2018
Hal 1 dari 50
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA II
NOMOR : 121/SK/DIR-RSKMII/XI/2018
TENTANG
Hal 2 dari 50
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA II TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA II.
Ditetapkan : di Bekasi
Pada tanggal : 06 September 2018
Hal 3 dari 50
Lampiran I :
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam undang –undang RI no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dijelaskan bahwa
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien (patient safety) ,masyarakat,lingkungan rumah sakit dan sumber
daya manusia di rumah sakit,serta meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit.Oleh sebab itu rumah sakit berkewajiban
memberikan pelayanan kesehatan yang amam,bermutu,anti diskriminasi dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Perkembangan peralatan dan teknologi di rumah sakit juga memiliki dampak dalam
meningkatkan resiko terhadap pasien dan petugas di kamar bedah yang merupakan
salah satu unit khusus di rumah sakit,teknologi canggih meningkatkan kebutuhan
pasien untuk mengukur keselamatan sebagai peralatan dan instrument yang dapat
Hal 4 dari 50
berdampak negarif pada outcome pasien apabila tidak digunakan secara tepat guna
dan perawat kamar bedah harus tahu menggunakan berbagai pealatan –peralatan
dan instrument secara cepat dan tepat.
Meningkatkan keselamatan pasien dan hasil /outcome yang optima pada pasien
yang menjalani pembedahan dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan
kesempatan dalam pengembangan perawat perawat kamar bedah secara
professional dalam melakukan tindakan yang nyata dan salah satunya adalah
penyusunan standar pelayanan keperawatan kamar bedah untuk mencegah
terjadinya bahaya yang dihadapi perawat kamar bedah dan pasien yang menjalani
pembedahan.Standar pelayanan kamar bedah diharapkan dapat dijadiakan sebagai
suatu acuan atau tolak ukur bagi perawat kamar bedah dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan kamar bedah untuk menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan. Standar pelayanan
keperawatan dapat meliputi perencanan ,pengorganisasian,pelaksanaan asuhan
keperawatan kamar bedah,pembinaan dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan instalasi kamar bedah.
Hal 5 dari 50
2. Tujuan.
2.1. Tujuan umum:
Meningkatan mutu pelayanan di instalasi kamar bedah rumah sakit karya
medika II.
2.2. Tujuana khusus:
2.2.1. Adanya perencanaan pelayanan di instalasi kamar bedah.
2.2.2. Adanya pengorganisasian di instalasi kamar bedah
2.2.3. Adanya asuhan keperawatan di instalasi kamar bedah.
2.2.4. Adanya pembinaan di instalasi kamar bedah
2.2.5. Adanya pengendalian mutu pelayanan dinstalasi kamar bedah
3. Ruang Lingkup
Hal 6 dari 50
Ruang lingkup pelayanan di Rumah Sakit Karya Medika II Tambun meliputi
pemberian pelayanan untuk menunjang pelayanan anesthesia dan memberikan
pelayanan untuk menunjang pelayanan bedah spesialis itu sendiri.
3.2. Cakupan pelayanan kamar operasi pada pasien dengan anastesi sedasi ringan
obat anastesi untuk local anastesi/sedari ringan ditentukan oleh DPJP atau
4. Batasan Operasional
a. Bedah
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap
kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau operasi
dengan tangan..Hal ini memiliki persama dengan kata “chirurgia” (KI-RUR-JIA )
dalam bahasa Yunani “cheir” artinya tangan,”ergon“artinya kerja.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati nkondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
Hal 7 dari 50
obat-obatan sederhana (potter 2006 )
Selain itu ada juga pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan prosedur
operasi,Bedah sehari (ambulatory surgery ) ,yang sering disebut pembedahan
tampa rawat inap (outpatient surgery ) atau pembedahan sehari (one –day-
surgery)
b. Jenis pelayanan bedah
Jenis pelayana bedah di instalasi kamar bedah rumah sakit karya medika
meliputi.
1. Spesialis bedah umum
2. Spesialis bedah kebidanan.
3. Spesialis bedah orthopedic.
4. Spesialis bedah THT.
5. Spesialis bedah mata.
6. Spesialis bedah mulut.
7. Spesialis anestesi
Hal 8 dari 50
4. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar peyebab atau sumber
dari penyakit tersebut Dibuang,seperti radikal untuk neoplasma dll.
