In House Training
Penandaan Area Operasi dan Surgical Safety Checklist;
Praktik Pelaksanaan
Penandaan (Marking) Lokasi Operasi Surgical Safety Checklist
Risiko Bedah yg jangan sampai terjadi
• Salah pasien yang dioperasi (wrong person surgery)
• Salah sisi operasi (wrong site surgery)
• Salah prosedur operasi (wrong procedure)
• Infeksi pada daerah yang dioperasi (surgical site
infection)
• Tertinggalnya instrumen operasi seperti gunting,
kasa, jarum (retained instruments and sponges after
surgery)
Kasa untuk operasi rongga tubuh
Swab on stick
The joint commission JCAHO
• operasi tulang (41%),
• bedah umum (20%),
• bedah saraf (14%),
• bedah urologi (11%),
• kemudian (16%) operasi wajah, mata, dan THT
❖ Indonesia ?
❖ Semarang ?
❖ RSND ?
RS Nasional Diponegoro menyusun
kebijakan serta panduan
• Tujuan Umum
– Memberikan pelayanan bedah yang aman dan nyaman kepada
setiap pasien dari sebelum sampai sesudah operasi dengan
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang
akan dioperasi.
• Tujuan Khusus
– Anggota tim bedah mampu meningkatkan kesadaran akan
pentingnya keselamatan pasien dan resiko terjadinya Kejadian
Tidak Diinginkan (KTD) dalam memberikan pelayanan
pembedahan sehari – hari.
– Dapat melakukan komunikasi yang efektif antar anggota tim
bedah.
– Anggota tim bedah dapat melakukan verifikasi lokasi, prosedur,
dan pasien yang benar.
Standar Keselamatan Pasien IV
• Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses
penandaan.
• Rumah sakit menggunakan suatu ceklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat pre operasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien, dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
• Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi / time out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan
pembedahan.
• Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses, untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
• Unit terkait yang melakukan prosedur ini adalah : IGD, ICU, IRJA, Poli Gigi,
Radiologi, dan Poli Bedah.
National Patient Safety Goals, JCAHO menetapkan
protocol universal
1. Proses verifikasi pre operatif
– Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah untuk semua
dokumen yang terkait dengan prosedur operasi tersedia, dan
dikaji ulang serta telah diyakini semuanya telah konsisten sesuai
dengan harapan oleh tim bedah.
2. Membuat penandaan area operasi
– Tujuan pemberian tanda adalah menjamin tidak terjadinya
keraguan tempat insisi pembedahan. Penandaan area operasi
harus jelas dan terlihat serta tidak hilang sewaktu pasien
dipersiapkan menjalani prosedur pembersihan diri.
3. Melakukan time out sebelum insisi dilakukan
– Melakukan time out sebelum insisi bertujuan untuk menjamin
tidak terjadinya incisi dimulai sampai semua permasalahan atau
pertanyaan menjadi jelas.
KEBIJAKAN
• SK Direktur Utama Rumah Sakit Nasional Diponegoro
Nomor.117B/UN7.L.1/HK/VII/2022 Tentang kebijakan
pelayanan bedah di Rumah Sakit Nasional Diponegoro,
dan pedoman pelayanan bedah.
• Site marking dilakukan untuk pemberian tanda pada
lokasi operasi dengan menggunakan spidol Skin
marker oleh Dokter operator / DPJP / Peserta Didik
dokter Spesialis dan di dampingi Perawat, Perawat
ruang rawat inap atau rawat jalan atau Perawat gawat
darurat, terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan yang tepat dan akurat.
Pelaksanaan prosedur verifikasi
operasi dengan menggunakan daftar
tilik keselamatan perioperatif meliputi
Identitas Pasien
Nama :
No.RM :
Diagnosis :
Nama prosedur operasi :