Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA SPO-XIII/02/II/2016 I 1 dari 4

Ditetapkan
Tanggal terbit Karumkit Tk.II Kartika Husada
STANDAR
PROSEDUR
OPERASI
2 Februari 2016
(SPO) dr. Heru Pranata
Kolonel Ckm NRP 32988

Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan untuk


PENGERTIAN
menyampaikan dan menerima berita lisan atau tertulis dalam
rangka pelayanan pasien.

1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita lisan atau


tertulis dengan tepat dan cepat.
2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan
benar.
TUJUAN
3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi / perawatan
yang benar.
4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat
kejadian yang tidak diharapkan pada pasien (pasien
savety).
Kebijakan Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II Kartika
KEBIJAKAN
Husada No.SKEP/002/XI/2015
1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus
dilaksanakan dengan efektif baik secara langsung,
maupun via alat bantu penghubung : surat konsul,
telepon, faximile, pesan singkat (SMS).
2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan
karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien,
yaitu antara :
PROSEDUR
a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes)
b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis
c. Dokter dan perawat
d. Antar perawat
e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien
f. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga
pasien
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA I 2 dari 4
PROSEDUR 3. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau
terapi yang diberikan.
b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan
kemasan)
4. Komunikasi antara Dokter Umum (DU) dan Dokter
Spesialis (Dr Spes) :
a. DU melaporkan diagnosis kerja kepada Dr Spes pada
saat jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di
UGD dan poliklinik rawat jalan.
b. Pada saat melaporkan, DU menguasai data-data
pasiennya.
c. Dr Spes memberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
d. DU mengulangi semua perintah (read back) dari Dr
Spes baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang
maupun tindakan yang akan dikerjakan.
e. Dr Spes memperhatikan dengan seksama read back
dari DU, dan segera melakukan koreksi bila terjadi
kesalahan.
f. DU menuliskan / mencatat instruksi Dr Spes dicatatan
medik.
5. Komunikasi antara Dokter Spesialis (Dr Spes) dan Dokter
Spesialis (Dr Spes) :
a. Dr Spes penerima konsultasi pertama dari DU disebut
sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama.
b. Bila menemukan kelainan di bidang lain di samping
masalah di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi dengan Dr Spes terkait baik
dengan lisan dan membuat surat konsultasi setelah
mendapatkan persetujuan dari pasien / keluarganya.
c. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat
segera dilaksanakan dan kemudian memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien.
d. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak
ada indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dr
Spes terkait baik dengan lisan dan membuat surat
konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien
/ keluarganya.

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA I 3 dari 4
PROSEDUR e. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban
konsultasi dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat
berupa :
1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga
bertindak sebagai konsultan.
2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up
nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping
dalam rangka rawat bersama.
3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan
pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
f. Dr Spes sebagai DPJP Utama wajib mengadakan
komunikasi dengan semua DPJP Pendamping
termasuk Dr Spes Penunjang diagnostik, dengan cara :
1) Tertulis di catatan medik
2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang
tatap muka untuk melakukan diskusi mengenai
kemajuan perawatan pasien.
6. Komunikasi antara Dokter dan Perawat :
a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.
b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada
dokter ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik
secara langsung maupun dengan sarana alat
komunikasi yang tersedia.
c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada
saat visite dengan menguasai data pasien (identitas,
diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana tindak
lanjut).
d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada
saat mendampingi pemeriksaan canggih, dengan
menguasai data pasien (identitas, diagnosis, kondisi
umum saat ini dan rencana tindak lanjut).
e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi
dokter serta di dokumentasikan di catatan keperawatan.
7. Komunikasi antar perawat / antar petugas rumah sakit :
a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat
UGD / polklinik menghubungi perawat ruangan yang
dituju baik secara langsung atau menggunakan sarana
komunikasi yang tersedia.
b. Pasien siap dievakuasi ke ruang rawat inap sesuai
dengan SOP evakuasi perpindahan pasien.

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA I 4 dari 4
c. Perawat UGD / poliklinik menyampaikan keadaan
pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan
rencana tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang
dituju untuk persiapan yang tepat dan cepat.
d. Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat
konfirmasi dari perawat ruangan yang dituju.
e. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan
dan tertulis dengan memeriksa kelengkapan
administrasi dan data pasien.
f. Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil
pemeriksaan sampaikan secara lisan dan tertulis
(agenda / ekspedisi) dengan memastikan identitas
secara benar.
PROSEDUR g. Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada
petugas kontrole, Pawas, Kepala Rumkit, Waka Rumkit
bila menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan
keputusan pimpinan dalam mendukung pelayanan
pasien.
8. Komunikasi antara petugas rumah sakit dengan pasien /
keluarga pasien :
a. Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan
menghargai pasien.
b. Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian
yang tidak diharapkan sesuai kewenangan.
c. Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya seseuai
dengan tataran kewenangannya.
d. Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan
pasien.

UNIT TERKAIT Semua Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai