tekhnisi secara periodik pada selang
waktu pemeliharaan preventif untuk setiap alat.

11. Penarikan Peralatan Kesehatan


Peralatan kesehatan yang kondisinya rusak berat dan sudah tidak dapat difungsikan lagi dan
atau jika dilakukan perbaikan tidak efisien, layak/fleksibel lagi maka terhadap peralatan
kesehatan tersebut untuk diajukan untuk dihapuskan.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya
harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat pemberi tugas sesuai dengan
penugasannya .pada setiap bulan dilaporkan kepada Kepala Bagian Administrasi & Umum akan hasil
pemeliharaan yang telah dilakukan, kemudian minimal 1 tahun sekali dievaluasi sebagai dasar
pertimbangan perencanaan pemeliharaan periode selanjutnya.
Dokumentasi dan pengumpulan data terkait dengan pemeliharaan peralatan medis adalah sebagai
berikut:
1. Pengisian form pemeriksaan dan perawatan alat yang diisi oleh petugas teknisi biomedis yang
melakukan kegiatan pemeliharaan oleh petugas pemeliharaan
2. Memberikan label pada setiap peralatan yang telah dilakukan pemeriksaan.
3. Sertifikat kalibrasi pada setiap alat yang telah dilakukan kalibrasi yang dinyatakan lulus uji atau laik
pakai.
4. Pelaksanaan kegiatan pelatihan terhadap teknisi dan user peningkatan pengetahuan akan peralatan
medis
5. Pengisian form perbaikan dan penambahan oleh unit peminta atau pelapor yang digunakan sebagai
laporan apabila terjadi kerusakan peralatan medis ataupun permintaan pekerjaan penambahan
(upgrade) peralatan medis.
6. Pengisian pada laporan harian masing-masing petugas pemeliharaan sesuai dengan kegiatan yang
telah dilakukan setiap hari.
7. Pengisian form hasil kalibrasi untuk setiap peralatan khusunya medis pada saat peralatan tersebut
dilakukan kalibrasi baik oleh petugas eksternal maupun internal.
8. Pengisian form hasil pekerjaan perbaikan ekternal oleh petugas teknisi ekstenal alat bilamana fasilitas
tersebut diperbaiki oleh pihak eksternal.

Anda mungkin juga menyukai