2022
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI,
HALAMAN : 01 dari 19
TEPAT PROSEDUR DAN
TEPAT PASIEN OPERASI
BAB I
DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan pembedahan di kamar operasi merupakan pelayanan yang multi komplek,
yang sering kali menimbulkan cidera medik atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
Risiko-risiko atau kemungkinan-kemungkinan yang terjadi hampir semua berakibat
fatal, diantaranya adalah:
1. Salah pasien yang dioperasi (wrong person surgery)
2. Salah sisi operasi (wrong site surgery)
3. Salah prosedur operasi (wrong procedure)
4. Infeksi pada daerah yang dioparasi (surgical site infection)
5. Tertinggalnya instrumen operasi seperti gunting, kasa, jarum (retained instruments
and sponges after surgery)
6. The Joint commission melaporkan 150 KTD yang berhubungan dengan wrong site
surgery, wrong procedure surgery, dan wrong person surgery, kasus terbanyak
terjadi pada operasi tulang (41%o), bedah umum (20%), mata, dan THT (JCAHO).
Secara lebih lengkap risiko komplikasi atau KTD tindakan pembedahan dapat dilihat
pada tabel. Paling tidak 30-50 % komplikasi berat pada pasien yang menjalani
tindakan operasi bedah sebenarnya dapat dicegah.
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
,TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 02 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
Gawande AA 14.000 rekam medis pasien yang Insiden cidera/ komplikasi akibat
menjalani operasi di rumah sakit pembedahan 3%.
(Surgery, 1999)
Colorado dan Utah pada tahun
54% cidera bersifat dapat dicegah
1992
15% dari pasien yang mengalami
cidera/ komplikasi yang berat/
meninggal
Rogers SO Analisis 444 kasus tuntutan 258 kasus (58%) merupakan kasus
malpraktik bedah yang terjadi surgical error
(Surgery, 2006)
pada periode 1986-2004
75% error terjadi saat intra operatif
25% error terjadi pada saat
preopratif
35% error terjadi pada saat post
operasi
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
,TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 03 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
Sering tertinggalnya alat instrument pada organ tubuh setelah operasi, yang paling
sering adalah rongga perut atau pelvis (54%), vagina (22%), dan rongga dada (7%).
Berdasarkan evaluasi 25 kasus instrument yang tertinggal dalam tubuh pasien
setelah menjalani pembedahan intra abdomen, pasien mengalami komplikasi sepsis,
perporasi usus, dan dua pasien meninggal (Gawabde, 2003).
Sebagai tim kesehatan yang memberikan pelayanan di kamar bedah dan sadar betul
bahwa kejadian-kejadian tidak diharapkan itu bisa saja terjadi di rumah sakit ini,
maka menjadi petanyaan dan tantangan bagi kita mau apa dan bagaimana
menghadapi hal demikian?Tentunya tidak sampai pada pertanyaan belaka,
melainkan sampai pada komitmen untuk membuat suatu sistem pencegahan supaya
kejadian-kejadian tidak diharapkan tersebut tidak terjadi. Sehingga proses pelayanan
pembedahan yang kita jalankan menjadi pelayanan yang aman dan nyaman.
B. PEDOMAN AKREDITASI
Dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan memilih dan menetapkan sistem akreditasi yang mengacu pada Kars.
Pada Penilaian keselamatan Pasien sasaran IV menyatakan bahwa Rumah sakit
mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur,
dan tepat- pasien. .Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah
sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini
adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking),
dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar
anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak
terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-
faktor kontribusi yang sering terjadi.
Dalam rangka menciptakan layanan yang aman bagi pasien yang menjalani
pembedahan khususnya mencegah kesalahan sisi operasi, prosedur dan tepat
pasien, RSPPbm menyusun kebijakan danprosedur serta panduan yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan tersebut.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Memberikan pelayanan bedah yang aman dan nyaman kepada setiap pasien dari
mulai/ sebelum operasi, dengan memastikan tepat sisi, tepat prosedur dan tepat
pasien operasi.
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
,TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 04 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
2. Tujuan Khusus:
a. Membangkitkan kesadaran staf atau tim Kamar Bedah Sentral akan pentingnya
keselamatan pasien dan risiko terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
dalam memberikan pelayanan pembedahan sehari-hari.
b. Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
c. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
d. Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/ atau implant-
implant yang dibutuhkan.
