Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

(PROSEDUR YANG BENAR PADA


PEMBEDAHAN)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BUKITTINGGI

2022
DAFTAR ISI

DEFENISI.................................................................................................................3
................................................................................................................................

RUANG LINGKUP.....................................................................................................4

TATA LAKSANA........................................................................................................5

DOKUMENTASI........................................................................................................8

ii
Lampiran I : Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi tentang Panduan
Identifikasi Pasien
Nomor :
Tanggal :

BAB I
DEFENISI

A. Latar Belakang
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh Petugas Kesehatan di Rumah Sakit untuk menjamin pasien
yang akan menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang
sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk
melakukan tindakan dan diberikan kepada pasien yang benar membutuhkan
tindakan operasi.
Umumnya kesalahan yang terjadi di Kamar Operasi yaitu salah lokasi operasi,
salah prosedur operasi dan salah pasien operasi yang disebabkan oleh:
1. Komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antar anggota tim operasi.
2. Kurang melibatkan pasien dalam penandaan area operasi (site marking).
3. Tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi, asesment pasien, telah
catatan medis.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Panduan Tepat Lokasi, Tepat Prosedur dan Tepat Pasien
Operasi RSUD Kota Bukittinggi adalah :
1. Sebagai pedoman bagi Petugas dalam mendeskripsikan prosedur untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien yang menjalani operasi
di Rumah Sakit.
2. Menghindari kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi,
salah prosedur dan salah pasien yang akan dilakukan tidakan operasi.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini diterapkan pada semua pasien yang akan menjalani operasi.
2. Pelaksana panduan ini adalah Petugas Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan,
Penata Anestesi dan tenaga kesehatan lainnya) yang bekerja di Unit Kamar
Operasi RSUD Kota Bukittinggi
3. Untuk pelaksanaan prosedur penandaan lokasi operasi pada pasien yang akan
menjalani suatu operasi dapat dilakukan oleh Dokter Operator di Unit Rawat
Inap/ Rawat Jalan/ OK/ UGD.
4. Pelaksanaan surgical safety checklist yaitu Sign In (sebelum tindakan
anestesi),Time Out (sebelum insisi), Sign Out(sebelum menutup luka operasi).

4
BAB III
TATA LAKSANA
1. Penandaan (Site Marking)
a. Penandaan lokasi operasi (marking), diutamakan pada:
1) Organ yang memiliki 2 sisi, yaitu sisi kanan dan sisi kiri.
2) Multiple structures (jari tangan, jari kaki).
3) Multiple level (operasi tulang belakang : servikal, thorakal, lumbal).
4) Multiplelesi yang pengerjaannya bertahap.
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
1) Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
(site marking).
2) Gunakan tanda yang telah disepakati.
3) Tanda dibuat pada atau dekat daerah insisi.
4) Penandaan area operasi melibatkan pasien, jika pasien tidak sadar bisa
melibatkan keluarga.
5) Penandaan dilakukan sebelum pasien dibawa ke ruang operasi.
6) Gunakan tanda berupa tanda “→” pada daerah yang akan dioperasi.
7) Gunakan penandaan menggunakan spidol permanen dan harus tetap
terlihat setelah dilakukan drapping dan insisi di ruang operasi.
2. Proses Verifikasi
a. Pra Operatif (tempat penerimaan pasien)
1) Lokasi, prosedur dan pasien yang benar.
2) Dokumen (form informed concent, foto (imaging), hasil pemeriksaan
yang berkaitan) tersedia, diberi label dengan baik.
3) Ketersediaan peralatan khusus dan atau implant yang dibutuhkan.
b. Sign In (sebelum tindakan anestesi)
1) Identitas, indikasi dan prosedur yang benar.
2) Penandaan area operasi telah sesuai.
3) Riwayat alergi obat.
4) Risiko penyulit/ aspirasi dan antisipasi penanganannya.
5) Risiko kehilangan darah.
6) Jika terjadi akses akan dipasang dimana.
7) Kelengkapan alat dan obat anestesi.
c. Time Out (sebelum insisi)
1) Dilakukan di kamar operasi.
2) Dilakukan sesaat sebelum tindakan pembedahan dimulai.
3) Melibatkan seluruh tim operasi yang lengkap untuk menerapkan dan
mencatat prosedur sebelum insisi/ time out tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/ tindakan
5
4) Didokumentasikan secara ringkas dengan menggunaan checklist.
5) Konfirmasi secara verbal (identitas, lokasi, tindakan dan rencana
tindakan).
6) Penayangan hasil penunjang (rontgen, ct scan, MRI) dengan benar.
7) Konfirmasi pemberian antibiotik profilaksis intra operasi.
8) Lamanya waktu operasi.
9) Konfirmasi jika adanya perhatian khusus.
10) Perkiraan kehilangan darah dan antisipasinya.
d. Sign Out (sebelum menutup luka operasi)
1) Konfirmasi secara verbal tentang kelengkapan alat dan bahan yang
digunakan selama operasi.
2) Pelabelan spesimen telah dilakukan.
3) Formulir untuk pengantar pemeriksaan telah tersedia.
4) Peninjauan kembali kegiatan pembedahan, anestesi.
5) Perhatian khusus fase pemulihan di Room Recovery (RR).
e. Check Out (serah terima pasien dari RR ke Perawat ruangan)
1) Serah terima secara verbal berupa keadaan umum pasien, kesadaran,
tanda-tanda vital (TD, N, P, S, Skala nyeri).
2) Adanya dokumen pendukung (foto rongent, EKG, USG, CT-Scan,MRI).
3) Penilaian kondisi pasien menggunakan Skor Alderete.
4) Konfirmasi jenis infus, tetesannya dan anti biotik yang sudah diberikan.
5) Instruksi Post OperasiDokter Bedah dan Dokter Anestesi.
6) Cateter urine dan volume urine.
7) Posisi area luka dan ada tidaknya jaringan PA yang harus diperiksa.
3. Prinsip Pelaksanaan
a. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus
diidentifikasi dan dijamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat serta
pasien yang tepat sebelum, saat dan setelah menjalani operasi.
b. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi
dan melibatkan pasien dalam proses penandaan.
c. Menggunakan surgical safety checklist (sign in, time out, sign out) untuk
verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat sebelum operasi dan
seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia benar dan
berfungsi.
d. Seluruh Petugas yang ikut dalam tindakan operasi melakukan, membuat
dan mendokumentasikan prosedur, sign in sesaat sebelum pasien
diinduksi, time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai, serta sign out
sebelum menutup luka operasi.

6
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang dilakukan
sebelum melakukan suatu tindakan operasi

7
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi :
1. Petugas Kamar Operasi melakukan pencatatan dan pendokumentasian seluruh
kegiatan operasi mulai dari penyusunan jadwal, registrasi, penandaan dan
verifikasi menggunakan buku register.
2. Petugas Kamar Operasi mengisi daftar checklist sign in, time out, sign out.
3. Petugas Kamar Operasi wajib melakukan pencatatan dan pelaporan yang
diakibatkan oleh kesalahan penanganan sebelum, saat dan setelah tindakan
operasi, baik Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
dan Kejadian Sentinel.

Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Bukittinggi

dr. SILVIA ANGRAINI, MM


NIP. 19700123 200212 2 020

Anda mungkin juga menyukai