5. Bedah Rekonstruksi
Pembedahan rekonstruksi merupakan pembedahan yang dilakukan untuk
melakukan koreksi Terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada
deformitas atau malformasi seperti : Pembedahan terhadap langit-langit
mulut yang terbelah,tendo yang mengalami kontraksi dll.
6. Bedah Plastik.
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk
memperbaiki defek atau Deformitas,baik dengan jaringan setempat,atau
dengan transfer jaringan dari tubuh lain
d. Sifat Operasi
1. Bedah elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan
tampa membahayakan Nyawa pasien.
2. Bedah emergensi
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan
sangat mendadak untuk Menghindari komplikasi lanjut dari proses
penyakit atau untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Hal 9 dari 50
5. Landasan Hukum.
Hal 10 dari
dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.
8. Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009
Pasal 63 ayat 2 : Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan atau
perawatan.
Pasal 63 ayat 3 : Pengendalian, pengobatan dan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan.
Pasal 24 :Bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi, standar
pelayanan dan Standar Prosedur Operasional.
Hal 11 dari
BAB II STANDAR
KETENAGAAN
Tanggung jawab
Agar terlaksananya tindakan pembedahan dengan baik.
Syarat
- Dokter/perawat yang terlatih secara intern di kamar bedah
- Mengguasi betul dan pahan tentang aseptic antiseptic
- Menggenal dengan baik teknik operasi yang akan dilakukan
Hal 12 dari
- Mampu mengelola pasien selama tindakan berlangsung
- Menggenal dengan baik instrument yang diperlukan.
- Menggenal kakteristik semua operator dengan baik dan mampu bekerja
sama.
- Teliti dan cekatan.
- Diutamakan yang sudah berpengalaman.
Tugas utama
Sebelum operasi
- Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi.
- Memastikan identitas pasien dan kelengkapan adminitrasi
- Selalu memeriksa kembali pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan
- Memastikan kelengkan instrument dan peralatan.
- Memastikan kesiapan fasilitas kamar operasi
- Membantu memposisikan pasien
- Membantu operator melakukan antiseptic
- Membantu operator melakukan draping dengan duk steril
- Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan tindakan dan kondisi
pasien
Selama operasi
- Membantu operator dalam setiap tindakan yang dilakukan
- Memberikan lapang pandang yang baik pada areal operasi selama
tindakan
- Membantu dan meminimalisir perdarahan
- Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan anestesi
- Mengawasi kinerja intrumen.
- Mengantisipasi kebutuhan operator selama tindakan selangkah didepan
operator
- Bertindak sebagai menajer dari tim pendukung tindakan operasi
Hal 13 dari
Sesudah operasi
- Membantu menutup luka operasi,membersihkan pasien
- Membantu transport pasien
- Membantu memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien.
- Berkomunikasi dengan operator tentang tindakan post operasi
b. Perawat instrument
Pengertian
Tanggung Jawab
Syarat:
Tugas utama:
Sebelum operasi
Hal 14 dari
- Membantu melakukan draping dengan duk steril
- Menghitung kembali instrument ,kassa.dll dan melaporkan kepada
asistendan operator
Selama operasi
Sesudah operasi
Hal 15 dari
c. Perawat sirkuler ( omlop)
Pengertian.
Petugas kamar bedah yang tidak steril( tidak memakai jas dan sarung
tangan steril )
Tanggungjawab
Syarat
Tugas utama
Sebelum operasi
- Cuci tangan bedah tetapi tidak memakai jas dan sarung tangan steril.
- Memeriksa persiapan ruangan yang akan di gunakan operasi.
- Membantu mempersiapkan instrument bersama perawat instrument.
- Identifikasi pasien dan serah terima pasien,memastikan kelengkapan
adminitrasi.
- Membantu transport pasien seyamam mungkin.
- Menganti baju pasien dengan baju khusus kamar operasi.
- Membantu memposisikan pasien di meja operasi.
- Meyambungkan alat-alat ke supply listrik,meyambungkan selang dan
kabel seteril dengan alat non steril sperti saction dan diatermi dll
Hal 16 dari
- Menbatu tem steril mengenakan aprom,jas operasi dll.
- Mengisi buku catatan operasi,catatan pasien ,formulir pemeriksaan dll.
- Bersama instrument menghitung jumlah kasa dan instrument yang di
siapkan
Selama operasi
Sesudah operasi.
- Menyediakan Waskom yang berisi air dan cairan clorin untuk merendam
alat.
- Membantu melepas jas tim steril.
- Membantu melakukan fiksasi dengan kassa .
- Membersihkan pasien dari darah dan kotoran dari badan pasien.
- Memakaikan pakaian pasien dengan baik.
- Transport pasien ke ruang pemulihan bersama perawat anestesi atau
serah terima pasien dengan petugas rawat inap
- Meyiapkan laporan oerasi dan kelengkapan lainnya
- Membantu membersihkan instrument dan mengecek kembali
kelengkapan nya.
Hal 17 dari
B. Distribusi ketenagaan
Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan
teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan
efesien. Atas dasar tersebut diatas, maka perlu kiranya menyediakan,
mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk
menunjang pelayanan bedah di instalasi kamar bedah i, maka dibutuhkan tenaga
dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan
yang sesuai.
C. Pengaturan jaga
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi
perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga
semua kegiatan pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan
dinas dibuat 2 shift dalam 24 jam yaitu :
- Dinas Pagi Jam 07:00 sampai dengan Jam 14:00
- Dinas Sore Jam 14:00 sampai dengan Jam 21:00
- On call Jam 21 sampai dengan Jam 07:00
- Hari minggu/libur on coll 24 jam
Hal 18 dari
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruangan
R . C u c i
in stru m e n
S p o o l H o ck
T o ile t
R S t e r il A la t
L IF T P e n y im p a n
T o ile t A la t
O K I
R R
R . A D M
R . C u c i
O K II
R .
K a ru
R . D o k te r R . P e ra w a t
Keterangan :
: Alur Kotor
: Alur Steril
Hal 19 dari
3. Zona 3 (zona steril tinggi )
Zona ini meliputi ruang operasi yang terdiri dari ruang persiapan
(Peralatan/instrument steril, areal scrub up (cuci tangan ) ,ruang
pemulihan,ruang penyimpanan perlengkapan bedah dan anestesi,
4. Zona 4 (zona steril sangat tinggi)
Zona ini adalah ruang operasi dengan tekanan udara positif.
C. Standar Fasilitas.
1. Ruand adminitrasi
- 3 bh meja ½ biro
- komputer 1set
- 5 bh kursi
- 1 rak sepatu
- 1 bh rak fail
- 1 bh tv
- 1 bh telepon
- 2 bh tulis
2. Ruang dokter.
- 1 bh meja ½ biro
- 1 bh kursi
- 2 bh tempat tidur
- 4 bh loker kecil
3. Ruang perawat
- 1 bh lemari loker
- 1 bh lemari pakaian
- 1 bh tempat pakaian kotor.
- 1 bh dispenser
4. Ruang kepala perawat
- 1 bh meja ½ biro
- 1 bh kursi
- 1 set computer
- 1 bh lemari fail
Hal 20 dari
5. Ruang peyimpanan intrumen steril non steril
- 4 bh lemari kaca
- 1 bh rak kayu
- 1 bh lemari es untuk obat
6. Ruang penerimaan
- 2 brangkar
- 1 manometer oksigen
- 1 standar infus
- 1 bh tensi meter air raksa
- 1 bh lemari baju khusus kamar operasi
7. Ruang pemulihan/ruang RR
- 1 tempat tidur
- 2 manometer oksigen
- 1 bh monitor
- 1 bh mesin penghangat
- 2 bh standar infus
8. Ruang cuci tangan
- ruang cuci tangan terdiri 3 kran air hangat
- 1 bh dispenser cairan cuci tangan
- 1 bh dispenser alcohol
- 1bh tempat sikat tangan yang berisi 5 bh sikat tangan
9. ruang operasi 1 s/d 2 masing – masing terdiri dari :
- 1bh mesin anesthesia
- bh mesin monitor
- 1 bh meja operasi
- 1 bh lampu operasi LED
- 1 bh mesin diatermi
- 1 bh mesin saction
- 1 bh lampu baca foto
- 1 bh alat pengukur temperatur dan kelembahban ruangan
Hal 21 dari
10. Instrumen
Caesaria,histrektomi.ket,mioma
Bedah Kebidanan
3 set uteri,kiste dll
Hal 22 dari 50
BAB IV
Tata laksana Pelayanan kamar bedah rumah sakit karya medika II , meliputi :
B. Pakaian petugas
Petugas instalasi ( dokter dan perawat ) kamar bedah harus menganti baju
yang dari luar dengan baju khusus kamar operasi dan menggunakan tutup
kepala (topi ) , penutup mulut (masker ) dan alas kaki sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di kamar operasi.