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
,TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 05 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
BAB II
RUANG LINGKUP
Secara khusus, dalam the 2008 National Patient Safety Goals, JCAHO menetapkan
protokol universal dalam rangka untuk mencegah kesalahan identifikasi pasien dalam
pelayanan bedah. Dalam protokol tersebut disebutkan tiga prosedur penting yang harus
dilakukan, yaitu:
Proses verifikasi pre-operatif. Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah untuk
menjamin semua dokumen yang terkait dengan prosedur operasi tersedia, dan dikaji
ulang dan telah diyakini semuanya telah konsisten sesuai dengan harapan pasien dan
tim bedah. Salah satu daftar tilik atau checklist yang dapat mebantu pada tahap ini
adalah daftar tilik yang dikembangkan oleh rumah sakit Naval. (lihat tabel 2)
Membuat penandaan tempat operasi. Tujuan pemberian tanda di tempat operasi
adalah menjamin tidak terjadinya keraguan tempat insisi bedah. Penandaan tempat
operasi harus jelas dan terlihat serta tidak hilang sewaktu pasien dipersiapkan menjalani
prosedur pembersihan diri.
Melakukan Time out sebelum tindakan operasi dimulai. Melakukan “time out“
sebelum operasi bertujuan untuk menjamin tidak terjadinya salah pasien, salah prosedur
atau salah sisi operasi. Prosedur operasi tidak akan dimulai sampai semua
permasalahan atau pertanyaan menjadi jelas.
Sebagai upaya untuk mencapai layanan bedah yang aman khususnya dalam rangka
mencegah kesalahan sisi, prosedur dan pasien yang menjalani operasi, maka RSPPbm
menerapkan langkah melalui (1) penandaan tempat operasi dan (2) implementasi check
list sebagaimana direkomendasikan oleh WHO.
Variabel Penjelasan
Siapa yang memberi Dokter operator operasi atau perawat yang telah didelegasikan oleh operator
tanda
Kapan dilakukan Penandaan operasi dilakukan sebelum pasien masuk ke kamar operasi, misal di
penandaan ruang persiapan kamar operasi.
Bagimana cara 1. Setiap penandaan tempat operasi harus melibatkan pasien dan atau
penandaannya keluarga
2. Penandaan (marker) lokasi tempat operasi berada diatas atau setidaknya
mendekati tempat insisi.
3. Bentuk penandaan dapat dilihat dengan jelas dan berupa lingkaran bulat
(○)
4. Marker yang digunakan tidak hilang saat tempat operasi dicuci atau
disterilisasi
Jenis operasi apa 1. Pembedahan yang melibatkan ekstremitas secara lateral (kanan atau kiri),
yang perlu diberi 2. Struktur multipel (jari tangan / kaki)
penandaan 3. Level (spine)
4. Pada keadaan berikut adalah pengeculian dalam prosedur pemberian
marker :
a. Operasi pada organ yang jumlahnya hanya satu
b. Intervensi kasus pada tempat yang sudah terpasang kateter atau
instrumen lain
c. Gigi
d. Bayi prematur, dimana marker dapat meyebabkan tato permanen
e. Pasien menolak prosedur pemberian marker di lokasi tempat operasi
2. Time out
Sebelum dokter bedah melakukan insisi dilakukan time out singkat untuk
memastikan bahwa semua prosedur telah dilakukan dengan benar, tim dan
peralatan telah telah lengkap dan semua sudah tersedia sebagaimana
diharapkan.
PEDOMAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 07 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
3. Sign out
Sebelum pasien di kirim ke unit pemulihan dipastikan bahwa instrumen bedah,
kasa dan barang lainnya tidak tertinggal di tubuh pasien dan pasien layak untuk
di bawa ke unit pemulihan.
Ruang lingkup dari bahasan ini adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi Elemen
Penilaian SKP IV.
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan
Unit terkait yang melakukan prosedur ini adalah: IGD, Kamar bersalin/ VK, Poli
Gigi, HD, Poli Bedah Rawat Jalan, Poli Mata, Poli THT dan radiologi.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 08 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
BAB III
TATA LAKSANA
1. What
Tujuannya:
a. Memastikan tepat lokasi operasi
b. Memastikan tepat prosedur operasi
c. Memastikan tepat pasien operasi
2. Who
Yang memberikan tanda adalah dokter bedah yang akan mengoperasi pasien
tersebut dan tidak boleh di delegasikan kepada siapapun.
3. Which
a. Yang mana harus ditandai:
1) Pembedahan yang melibatkan ekstremitas secara lateral (kanan atau kiri)
2) Struktur multipel (jari tangan/ kaki)
3) Level (spine)
b. Yang tidak ditandai/ pengecualian:
1) Operasi pada organ yang jumlahnya hanya satu
2) Intervensi kasus pada tempat yang sudah terpasang kateter atau
instrumen lain
3) Opersi pada gigi
4) Bayi prematur, dimana marker dapat meyebabkan tato permanen
5) Pasien menolak prosedur pemberian marker di lokasi tempat operasi
4. Where
a. Ruang preoperasi (perawatan)
1) Pastikan bahwa pasien sudah diidentifikasi oleh 2 petugas
PANDUAN
NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT REVISI KE 02
PERTAMINA PRABUMULIH BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI HALAMAN : 09 dari 19
, TEPAT PROSEDUR DAN
TEPAT PASIEN OPERASI
Prinsip Penandaan
1) Prosedur yang harus ditandai:
a. Pembedahan yang melibatkan ekstremitas secara lateral (kanan atau kiri)
b. Struktur multipel (jari tangan/ kaki)
c. Level (spine)
2) Prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
a) Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
b) Kasus intervensi seperti kateterisasi jantung
c) Kasus yang melibatkan gigi, ditandai pada foto radiologinya
d) Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen
3) Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.
4) Sedapat mungkin penandaan harus melibatkan pasien untuk menghindarkan
kekeliruan.
5) Penandaan harus dibuat menggunakan surgical marking pen yang tidak hilang
bila dicuci saat preparasi lapangan operasi.
6) Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam
atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah.
7) Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap
yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan
interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 10 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
f. ceklist dapat dan harus mencegah tim untuk melangkah ke fase berikutnya
sampai langkah-langkah sudah dilengkapi
Konfirmasi pasien Yakinkan bahwa Tim operasi Perawat secara verbal melakukan
terhadap memperkenalkan nama dan konfirmasi dengan Tim dalam hal:
- Identitas perannya masing masing - Nama prosedur telah dicatat
- Tempat operasi - Bahwa instrument, kasa dan
- Prosedur operasi jarum telah benar dan tidak
- Informed consent ada yang ketinggalan di tubuh
pasien
Penandaan tempat Dokter bedah, dokter anestesi - Pemberian label pada
operasi dan perawat menjamin telah specimen yang akan
benar : dilakukan pemeriksaan
- Pasien patologi anatomi
- Tempat operasi - Menjamin tidak ada persoalan
- Prosedur operasi dengan peralatan yang
digunakan untuk transport
Cek standar keamanan Antisipasi dokter bedah terhadap pasien menuju ruang PACU/
anestesi kehilangan darah, lama operasi, ruang pemulihan
KTD yangdapat terjadi selama - Dokter bedah, anestesi dan
operasi?
perawat meninjau kembali
Pulse oximeter pasien Antisipasi dokter anestesi kebutuhan pasien dalam
terhadap risiko yang dapat timbul proses pemulihan
selama operasi?
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 13 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
3) Informed consent
“Baik… Ibu/ Bapak/ Adik… saya akan memeriksa apakah surat ijin operasi
sudahditandatangani ?”
“Ibu/ Bapak/ Adik… apakah ini tanda tanganmu?
(sambil menjukan surat injin dan tanda tangan yang ada)
Pertanyaan ini digunakan untuk pasien yang diaggap dewasa sesuai standar.
4) Penandaan lokasi operasi
“Ibu/ Bapak/ Adik…apakah daerah atau lokasi yang akan di operasi sudah
ditandai?
Jika daerah operasi merupakan daerah yang tidak perlu ditandai tidak perlu
dipertanyakan.
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 14 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
5) Keamanan anestesi
“Ibu/ Bapak/ Adik…apakah memiliki riwayat alergi?..gangguan
pernafasan?...”
(jika jawaban “ya” tanyakan lebih lanjut apa jenisnya dan kapan kambuh yang
terakhir)
Cek kelengkapan alat atau mesin anestesi dan obat-obat yang akan
digunakan bersama tim anestesi.
Cek alergi dan gangguan pernafasan dengan tim anestesi
Cek apakah ada risiko kekurangan darah atau kehilangan darah dengan tim
anestesi.
2. TIME OUT
Pada fase ini dilakukan penilaian sebelum dokter bedah melakukan insisi.
a. Hal hal yang perlu dilakukan:
1) Setiap anggota tim telah memperkenalkan diri tugas dan perannya terlebih
dahulu kepada pasien.
