Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PENANDAAN LOKASI OPERASI


(SITE MARKING)

DISIAPKAN OLEH
POKJA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR


RSUD dr. MURJANI SAMPIT
Jalan HM.Arsyad No.65, Sampit Kode Pos 74322
Telp (0531) 21010 Faks (0531) 21782
e-mail: rsdmsampit@yahoo.com
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
RSUD dr. MURJANI SAMPIT
Jl.HM.Arsyad No.65 Sampit Telp (0531) 21010 Fax (0531) 21782
e-mail: rsdmsampit@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. MURJANI SAMPIT


NOMOR : 002 /KPTS/DIR/P01/RSUD-DM/I/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN
PANDUAN PENANDAAN LOKASI OPERASI DAN
CEKLIST KESELAMATAN PASIEN PRA OPERASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT dr.MURJANI SAMPIT

Menimbang : 1. Bahwa rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien


dan mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
2. Bahwa untuk menghindari kesalahan lokasi yang akan dioperasi,
maka setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
atau operasi harus dilakukan penandaan lokasi operasi dengan satu
tanda yang jelas, terlihat sampai di insisi.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud
dalam angka 1 dan 2 diatas perlu ditetapkan Panduan Penandaan
Lokasi operasi pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan atau operasi di RSUD dr. Murjani Sampit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
6. Peraturan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 53 Tahun 2009 tentang
Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Murjani Sampit.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
KESATU : Pemberlakuan Panduan Penandaan Lokasi Operasi (Site Marking)
Nomor: 002/KPTS/DIR/P01/RSUD-DM/I/2018 di RSUD dr.Murjani Sampit.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dievaluasi
minimal 3 (Satu) tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sampit
Pada tanggal : 02 Januari 2018
DIREKTUR RSUD dr.MURJANI SAMPIT

dr. Denny Muda Perdana, Sp.Rad


NIP.19621121 199610 1 001
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI...................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA
A. Teknik Penandaan Lokasi Operasi............................................................................3
B. Checklist Keselamatan Pasien Pra Operasi..............................................................4
C Prosedur Pengaplikasian Checklist Keselamatan Pasien Pra Operasi.....................5
BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................................8
LAMPIRAN : PANDUAN PENANDAAN LOKASI OPERASI DAN CEKLIST
KESELAMATAN PASIEN PRA OPERASI
NOMOR : 002/KPTS/DIR/P01/RSUD-DM/I/2018
TANGGAL : 02 JANUARI 2018

BAB I
DEFINISI

Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang


mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat
dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah,
kurang / tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak
ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula asesmen pasien
yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang
tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang
berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian
singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang
mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang
digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The
Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,
Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada
tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit
dan harus dibuat oleh operator / orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan
saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
akan disayat.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2005). Proses operasi merupakan
pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada seluruh tindakan yang dilakukan dari persiapan,
tindakan operasi, dan setelah selesai operasi. Prinsip pelayanan bedah tepat lokasi/sisi,
tepat prosedur, dan tepat pasien yaitu:
a Sebelum tindakan, petugas melakukan pengecekan ulang seluruh identifikasi
pasien dan kelengkapan berkas penunjang sebelum dilakukan tindakan operasi.
b Sebelum tindakan dilakukan, petugas melakukan penandaan lokasi yang akan
dilakukan operasi.
c Dalam pelaksanaan tindakan operasi, petugas melakukan tindakan berdasarkan
atas SPO yang berlaku.
Kewajiban dan tanggung jawab:
1). Perawat Kamar Operasi
a Memahami dan mengimplementasikan seluruh prosedur yang ada.
b Memastikan ketepatan pasien dan penandaan lokasi yang akan dilakukan
tindakan operasi.
c Melaporkan jika terjadi kesalahan dalam identifikasi ataupun marking area.
2). Supervisor Kamar Operasi
a. Memastikan dan membantu petugas telah melaksanakan panduan tindakan
preoperative, intraoperatif, dan postoperative dengan bai.
b. Melakukan penyelidikan jika telah terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan
operasi.
3). Dokter Operator
Melaksanakan penandaan lokasi operasi sesuai standar di RS
4). Perawat Sirculate di Kamar Operasi
a. Memahami dan mengimplementasikan seluruh prosedur yang ada.
b. Memastikan ketepatan pasien dan penandaan lokasi yang akan dilakukan
tindakan operasi.
c. Melaporkan jika terjadi kesalahan dalam identifikasi ataupun marking area.
5). Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
Melakukan pemantauan atas tata kelola panduan tindakan operasi bersama
dengan Supervisor Kamar Operasi.

