Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN


TEPAT PASIEN OPERASI

RUMAH SAKIT UMUM CAHAYA MEDIKA

Kp. Kebon Rt. 002 Rw. 001 Jalan Jejalen Jaya

Kec. Tambun Utara Kab. Bekasi Provinsi Jawa Barat

2022

LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, DAN TEPAT PASIEN
OPERASI

Disusun Oleh:  Tanda Tangan  Tanggal

Norhayati, Amd.Keb
(Komite Keselamatan Pasien RSU Cahaya
Medika)
 Tanda Tangan Tanggal
 Ditetapkan Oleh:

dr. Desmon Roza, Sp.OG


(Direktur RSU Cahaya Medika)

 Revisi

Disusun oleh:
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

2
Kepala : Norhayati, Amd. Keb

Anggota :

1. Shabrina Humaira, S. Tr. Keb


2. Listiani Fauziah, Amd. Keb
3. Arnih Suryanih, Amd. Keb
4. Rica kurniawan, Amd. AK
5. Evi Yuliana Pratiwi
6. Intan Permatasari

KATA PENGANTAR

3
Alhamdullilah segala puji bagi Allah SWT, Karena berkat rahmat dan
hidayah nya telah tersusunpanduan keselamatan pembedahan mengenai tepat
lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di RSU Cahaya Medika. Tujuan
pembuatan panduan ini sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembedahan
di RSU Cahaya Medika.

Buku panduan ini masih jauh dari kata sempurna, sangat diperlukan
masukan dan saran dalam penyempurnaan panduan ini, semoa panduan ini
dapat bermanfaat agar dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dan
pelayanan RSU Cahaya Medika. Evaluasi dan revisi ( Bila diperlukan ) akan
dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan untuk memperbaiki hal-hal
yang perlu dilakukan

Bekasi, 25 Juni 2022


Penyusun

Komite Keselamatan Pasien Rumah


Sakit

DAFTAR ISI

4
Kata Pengantar ........................................................................................................................
iv

Daftar Isi ...................................................................................................................................


v

BAB I DEFINISI...........................................................................................................................
1

A. Pengertian ....................................................................................................................
1
B. Tujuan ..........................................................................................................................
1

BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................................


3

BAB III TATA LAKSANA..............................................................................................................


4

A. Tatalaksana Identifikasi Pasien Rawat Inap / One Day Care .......................................


4
B. Tatalaksana Identifikasi Pasien Baru lahir ...................................................................
6

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................


12

5
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan
yang menggunakann cara infasive dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani ( R Sjamsuhidajad & Wim de jong, 2005
). Proses operasi merupakan pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan
perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.
Merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh yang
mencakup fase praoperatif, intra operatif dan fase pasca operatif yang
pada umumnya merupakan suatu peristiwa yang kompleks.
Tindakan operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasive dengan membuka atau menampilkan tubuh
yang akan ditangani . Checklis keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh
organisasi kesehatan dunia ( WHO ) dan kolaborasi dengan Harvad
School of Public Health USA, checklis adalah langkah – langkah kunci
dalam mengidentifikasi keamanan selama perawatan peri-operatif yang
harus dicapai dalam setiap operasi tunggal tidak tergantung jenis operasi.
Time Out Checklist menurut WHO adalah berhentinya tim sesaat
sebelum penyayatan kulit untuk memverifikasi kembali kelengkapan
pemeriksaan dengan melibatkan semua tim.

6
B. Tujuan
Panduan ini dipergunakan sebagai panduan untuk menjelaskan dan
menginformasikan metode secara umum dalam pelayanan pembedahan
di RSU Cahaya Medika, dimana setiap pasien yang akan menjalani
pembedahan memiliki penandaan operasi dengan tepat dan akurat, hal
ini akan:
1. Meminimalkan risiko operasi di lokasi yang salah atau pasien yang
salah
2. Meminimalkan risiko dari prosedur yang salah yang dilakukan
3. Menginformasikan dan memandu DPJP bedah untuk menggunakan
metode penandaan dan menandai kulit dan lokasi yang akan
dioperasi

7
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada seluruh tindakan yang dilakukan dari persiapan,
tindakan operasi setelah selesai operasi.

Prinsip pelayanan bedah tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi

1. Sebelum tindakan, petugas melakukan pengecekan ulang seluruh


identifikasi pasien dan kelengkapan berkas penunjang
2. Sebelum tindakan dilakukan, petugas melukan penandaan area yang akan
dilakukan operasi
3. Dalam pelaksanaan tindakan operasi petugas melakukan tindakan
berdasar atas SPO yang berlaku

8
BAB III
TATA LAKSANA

Rumah sakit wajib mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan


tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien. Prosedur salah-lokasi, salah-
prosedur, salah-pasien pada operasi merupakan suatu yang mengkhawatirkan
dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari
komunikasi yang tidak efektif atau adekuat antara anggota tim bedah,
kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi ( site marking ) dan
tidak ada prosedur untuk verivikasi lokasi operasi. Permasalahan yang
berhubungan dengan resep yang tidak terbaca ( illegible handwriting ) dan
pemakaian singkatan adalah merupakan factor-faktor kontribusi yang sering
terjadi.

