Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI EFEKTIF

SECARA LISAN/VIA TELEPON

RUMKIT TK. III No. Dokumen No. Revisi Halaman


BALADHIKA HUSADA SPO/02/RSBH/02/2015 1 /5

Ditetapkan di Jember
Tanggal terbit : Karumkit Tk. III Baladhika Husada
08-02-2015
SPO

dr. A. Rusli Budi Ansyah, Sp.B., MARS.


Letnan Kolonel Ckm NRP 1920047940367

Proses kegiatan penyampaian informasi/pesan sesuai prosedur


situation, background, assesment,
PENGERTIAN
( SBAR ) dari satu pihak ke pihak lain secara lisan/media telepon untuk
mencapai tujuan/pemahaman yang sama.

1. Menyampaikan pesan-solusi baik medis sesuai standar komunikasi


SBAR
TUJUAN
2. Menjalin komunikasi efektif antar pemberi layanan (cepat-tepat-
akurat-lengkap-jelas) untuk mencapai tujuan

1. Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada


Nomor SK/21/I/2015 Tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan
Pasien.
KEBIJAKAN
2. Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada
Nomor SK/016/I/2015 Tentang Panduan Komunikasi Efektif.

1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus dilaksanakan


dengan efektif baik secara langsung, maupun via alat bantu
penghubung : surat konsul, telepon, faximile, pesan singkat
(SMS).
2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan
karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu
PROSEDUR antara :
a. Dokter Umum dan Dokter Spesialis
b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis
c. Dokter dan Perawat
d. Antar perawat
e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien
KOMUNIKASI EFEKTIF
SECARA LISAN/VIA TELEPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMKIT TK. III SPO/02/RSBH/02/2015 2/5
BALADHIKA HUSADA
3. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien
Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien
untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi yang diberikan
b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan Nama
obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis pemberian
dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan)
4. Komunikasi antara Dokter Umum dan Dokter Spesialis
a. Dokter Umum melaporkan diagnosis kerja kepada Dr. Spesialis
pada saat jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di IGD dan
poliklinik rawat jalan.
b. Pada saat melaporkan Dokter Umum menguasai data-data
pasiennya
c. Dokter Spesialis memberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
d. Dokter Umum mengulangi semua perintah (read back) dari
Dokter Spesialis baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang
maupun tindakan yang akan dikerjakan.
e. Dokter Spesialis memperhatikan dengan seksama read back dari
Dokter Umum dan segera melakukan koreksi bila terjadi
kesalahan.
PROSEDUR
a. Dokter Umum menuliskan / mencatat instruksi Dokter Spesialis
dicatatan medis. Komunikasi antara Dokter Spesialis dan Dokter
Spesialis
b. Dokter Spesialis penerima konsultasi pertama dari Dokter Umum
disebut sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama.
c. Bila menemukan kelainan dibidang lain disamping masalah
dibidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan berkonsultasi
dengan Dr. Spes terkait baik dengan lisan dan membuat surat
konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien /
keluarganya.
d. Dalam keadaan livesaving, tindakan / konsultasi dapat segera
dilaksanakan dan kemudian memberikan penjelasan kepada
keluarga pasien.
e. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak ada
indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan
berkonsultasi untuk ahli rawat dengan Dokter Spesialis terkait
baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi setelah
mendapatkan persetujuan dari pasien / keluarganya. Dokter
Spesialis terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi
dengan jelas, secara lisan dan tertulis, dapat berupa :
KOMUNIKASI EFEKTIF
SECARA LISAN/VIA TELEPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMKIT TK. III SPO/02/RSBH/02/2015 3/5
BALADHIKA HUSADA

1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga bertindak


PROSEDUR sebagai konsultan
2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up nya
sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping dalam rangka
rawat bersama.
3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan pertimbangan alih
rawat sehingga bertindak sebagai DPJP Utama.
f. Dokter Spesialis sebagai DPJP Utama wajib mengadakan
komunikasi dengan semua DPJP Pendamping termasuk Dokter
Spesialis Penunjang diagnostik, dengan cara :
1) Tertulis di catatan medik
2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang tatap
muka untuk melakukan diskusi mengenai kemajuan
perawatan pasien.
5. Komunikasi antara Dokter dan Perawat :
a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada dokter
ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara langsung
maupun dengan sarana alat komunikasi yang tersedia.
c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat visite
dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis, kondisi
umum saat ini dan rencana tindak lanjut).
d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
mendampingi pemeriksaan canggih dengan menguasai data
pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana
tindak lanjut).
e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter serta di
dokumentasikan di catatan keperawatan.
6. Komunikasi antar perawat / antar petugas rumah sakit :
a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat IGD /
Poliklinik menghubungi perawat ruangan yang dituju baik secara
langsung atau menggunakan sarana komunikasi yang tersedia.
b. Pasien siap dievakuasi ke ruang rawat inap sesuai dengan SOP
evakuasi perpindahan pasien.
c. Perawat IGD / Poliklinik menyampaikan keadaan pasien
(identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana tindak
lanjut) kepada perawat di ruang yang dituju untuk persiapan
yang tepat dan cepat.
d. Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari
perawat ruangan yang dituju.
e. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan dan
tertulis dengan memeriksa kelengkapan administrasi dan data
pasien.

Persiapan dokumen pasien


1. Siapkan berkas rekam medis pasien/hal yang akan di
sampaikan/diinformasikan
2. Siapkan alat tulis
Langkah – Langkah dan Prosedur
3. Situation
Ucapkan salam, sebutkan nama dan unit kerja (selamat pagi
/ siang / sore / malam. Saya....., petugas...... , Saya ingin
menanyakan /menyampaikan..........pasien X)
Informasikan identitas pasien X, jenis dan hasil pemeriksaan
yang diminta pada tanggal ... permintaan....... cito
4. Background
Tulis pesan yang di informasikan oleh petugas penunjang
medis, misalnya : hasil pemeriksaan laboratorium dengan
benar, di Berkas Rekam Medis pasien pada lembar
pemeriksaan penunjang.

5. Assessment
a) Ulangi/baca kembali (read-back) jenis dan hasil
pemeriksaan yang anda tulis untuk memastikan
kebenarannya. Konfirmasi hasil disesuaikan dengan
kondisi fisik pasien. (Misalnya : hasil bagus tapi kenyataan
kondisi pasien jelek)
6. Recomendation/Request
Tindakan apa yang sudah dilakukan perawat:
Misal diagnosa keperawatan hipertermi : perawat sudah
Melakukan kompres hangat.

7. Jangan lupa Tulis Baca Konfirmasi ( TBK ) pesan yang


diterima
Tulis : tulis rekomendasi pemberi perintah
Baca : baca ulang rekomendasi
Konfirmasi : tanyakan kebenaran, ucapan/tulisan,
rekomendasi tambahan

KOMUNIKASI EFEKTIF
SECARA LISAN/VIA TELEPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMKIT TK. III
SPO/02/RSBH/02/2015 5/5
BALADHIKA HUSADA

1. Komite Medik
2. Komite Keperwatan
3. Instal Gadar
4. Instal Watlan
5. Nstal Watnap
6. Instal Jangdiag
7. Instal Bedah & anastesi
UNIT TERKAIT 8. Instal Jangwat

Anda mungkin juga menyukai