2) Dokter bedah, anestesi dan perawat secara verbal telah memastikan
kebenaran dalam hal identitas pasien, tempat operasi dan prosedur yang
akan dilakukan
3) Dokter bedah dan tim dapat memperkirakan dan mengantisipasi hal-hal yang
dapat terjadi selama prosedur pembedahan, seperti: risiko perdarahan, lama
operasi dan langkah langakh yang perlu diambil untuk mengatasi masalah
yang timbul selama proses operasi
4) Dokter anestesi dapat memperkirakan dan mengantisipasi terhadap keadaan
spesifik pasien (pasien obesitas)
5) Perawat dapat menjamin terhadap sterilitas alat, kebutuhan peralatan dan
instrument yang diperlukan selama operasi
6) Mengevaluasi kembali perlukah pasien mendapatkan antibiotic profilaksis
dalam 60 menit sebelum operasi
7) Melihat kembali penunjang diagnostik dalam hal ini imaging telah tersedia
dan telah sesuai dengan identitas pasien dan tempat lesi.
- Asisten operasi:…..
- Perawat instrumentator:…
2) Dokter bedah, dokter anestesi, dan perawat menjamin benar pasien, lokasi,
dan prosedur operasi:
Perawat sirkuler:
“ Bagaimana dokter/tim, apakah benar:
- Pasien bernama Tn/Ny…/Tgl bulan dan thn lahir :…/No RM :…
- Lokasi :…
- Prosedur :…
3) Antisipasi dokter bedah terhadap kehilangan darah, lama operasi, KTD, yang
dapat terjadi selama operasi:
Perawat sirkuler:
“Bagaimana dr….(sebut Nama dr bedahnya) Adakah kemungkinan terjadi
perdarahan?, Berapa lama kira-kira operasinya?, Adakah kemungkinan
penyulit selama operasi?”
4) Antisipasi dokter anestesi terhadap risiko operasi yang timbul :
Perawat sirkuler:
“Bagaimana dr…(sebut nama dr anestesinya) adakah kemungkinan timbul
risiko anestesi selama proses pembedahan?”
3. SIGN OUT
Pada fase ini dilakukan penilaian sebelum pasien meninggalkan kamar operasi.
a. Hal hal yang perlu dilakukan:
1) Secara verbal perawat dalam tim bedah telah menuliskan nama prosedur
pembedahan
2) Menjamin bahwa instrument bedah, kasa dan jarum telah sesuai dan tidak
tertinggal di dalam tubuh pasien
3) Menjamin bahwa specimen (patologi anatomi) telah dikemas dan diberi label
secara benar
4) Menjamin bahwa tidak akan terjadi gangguan alat medis dan kebutuhan
lainnya dalam proses transport pasien menuju ruang pemulihan atau PACU
5) Menjamin bahwa dokter bedah, anestesi dan perawat telah meninjau hal hal
yang diperlukan yang berhubungan dengan proses pemulihan pasien.
2) Instrumen, kasa dan jarum telah benar dan tidak tertinggal ditubuh pasien:
“Sr/ Br…berapa jumlah instrument yang digunakan,jumlah
kasa/meterhaas/kacang/rol tampon yang tidak digunakan (Perawat sirkuler
menghitung jumlah kasa yang digunakan yang ada di dalam ember
(1,2,3,4….sambil diucapkan)
“Apakah jumlah alkes sebelum dan sesudah operasi lengkap?
BAB IV
DOKUMENTASI
B. FORM
1. Daftar Tilik Keselamatan Pasien Perioperatif (Sign In, Time Out, Sing Out)
2. Laporan bulanan
D. SISTEM PELAPORAN
1. Kamar operasi melakukan pencatatan dan pelaporan yang meliputi : kejadian
nyaris cedera (KNC), kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan sentinel events
yang terjadi selama di kamar bedah
2. Pencatatan dan pelaporan insiden mengacu pada Buku Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit – PERSI
3. Kamar operasi membuat formulir pelaporan, buku register insiden dan formulir
rekapitulasi insiden
4. Hal yang dilaporkan
a. Kejadian nyaris cedera
b. Kejadian tidak diharapkan
c. Sentinel events dan indicator keselamatan pasien
5. Waktu pelaporan :
a. Setiap terjadi KTD dilaporkan ke Tim KKPRS dalam waktu 24 jam
b. Indikator keselamatan pasien dilaporkan setiap bulan ke Tim KKPRS
PANDUAN
UNIT USAHA :RUMAH SAKIT NOMOR : Kpts- /G00000/2022-S0
PERTAMINA PRABUMULIH REVISI KE 02
JUDUL :PANDUAN TEPAT LOKASI BERLAKU TMT : 31 JANUARI 2022
, TEPAT PROSEDUR DAN HALAMAN : 19 dari 19
TEPAT PASIEN OPERASI
Djoko Maryanto, S.E, dr. Rehulina Br Tarigan, M.Ked dr. Ihsan Wardawati,
M.Si (PD), Sp.PD - FINASIM M.K.K
Tanggal: 31 Januari 2022 Tanggal: 31 Januari 2022 Tanggal: 31 Januari 2022