Tahap “sebelum insisi” (time out) memungkinkan semua pertanyaan atau


kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan ditempat dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai dan melibatkan seluruh tim operasi .
rumah Sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas
dengan menggunakan ceklist. Cakupan dari checklis operasi sebagai berikut:

A. Panduan lokasi pra operasi


Berikut merupakan teknik yang dilakukan dalam penandaan lokasi
operasi:
1. Pasien diberitanda saat informed concent telah dilakukan
2. Penandaan dilakukan sebelum pasien berada di kamar operasi ,
petugas yang memberi tanda adalah ( skala prioritas ):
a. Dokter operator operasi
b. Dokter jaga
c. Perawat tempat pasien berada

9
3. Pasien harus dalam seadaan sadar saat dilakukan penandaan lokasi
operasi
4. Pada saat melakukan penandaan lokasi operasi harus disertakan
saksi-saksi selain pasien dan DPJP bedah ( perawat, keluarga pasien )
5. Tanda yang digunakan dapat berupa: lingkaran dengan tulisan
didalamnya “YA”
6. Penandaan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi operaasi.
7. Penandaan dilakukan dengan spidol Skin maker (anti luntur, anti air)
dan tetap terlihat walaupun sudah diberi desinfektan.
8. Dalam pengisian formulir pra operasi berikan keterangan gambar dan
tulisan di bagian sisi operasi
9. jelaskan tujuan tentang penandaan lokasi pra operasi pada pasien
atau keluarga pasien. Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jika memungkinkan.
10. Penandaan lokasi operasi dilakukan operasi untuk kasus termasuk sisi
(laterality), multiple ( Jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level
( tulang belakang)

Jenis tindakan operasi tidak perlu dilakukan penandaan lokasi operasi:

1. Pasien neonates / bayi barulahir


2. Cateterisasi jantung
3. Prosedur yang mendekati atau melalui garis midline tubuh seperti :
SC, Histerektomi, Tyroidektomi, Laparatomi.
4. Pencabutan gigi
5. Operasi pada membrane mukosa
6. Perineum
7. Kulit yang rusak

10
8. Lokasi intra organ seperti mata dan organ THT maka penandaan
dilakukan pada daerah yang mendekati organ berupa tanda lingkaran
yang didalamnya di tulis “YA”

B. Check List keselamatan pasien pra operasi


Check list operasi membedakan operasi menjadi 3 fase yaitu:
1. Fase Sing In
Adalah prosedur verivikasi persiapan operasi untuk memastikan
benar pasien, prosedur dan lokasi operasi yang dilakukan dirunag
persiapan kamar bedah sebelum induksi anestesi. Sing In dilakukan
diruang persiapan dan koordinasi oleh petugas anestesi. Pada Sing In
konfirmasi scara lisan kepada pasien dan memastikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pastikan identitas pasien benar, sisi bedah setra prosedur yang
akan dijadikan dan indormed consent
b. Penandaan lokasi operasi sudah sesuai
c. Pulse oximeter (Apabila tersedia diruang induksi) terpasang dan
berfungsi
d. Potensi alergi atau factor-faktor terjadinya komplikasi, riwayat
penyakit seperti HIV, Hepatitis dan TB.
e. Anastesi safety check, review bersama staf anastesi mengenai
risiko pasien kehilangan darah, kesulitan pada jalan nafas dan
alergi, dan memastikan sudah dilakukan Safety Check secara
lengkap terhadap alat dan bahan-bahan anestesi.
2. Fase Time Out
Adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan
peran masing-masing dilakukan saat sebelum insisi operasi atau
tindakan invasive dilakukan. Hal-hal yang dilakukan saat oeprasi time
out sebagai berikut:

11
a. Konfirmasi tim bedah
b. Konfirmasi nama pasien, prosedur, lokasi insisi yang akan dibuat,
implants (bila ada)
c. Pemberian antibiotic profilaksis, sebutkan jenis onat dan dosis
d. Antisipasi kejadian kritis ( reviw dokter operator, anastesi dan
perawat )
e. Pemeriksaan penunjang dilampirkan apakah ada masalah hasil
laboratorium

Bila dalam proses time out belum sempurna, anggota tim operasi
dapat menghentikan prosedur, semua anggota tim mempunyai
tanggung jawab untuk bicara jika mempunyai informasi yang dapat
mempengaruhi keselamatan pasien, prosedur belum dapat dimulai
jika masalah belum terpecahkan. Time out dikoordinasi oleh petugas
anasesi.

3. Fase Sing Out


Adalah suatu tindakan yang dilakukan di kamar operasi sebagai tahap
akhir dari prosedur keselamatan pembedahan dan dilakukan sebelum
penutupan area operasi. Sing Out dikoordinasi oleh petugas kamarr
bedah. Hal hal yang harus dilakukan pada fase Sing Out sebagai
berikut :
a. Pastikan lagi identifikasi pasien dengan cara visual, sisi dan lokasi
operasi, nama tindakan/operasi
b. Lakukan penghitungan alat kesehatan yang habis dipakai (kassa,
jarum, pisau bedah, dan obat yang terpakai)
c. Jika ada specimen telah dilakukan pelabelan, apakah ada
organ/jaringan
d. Konfirmasi verbal dengan tim operasi dan review jenis tindakan
atau prosedur operasi, review tim untuk penyembuhan pasien

12
( bedah, anastesi dan perawat )

Selain tahapan tahapan tersebut, dalam pelayanan bedah juga harus


memperhatikan ketepatan lokasi pembedahan, prosedur dan
ketepatan pasien termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan
lainnya agar tidak terjadi kesalahan dan mengancam keselamatan
pasien. Ketepatan tersebut berdampak fatal terhadap keselamatan
pasien jika tidak dilaksanakan. Berikut ini adalah ketepatan yang
harus diperhatikan:

1. Ketepatan lokasi
Ketepatan lokasi sangatlah penting dalam tindakan pembedahan /
operasi untuk menghndari kesalahan dalam tindakan operasi.
Ketepatan lokasi ini biasa dilakukan dengan cara menggunakan
tanda yang mudah dikenali pada area yang akan di lakukan
tindakan.
a. Penandaan lokasi operasi terutama dilakukan pada:
1.) Pada organ yang memiliki dua sisi, yaitu kiri dan kanan
2.) Multiple struktur ( jari tangan, jari kaki )
3.) Multiple level ( operasi tulang belakang, cervical, thorax,
lumbal, dll )
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
1.) Gunakan tanda yang telah dispakati , yaitu dengan
menggunakan tanda lingkaran didalam nya dengan tulisan
“YA”
2.) Dalam pengisian formulir pra operasi berikan keterangan
gambar dan tulisan dibagian sisi operasi.
3.) Tandai pada atau sedekat mungkin daerah yang akan di
insisi

13
4.) Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh tanda “X”
merupakan tanda ambigu)
5.) Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan di
insisi.
2. Ketepatan prosedur
Tepat prosedur operasi merupakan tahap verifikasi yang harus
dilakukan sebelum tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur. Ketepatan prosedur ini biasanya dilakukan dengan
tahap :
a. Menginformasikan kepada pasien atau keluarga mengenai
prosedur, rencana operasi dan risiko operasi
b. Mendokumentasikan semua prosedur yaitu prosedur yang
lengkap dan rencana anastesi
c. Verivikasi dokumen inform consent untuk mengidentifikasi
pasien secara benar
d. Mempersiapkan semua hasil laboratorium yang relevan dan
verifikasi identifikasi pasien
e. Mengecek tanda lokasi yang akan dilakukan pembedahan
f. Verifikasi rencana operasi
g. Verifikasi prosedur operasi
3. Ketepatan pasien
Tepat pasien merupakan prosedur pemastian pasien sebelum
dilakukan tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk
memastikan kesekuaian identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan ketepatan pasien ini bias dilakukan
dengan:

14
a. Selalu melakukan identifikasi paisn (kros cek) dengan
menggukan nama maupun dengan melihat gelang identitas
pasien
b. Mencocokaan identitas tersebut dengan berkas rekam medis
pasien
c. Identitas pasien dan prosedur juga dilakukan sebelum pasien
masuk kamar operasi, sebelum anastesi dan sebelum
dilakukan tindakan insisi
d. Pastikan kelengkapan pemeriksaan penunjang yang
mendukung

BAB IV
PENUNUP

15
Keselamatan pasien pembedahan mengenai tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien operasi mengatur bagaimana petugas kesehatan melakuakn
sesuai dengan prosedur dengan berbasis pada keselamatan pasien di rumah
sakit. Bila kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi ini
diterapkan dengan baik dan benar maka setidaknya meminimalisasi tembusnya
barrier terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dari pasien di rumah sakit.

DAFAR PUSTAKA

16
1. Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit
(patient safety). Jakarta: Bakti Husada.
2. Permenkes nomor 1691 / Menkes / PER / 2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit.

17

Anda mungkin juga menyukai