Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO

NOMOR : 09/521/RSUL/V/2015

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO

1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui


standarisasi prosedur, meningkatkan keterampilan petugas dan
peningkatan sarana medis maka dipandang perlu disusun Kebijakan
Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Lirboyo Kediri.
2. Bahwa untuk memenuhi pertimbangan huruf a diatas, maka
pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Lirboyo Kota Kediri.
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor779/Menkes/SK/VIII/2008 tentang
Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519/MENKES/PER/III/2011 tentang
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi
Intensif di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang Pekerja
Perawat Anestesi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO


Pertama : Kebijakan pelayanan bedah di Rumah Sakit Umum Lirboyo sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Memerintahkan kepada seluruh petugas di Unit Bedah agar menerapkan
kebijakan pelayanan bedah sebagaimana dimaksud diktum kesatu.
Ketiga : Kebijakan pelayanan anestesi dan bedah sebagaimana dimaksud diktum
kesatu tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 20 Mei 2015
Direktur RSU Lirboyo Kediri

dr. Ava Adenia Rahmi


NIK. 06060001
Tembusan :
1. Unit Kamar Operasi
2. Unit Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. High Care Unit
Lampiran 1 Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Lirboyo
Nomor : 09/521/RSUL/V/2015
Tentang : Kebijakan Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Umum Lirboyo

KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH


DI RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO KEDIRI

1. Dokter operator bedah harus melaksanakan assesmen pra bedah sebelum dilakukan
tindakan pembedahan dan mendokumentasikan rencana pasca bedah di form CPPT.
2. Pembedahan direncanakan dengan seksama berdasarkan assesmen pasien dalam memilih
prosedur pembedahan yang tepat. Pemilihan ini tergantung pada riwayat pasien, status
fisik dan data diagnostik serta pertimbangan informasi dari assesmen saat masuk rawat
inap dan sumber lain yang tersedia, termasuk resiko dan manfaat prosedur bagi pasien.
Asuhan bedah yang direncanakan ini didokumentasikan dalam status rekam medis pasien.
3. Rumah Sakit Umum Lirboyo melayani tindakan operasi one day care (ODC).
4. Semua pasien yang akan dilakukan operasi baik dengan general anestesi maupun lokal
anestesi harus dikonsulkan ke dokter anestesi oleh dokter bedah/operator.
5. Dokter bedah/operator memberikan edukasi/informed consent kepada pasien, keluarga dan
pembuat keputusan mengenai resiko, manfaat, komplikasi yang potensial serta alternatif
yang berhubungan dengan prosedur bedah yang direncanakan.
6. Kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus dilaksanakan
persetujuan/consent tertulis dari tindakan pembedahan yang akan dilakukan setelah pasien
dan keluarga mendapat semua informasi edukasi mengenai resiko, manfaat, komplikasi
yang potensial serta alternatif yang berhubungan dengan prosedur bedah yang
direncanakan.
7. Informed consent dari pasien, keluarga atau pembuat keputusan yang akan dilakukan
tindakan pembedahan harus ada secara tertulis karena menyangkut legalitas yang
dilakukan dokter operator. Informed consent dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional prosedur.
8. Pasien yang menolak untuk dilakukan tindakan kedokteran harus secara tertulis
menyatakan penolakannya dengan mengisi refused consent atau penolakan tindakan
kedokteran.
9. Pelaksanaan persiapan tindakan operasi elektif, dilakukan satu hari sebelum pasien
menjalani operasi, untuk mencegah terjadi kesalahan, untuk pasien darurat persiapan
dilakukan segera sebelum operasi dimulai.
10. Pendaftaran pasien operasi elektif dilakukan satu hari sebelum operasi untuk menyiapkan
kelengkapan sebelum operasi antara lain : informed concent operasi dan pembiusan,
pembiayaan dan konfirmasi untuk jadwal operasi dengan dokter anestesi dan dokter
operator.
11. Setiap pasien yang ada di Unit Kamar Operasi dilakukan identifikasi dan serah terima
meliputi :
a. Jenis operasi : elektif dan cito.
b. Lokasi yang akan dioperasi.
c. Informed concent.
12. Sebelum tindakan pembedahan dokter operator wajib memberi tanda / markering pada
kasus operasi sisi kanan/kiri (lateral), struktur multipel (misal jari tangan atau kaki) atau
bertingkat/level multipel (misal tulang belakang).
13. Setiap dokter operator bedah setelah selesai tindakan operasi wajib membuat laporan
tertulis mengenai tindakan operasi di rekam medis pasien yang minimum memuat :
a. Diagnosa pra operasi dan post operasi.
b. Nama dokter bedah dan asisten.
c. Nama prosedur.
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan.
e. Catatan spesifik komplikasi atau tidak adanya komplikasi selama operasi termasuk
jumlah kehilangan darah.
f. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.
13. Status fisiologis pasien harus dimonitor terus-menerus selama dan segera setelah tindakan
pembedahan setiap 5 menit serta temuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
14. Cheklist keselamatan pasien adalah suatu program dalam upaya untuk menurunkan
komplikasi pembedahan dan anestesi. Cheklist keselamatan pasien terdiri dari sign in,
time out, dan sign out dilakukan pada setiap pasien pembedahan.
15. Pelayanan dikamar operasi harus selalu mengacu pada prinsip pengendalian dan
pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
16. Pelayanan bedah di Unit Kamar Operasi dilaksanakan dalam 24 jam on call, untuk
keadaan darurat diluar jam kerja sesuai dengan jadwal on call yang telah dibuat.
17. Adanya penjadwalan operasi dalam pelayanan Unit Kamar Operasi baik elektif maupun
emergency dan segera menyampaikan informasi kepada pasien atau keluarga/penanggung
jawabnya bila ada penundaan atau perubahan jadwal operasi.
18. Bila ada perluasan tindakan operasi, operator harus memberikan informasi kepada
penanggung jawab pasien ( keluarga ) sebelum perluasan operasi dilakukan dan
penanggung jawab pasien harus menanda tangani informed concent.
19. Penanganan bahan untuk pemeriksaan patologi anatomi ( PA ) dilakukan sesuai standar
prosedur operasional.
20. Dokter operator wajib membuat laporan operasi setelah tindakan operasi dilakukan.
21. Asuhan paska bedah segera dilaksanakan dan ditulis dalam rekam medis oleh dokter
bedah, bidang keperawatan, ahli gizi dan yang lain nya sesuai kebutuhan pasien.
22. Rencana asuhan keperawatan paska bedah didokumentasikan di rekam medis pasien.
23. Rencana pelayanan didokumentasikan pada rekam medis pasien dalam 24 jam pasca
tindakan pembedahan.
24. Rencana pelayanan yang direncanakan dilaksanakan.
25. Pelayanan di Unit Kamar Operasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
26. Semua perawat dan petugas yang bertugas khususnya di Unit Kamar Operasi wajib
mempunyai latar belakang pelatihan, pendidikan baik internal maupun eksternal.
27. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
28. Karyawan baru yang ditugaskan di Unit Kamar Operasi wajib mengikuti program
orientasi umum rumah sakit maupun orientasi khusus Unit Kamar Operasi.
29. Pemeliharaan alat medis Unit Kamar Operasi ( instrument ) dilakukan oleh perawat Unit
Kamar Operasi dan bila diperlukan bekerja sama dengan teknisi luar, sedangkan alat alat
elektromedik dilakukan pengecekan secara teratur oleh BPFK ( Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan ) atau pihak lain yang berkompeten untuk dilakukan kalibrasi.
30. Penggunaan alat medis Unit Kamar Operasi dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur
operasional ( SPO ).

Direktur RSU Lirboyo Kediri

dr. Ava Adenia Rahmi


NIK. 06060001

Anda mungkin juga menyukai