Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Sebagai institusi perawatan kesehatan sebuah rumah sakit
harus mampu menjamin keselamatan pasien di dalamnya. Dimana
keselamatan pasien itu meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Salah satu bagian terpenting dari sebuah rumah sakit adalah kamar
operasi. Hal-hal yang berkaitan dengan pasien di kamar operasi itu antara lain
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.

1.2 Definisi
1.2.1 Tepat lokasi operasi
Lokasi artinya tempat. Tepat lokasi merupakan hal penting yang
melibatkan semua tim operasi dan pasien. Tim operasi dan pasien harus
melakukan komunikasi yang efektif untuk meyakinkan tempat atau lokasi
mana dari tubuh pasien yang akan dilakukan pembedahan. Rumah sakit
menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam penandaan/ pemberi tanda.

1.2.2 Tepat prosedur operasi


Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan, atau langkah-
langkah yang harus dijalankan untuk menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan. Prosedur operasi adalah suatu set instruksi yang memiliki

1
kekuatan sebagai suatu petunjuk dalam tindakan pembedahan. Setiap
langkah atau sistem yang baik selalu didasari oleh prosedur pasti atau
terstandardisasi.

1.2.3 Tepat pasien operasi


Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Tepat pasien
operasi disini adalah tim operasi melakukan tindakan pembedahan pada
pasien sesuai dengan identitas pasien yang benar.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit melalui
implementasi standar tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Tersusun dan diterapkannya kebijakan dan prosedur untuk
mendukung praktik yang konsisten dari tepat lokasi, tapt prosedur,
tepat pasien operasi
b. Semua staf kesehatan yang terlibat harus mampu melakukan tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
c. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kepatuhan staf melakukan
tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
d. Mengidentifikasi dan menganalisis akar pemasalahan salah lokasi,
salah prosedur, salah pasien operasi
e. Menurunnya jumlah kejadian merugikan yang disebabkan salah
lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi

2
BAB II

RUANG LINGKUP

2.1 Ruang lingkup


Beberapa bidang yang terkait dalam tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien operasi, yaitu:
a. Kamar operasi/ bedah
b. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
c. Ruang bersalin/ VK
d. Ruang perawatan
e. Ruang perinatologi
f. Poliklinik gigi
Semua bagian dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa (RSIA) harus
memahami pentingnya tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.

2.2 Prosedur tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien


Hal yang paling dalam prosedur tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien operasi adalah penandaan lokasi operasi. Penandaan okasi operasi
harus melibatkan pasien dan atau keluarga pasien. Penandaan lokasi operasi
dilakukan oleh operator atau dokter bedah yang akan melakukan tindakan
pembedahan atau operasi, dengan membubuhkan sebuah tanda khusus pada
kulit yang akan dilakukan pembedahan. Penandaan lokasi operasi
menggunakan penanda yang tidak mungkin terhapus misalnya gentian violet,
spidol permanen, atau skin marker.
Prosedur yang tidak memerlukan penandaan antara lain:
1. Kasus operasi tunggal misalnya operasi jantung dan section cesarea
2. Kasus intervensi seperti kateter jantung
3. Kasus yang melibatkan gigi

3
4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur dimana penandaan akan
menyebabkan tato permanen

Dirumah sakit Ibu dan Anak Annisa penandaan lokasi operasi dilakukan
dengan menggunakan skin marker dengan tanda ”YES”.
Selain di kamar operasi proses tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien juga dilakukan untuk tindakan pengobatan gigi/dental yang dilakukan
diluar kamar operasi. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa penandaan
dilakukan dengan memberikan tanda “PRO EKSTRAKSI” pada odontogram
di bagian gigi yang akan dilakukan tindakan pencabutan. Apabila pasien
memiliki foto rontgen gigi, maka berikan tanda silang (X) pada bagian gigi di
foto rontgen tersebut sebagai penanda akan dilakukan tindakan pencabutan.
Apabila terdapat bagian gigi yang hilang/tidak tumbuh (missing teeth)
maka berikan tanda silang (X) pada bagian gigi tersebut di odontogram
Apabila terdapat bagian gigi yang berlubang (karies gigi) maka lingkari
odontogram pada bagian gigi yang berlubang tersebut.
Apabila terdapat bagian gigi yang berlubang (karies gigi) maka berikan
tanda lingkar pada bagian gigi yang tersebut di odontogram, sedangkan
untuk sisa akar maka berikan tanda “V” pada gigi yang dimaksud pada
odontogram.
RSIA Annisa juga melakukan penandaan dengan menggunakan tanda
arsiran pada gigi yang akan dilakukan tambalan composit pada odontogram
dan tanda blok pada gigi yang akan dilakukan tambalan amalgam.
Penandaan dilakukan pada status rekam medis pasien di bagian
odontogram. Penandaan juga dapat dilakukan pada rontgen panoramic gigi
apabila tersedia, tetapi tetap melakukan penandaan pada bagian odontogram
di status rekam medis pasien.