Hal 23 dari
tindakan tersebut dan dicatat dalam lembar khusus informed consent
Anastesi dan sedasi yang disertakan dalam rekam medis pasien.
b. Sebelum dimulai tindakan anestesi dan sedasi dilakukan pemeriksaan
ulang pasien, kelengkapan mesin, alat, dan obat anestesi dan resusitasi.
Spesialis Anestesi yang bertanggung jawab melakukan verifikasi,
memastikan prosedur keamanan telah dilaksanakan dan dicatat dalam
rekam medis pasien.
Hal 24 dari
3. Pemantauan Selama Anestesi Umum, Regional dan sedasi
Berlaku pada anestesi umum maupun regional dan standard pemantauan
ini dapat berubah dan direvisi seperlunya sesuai dengan perkembangan
teknologi dan ilmu anestesi.
a. Tenaga anestesi yang berkualifikasi tetap berada dalam wilayah kamar
operasi selama tindakan anestesi umum maupun regional.
b. Selama pemberian anestesi tenaga anestesi yang bertanggung jawab
harus secara kontinu mengevaluasi tanda-tanda vital pasien seperti
oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan yang semuanya
dicatat dalam lembar rekam medis anestesi. Interval waktu pengawasan
bisa setiap tiga, lima menit, atau sesuai dengan penilaian dokter
penanggung jawab terhadap keadaan pasien.
c. Pada pelayanan sedasi monitoring dilakukan secara kontinu sesuai
ketentuan monitoring status fisiologis pasien
Hal 25 dari
- Sirkulasi dan perfusi, dipantau kontinual dengan bed side monitor,
untuk tekanan darah minimal tiap 5 (lima) menit, oksimetri pulsa,
EKG dan produksi urin sesuai kebutuhan.
- Suhu, jika diperkirakan terjadi perubahan suhu yang bermakna
secara klinis maka monitor suhu dilakukan secara berkala
d. Semua tindakan, kejadian dicatat dalam rekam medis anestesi yang
akan disertakan dalam rekam medis pasien.
Hal 26 dari
c. Waktu masuk dan kondisi pasien setelah tiba di ruang pulih dicatat.
d. Tenaga anestesi yang menangani pasien di ruang pulih sadar dicatat.
e. Tenaga anestesi yang mengelola pasien harus berada di ruang pulih
sampai tenaga perawat khusus di ruang pulih menerima pengalihan
tanggung jawab.
f. Tanda-tanda vital pasien dimonitor dan dicatat dengan metode yang
sesuai dengan kondisi pasien.
g. Pasien dikeluarkan dari ruang pulih berdasar kriteria yang telah dibuat
oleh kepala pelayanan anestesi.
h. Instruksi pasca anestesi harus diberikan pada petugas atau perawat
ruangan sebelum pasien dibawa kembali ke ruangan perawatan
umum.
i. Monitoring pasca sedasi dilakukan dengan mengacu pada aldrete
score.
Tabel Skor Pemulihan Aldrette
Kesadaran Nilai
A. Orientasi baik 2
B. Dapat dibangunkan 1
C. Tidak dapat atau susah dibangunkan 0
Warna
A. Pink, perlu O2, saturasi O2>92% 2
B. Pucat/ kehitaman, perlu O2, saturasi O2>90% C. 1
Sianosis, dengan O2, saturasi O2<90% 0
Aktivitas
A. 4 eksremitas bergerak 2
B. 2 ekstremitas bergerak 1
C. Tidak ada gerakan 0
Respirasi
A. Dapat nafas dalam dan batuk 2
B. Nafas dangkal, sesak 1
C. Apnea, obstruksi 0
Hal 27 dari
Kardiovaskuler
A. Tensi berubah < 20% 2
B. Tensi berubah 20%-30% C. Tensi 1
berubah 50% 0
Skor
>8 Pindah ruang
5-8 biasa
Observasi, kalau
<5 perlu ICU/HCU
ICU/HCU/rujuk rs lain
Hal 28 dari
Jumlah cairan masuk dan keluar termasuk perdarahan, urin dan
cairan rongga ketiga.
Tanda vital pasien selama operasi.
Waktu masuk dan keluar ruang pulih sadar beserta kriterianya.
Keadaan dan tanda vital selama di ruang pulih sadar.
Instruksi pasca anestesi
Hal 29 dari
- Respon ventilasi menurun, tidak dapat menjaga patensi jalan
nafasnya.
- Fungsi kardiovaskuler masih baik.
- Membutuhkan alat monitor yang lebih lengkap dari sedasi moderat
atau ringan.
Hal 30 dari
operasi elektif yang sudah disusun oleh tim kamar operasi tetap dapat
berlangsung sesuai jadwal walaupun ada penundaan jam tindakan.
F. Penerimaan Pasien
- Serahtrima pasien
Menerima pasien yang akan dilakukan tindakan operasi yang diantar petugas,
baik rawat inap, IGD, poliklinik maupun ODC. Agar tidak terjadi kesalahan
pasien dan kesalahan diagnose / tindakan maka perawat petugas di ruang
penerimaan memeriksa dan mencocokan data kelengkapan rekam medis
pasien yang antara lain yaitu :
1. Nama pasien dan tanggal lahir ( bila pasien di bawah umur bisa
ditanyakan kepada keluarga pasien ).
2. Memastikan tanda /site marking pada daerah yang akan dilakukan
tindakan /insisi sudah sesuai dengan catatan di berkas rekam medis
pasien
3. Riwayat penyakit ( asma, alergi obat, dan riwayat penggunaan obat
steroid dalam tiga bulan terakhir).
4. Terpasang gigi palsu atau tidak, bila ya, petugas anesthesi membantu
untuk melepaskannya
5. Di saran untuk sudah/tidak menggunakan perhiasan.
6. Pastikan kuku dan bibir pasien bebas dari zat pewarna ( cutek dan lipstick )
bila masih ada, petugas membantu membersihkannya.
7. Dokumen pasien : ( Informed consend, hasil pemeriksaan Laboratorium,
hasil pemeriksaan Radiologi, hasil pemeriksaan fisik terakhir ).
- Asesmen pasien
1. Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasarkan atas informasi dan
dari hasil asesmen.
2. Diagnose praoperasi dan rencana operasi di catat di rekam medic pasien
oleh dokter penenggungjawab pelayanan (DPJP) sebelum tindakan
operasi di mulai.
Hal 31 dari
3. Hasil asesmen yang digunakan untuk menentukan rencana tindakan
operasi dicatat oleh dokter penanggungjawab (DPJP) direkam medic
pasien sebelum tindakan dilakukan/dimulai.
G. Persiapan Operasi
Dalam memberian rasa aman dan nyaman kepada pasien,keluarga dan mereka
yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam
keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan,maka penjelasan
tersebut diberikan secara terinstegrasioleh para professional pemberi asuhan
( DPJP ) dibantu oleh menejer pelayanan pasien yang mencakup sebagai
berikut :
1. Diagnosa (WD dan DD )
2. Dasar diagnose.
3. Tindakan yang akan dilakukan
4. Indikasi tindakan.
5. Tata cara tindakan yang akan dilakukan.
6. Tujuan dari tindakan,
7. Resiko dari tindakan
8. Komplikasi dan prognosis dari tindakan yang dilakukan.
9. Alternatif dan resiko
10. Kemungkinan kebutuhan produk darah
H. Informed consend
1. Setelah pasien,keluarga atau yang dapat mengambil keputusan
mendapatkan edukasi dan imformasi,selanjutnya mengisi form
persetujuan/penolakan (imformed consend ) dan tanda tangan begitu pula
sebagai saksi baik dari rs maupun keluarga pasien
2. Untuk operasi yang melibatkan/ bersama spsesialis lain ( consul ) edukasi
dan informasi dilakukan oleh spseialis yang bersangkutan serta form
perstujuan dan penolakan tetap di buat.
Hal 32 dari
I. Kerjasama antar Disiplin
1. Pendaftaran rencana operasi
Pendaftaran operasi, Poliklinik.unit gawat darurat,rawat inap mendaftar ke
kamar bedah dan kamar bedah menentukan jadwal operasi yang sudah
dikoordinasikan dengan anesathesi dan Operator yang bersangkutan ,tim
kamar bedah mempersiapkan instrumen, , obat dan alkes yang diperlukan
serta tim bedah menghubungi unsur yang terkait diantaranya depo farmasi,
anestesi, teknisi, kebersihan, CSSD. Jadwal rencana operasi di sudah disepati
diberitahu ulang kembali ruangan terkait, dokter Anestesi-Reanimasi,
dokter operator yang bersangkutan
Hal 33 dari
4. Melakukan sign in sesuai prosedur
Prosedur sign in dilakukan oleh tugas penerima di ruang penerimaan
Saat pasien sudah diserahtrimakan dari petugas ruangan dengan petugas
penerimaan di instalasi kamar bedah dengan cara melakukan
pengecekan/ceklist oleh petugas penerimaan dengan di damping
dokter/peñata anestesi sesuai dengan prosedur sign in.
5. Intra operatif
Prosedur umum intra operasif
- Dilakukan Aseptik dan antiseptik pada area operasi
- Dilakukan penutupan area non steril dengan linen operasi steril
- Dilakukan time out sesuai prosedur.
- Membantu pelaksanaan tindakan operasi
- Dilakukan sign out sesuai preosedur
- Dilakukan penutup luka operasi
6. Post operatif
1. Saat pasien dari ruang operasi ke ruang pemulihan dan diobservasi di
ruang pulih dibawah tanggungjawab dokter anestesi/ penata
2. Melakukan monitoring
3. Setelah pasien sadar,dengan persetujuan anestesi,pasien dipindahkan
keruang rawat inap dan diserahkan kembali berkas medis pasien.
4. Bila post operasi pasien memerlukan perawatan ruang intensif
,pasien diantar langsung keruang intensif oleh dokter anestesi/piñata
dan perawat instalasi kamar bedah disertakan berkas rekan medis
pasien,terlebih dahulu petugas /perawat instalasi kamar operasi
member tahu via telpon ke ruang intensif tersebut.
5. Ada rencana asuhan baik medis,keperawatan dan PPA lainnya pasca
operasi yang dibutuhkan pasien dan di catat direkam medis pasien
dalam waktu 24 jam.
Hal 34 dari
6. Rencana asuhan pasca operasi dibuat oleh dokter penanggungjawab
pelayanan (DPJP) ,perawat dan professional pemberi asuhan (PPA)
lainnya guna untuk memenuhi kebutuhan segera pasien pascaoperasi.
7. Dokter penenggungjawab pelayanan (DPJP) memverifikasi bila rencana
asuhan pasca operasi di buat oleh dokter bedah yang didelegasikan.
Hal 35 dari
g. Nomer pendaftaran alat yang di pasang (implant )
h. Tanggal,waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggungjawab
Hal 36 dari
L. Alur penerimaan pasien
ALUR PASIEN DI KAMAR OPERASI
Mulai
Perawat
- Menerima informasi tentang rencana operasi dari
rawat jalan , rawat inap, UGD. RO Khusus
Perawat Perawat
- Segera menentukan jadwal - Memastikan / membuat jadwal
operasi di sesuaikan dengan operasi sesuai permintaan /
jadwal yang sudah ada. Ya CITO Tidak
kondisi ruang OK.
Perawat
1. Serah terima pasien (dokumen, diruang penerimaan
2. Mengganti baju pasien dengan baju khusus OK.
3. Asesmen Pra-Anesthesi + Sign In
Perawat
1. Memindahkan pasien ke R. Persiapan Theater OK.
2. Membantu Dr Anesthesi dalam pemberian pre-
eduksai
3. Asesmen Pre - Anesthesi
Perawat
1. Memindahkan pasien ke meja operasi
2. Pasang alat monitor
3. Time Out
4. Asesmen Intra Operasi
Perawat
1. Memindahkan ke R. RR
2. Asesmen Post Operasi
3. Serah Terima Dokumen Observasi
4. Observasi TTV Serah terima dengan perawat ruangan RR
Hal 37 dari
M. Alur Pemindahan pasien dari Kamar Operasi
RR
Perlu
Perawatan Ya
Internsif
Perawat
- Memberitahukan ke ADM +
Perawat Tidak Ruang asal
1. Memberitahu Refuse ADM. - Menganjurkan keluarga ke ADM
Tidak
2. Cek apakah ada patologi DI RAWAT RI
3. Persiapan obat pulang
4. Keluarga diberi tahu ke ADM Tidak
Ada Tempat
Ya
Perawat
1. Memberitahu ruang perawat Prosedur Rujukan
perawat untuk menjemput
pasien. Ya
2. Melakukan serah terima pasien
/ dokumen.
Perawat
1. Menginformasikan ke R. ICU
tentang ICU pasien yang akan
dirawat.
