Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

designed by -tinyPPT.com
designed by TinyPPT.com
-
01 Mengidentifikasi pasien
dengan benar

02 Meningkatkan komunikasi
yang efektif

03 Meningkatkan keamanan
obat high-alert

04 Memastikan operasi yang


aman

05 Mengurangi risiko infeksi


akibat perawatan kesehatan

06 Mengurangi risiko cedera


pasien akibat terjatuh

designed by TinyPPT.com
-
SKP 4
Kesalahan dalam tepat lokasi, prosedur, dan pasien sebelum dilakukan operasi
merupakan hal yang masih sering terjadi di rumah sakit. Pelaksanaan sasaran ini
belum sepenuhnya berjalan optimal dibeberapa rumah sakit. Faktor kepatuhan
petugas merupakan penyebab yang sering menjadi alasan belum optimalnya
pelaksanaan sasaran ini.

ALPINE SKI HOUSE


Operasi yang Aman

Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar,


Prosedur yang Benar, Pembedahan Pasien
yang Benar

Mencegah dan menurunkan angka kejadian


salah lokasi, salah-prosedur, salah-pasien
operasi.

designed by -tinyPPT.com
Komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah,

Kurang/Tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking)

Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.

Asesmen pasien yang tidak adekuat,

Penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,

Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah,

Permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible


handwriting)

Pemakaian singkatan yang tidak lazim

designed by -tinyPPT.com
Petugas/Perawat Kepala bagian Ruang Ka.Sub Keselamatan
kamar operasi Operasi Pasien
• Sebelum tindakan • Memahami dan • Memastikan dan
dilakukan, petugas mengimplementasikan memantau petugas telah
melakukan penandaan seluruh prosedur yang melaksanakan panduan
area yang akan dilakukan ada tindakan preoperatif,
operasi. • Memastikan ketepatan intraoperatif dan
• Sebelum tindakan, pasien dan penandaan posoperatif dengan baik
petugas melakukan area yang akan dilakukan • Melakukan penyelidikan
pengecekan ulang tindakan operasi jika telah terjadi
seluruh identifikasi • Melaporkan jika tejadi kesalahan dalam
pasien dan kelengkapan kesalahan dalam melakukan tindakan
berkas penunjang identifikasi ataupun operasi
sebelum dilakukan marking area • Melakukan pemantauan
tindakan operasi. atas tata kelola panduan
• Dalam pelaksanaan tindakan operasi
tindakan operasi, bersama dengan Kepala
petugas melakukan bagian ruang operasi
tindakan berdasarkan
atas SPO yang berlaku.

designed by -tinyPPT.com
Semua pasien rawat jalan, rawat inap, IGD yang akan menjalani suatu prosedur pembedahan, wajib di lakukan penandaan
dengan benar saat berada di ruangan atau sekurang kurangnya 1 jam sebelum di lakukan prosedur pembedahan.

Tujuan utama penandaan adalah untuk menghindari salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien

Penandaan digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika akan di lakukan suatu prosedur pembedahan

Penandaan di lakukan oleh dokter operator dan wajib ikut di dalam kamar operasi saat prosedur pembedahan di lakukan.

Penandaan dengan menggunakan tanda GARIS tebal “ —”

Untuk identifikasi lokasi operasi wajib mengikut sertakan pasien dalam proses penandaan.

Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat
sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi.

Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.
designed by -tinyPPT.com
Libatkan pasien di semua titik dalam
proses verifikasi pra operasi untuk
menegaskan kembali kepada staf
prosedur tentang pemahaman mereka
terhadap prosedur yang direncanakan.

PASIEN DAN Libatkan pasien dalam proses


KELUARGA penandaan di tempat operasi, bila
memungkinkan.

Diskusikan masalah ini selama proses


informed consent dan konfirmasikan
keputusan pada saat tanda tangan untuk
mendapatkan persetujuan

-
www.free-powerpoint-templates-design.com
- Kurangnya "perjanjian" ahli bedah dengan pendekatan standar dan kesulitan untuk mengubah
budaya.

- Gagal mengenali risiko dalam pengaturan prosedural selain ruang operasi.

- Keengganan perawat dan staf lainnya untuk menanyai ahli bedah bila ada kemungkinan
kesalahan diidentifikasi.

- Sumber daya dan pengetahuan manusia yang tidak memadai untuk memudahkan proses
ditantang.

- Perilaku "rutinitas" selama proses time-out ("berjalan sesuai" tapi tanpa komunikasi yang
berarti).

- Kurangnya penelitian, data, dan pertimbangan ekonomi yang diterima secara umum mengenai
analisis biaya-manfaat atau pengembalian investasi
-
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang
dapat dikenali.

Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh
operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat

Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang
belakang).

Tahap “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat
sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi.

Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas,dengan


menggunakan ceklist.
-
Pasien diberi tanda saat informed concent telah dilakukan

Penandaan dilakukan sebelum pasien berada di kamar operasi

Pasien harus dalam keadaan sadar saat dilakukan penandaan lokasi


operasi

Tanda yang digunakan dapat berupa: tanda panah / tanda ceklist

Penandaan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi operasi

Penandaan dilakukan dengan spidol hitam (anti luntur, anti air) dan
tetap terlihat walau sudah diberi desinfektan.

Bagian organ mana yang perlu dilakukan penandaan adalah semua


tempat yang melibatkan incisi kulit dan lateralisasi harus ditandai.

