2022
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, DAN TEPAT PASIEN
OPERASI
Norhayati, Amd.Keb
(Komite Keselamatan Pasien RSU Cahaya
Medika)
Tanda Tangan Tanggal
Ditetapkan Oleh:
Revisi
Disusun oleh:
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
2
Kepala : Norhayati, Amd. Keb
Anggota :
KATA PENGANTAR
3
Alhamdullilah segala puji bagi Allah SWT, Karena berkat rahmat dan
hidayah nya telah tersusunpanduan keselamatan pembedahan mengenai tepat
lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di RSU Cahaya Medika. Tujuan
pembuatan panduan ini sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembedahan
di RSU Cahaya Medika.
Buku panduan ini masih jauh dari kata sempurna, sangat diperlukan
masukan dan saran dalam penyempurnaan panduan ini, semoa panduan ini
dapat bermanfaat agar dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dan
pelayanan RSU Cahaya Medika. Evaluasi dan revisi ( Bila diperlukan ) akan
dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan untuk memperbaiki hal-hal
yang perlu dilakukan
DAFTAR ISI
4
Kata Pengantar ........................................................................................................................
iv
BAB I DEFINISI...........................................................................................................................
1
A. Pengertian ....................................................................................................................
1
B. Tujuan ..........................................................................................................................
1
5
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan
yang menggunakann cara infasive dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani ( R Sjamsuhidajad & Wim de jong, 2005
). Proses operasi merupakan pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan
perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.
Merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh yang
mencakup fase praoperatif, intra operatif dan fase pasca operatif yang
pada umumnya merupakan suatu peristiwa yang kompleks.
Tindakan operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasive dengan membuka atau menampilkan tubuh
yang akan ditangani . Checklis keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh
organisasi kesehatan dunia ( WHO ) dan kolaborasi dengan Harvad
School of Public Health USA, checklis adalah langkah – langkah kunci
dalam mengidentifikasi keamanan selama perawatan peri-operatif yang
harus dicapai dalam setiap operasi tunggal tidak tergantung jenis operasi.
Time Out Checklist menurut WHO adalah berhentinya tim sesaat
sebelum penyayatan kulit untuk memverifikasi kembali kelengkapan
pemeriksaan dengan melibatkan semua tim.
6
B. Tujuan
Panduan ini dipergunakan sebagai panduan untuk menjelaskan dan
menginformasikan metode secara umum dalam pelayanan pembedahan
di RSU Cahaya Medika, dimana setiap pasien yang akan menjalani
pembedahan memiliki penandaan operasi dengan tepat dan akurat, hal
ini akan:
1. Meminimalkan risiko operasi di lokasi yang salah atau pasien yang
salah
2. Meminimalkan risiko dari prosedur yang salah yang dilakukan
3. Menginformasikan dan memandu DPJP bedah untuk menggunakan
metode penandaan dan menandai kulit dan lokasi yang akan
dioperasi
7
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan kepada seluruh tindakan yang dilakukan dari persiapan,
tindakan operasi setelah selesai operasi.
Prinsip pelayanan bedah tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
8
BAB III
TATA LAKSANA
9
3. Pasien harus dalam seadaan sadar saat dilakukan penandaan lokasi
operasi
4. Pada saat melakukan penandaan lokasi operasi harus disertakan
saksi-saksi selain pasien dan DPJP bedah ( perawat, keluarga pasien )
5. Tanda yang digunakan dapat berupa: lingkaran dengan tulisan
didalamnya “YA”
6. Penandaan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi operaasi.
7. Penandaan dilakukan dengan spidol Skin maker (anti luntur, anti air)
dan tetap terlihat walaupun sudah diberi desinfektan.
8. Dalam pengisian formulir pra operasi berikan keterangan gambar dan
tulisan di bagian sisi operasi
9. jelaskan tujuan tentang penandaan lokasi pra operasi pada pasien
atau keluarga pasien. Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jika memungkinkan.