2. Mengantarkan pasien ke ICU
3. Serah terima pasien/dokumen
Selesai
Hal 38 dari
N. Alur instrument
Tindakan
Intrumen Pasca
Tindakan
Dekontaminasi
Proses pencucian
Biasa
Pengeringan Biasa
Sterilisasi di Pusat
Sterilisasi
Distribusi
Penyimpanan
Hal 39 dari
O. Alur Pengelolaan Linen
Linen Kotor
Dekontaminasi
Disinfeksi
Sterilasi di CSSD
Distribusi
Penyimpanan
Hal 40 dari
BAB V
LOGISTIK
Tujuan pengadaan logistik adalah agar pengadaan kebutuhan akan barang di ruang
operasi terencana dan terpantau dengan baik,sehingga tercapai efiensi dan
penghematan biaya serta kualitasnya dapat di pertanggungjawabkan.Ruang operasi
dalam memberikan pelayanan tentu membutuhkan alat/instrument bedah,obat –
obatan alat tulis kantor,alat rumah tangga,yang sangat berguna dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dan mendukung pekerjaan yang bersifat adminitrasi di ruang
operasi.
Kecuali untuk obat/farmasi pengadannya dalam bentuk depo yang ada di ruang
operasi,bentuk pengadaannya ditentukan dan diatur oleh farmasi ,sistimya,
pelaporannya dan juga tenaga/petugas yang bertugas di depo farmasi di ruang operasi.
Kebutuhan akan logistic di ruang operasi tersebut di penuhi oleh bagian logistic,yang
meliputi :
A. Logistik Medis
1. Perencanaan
Ruang operas membuat perencanaani akan kebutuhan alat kesehatan dalam
satu tahun yang akan diajukan dalam permintaan sesuai dengan program
tahunan,tetapi apa bila ruang operasi membutuhkan alat/alkes diluar
perencanaan dapat mengajukan permintaan cito ke Direktur medik dan
keperawatan dengan tembusan ke bagian logistik medic
Hal 41 dari
2. Pengadaan
Ruang operasi melakukan kegiatan untuk mengadakan barang alkes sesuai
dengan yang sudah direncanakan dalam bentuk PO permintaan yang di tanda
tanagi oleh penanggungjawat ruang operasi .kabid keperawatan.Direktur
pelayanan kemudian di serahkan ke bagian pengadaan rumah sakit.
3. Penerimaan
Ruang operasi menerima semua barang alkes yang telah di ajukan dan
mengecek ,apakah barang yang kita minta sesuai dengan permintan,kemudian
membuat tanda terima barang, dan memesuhkan ke dalam daftar inventaris
ruanga operasi .Setiap petugas ruang operasi bertanggungjawab terhadap
semua alat yang sudah diberikan oleh rumah sakit melalui logistic alkes dengan
cara merawat dan mengunakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4. Penghapusan
Penghapusan barang /alkes di ruang operasi dilakukan apabila barang /alkes
rusak atau sudah tak dapat digunakan lagi dengan cara dibuatkan laporan
pengembalian barang yang kemudian diserahkan ke bagian alkes.
B. Logistik Umum
1. Perencanaan
Ruang operasi merencanakan kebutuhan rumah tangga,alat tulis kantor yang
dilakukan setiap tahunnya,selanjutnya perencanaan kebutuhan disesuaikan
dengan jadwal logistic umum dimana permintan barang kebutuhan rumah
tangga,alat tulis kantor dan lain-lain dilakukan seminggu sekali,kecuali cito
kebutuhan bias dilakukan permintaan saat itu juga sesuai dengan prosedur yang
berlaku permintaan barang cito.
Hal 42 dari
2. Pengadaan.
Ruang operasi melakukan kegiatan barang logistic umum yang telah
direncanakan dengan cara pengajuan PO setiap hari senin ,setelah dilakukan
pengecekan barang .dan pada hari kamis barang yang kita butuhkan
diterima,sesuai dengan Po permohonan barang logistic umum.
3. Penerimaan.
Barang –barang yang telah kita telah diterima kemudian oleh ruang operasi
lakukan stok/iventaris dan kemudian di simpan dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan ruang operasi dalam mendukung pelayanan.
Hal 43 dari
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistim di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman.Hal ini termaksud asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm ( penyakit, cidera, cacat,
kematian atau lain –lain ) yang tidak seharusnya terjadi
B. Tujuan
Tujuan keselamatan pasien adalah mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
Selain itu keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit,meningkatkan akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat,menurunkan kejadian yang tidak diharapkan di
rumah sakit dan terlaksananya program –program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit terhadap
pelayanan pasien.
Hal 44 dari
3. Mengintegrasikan aktifitas pengelolan risiko.Mengembangkan sistim dan proses
pengelolaan risiko,serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial
bermasalah
4. Mengembangkan sistim pelaporan.Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden serta rumah sakit mengatur pelaporan
kepada KKP RS ( komite keselamatan pasien rumah sakit )
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.Mendorong
karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengatasi kejadian itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistim keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistim pelayanan.