Bila operasi dilakukan di sekitar orifisium maka penandaan dilakukan


disebelahnya dengan tanda panah.
-
Pihak yang
diberi
Dokter Bedah Asisten dokter pendelegasian
(perawat
bedah)

-
Prosedur endoskopi

Kateterisasi jantung

Prosedur yang mendekati atau melalui garis midline tubuh: SC, Histerektomi, Tyroidektomi, laparatomi

Pencabutan gigi

Operasi pada membran mukosa

Perineum

Kulit yang rusak

Operasi pada bayi dan neonatus


Pada lokasi intra organ: mata dan organ THT  penandaan dilakukan pd daerah yg mendekati organ
berupa tanda panah.
Operasi yang tidak dilakukan penandaan diverifikasi pada saat time out.
Surgical Safety Checklist adalah sebuah
untuk memberikan pembedahan yang aman dan
berkualitas pada pasien.

Surgical Surgical safety checklist merupakan


Safety untuk keselamatan pasien yang
digunakan oleh tim profesional di ruang operasi.
Checklist
terdiri dari perawat, dokter bedah,
anestesi dan lainnya.

-
• Checklist membedakan operasi menjadi 3 fase dimana berhubungan
dengan waktu tertentu seperti pada prosedur normal:

Setelah induksi Periode selama


Periode atau setelah
dan sebelum
sebelum penutupan luka
insisi tapi sebelum
induksi
pembedahan pasien masuk
anestesi
dan RR.

-
-
adalah fase sebelum induksi anestesi, koordinator secara verbal
memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah
benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan,
oksimeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator dengan profesional anestesi
mengkonfirmasi risiko pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas,
reaksi alergi.

-
adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan
diri dan peran masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang
operasi saling kenal. Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim mengkonfirmasi
dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien yang benar.
Mereka juga mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit
sebelumnya.

-
adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah
dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrumen, pemberian
label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir
yang dilakukan tim bedah adalah memusatkan perhatian pada manajemen post
operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien dari kamar operasi dan
Apakah pasien sudah dikonfirmasi identitasnya, tempat operasi, prosedur
dan persetujuan?

-
-
Dalam setiap fase, ceklist koordinator harus diijinkan mengkonfirmasi bahwa tim sudah
melengkapi tugasnya sebelum proses operasi dilakukan.

Tim operasi harus familiar dengan langkah dalam ceklist, sehingga mereka dapat
mengintegrasikan ceklist tersebut dalam pola normal sehari-hari dan dapat
melengkapi secara verbal tanpa intervensi dari koordinator ceklist.

Setiap tim harus menggabungkan penggunaan ceklist ke dalam pekerjaan dengan efisiensi
yang maksimum dan gangguan yang minimal selama bertujuan untuk melengkapi langkah
secara efektif.

-
Koordinator ceklist scr verbal menkonfirmasi identitas pasien, tipe prosedur yg akan
dilaksanakan, tempat pembedahan, dan persetujuan pembedahan yg sudah diberikan.

Walau hal ini terlihat berulangkali, namun langkah ini penting untuk memastikan tim tidak mengoperasi
pasien yang salah atau bagian yang salah atau melakukan prosedur yang salah.

Saat konfirmasi dengan pasien tidak mungkin dilakukan seperti pada kasus anak atau pasien yang
cacat, pengasuh atau keluarga dapat menggantikan peran pasien.

Setiap langkah harus dicek secara verbal dg anggota tim yang


sesuai untuk memastikan bahwa tindakan utama telah dilakukan.

Oleh karena itu, sebelum induksi anstesi, koordinator ceklist secara verbal akan mereview dengan anestesist
dan pasien (jika mungkin) bahwa identitas pasien sudah dikonfirmasi, bahwa prosedur dan tempat yang
dioperasi sudah benar dan persetujuan untuk pembedahan sudah dilakukan.

Koordinator akan melihat dan mengkonfirmasi secara verbal bahwa tempat operasi sudah ditandai (jika mungkin)
dan mereview dengan anstesist risiko kehilangan darah pada pasien, kesulitan jalan napas dan reaksi alergi
dan mesin anstesi serta pemeriksaan medis sudah lengkap.

Idealnya ahli bedah akan hadir pada fase sebelum anestesi ini sehingga mempunyai ide yang jelas untuk mengantisipasi
kehilangan darah, alergi, atau komplikasi pasien yang lain.

-
ASSESSMENT IMPLEMENTATION (I) EVALUATION (E) DOKUMENTASI SIKAP
PLANNING (P)
(A)

Pastikan identitas pasien pada gelang Evaluasi respon Dilakukan


Catat hasil
Persiapan perawat pasien, tanyakan nama, tempat subjektif dan dengan
Kaji identitas tindakan
tanggal lahir, no RM objektif klien sistematis
dan status/ memberikan
dokumen obat high
rekam medik Jelaskan materi tentang penandaan Berikan alert
pasien Persiapan alat: lokasi operasi pada pasien dan atau reinforcement Percaya diri
keluarga pasien positif

Berikan tanda lokasi operasi dengan


Tentukan rencana
Persiapan Lingkungan tanda yang tidak mudah luntur dan
tindak lanjut
mudah dikenali

melibatkan pasien saat dilakukan Beri salam


Bina hubungan saling penandaan lokasi operasi tersebut
percaya: Ucapkan salam; terapeutik

Perkenalkan diri perawat Lakukan verifikasi pada pasien dan


(Nama, jabatan, tempat atau keluarga bahwa mereka telah
tugas, jam tugas); memahami dan mengetahui lokasi
yang akan dilakukan operasi
Sampaikan tujuan dan
prosedur yang akan Ucapkan terimakasih, dan semoga
dilakukan semuanya dapat berjalan dengan
baik

Kontrak: waktu dan tempat


-
Sumber: https://cdn.who.int

 ps-solution4-performance-correct-procedure-at-correct-body-site.pdf (who.int)
PARTISIPASI
AKTIF
PASIEN
-

Anda mungkin juga menyukai