4
BAB III
TATALAKSANA

3.1 Tatalaksana
Kesalahan yang terjadi di kamar operasi yaitu salah lokasi operasi, salah
prosedur operasi, salah pasien operasi adalah akibat dari komunikasi yang
tidak efektif atau tidak adekuat antar anggota tim bedah. Kurang melibatkan
pasien dalam penandaan area atau lokasi operasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi, asesmen pasien tidak adekuat,
telaah catatan medis juga tidak adekuat. Oleh karena itu, rumah sakit
menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen
serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
Langkah yang dilakukan tim bedah terhadap pasien pasien yang akan
dilakukan operasi untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan, mencegah terjadinya kesalahan lokasi operasi, prosedur operasi
serta mengurangi komplikasi kematian akibat pembedahan sesuai dengan 10
sasaran dalam safety surgery (WHO 2008), yaitu :
a. Tim bedah akan melakukan operasi pada pasien dan lokasi tubuh yang
benar
b. Tim bedah akan menggunakan metode yang sudah dikenal untuk
mencegah bahaya dari pengaruh anastesia, pada saat melindungi pasien
dari rasa nyeri.
c. Tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan bantuan hidup
dari adanya bahaya kehilangan atau gangguan pernafasan.
d. Tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan adanya resiko
kehilangan darah
e. Tim bedah menghindari adanya reaksi alergi obat dan mengetahui adanya
reaksi alergi pada pasien
5
f. Tim bedah secara konsisten menggunakan metode yang sudah dikenal
untuk meminimalkan adanya resiko infeksi pada lokasi operasi
g. Tim bedah mencegah terjadinya tertinggalnya sisa kassa instrument pada
luka pembedahan
h. Tim bedah mengidentifikasi secara aman dan akurat spesimen (contoh
bahan) pembedahan
i. Tim bedah akan berkomunikasi secaara efektif dan bertukar informasi
tentang hal-hal penting mengenai pasien untuk melaksanakan
pembedahan yang aman
j. Rumah sakit dan system kesehatan masyarakat akan menetapkan
pengawasan yang rutin dari kapasitas, jumlah dan hasil pembedahan.

3.1.1 Indikator keselamatan operasi :


a. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifkasi lokasi
operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan
b. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang
tepat, prosedur yang tepat, dan psien yang tepat sebelum operasi, dan
seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia,benar dan
berfungsi.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan prosedur “sebelum insisi/time
out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedut/tindakan pembedahan.

3.1.2 Tandai lokasi operasi (marking), terutama :


a. Pada organ yang memiliki sisi, kanan dan kiri
b. Multiple structure (jari tangan, jari kaki)
c. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak lumbal)
d. Multiple lesi yang pengerjaannya bertahap

3.1.3 Anjuran penandaan lokasi operasi :


a. Gunakan tanda yang telah disepakati (YES)
b. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan tanda
c. Tandai pada atau dekat daerah insisi
6
d. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda “X” merupakan tanda
yang ambigu)
e. Gunakan tanda tang tidak muah terhapus (contoh : gentian violet, spidol
permanen atau skin marker)

3.2 Check list

Surgery safety checklist di kamar bedah digunakan melalui 3 tahap,


masing-masing sesuai dengan alur waktu yaitu sebelum induksi anastesi (Sign
In), sebelum insisi kulit (Time Out), dan sebelum mengeluarkan pasien dari
ruang operasi (Sign Out). Implementasi surgery safety checklist memerlukan
seorang koordinator untuk bertanggung jawab memerikasa checklist.
Koordinator biasanya seorang perawat atau dokter atau profesional kesehatan
lainnya yang terlibat dalam operasi. Pada setiap fase, koordinator checklist
harus diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah menyelesaikan
tugasnya sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut. Koordinator memastikan
setiap tahapan tidak ada yang terlewati, bila ada yang terlewati maka akan
meminta operasi berhenti sejenak dan melaksanakan tahapan yang terlewati.
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.

3.2.1 Sign In
Langkah pertama yang dilakukan segera setelah pasien tiba di ruang serah
terima sebelum dilakukan induksi anastesi. Tindakan yang dilakukan adalah
memastikan identitas, lokasi/area operasi, prosedur operasi serta persetujuan
operasi. Pasien atau keluarga diminta secara lisan untuk menyebutkan nama
lengkap, tanggal lahir dan tindakan yang akan dilakukan. Penandaan lokasi
operasi harus oleh ahli bedah yang akan melakukan operasi. Pemeriksaan
keamanan anastesi oleh ahli anastesi dan harus memastikan kondisi
pernafasan, resiko perdarahan, antisipasi adanya komplikasi, dan riwayat

7
alergi pasien. Memastikan peralatan anastesi berfungsi dengan baik,
ketersediaan alat, dan obat-obatan.