8. Implementasi keselamatan pasien di rumah sakit karya medika II meliputi:
8.1. Identifikasi pasien.
8.2. Komunikasi efektif.
8.3. Peningkatan keamanan obat.
8.4. Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur dan operasi.
8.5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan rumah sakit.
8.6. Pencegahan pasien jatuh.
9. Dalam melaksanakan keselamatan pasien (sebagai mana di atur dalam undang-
undang kesehatan th 1992 pasal 23 ayat (1),(2),(3) dan (4) ditujukan kepada
pasien,bahwa semua anggota tim di kamar bedah memperhatikan hal – hal
sebagai berikut.
9.1. Identitas pasien
9.2. Rencana tindakan
9.3. Jenis anestesi yang di berikan.
9.4. Factor elergi
9.5. Respon pasien selama tindakan.
9.6. Menghindari pasien dari bahaya fisik akibat penggunaan alat.
Hal 45 dari
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Undang – undang no 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruh yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam katagori seperti tersebut di
atas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan
melindungi dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di dalam dan luar rumah sakit.
Dalam Undang – Undang dasar tahun 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa “setiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kehidupan “
dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi,yang
memungkinkan pekerja yang berada dalam kondisi sehat dan selamat,bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga dapat hidup dengan layak seuai dengan
martabat manusia.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan keselamatan petugas adalah
sebagi berikut :
Hal 46 dari
3. Perlu adanya keseimbangan antara kesejakteraan,penghargaan,dan pendidikan
berkelanjutan.
4. Melakukan pembinaan terus menerus dalam rangka mempertahankan hasil kerja.
5. Membina hubungan kerja sama yang insten dan antar profesi,dalam mencapai
tujuan tindakan pembedahan.
Faktor – faktor yang menimbulkan kecelakan dan penyakit akibat kerja dapat di
golongkan pada tiga kelompok, yaitu :
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja ,kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
- Petugas kesehatan yang merawat /kontak dengan pasien yang menderita penyakit
menular harus mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran
penyakit,tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan
protocol /SPO jika terpajan.
- Petugas kesehatan yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus di diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
- Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara
harus menjaga fungsi saluran pernapasan ( tidak merokok, minum minuman dingin )
dengan baik dan selalu menjaga kebersihan tangan.
Hal 47 dari
- Tersedianya pedoman manual bahasa Indonesia tentang cara pengunaan alat –alat
dan mengantungkannya pada lat tersebut.
Hal 48 dari
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indicator,kriteria.serta standar yang akan di
gunakan untuk mengukur mutu pelayanan.Indikator mutu pada pelayanan kamar
operasi Rumah Sakit karya medika II tambun yang mengacu pada Pedoman indicator
mutu RS karya medika II tambun .Yaitu :
Hal 49 dari
BAB IX
PENUTUP
Upaya peningkatan mutu pelayanan ruang operasi berarti juga peningkatan mutu
Rumah Sakit Karya Medika II Tambun itu sendiri, Upaya peningkatan mutu pelayanan
memerlukan landasan hokum dan batasan operasional, standar ketenagaan, standar
fasilitas, tata laksana pelayanan, logistik , dan di perkuat dan di lengkapi oleh program
keselamatan pasien,keselamatan kerja dan proteksi radiasi dan sebagainya, agar
diperoleh mutu yang optimal bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan. Untuk
mengukur mutu pelayanan tersebut diatas diperlukan indicator mutu pelayanan. Buku
pedoman penorganisasian pelayanan ruang operasi Rumah Sakit Karya Medika II
Tambun ini disusun kiranya dapat memberikan informasi tentang hal-hal tersebut.
Buku pedoman pelayanan ruang operasi Rumah Sakit Karya Medika II ini
diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanan kegiatan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan,sehingga indikator mutu output dapat dicapai dan bagi menejemen buku ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk pemenuhan akan kebutuhan sumber daya manusia
guna untuk tercapainya mutu rumah sakit.
Semoga dengan tersusunnya buku ini bermanfaat bagi semua pihak dengan
harapan mutu pelayanan tetap terjaga,dan tentunya tidak lupa saran dan masukannya
bagi semua pihak dan sesuai perkembangan pelayanan hendaknya buku ini dapat di
evaluasi dan direvisi secara berkala,demi kemajuan pelayanan khususnya di Rumah
Sakit Karya Medika II Tambun.
Hal 50 dari