Anda di halaman 1dari 3

LAMIVIDIN

Farmakodinamik
Lamivudin (2’-deoksi-3’-tiasitidin, 3TC) adalah analog nukleosid sitosin yang bekerja
sebagai inhibitor enzim reverse transcriptase aktif terhadap human immunodeficiency
virus  tipe (HIV-1) dan virus hepatitis B (HBV), baik secara in vitro maupun in vivo.
Lamivudin difosforilasi secara intrasel menjadi metabolit lamivudin trifosfat (L-TP) yang
bekerja sebagai kompetitor deoksisitidin trifosfat dalam berikatan dengan enzim reverse
transcriptase. Tidak adanya grup 3’-OH pada analog nukleosida ini menghambat
terbentuknya rangkaian fosfodiester 5’ ke 3’ yang penting dalam elongasi rantai DNA,
mengakibatkan terminasi rantai DNA virus. [1-6]
Farmakokinetik
Farmakokinetik lamivudin diabsorpsi secara cepat jika diberikan per oral. Obat ini
mengalami metabolisme intraseluler menjadi metabolit lamivudin trifosfat, dan diekskresikan
melalui urin dalam bentuk tidak berubah.
Absorpsi
Absorpsi lamivudin terjadi dengan cepat setelah administrasi oral dengan konsentrasi
maksimal plasma dicapai dalam 0,5 hingga 1,5 jam setelah pemberian. Konsentrasi maksimal
plasma ditemukan menurun bila lamivudin dikonsumsi bersama makanan, namun area under
the curve (AUC) tidak terpengaruh secara signifikan. Bioavailibilitas absolut dari lamivudin
ditemukan berkisar 66% pada anak-anak dan 87% pada orang dewasa. [1-6]
Distribusi
Lamivudin memiliki volume distribusi 1,3±0,4 L/kg pada pemberian intravena. Volume
distribusi ini tidak dipengaruhi dosis ataupun berat badan. Lamivudin memiliki ikatan protein
yang rendah, yaitu hanya sekitar <36% . Lamivudin didistribusikan secara luas di dalam
tubuh dan masuk ke dalam sel baik dengan difusi pasif atau transport aktif oleh uptake
transporters (SLC22A1, SLC22A2, dan SLC22A3). Sedangkan lamivudin keluar dari sel
melalui transpor aktif oleh efflux transporters (ABCB1, ABCC1, ABCC2, ABCC3, ABCC4,
dan ABCG2). [1-7]
Metabolisme
Lamivudin dimetabolisme di intrasel melalui fosforilasi menjadi lamivudin trifosfat. [1-7]
Lamivudin memiliki waktu paruh intraseluler selama 10-15 jam.
Waktu paruh eliminasi lamivudin berbeda antara anak-anak dan dewasa. Waktu paruh
eliminasi pada anak-anak berusia 4 bulan hingga 14 tahun berkisar antara 2±0,6 jam,
sedangkan pada orang dewasa berkisar antara 5-7 jam. [1-6]
Ekskresi
Ekskresi lamivudin utamanya melalui urin dalam bentuk tidak berubah. [1-7]
Resistensi
Resistensi terhadap lamivudin sudah banyak dilaporkan, baik pada human immunodeficiency
virus  (HIV) dan  virus hepatitis B (HBV). Terjadinya resistensi ini dikaitkan dengan mutasi,
khususnya HIV yang diketahui memiliki laju mutasi tinggi
RIBAVIRRIN
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOGENETIK

Kelebihan dosis
Dalam beberapa uji klinis dengan terapi Ribavirin, kelebihan dosis maksimum yang dilaporkan
adalah pada dosis total Ribavirin kapsul 10 g (50 x 200 mg). Pasien tersebut diobservasi di ruang
gawat darurat selama 2 hari, dan tidak dijumpai efek samping karena kelebihan dosis tersebut selama
observasi.

ABSROBSI
Ribavirin diabsorbsi dengan cepat dan sempurna setelah pemberian per oral. Tetapi karena mengalami
metabolisme lintas pertama, bioavailabilitas rata-ratanya menjadi 64%. Pada penelitian
farmakokinetik Ribavirin dosis tunggal, AUCtf and Cmax Ribavirin akan meningkat sebanyak 70%
jika diberikan dengan makanan berkadar lemak tinggi (841 Kkal, 53,8 g lemak, 31,6 g protein, dan
57,4 g karbohidrat). Hasil ini kurang didukung data-data yang menggambarkan efek klinisnya.
Penggunaan Ribavirin bersama dengan antasida yang mengandung magnesium, aluminium dan
simetikon menurunkan AUCtf rata-rata Ribavirin sebesar 14%. Belum diketahui adanya relevansi
klinis pada hasil penelitian dosis tunggal tersebut.
METABOLISME
Ribavirin mempunyai 2 jalur metabolisme:
(i) jalur fosforilasi yang reversibel di dalam sel-sel berinti
(ii) jalur degradasi yang melibatkan deribosilasi dan hidrolisis senyawa amid yang
menghasilkan metabolit asam karbosiklik triasol.
Ribavirin dan metabolit karboksamid triasol dan asam karbosiklik triasol diekskresikan melalui ginjal.
Setelah pemberian 14C-Ribavirin 600 mg per oral, radioaktifitasnya dieliminasi dalam urin (61%) dan
feses (12%) dalam waktu 336 jam. 17% dari dosis Ribavirin yang diberikan ditemukan dalam bentuk
tidak berubah.

DISTRIBUSI
Ribavirin dikonsumsi lewat mulut atau dihirup.Efek samping yang dapat muncul adalah rasa lelah,
sakit kepala, mual, demam, sakit otot, dan suasana hati yang buruk. Efek samping serius yang dapat
terjadi adalah anemia hemolitik, masalah hati, dan reaksi alergi Obat ini sebaiknya tidak diberikan
kepada ibu hamil karena dapat membahayakan bayi. Pengaturan kelahiran secara efektif disarankan
untuk laki-laki dan perempuan selama tujuh bulan setelah penggunaan obat ini.
EKSRESI
Ribavirin di keluarkan sekiar 60% melalui urin dan 12% melalui feses
Interaksi obat
Tidak ditemukan adanya interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik antara Ribavirin dengan
senyawa lain seperti teofilin atau didanosine, walaupun literatur pendukungnya terbatas. Hasil
penelitian in vitro yang menggunakan preparat mikrosoma hati manusia, tikus menunjukkan sedikit
atau tidak ditemukannya enzim sitokrom P450 yang merupakan mediator metabolisme Ribavirin,
sehingga mempunyai potensi minimal terhadap timbulnya interaksi dengan obat yang
metabolismenya tergantung pada enzim sitokrom P450.

Efek samping
Efek toksik Ribavirin yang utama adalah anemia hemolitik. Penurunan kadar hemoglobin terjadi
dalam 1-2 minggu pertama pengobatan. Kelainan jantung dan paru yang berkaitan dengan anemia
terjadi sekitar 10% pada pasien yang mendapat terapi Ribavirin. Pada penelitian di Amerika,
gangguan kejiwaan yang paling sering terjadi pada pasien yang tidak pernah diterapi maupun pasien
kambuh yang diberi terapi Ribavirin adalah insomnia (39%, 26%), depresi (34%, 23%) dan iritabilitas
(27%, 25%). Kecenderungan bunuh diri terjadi pada 1% pasien. Efek samping spontan yang pernah
dilaporkan selama terapi Ribavirin: gangguan pendengaran dan vertigo. Secara umum, efek samping
yang membutuhkan pengobatan segera yang dilaporkan pada penelitian intemasional mempunyai
insiden lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian di Amerika; kecuali astenia, gejala mirip flu,
gugup dan gatal.

Anda mungkin juga menyukai