10. Penandaan lokasi operasi dilakukan operasi untuk kasus termasuk sisi
(laterality), multiple ( Jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level
( tulang belakang)
10
8. Lokasi intra organ seperti mata dan organ THT maka penandaan
dilakukan pada daerah yang mendekati organ berupa tanda lingkaran
yang didalamnya di tulis “YA”
11
a. Konfirmasi tim bedah
b. Konfirmasi nama pasien, prosedur, lokasi insisi yang akan dibuat,
implants (bila ada)
c. Pemberian antibiotic profilaksis, sebutkan jenis onat dan dosis
d. Antisipasi kejadian kritis ( reviw dokter operator, anastesi dan
perawat )
e. Pemeriksaan penunjang dilampirkan apakah ada masalah hasil
laboratorium
Bila dalam proses time out belum sempurna, anggota tim operasi
dapat menghentikan prosedur, semua anggota tim mempunyai
tanggung jawab untuk bicara jika mempunyai informasi yang dapat
mempengaruhi keselamatan pasien, prosedur belum dapat dimulai
jika masalah belum terpecahkan. Time out dikoordinasi oleh petugas
anasesi.
12
( bedah, anastesi dan perawat )
1. Ketepatan lokasi
Ketepatan lokasi sangatlah penting dalam tindakan pembedahan /
operasi untuk menghndari kesalahan dalam tindakan operasi.
Ketepatan lokasi ini biasa dilakukan dengan cara menggunakan
tanda yang mudah dikenali pada area yang akan di lakukan
tindakan.
a. Penandaan lokasi operasi terutama dilakukan pada:
1.) Pada organ yang memiliki dua sisi, yaitu kiri dan kanan
2.) Multiple struktur ( jari tangan, jari kaki )
3.) Multiple level ( operasi tulang belakang, cervical, thorax,
lumbal, dll )
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
1.) Gunakan tanda yang telah dispakati , yaitu dengan
menggunakan tanda lingkaran didalam nya dengan tulisan
“YA”
2.) Dalam pengisian formulir pra operasi berikan keterangan
gambar dan tulisan dibagian sisi operasi.
3.) Tandai pada atau sedekat mungkin daerah yang akan di
insisi
13
4.) Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh tanda “X”
merupakan tanda ambigu)
5.) Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan di
insisi.
2. Ketepatan prosedur
Tepat prosedur operasi merupakan tahap verifikasi yang harus
dilakukan sebelum tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur. Ketepatan prosedur ini biasanya dilakukan dengan
tahap :
a. Menginformasikan kepada pasien atau keluarga mengenai
prosedur, rencana operasi dan risiko operasi
b. Mendokumentasikan semua prosedur yaitu prosedur yang
lengkap dan rencana anastesi
c. Verivikasi dokumen inform consent untuk mengidentifikasi
pasien secara benar
d. Mempersiapkan semua hasil laboratorium yang relevan dan
verifikasi identifikasi pasien
e. Mengecek tanda lokasi yang akan dilakukan pembedahan
f. Verifikasi rencana operasi
g. Verifikasi prosedur operasi
3. Ketepatan pasien
Tepat pasien merupakan prosedur pemastian pasien sebelum
dilakukan tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk
memastikan kesekuaian identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan ketepatan pasien ini bias dilakukan
dengan:
14
a. Selalu melakukan identifikasi paisn (kros cek) dengan
menggukan nama maupun dengan melihat gelang identitas
pasien
b. Mencocokaan identitas tersebut dengan berkas rekam medis
pasien
c. Identitas pasien dan prosedur juga dilakukan sebelum pasien
masuk kamar operasi, sebelum anastesi dan sebelum
dilakukan tindakan insisi
d. Pastikan kelengkapan pemeriksaan penunjang yang
mendukung
BAB IV
PENUNUP
15
Keselamatan pasien pembedahan mengenai tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien operasi mengatur bagaimana petugas kesehatan melakuakn
sesuai dengan prosedur dengan berbasis pada keselamatan pasien di rumah
sakit. Bila kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi ini
diterapkan dengan baik dan benar maka setidaknya meminimalisasi tembusnya
barrier terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dari pasien di rumah sakit.
DAFAR PUSTAKA
16
1. Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit
(patient safety). Jakarta: Bakti Husada.
2. Permenkes nomor 1691 / Menkes / PER / 2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit.
17