Anda di halaman 1dari 11

PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN

KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

NAMA:.ALIM MATURRASIDA

NIM: A.22.11.002

DOSEN PENGAMPU :

ANZAS RUA USMANA. M.PD.

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MITRA ADIGUNA
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengurangan
Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan. Makalah ini disusun guna memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahasa indonesia yang diampu oleh Bapak Anzas Rua
Usmana. M.Pd.

Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tentu makalah ini tidak dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak Anzas Rua
Usmana. M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah Bahasa indonesia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang di tekuni.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini.Oleh


karena itu, diharapkan keritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun
pembacanya.

Palembang., 3 Juli 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... I
DAFTAR ISI.............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1.RUMUSAN MASALAH................................................................................ 1
1.2.TUJUAN MASALAH..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1.Pengurangan Resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan............................... 2
2.2.Tujuan dan saran.............................................................................................. 3
2.3.Ruang Lingkup................................................................................................ 3
2.4.Konsep Dasar Penyakit Infeksi....................................................................... 4
2.5 Kewaspadaan standar...................................................................................... 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 5
A.KESIMPULAN................................................................................................. 6
B.SARAN.............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection


(HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health
Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi
agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang ditimbulkan
berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit


menyatakan bahwa "Setiap pasien mempunyai hak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. Namun pada
kenyataannya hal tersebut bukanlah menjadi jaminan bahwa penyebaran kuman dan
penyakit tidak dapat terjadi di rumah sakit.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut.
Apa itu pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan?

1.3 TUJUAN
Adapun Tujuan pada makalah ini sebagai berikut.
Untuk mengetahui pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection


(HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health
Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi
agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAls yang ditimbulkan
berdampak secara langsung sebagai behan ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan
memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar terwujud
pelayanan kesehatan yang bermatu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient
safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen
fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.
2.2. Tujuan dan Sasaran

Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan


kualius pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya
manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan. Sasaran Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan disusun untuk
digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi.
2.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI terkait
pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs) berupa langkah yang
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya HAIs (bundles). surveilans HAIs,
pendidikan dan pelatihan serta penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu,
dilakukan monitoring melalui Infection Control Risk Assesment (ICRA), audit dan
monitoring lainya secara berkala. Dalam pelaksanaan PPI, Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik, Praktik Mandiri wajib menerapkan seluruh program PPI sedangkan untuk
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, penerapan PPI disesuaikan dengan pelayanan
yang di lakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

2.4. Konsep Dasar Penyakit Infeksi


Untuk memastikan adanya infeksi terkait layanan kesehatan (Healthcare-
Associated Infections/HAIs) serta menyusun strategi pencegahan dan pengendalian
infeksi dibutuhkan pengertian infeksi, infeksi terkait pelayanan kesehatan
(Healthcare-Associated Infections/HAIs), rantai penularan infeksi, jenis HAIs dan
faktor risikonya.
1. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada untuk
menimbulkan infeksi. Kejadian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan dapat
disebabkan oleh 6 komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus
atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Enam
komponen rantai penularan infeksi, yaitu:
a. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme penyebab
infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur
dan parasit.
b. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau
manusia.
c. Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi
(mikroorganisme) meninggalkan reservoir melalui saluran napas,
saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta
d. Metode Transmisi/Cara Penulamn adalah metode transport
mikroorganisme
dari wadah/reservoir ke pejamu yang rentan. Ada beberapa metode
penularan yaitu: (1) kontak: langsung dan tidak langsung, (2) droplet,
(3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah)
dan (5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat)
e. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu
yang rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan
kelamin atau melalui kulit yang tidak utuh.
f. Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan kekebalan
tubuh
menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi..

2. Jenis dan Faktor Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan atau "Healthcare-
Associated Infections" (HAIs) meliputi;
a. Jenis HAIs yang paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan,
terutama rumah sakit mencakup:
1) Ventilator associated pneumonia (VAP)
2) Aliran Damh (IAD)
3) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4) Infeksi Daerah Operasi (IDO)

b. Faktor Risiko HAls meliputi:


1) Umur: neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan.
2) Status imun yang rendah terganggu (immunocompromised):
penderita dengan penyakit kronik, penderita tumor ganas, pengguna
obat-obat imunosupresan.
3) Gangguan/Interupsi barier anatomis:
 Kateter urin: meningkatkan kejadian infeksi saluran
kemih (ISK)
 Prosedur operasi: dapat menyebabkan infeksi daerah
operasi (IDO) atau "surgical site infection" (SSI).
 Intubasi dan pemakaian ventilator: meningkatkan
kejadian "Ventilator Associated Pneumonia" (VAP).
 Kanula vena dan arteri: Plebitis, IAD - Luka bakar dan
trauma.
4.Implantasi benda asing:

A.Pemakaian mesh pada operasi hernia.

B.Pemakaian implant pada operasi tulang, kontrasepa pacu jantung.

C."cerebrospinal fluid shunts".

D."valvular/vascular prostheses"

5. Perubahan mikroflora normal: pemakaian antibiotika yang tidak bijak dapat


menyebabkan pertumbuhan jamur berlebihan dan timbulnya bakteri resisten
terhadap berbagai antimikroba.

2.5 Kewaspadaan Standar


Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama, dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, baik yang telah didiagnosis,diduga terinfeksi atau kolonisasi.
Diterapkan untuk mencegah transmisi silang sebelum pasien di diagnosis, sebelum
adanya hasil pemeriksaan laboratorium dan setelah pasien didiagnosis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated


Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau
Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan
telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang
ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan


kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan
memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar terwujud
pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient
safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen
fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak kekurangan. Olch
karena itu masukan dan saran dari para pembaca akan sangat membantu dalam
pengembangan penulisan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27


TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

https://id.scribd.com/document/254126731/MAKALAH-KS-KEL-10-Pengurangan-
Resiko-Infeksi-Terkait Pelayanan-Kesehatan

DEPKES RI. (2003) kewaspadaan standar terkait pelayanan


kesehatan.jakarta:Dekes RI

Al-Habsyi.2004.konsep dasar infeksi dari https://www.Acedemia.edu/9069276/


diakses tanggal 02 januari 2016

Anda mungkin juga menyukai