2
BAB III
TATA LAKSANA

Tahap sebelum insisi (time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat dimana tindakan akan dilakukan, tepat
sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan
bagaimana prose situ didokumentasikan secara ringkas, dengan menggunakan checklist.

A. Teknik Penandaan Lokasi Operasi


Berikut merupakan teknik yang dilakukan dalam penandaan lokasi operasi:
a) Pasien diberi tanda saat informed consent telah dilakukan.
b) Penandaan lokasi operasi oleh dokter operator satu jam sebelum operasi
dilakukan di OK.
c) Pasien harus dalam keadaan sadar saat dilakukan penandaan lokasi operasi.
d) Tanda yang digunakan berupa lingkaran (O) bukan tanda silang.
e) Penandaan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi operasi.
f) Penandaan dilakukan dengan site-marker (anti luntur, anti air) dan tetap terlihat
walau sudah diberi desinfektan, dengan rincian:
- Pada pasien, penandaan diberi warna hitam.
- Pada lembar checklist, penandaan diberi warna merah.
Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality),
multiple structure (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Anjuran penandaan lokasi operasi:
a) Gunakan tanda yang telah disepakati, yaitu dengan menggunakan lingkaran
(bukan tanda silang)
b) Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar. Jika memungkinkan dan
harus terlihat sampai saat akan diinsisi.
Yang wajib melakukan penandaan lokasi operasi adalah Operator Bedah. Tindakan
bedah yang tidak perlu dilakukan penandaan lokasi operasi pada bayi dan neonatus.

B. Checklist Keselamatan Pasien Pra Operasi


Kejadian kematian dan komplikasi akibat pembedahan dapat dicegah, yaitu
dengan prosedur surgical safety checklist, merupakan sebuah daftar periksa untuk
memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas pada pasien. Surgical safety
checklist merupakan alat komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan oleh
tim professional di ruang operasi. Tim professional terdiri dari: dokter bedah, dokter
3
anestesi, perawat instrument, perawat anestesi, dan lainnya. Tim bedah harus
konsisten melakukan setiap item yang dilakukan dalam pembedahan mulai dari fase
briefing, fase time out, dan fase pengarahan (the debriefing phase) sehingga dapat
meminimalkan setiap risiko yang tidak diinginkan.
Tujuan utama dari WHO surgical safety checklist dan manualnya untuk
membantu mendukung bahwa tim secara konsisten mengikuti beberapa langkah
keselamatan yang kritis dan meminimalkan hal yang umum dan risiko yang
membahayakan dan dapat dihindari dari pasien bedah. Checklist ini juga memandu
interaksi verbal antar tim sebagai arti konfirmasi bahwa standar perawatan yang tepat
dipastikan untuk setiap pasien. Untuk mengimplementasikan checklist selama
pembedahan, seseorang harus bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan
checklist. Biasanya dikoordinatori oleh perawat bedah atau setiap klinisi yang
berpartisipasi dalam operasi.
1. Sign In
a. Fase sebelum induksi anestesi
b. Koordinator secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah
dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi
telah ditandai
c. Memastikan persetujuan untuk operasi telah diberikan
d. Memastikan pulse oximeter pada pasien berfungsi dengan baik
e. Koordinator dengan profesional anestesi mengonfirmasi risiko pasien apakah
pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas, reaksi alergi.
f. Diketahui dan ditandatangani oleh DPJP atau dokter anastesi.
2. Time Out
a. Fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan peran masing-
masing.
b. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang operasi saling kenal.
c. Sebelum melakukan sayatan/insisi pertama pada kulit, tim mengonfirmasi
dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien
yang benar.
d. Konfirmasi antibiotik profilaksis telah diberikan dengan dosis yang tepat
sebelum insisi.
3. Sign Out
1) Tim bedah akan meninjau operasi yang telah dilakukan.
2) Dilakukan pengecekan kelengkapan kassa, penghitungan instrument
3) Pemberian label pada spesimen.
4
C. Prosedur Pengaplikasian Checklist Keselamatan Pasien Pra Operasi
1. Sign In
1) Memastikan identitas pasien sudah benar dengan cara sebagai berikut ini :
- Menanyakan kepada pasien ( nama, tanggal lahir, nomor rekam medik)
- Menyakan kepada pasien untuk rencana tindakan
- Menanyakan kepada pasien (apa pasien sudah puasa apa belum) jika iya
terakhir puasa makan dan minum jam berapa?
2) Memastikan area yang akan dioperasi sudah diberi tanda yang tidak mudah
hilang karena desinfeksi
3) Menyiapkan alat-alat anestesi dan memasyikan peralatan anestesi sudah
lengkap seperti: mesin anestesi, monitor pasien, suction, gas medis ( oksigen,
N2O, medical air), persiapan alat-alat intubasi (laringoskop, mangil forsep,
tampon, endotrakeal tube, orofaringe, nasopharyngeal, stetoskop, glide scope,
stilet, xylocain spray, spuit cuff, suction cateter), persiapan obat emergency
dan obat-obatan induksi anestesi.
4) Menanyakan kepada pasien apakah pasien punya riwayat risiiko penyakit
penyerta dan factor tanda-tanda alergi
5) Mengecek hasil pemeriksaan penunjang (apakah ada kelainan pada
laboratorium)
6) Apakah ada resiko perdaran yang sudah disiapkan kepada dokter spesialis
bedah dan dokter spesialis anestesi. Apakah ada persiapan darah ditangan
dan atau GSH
7) Memberikan tanda tangan pada lembar dokumentasi oleh dokter anestesi
2. Time Out
1) Memastikan semua anggota tim memperkenalkan nama dan perannya
2) Mengkonfirmasi nama prosedur tindakan dan lokasi insisi yang akan dilkuakn
3) Memasyikan pemberian antibiotic/profilaksis sudah diberikan 1 jam atau 60
menit sebelum dilakukan tindakan opersai. Sebutkan nama obat antibiotic dan
berapa dosis yang diberikan sesuai advis dokter.
4) Kejadian beresiko yang perlu di antisipasi meliputi :
a) Menanyakan kepada dokter spesialis bedah
- Apakah tindakan beresiko atau tindakan tidak rutin yang akan dilakukan?
- Berapa lama tindakan pembedahan yang akan dikerjakan?
- Apakah ada antisipasi perdarahan selama tindakan pembedahan?
b) Menanyakankepada dokter spesialis anestesi
5
- Apakah ada resiko untuk tindakan pembedahan ini?
c) Menanyakan kepada tim perawat instrument
- Apakah sudah dipastikan kesterilan alat-alat instrument dan ada indicator
steril?
- Apakah ada masalah dengan peralatan atau masalk yamg
mengkhawatirkan?
d) Menanyakan apakah ada hasil laboratorium (HBsAg, Anti HCV, Anti HIV
(Non Reaktif/negative atau Reaktif/Positif))
e) Menanyakan apakah ada persiapan implant dan image (C-ARM)
5) Memberikan tanda tangan pada lembar dokumentasi oleh perawat sirkuler.
3. Sign Out
1) Memastikan secara verbal nama prosedur tindakan pembedahan yang
dilakukan
2) Menghitung kelengkapan alat instrument, jumlah kassa, dan jumlah jarum
3) Mengkonfirmasi kepada dokter spesialis bedah apakah hasil
pembedahan/spesimen perlu diperiksajkan
4) Mengkonfirmasi kepada dokter spesialis bedah dan anestesi, apakah ada
catatan khusus untuk penanganan pasien post operasi.
5) Memberikan tanda tangan pada lembar dokumentasi oleh dokter operator,
dokter anestesi, dan perawat instrumen

6
7
BAB IV
DOKUMENTASI

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka mencegah kesalahan dalam prosedur tindakan
operasi. Panduan ini berisi SPO antara lain :
1. SPO Penandaan lokasi Operasi
2. SPO Pengisian Surgical safety Checklist
3. Form Surgical Safefty Checklist
4. Form penandaan area operasi pada pria
5. Form penandaan area operasi pada wanita

Anda mungkin juga menyukai