A021/014/RSU/AKR/X/2019 - 1/2
UPTD
RS UMUM SOFIFI
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
STANDAR Direktur
PROSEDUR 21 Oktober 2019
OPERASIONAL
(SPO) dr. Sylvia Umaternate
NIP. 19710112 200902 001
Obat High Alert adalah obat-obat yang bila digunakan dengan tidak
PENGERTIAN benar akan memberikan risiko tinggi dan mengakibatkan bahaya
yang signifikan bagi pasien
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah melakukan
TUJUAN identifikasi, penyimpanan, pelabelan dan dispensing obat-obat High
Alert menurut persyaratan yang ditetapkan
Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai (high-alert
KEBIJAKAN
medications)
1. Obat yang termasuk dalam kategori High Alert adalah semua
obat-obat Emergency dan obat-obat Anestesi yang dipergunakan
di UPTD RS Umum Sofifi.
2. Penyimpanan obat-obat High Alert di gudang farmasi dan depo-
depo farmasi ditempatkan pada tempat yang terpisah dari obat-
obat yang lain dan diberi penandaan / label “High Alert”.
3. Obat-obat high alert yang terdapat di ruang perawatan harus
ditempatkan pada tempat yang terpisah (lemari khusus) dan
diberi penandaan / label “High Alert”.
4. Obat-obat high alert yang harus disimpan pada suhu tertentu
(almari pendingin) harus terpisah dari obat-obat yang lain dan
diberi penandaan / label “High Alert”.
PROSEDUR
5. Obat-obat high alert yang terdapat pada trolley emergency harus
ditempatkan label “High Alert”.
6. Khusus untuk elektrolit pekat ( KCl 7,46%, MgSO4, NaCl 3% )
hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi dan di ruang rawat
intensif.
7. Dispensing obat-obat high alert di depo-depo farmasi harus
disertai dengan penempelan label “High Alert” pada obat-obat
high alert yang didispensing.
8. Pengambilan obat-obat high alert yang berada di ruang
perawatan harus dilakukan oleh perawat dibawah supervisi ketua
tim.
High Alert di depo farmasi :
1. Identifikasi setiap obat yang diresepkan apakah obat tersebut
termasuk dalam kategori high alert atau tidak.
2. Tempelkan label / stiker “High Alert” pada kemasan obat pada
saat melakukan dispensing obat, label/stiker “High Alert” tidak
boleh menutupi identitas obat.
3. Lakukan pengecekan ulang.
4. Obat siap diserahkan.