Nim : P07220419041
Prodi : STR KEP TK. 2
Mata kuliah : Keselamatan Pasien dan K3 dalam Keperawatan
Dosen : Ns. Aryawina, SST, M.Kes
. Australia telah menjadi salah satu pelopor pelaporan kejadian dalam praktik umum, dan
studi oleh Badan Ancaman terhadap Keselamatan Pasien Australia (Threats to Australian
Patient Safety / TAPS) adalah salah satu analisis insiden keselamatan pasien yang paling
komprehensif di dunia internasional (Australian Commision on Safety and Quality in Health
Care, 2010).
1. Insiden terkait dengan proses perawatan, termasuk proses administrasi, investigasi, perawatan,
komunikasi dan pembayaran. Ini adalah jenis kejadian umum yang dilaporkan (berkisar antara
70% -90% tergantung pada penelitian).
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas berikut
definisinya yaitu:
1. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat,
kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (“commission”)
atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar
ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
4. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena “keberuntungan” (misal: pasien terima suatu obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan” (suatu obat dengan reaksi
alergi diberikan , diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
5. Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbukan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
6. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (misalnya Amputasi
pada kaki yang salah, dan sebagainya) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
c. https://www.youtube.com/watch?v=UvBPPV6mSDc
Jawab:
kesimpulan dari 1 video diatas adalah
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit dalam mengurangi atau mencegah kejadian
pasien jatuh. Pencegahan pasien jatuh adalah masalah yang kompleks, yang melintasi batas-batas
kesehatan, pelayanan sosial, kesehatan masyarakat dan pencegahan kecelakaan.
upaya upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di rumah sakit, yaitu:
d https://www.youtube.com/watch?v=Td99SWUA060
e. https://www.youtube.com/watch?v=zVYHNeo6MBk)
Jawab:
kesimpulan dari 2 video diatas adalah
Tindakan bedah dan prosedur invasif memuat semua prosedur investigasi dan atau memeriksa
penyakit serta kelainan dari tubuh manusia melalui mengiris, mengangkat, memindahkan,
mengubah atau memasukkan alat laparaskopi/ endoskopi ke dalam tubuh untuk keperluan
diagnostik dan terapeutik.
Rumah sakit harus menentukan area-area di dalam rumah sakit yang melakukan tindakan bedah
dan prosedur invasif. Sebagai contoh, kateterisasi jantung, radiologi intervensi, laparaskopi,
endoskopi, pemeriksaan laboratorium, dan lainnya.Ketentuan rumah sakit tentang Tepat-Lokasi,
Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien berlaku di semua area rumah sakit di lokasi tindakan bedah
dan invasif dilakukan.
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut:
1. beri tanda di tempat operasi;
2. dilakukan verifikasi praoperasi;
3. melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai.
Pemberian tanda di tempat dilakukan operasi atau prosedur invasif melibatkan pasien dan
dilakukan dengan tanda yang tepat serta dapat dikenali. Tanda yang dipakai harus konsisten
digunakan di semua tempat di rumah sakit, harus dilakukan oleh individu yang melakukan
prosedur operasi, saat melakukan pasien sadar dan terjaga jika mungkin, serta harus masih
terlihat jelas setelah pasien sadar. Pada semua kasus, lokasi tempat operasi harus diberi tanda,
termasuk pada sisilateral (laterality), daerah struktur multipel (multiple structure), jari tangan,
jari kaki, lesi, atau tulang belakang.
Tujuan proses verifikasi praoperasi adalah
1. memastikan ketepatan tempat, prosedur, dan pasien;
2. memastikan bahwa semua dokumen yang terkait, foto (imajing), dan hasil pemeriksaan
yang relevan diberi label dengan benar dantersaji;
3. memastikan tersedia peralatan medik khusus dan atau implan yang dibutuhkan.
Beberapa elemen proses verifikasi praoperasi dapat dilakukan sebelum pasien tiba di tempat
praoperasi, seperti memastikan dokumen, imajing, hasil pemeriksaaan, dokumen lain diberi label
yang benar, dan memberi tanda di tempat (lokasi) operasi.
Time-Out yang dilakukan sebelum dimulainya insisi kulit dengan semua anggota tim hadir dan
memberi kesempatan untuk menyelesaikan pertanyaan yang belum terjawab atau ada hal yang
meragukan yang perlu diselesaikan. Time-Out dilakukan di lokasi tempat dilakukan operasi
sesaat sebelum prosedur dimulai dan melibatkan semua anggota tim bedah. Rumah sakit harus
menetapkan prosedur bagaimana proses Time-Out berlangsung.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
yang efektif di dalam meminimalkan risiko ini. Kebijakan termasuk definisi operasi yang
memasukkan sekurang-kurangnya prosedur yang menginvestigasi dan atau mengobati penyakit
serta kelainan/disorder pada tubuh manusia.