Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI WALUYO

YAKKUM DI LAMPUNG
Nomor : 800/ 0482/RSMW/III/2014

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR OPERASI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO METRO

DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI WALUYO

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Kamar Operasi yang
bermutu tinggi.

b. Bahwa agar pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit


Mardi Waluyo Metro dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 tentang Kamar Operasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 519/Menkes/PER/2011 tentang Kebijakan
Kamar Operasi.
4. Keputusan Pengurus Yakkum Nomor 0525-
Ps/STRUKTUR.RSMW/IX/2007 tentang Penetapan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Madi
Waluyo Yakkum Metro.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI
WALUYO METRO TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT
MARDI WALUYO METRO

KEDUA : Kebijakan pelayanan Kamar Operasi Rumah Sakit Mardi


Waluyo Metro sebagaimana tercantum dalam keputusan ini.

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan


KETIGA : Kamar Operasi Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan : di Metrro
Pada tanggal : 31 Desember 2014
Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro

Dr. Paran Bagionoto, Sp.B


Lampiran
Keputusan Direktur RS MardiWaluyo
Nomor : 800/0358/RSMW/III/2014
Tanggal :31 Desember2014

KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR OPERASI

Kebijakan Umum

1. Pelayanan di Kamar Operasi mempunyai visi misi yang mengacu kepada


visi dan misi rumah sakit.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien
3. Pelayanan di Kamar Operasi dilaksanakan dalam 24 jam, jadwal over time
yang telah dibuat dan untuk keadaan darurat diluar jam kerja sesuai
dengan jadwal on call yang telah dibuat.
4. Yang bertanggung jawab terhadap pelayanan dikamar operasi adalah
Dokter Spesialis Bedah Umum.
5. Kepala ruang Kamar Operasi adalah seorang perawat yang memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
6. Semua perawat yang bertugas di kamar operasi wajib mempunyai latar
belakang pelatihan, baik internal maupun eksternal.
7. Setiap petugas di kamar operasi wajib mengikuti opelatihan yang sudah
diprogramkan oleh bagian SDM.
8. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak
pasien.
9. Penyediaan tenaga di kamar operasi harus mengacu kepada pola
ketenagaan.
10. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
pertemuan rutin satu bulan sekali.
11. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi
mengenai prosedur yang akan dijalani khususnyaa prosedur tindakan
pembedahan
12. Pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus disiapkn terlebih
dahulu baik di ruang persiapan, IGD maupun diruang rawat inap, untuk
mencegah terjadi kesalahan, dan dilaksanakan sesuai dengan standar
prosedur operasional.
13. Dokter operator bedah harus melaksanakan assesmen pra bedahsebelum
diputuskan dilakukan tindakan pembedahan.
14. Setiap pasien yang diantar ke kamar operasi untuk dilakuakn tindakan ,
dilakukan identifikasi dan serah terima pasien, yang meliputi :
 Jenis operasi
 Lokasi yang akan dioperasi
 Informed consent
15. Penandaan area operasi dilakukan oleh dokter operator bedah, pada kasus
operasi sisi ( laterality ), struktur multiple ( jari tangan dan kaki), atau
level multiple ( tulang belakang ).
16. Pembersihan area operasi dilakukan dengan menggunakan Pavidone
Iodine dan dilanjutkan dengan menggunakan alkohol 70%, setelah pasien
dalam pengaruh obat bius, dilakukan untuk meminimalkan terjadinya
kontaminasi bakteri dan infeksi luka operasi.
17. Check list keselamatan pasien adalah suatu program dalam upaya
menurunkan komplikasi pembedahan dan anestesi. Check list keselamatan
pasien terdiri dari sign in, time out dan sign out, dilakukan pada setiap
pasien yang dilakukan tindakan pembedahan, dilakukan oleh sirkulair.
18. Bila ada tindakan perluasan tindakan operasi, operator harus memberikan
informasi kepada penanggung jawab pasien ( keluarga ) sebelum perluasan
operasi dilakukan dan penanggungjawab pasien harus menandatangani
informed consent.
19. Informasi penjadwalan pasien operasi ( baik elektif maupun darurat )
didapatkan dari bagian admission dan tulisan papan informasi jadwal
operasi untuk dilengkapi oleh petugas kamar operasi. Penundaan operasi
karena perubahan jadwal dari operator, perubahan kondisi pasien harus
diinformasikan kepada pasien dan keluarga.
20. Pembatalan operasi karena perubahan jadwal dari operator, perubahan
kondisi pasien harus diinformasikan kepada pasien dan keluarga.
21. Laporan operasi harus ditulis oleh dokter operator bedah secara lengkap
sesuai dengan lembar yang sudah tersedia dan disimpan dalam rekam
medik pasien.
22. Penghitungan kasa dan instrumen dilakukan sebelum menutup menutup
peritoneum, bila terdapat ketidak sesuaian penghitungan kasa dan
instrumen sebelum dan sesudah operasi maka dilakukan penghitungan
ulang sebelum sayatan operasi ditutup.
23. Cuci tangan bedah wajib dilakukan sebelum tindakan operasi, lama cuci
tangan bedah ± 3-5 menit , untuk mencegah terjadinya infeksi paska
operasi atau infeksi luka operasi, setelah itu dilakukan pemakaian jas steril
dan dilanjutkan damgam pemkaian sarung tangan steril oleh setiap oramg
yang ikut dalam tindakan pembedahan.
24. Pembersihan instrumen dan pencucian instrumen paska pembedahan
dilakukan dengan dengan prinsip 40 cc detergent enzimatik dengan 2 liter
air biasa direndam selama 15 menit dan dilakuikan oleh perawat kamar
operasi setelah tindakan operasi selesai dilakukan
25. Persiapan bahan untuk pemeriksaan Patologi Anatomi ( PA ) dilakukan
sebelum operasi yang diperkirakan nanti membutuhkan pemeriksaan
patologi anatomi dan setelah selesai operasi spesimen dikemas dan
diberitahukan kepada keluarga pasien
26. Penutupan luka operasi dilakukan setelah selesai penutupan lapangan
operasi dan pembersihan daerah operasi untuk mencegah terjadinya
infeksi. Pada setiap pasien operasi yang terdapat luka insisi, harus ditutup.
Luka operasi ditutup dengan menggunakan tule dan kassa steril lalu
diplester, sehingga luka operasi tetap bersih dan mencegah terjadi infeksi
luka operasi.
27. Alur instrumen kotor dan linen kotor setelah operasi selesai, linen kotor
setelah operasi selesai di letakkan pada tempat linen kotor, pendistribusian
melalui jalur infeksius. Instrumen kotor setelah selesai digunakan
diletakkan pada wadah yang telah diberi larutan enzimatik, kemudian
dibawa dengan menggunakan troly ke tempat pencucian instrumen kotor
untuk di bersihkan.
28. Pembersihan ruangan kamar operasi dilakukan sebelum dan setelah
operasi selesai, setiap hari dan seminggu sekali ( bongkar ) besar.
29. Bila terjadi kecelakaan atau kegagalan tindakan operasi,hal tersebut
dilaporkan ke Kepala Departemen Pelayanan Medik untuk tindak lanjut.
30. Bila terjadi bencana/ distater plan, kamar operasi siap untuk berperan di
dalam penanggulangannya.
31. Pemeliharaan alat medis seperti set operasi dilakukan di kamar operasioleh
perawat kamar operasi, sedangkan alat medis yang lainnya seperti suction,
mesin couter, lampu operasi dan lain-lain dilakukan oleh bagian
pemeliharaan sarana termasuk kalibrasi.
32. Prosedur transfer dari ruang operasi ke ruang perawatan, dimana pasien
memerlukan perawatan yang intensif.
33. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Keselamatan Kerja).
34. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi selalu dijalankan.

Ditetapkan : di Metrro
Pada tanggal : 31 Desember 2014
Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro

Dr. Paran Bagionoto, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai