MAKALAH
OLEH:
Kelompok 4
2.feti oktarina(A.22.11.05)
3.Nia Aryanti(A.22.11.011)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN PALEMBANG
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.......
2.1.1 Pengertian.
2.1.2 Tujuan...
2.1.4 Prinsip....
3.1 Kesimpulan
Kok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien
secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko (Depkes 2008).
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi
dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki
standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk
melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi
tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga
tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan
yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas medis yang
terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan, peralatan
kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan
dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien
serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak
jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak
adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penan lokasi (site marking),
dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak
adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan
yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan
adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratoriumoratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga
praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety
(2009), juga di The Joint Commission's Protokol Universal untuk Mencegah Salah Tempat, Salah
Prosedur, Salah Bedah Orang.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang dapat dikenali.
Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator/ orang yang
akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus
terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel Standarduktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang).
Tahap "Sebelum insisi" (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan.
Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan
melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan
secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dari ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien operasi.
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untu menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan
operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu d tindak, prosedur
yang tepat untuk melakukan tindakan dan di berikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan
operasi
2.1.2 Tujuan
a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada
pasien-pasien yang menjalani operasi d rumah sakit
b. Mngurangi kejadian/ kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi,salah prosedur dan salah
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien rawat inap, rawat jalan,dan pasien instalasi gawat
darurat yang akan menjalani suatu operasi.
b. Pelaksana panduan ini adalah petugas tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya) yang bekerja di rumah sakit umum kecamatan Pesanggrahan
2.1.4 Prinsip
a. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus di identifikasi dan di jamin sisi
operasi yang tepat, prosedur yang tepat serta pasien yang tepat sebelum, saat dan setelah menjalani
suatu operasi.
b. Menggunakan tanda yang mudah di kenali untuk identifikasi lokasi operasi dan menigkut sertakan
pasien dalam proses penandaan.
c. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat
sebelum operasi dan seluruh dokumen serta peralatan yang di butuhkan tersedia, benar dan berfungsi.
d. Seluruh tim tenaga kesehatan yang ikut dalam operasi melakukan, membuat dan
mendokumentasikan prosedur, Sign In, sesaat sebelum pasien di induksi, Time Out sesaat
sebelum prosedur operasi di mulai serta Sign Out sebelum menutup luka operasi.
1. Ucapkan salam, "Selamat pagi/siang/malam Bapak/Ibu", dan perkenalkan diri: "Saya petugas..(nama)
jelaskan profesi / unit kerja. Jelaskan Tujuan kedatangan.
6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat inap dan petugas kamar operasi berupa
C. TD: N: S: RR:
D. Kunjungi dokter
e. Riwayat Penyakit
g. Riwayat Operasi
h. Cek Laboratorium lengkap (DR, HbsAg, GolDar, CT, BT, GDS) Saya. Persiapan darah (jika
diperlukan)
k. Puasa
N. sadapan EKG 12
o. Cairan infus
T. Status emosional
v.perhiasan dilepas
1) Pendidikan kesehatan
7. Lakukan pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi keperawatan terhadap pasien secara fisik
dan psikologis agar siap menjalani pembedahan.
8. Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, tidak memakai perhiasan, bersih,
memakai baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
10. Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar operasi meliputi identitas pasien / RM dan
persiapan preoperasi yang telah dilakukan.
11. Lakukan verifikasi kelengkapan persiapan operasi dan kondisipasien (berkaitan dnegan tepat
prosedur operasi)
3. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar bedah, memakaikan tutup kepala yang dilakukan
oleh perawat.
5. Apakah ada resiko kehilangan darah > 500ml (7ml/kg pada anak-anak
Konfirmasi verbal oleh perawat instrumen berapa jumlah alat & instrument,(Kasa, sponge, dll) yang
terpakai.
1. Nama tindakan
5. Membubuhkan tanda tangan pada formulir serah terima oleh unit terkait
Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk semua kasus termasuk insisi,
multipel struktur, dan multipel level oleh operator yang akan melakukan tindakan.Tujuan penandaan
lokasi pra perubahan adalah:
1. Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi
2. Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan dioperasi
1. Ucapkan salam, "Assalamualaikum, selamat pagi/ siang sore Bapak/Ibu", perkenalkan diri, "Saya..
(nama)", jelaskan profesi/unit kerja.
