LOKASI, KETEPATAN
PROSEDUR, KETEPATAN
PASIEN OPERASI
i
PANDUAN KEPASTIAN LOKASI,
KETEPATAN PROSEDUR,
KETEPATAN PASIEN
OPERASI
LEMBAR PENGESAHAN
1 Februari 2017
Fijriah Oktavia Irsadi, Amd.Keb Pembuat Dokumen
1 Februari 2017
GagukGuntoro, S.E. Authorized Person
1 Februari 2017
dr. DiviMardiana Direktur
ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MITRA SEHAT
NOMOR: 240 /Per/Dir/RSMS/II/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG PANDUAN KEPASTIAN LOKASI,
KETEPATAN PROSEDUR, KETEPATAN PASIEN OPERASI
KEDUA : Panduan Kepastian Lokasi, Ketepatan Prosedur, Ketepatan Pasien Operasi di Rumah Sakit
Mitra Sehat sebagaimana Lampiran Peraturan ini;
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekurangan dan kekeliruan akan diadakan perbaikan dan perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal : 1Februari 2017
dr. DiviMardiana
ii
KATA PENGANTAR
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat yang wajib diterapkan di semua rumah sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu pada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dariWHO Patient
Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS
PERSI) dan Joint Commission International (JCI).
Sasaran Keempat dari Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah Lokasi, Ketepatan Prosedur,
Ketepatan Pasien Operasi. Rumah sakit diharapkan mengembangkan suatu pendekatan untuk
lebih hati hati dalam proses penandaan hingga pelaksanaan operasi. Keselamatan pembedahan,
merupakan suatu program yang dilakukan Tim Bedah terhadap pasien yang akan dioperasi,
untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur pembedahan, mencegah terjadinya
kesalahan lokasi operasi dan prosedur operasi, serta mengurangi komplikasi kematian akibat
pembedahan.
Panduan ini diharapkan dapat dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan kewaspadaan
dalam proses penandaan hingga pelaksanaan operasi.
iii
DAFTAR ISI
iv
Lampiran
DirekturRumah Sakit Mitra Sehat
Nomor : 240 /Per/Dir/RSMS/II/2017
Tanggal : 1 Februari 2017
BAB IPENDAHULUAN
A. DEFINISI
Keselamatan pembedahan, adalah suatu program yang dilakukan Tim Bedah terhadap
pasien yang akan dioperasi, untuk meningkatkan keselamatan pasien selama
prosedur pembedahan, mencegah terjadinya kesalahan lokasi operasi dan prosedur
operasi, serta mengurangi komplikasi kematian akibat pembedahan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan utama program ini adalah menciptakan perilaku tim pembedahan dan
lingkungan pembedahan yamg aman bagi pasien. Sehingga tercipta pembedahan
yang aman, anestesi yang aman, perawatan yang aman hingga terwujud
keselamatan pasien yang maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya medical error di kamar operasi yang meliputi :
1) salah prosedur
2) salah pasien
3) salah lokasi insisi
4) salah pemberian obat
5) mengurangi risiko cidera pasien akibat luka tekan, hipotermi, luka bakar
6) risiko terjadi infeksi karena luka operasi
b. Mencegah kegagalan tindakan yang telah direncanakan
3. Menciptakan komunikasi yang efektif pada tim bedah
4. Mendorong perilaku sebagai teamwork
5. Berdisiplin dalam tim
1
BAB II RUANG LINGKUP
Pelaksanaan prosedur keselamatan bedah, dilakukan oleh Team Work di Kamar Operasi
yang terdiri dari :
1. Ahli Bedah,
2. Ahli Anestesi,
3. Perawat Anesthesi,
4. Perawat Instrumentaris,
5. Perawat Asisten,
6. Perawat Sirkuler
2
BAB III TATALAKSANA
3
8. Surgeon Review
Adalah perhatian khusus pada pasien, langkah kritikal, dan adanya instrument
khusus atau implant.
9. Anesthesilogist Review
Perhatian khusus pada pasien dan rencana resusitasi kritikal.
4
semua anggota tim bedah, dan ditangani sebelum dilakukan sayatan pada kulit
pasien. Perawat instrumen mendiskusikan tentang kesiapan alat dan material
lainnya untuk operasi. Apabila tidak ada masalah dalam peralatan, perawat
instrumen dapat mengatakan kesterilan alat sudah diperiksa dan tidak ada
masalah dalam peralatan.
7. Memastikan profilaksis antibiotik sudah diberikan 60 menit sebelum
pembedahan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadi infeksi luka
operasi, apabila diberikan harus sesuai tepat waktu pemberian, yaitu 30 menit
intra vena, sebelum insisi kulit. Diberikan di ruang operasi saat ahli anestesi
melakukan induksi. Apabila profilaksis diperlukan, koordinator tim memastikan
kepada tim bedah yang mengelola pemberian obat apakah profilaksis sudah
diberikan 60 menit sebelumnya. Jika belum maka segera diberikan saat itu juga
sebelum dilakukan insisi kulit. Apabila antibotik sudah diberikan 60 menit
sebelum pembedahan, maka ahli bedah mempertimbangkan kembali apa perlu
diberikan ulang antibiotik tersebut sesuai dosis. Jika tidak perlu pemberian
profilaksis antibiotik maka hanya dinyatakan dengan antibotik tidak diperlukan
dalam pembedahan.
8. Memastikan foto radiologi sudah terpasang atau tidak, apabila diperlukan.
Koordinator menanyakan kepada ahli bedah, apakah foto radiologi diperlukan
pada saat pembedahan, jika diperlukan maka koordinator memastikan foto
radiologi ada dan ditampilkan selama pembedahan. Jika memerlukan foto
radiologi tetapi tidak ada, foto radiologi harus sesegera diperoleh, ahli bedah
mempertimbangkan apaakah akan melakukan prosedur pembedahan tanpa foto
atau tidak. Jika foto radiologi tidak diperlukan dalam pembedahan, cukup
dinyatakan dengan hasil foto radiologi tidak diperlukan dalam pembedahan.
5
BAB IVDOKUMENTASI
Kegiatan dalam upaya patient safety di kamar operasi, di dokumentasikan dalam Surgical Safety
Checklist, sebagai berikut:
dr. DiviMardiana