3.2.2 Time Out


Merupakan langkah kedua yang dilakukan pada saat pasien sudah berada
di ruang operasi, sesudah induksi anastesi dilakukan dan sebelum ahli bedah
melakukan sayatan kulit. Untuk kasus pada satu pasien terdapat beberapa
tindakan dengan beberapa ahli bedah, time out dilakukan tiap kali pergantian
operator. Tujuan dilakukan time out adalah untuk mencegah terjadinya
kesalahan pasien, lokasi dan prosedur pembedahan. Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum dilakukan insisi/ time out tepat
sebeblum dilakukan pembedahan untuk meningkatkan kerjasama diantara
anggota tim bedah, komunikasi diantara tim bedah dan meningkatkan
keselamatan pasien selama pembedahan. Seluruh tim bedah memperkenalkan
diri dengan menyebut nama dan peran masing-masing. Menegaskan lokasi
dan prosdur pembedahan, dan mengantisipasi resiko. Ahli bedah menjelaskan
kemungkinan kesulitan yang akan dihadapi, ahli anastesi menjelaskan hal
khusus yang perlu diperhatikan. Tim perawat menelaskan ketersediaan dan
kesterilan alat. Memastikan profilasis antibiotik sudah diberikan. Memastikan
apakah hasil radiologi yang ada dan diperlukan sudah ditampilkan dan sudah
diverifikasi oleh 2 orang.

3.2.3 Sign Out


Merupakan tahap akhir yang dilakukan saat penutupan luka operasi atau
sesegera mungkin setelah penutupan luka sebelum pasien dikeluarkan dari
kamar operasi. Koordinator memastikan prosedur sesuai rencana, kesesuaian
jumlah alat, kassa, jarum, dan memastikan pemberian etiket dengan benar
pada bahan-bahan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi.

8
SIGN IN

Memastikan identitas pasien, lokasi, prosedur dan persetujuan operasi


Ya

Sudahkah lokasi operasi diberi tanda?


Ya
Tidak Dilakukan

Apakah mesin dan obat-obatan anasthesi sudah lengkap?,


Ya

Memastikan denyut nadi dan kondisi pernafasan pasien normal


Ya

Apakah pasien memiliki alergi?


Tidak
Ya

Kesulitan bernafas atau resiko gagal nafas?


Tidak
Ya, dan perlengkapan/bantuan tersedia

Resiko kehilangan darah > 500ml (7ml/kg pada anak)


Tidak
Ya, dua jalur infus dan cairan yang direncanakan

9
TIME OUT

memastikan semua anggota tim bedah memperkenalkan diri dengan menyebut nama
dan peran masing-masing
memastikan nama pasien, prosedur dan dimana lokasi pembedahan

apakah prophilaxis antibiotik sudah diberikan 60 menit sebelumnya?


Ya
Tidak dilakukan

Antisipasi Masa Kritis

Untuk Dokter Bedah


Langkah apa yang dilakukan ketika terjadi kritis
Berapa lama
Apa yang dilakukan untuk mengantisipasi pendarahan

Untuk Dokter Anastesi


Apakah ada dari pasien yang perlu mendapat perhatian khusus

Untuk Tim Perawat


Memastikan kesterilan alat
Apakah ada alat yang rusak atau dikhawatirkan akan rusak

Memastikan hasil radiologi yang ada dan diperlukan sudah ditampilkan


Ya
Tidak dilakukan

SIGN OUT

Perawat secara lisan memastikan


Nama prosedur
Kelengkapan jumlah alat, kassa dan jarum
Pemberian etiket/label dengan benar pada bahan-bahan yang akan dilakukan
pemeriksaan patologi (termasuk nama pasien)
Apakah ada masalah peralatan yang perlu ditangani

Untuk dokter bedah, dokter anastesi dan perawat


Apa yang menjadi hal utama untuk penyembuhan dan perawatan pasien

10
BAB IV
DOKUMENTASI

Beberapa dokumentasi yang tersedia pada panduan tepat lokasi, tepat


prosedur, dan tepat pasien operasi adalah sebagai berikut :

- SPO Penandaan lokasi operasi


- SPO Pemastian identitas pra pembedahan
- SPO Pemastian lokasi operasi pada bayi prematur
- SPO Pelaksanaan cuci tangan bedah
- SPO Pemakaian sarung tangan steril
- SPO Pelaksanaan time out
- SPO Penghitungan kassa pada saat operasi
- SPO Penandaan Gigi
- Checklist keselamatan pasien di ruang operasi
- Dokumentasi pelaksanaan

11
BAB V
PENUTUP

Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa Jambi menjamin keselamatan pasien
dikamar operasi dengan menerapkan prosedur tapat lokasi, tepat prosedur,
dan tepat pasien operasi. Dimana prosedur itu meliputi Sign In (sebelum
anastesi), Time Out (sebelum insisi), dan Sign Out (sebelum pasien keluar
dari kamar operasi). Ketiga langkah tersebut wajib dilakukan kepada seluruh
pasien yang akan menjalani tindakan operasi/pembedahan. Langkah-langkah
tersebut dilakukan dikamar operasi yang melibatkan pasien dan seluruh tim
operasi. Implementasi Sign In, Time Out dan Sign Out diharapkan mampu
meminimalkan risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.

12

Anda mungkin juga menyukai