3. Pastikan identitas pasien pada gelang pasien, tanyakan nama, tempat tanggal lahir, no RM
4. Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau keluarga pasien
5. Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan mudah dikenali dengan
melibatkan pasien saat dilakukan penandaan lokasi operasi tersebut
6. Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami dan mengetahui
lokasi yang akan dilakukan operasi
Prosedur pembedahan merupakan tahapan verifikasi yang harus dilakukan sebelum dilakukan
tindakan pembedahan. Tujuannya untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur. Prosedur pembedahan meliputi :
1. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana, opsi, dan resiko operasi
2. Buat dan dokumentasikan semua prosedur, termasuk prosedur yang lengkap, sisi, dan rencana
anestesi
3. Pastikan praktisi mempunyai informasi terkini mengenai status medis pasien, rencana prosedur-buat
catatan pasien
4. Verifikasi dokumen informed consent untuk mengidentifikasi pasien secara benar 5. Siapkan semua
hasil tes laboratorium yang relevan dan verifikasi identifikasi pasien
6. Tandai sisi operasi yang akan dioperasi oleh orang yang akan melaksanakan operasi, gunakan tanda
yang jelas, dan libatkan pasien saat memberikan tanda
7. Verifikasi pasien yang benar dengan 2 identifikasi (nama dan no Rekam Medis)
Asesmen atau penilaian sebelum tindakan anestesi ini merupakan rangkaian kegiatan yang
mengawali suatu operasi yang akan dilaksanakan. Penilaian dilakukan terhadap fungsi vital
pasien.Sebagai acuan penerapan langkah- langkah penilaian sebelum anastesi, dengan tujuan:
1. Melakukan penilaian sendiri terhadap fungsi napas, fungsikardiovaskuler, fungsi kesadaran, fungsi
gastrointestinal
b. Lihat apakah sumbatan jalan nafas oleh benda asing, muntahan,darah, dll
d. Lihat apakah gerakan dada kiri dan kanan simetris waktu Inspirasidan ekspirasi. Bila asimetris
manakah yang tertinggal.
1) Snoring (mengorok)
2) Gurgling
3) Tridor
g. Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat atau menggunakan alat
pembebasan jalan nafas.
h. Rasakan dengan punggung tangan apakah hembusan udara dari hidung atau mulut
i. Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi darah atau udara
j. Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang kanan, ataukah terdapat suara
nafas yang lebih lemah pada satu sisi
k. Nilai adakah prediksi intubasi sulit dengan mallampati score, jarak mentohyoid, gerak leher, massa
B7: Laboratorium
Evaluasi hasil laboratorium, apakah terdapat nilai yang abnormal segera diambil tindakan dan evaluasi
ulang.
8. Radiologi: SS
Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal yang tidak normal segera ambil
tindakan.
10. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien tersebut termasuk Lodalam kategori ASA 1/2/3
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor
rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan
pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur
kepada pasien.
Tujuannya untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya,sehingga
mempermudah dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan
mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan pengobatan tindakan atau
prosedur.Prosedur identifikasi pasien antara lain:
1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan rinci.
b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu Keluarga/ PASPOR yang
berlaku.
1) Nama Lengkap
2) Tempat/Tanggal Lahir
3) Jenis Kelamin
4) Alamat lengkap
5) Agama
6) Status Perkawinan
7) Pekerjaan
8) Nama Suami/Istri
9) Nama Ibu/Ayah
d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan berikutnya maka identitas
Wama biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan, wama merah untuk pasien
alergi, warna kuning untuk pasien resiko jatuh, dan warna ungu untuk pasien yang tidak boleh
diresusitasi
f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan manfaat gelang pasien dan bahaya
jika menolak, melepas, dan menutupi gelang.
g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus mengidentifikasi pasien terlebih dahulu,
meliputi: Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis serta pemberian tindakan, petugas harus menganamnesa identitas pasien dan
mengecek gelang pasien secara teliti dan terperinci.
3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan mencantumkan nama pasien, nomor
rekam medik, tanggal lahir dan alamat rumah
4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau dimasukkan dalam
database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to date.
BAB III
. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien
secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko
terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden,
dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standar
pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek
tindakan yang kita berikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Kesehatan.
Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan
Pabuti, Aumas. 2011. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit. Proceedings of
expert lecture of medical student of Block 21" of Andalas University, Indonesia