Anda di halaman 1dari 13

KLINIK PRATAMA

“LESTARI 1”
Jl. Manggar Blok Y No. 141 Kel.Lagoa, Kec.Koja, Jakarta Utara
No.Tlp: 0812-351-351-30 ,email: lestariklinikpratama@gmail.com
JAKARTA

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB


KLINIK PRATAMA LESTARI I
Nomor: SK/004/KL/2023

TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

DI KLINIK PRATAMA LESTARI I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA LESTARI I,

Menimbang : a. bahwa dalam kegiatan klinik berpotensi menimbulkan


bahaya fisik, kimia, biologi yang dapat membahayakan
keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung
maupun masyarakat di lingkungan klinik ;
b. bahwa untuk mencegah dan mengurangi bahaya
keselamatan perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan
fasilitas, sarana dan prasarana ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Keputusan Pimpinan Klinik tentang Kebijakan
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di KLINIK
PRATAMA LESTARI I

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang


Pembentukan Daerah Tingkat II Batang. Dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Klinik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007


tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia No.4723);

6. Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia No.2912);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang


Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan
dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 1988 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3381);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1989 tentang


Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No. 28 th 2002
tentang Bangunan Gedung;

10. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor


01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363 / Menkes /


Per / IV / 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan pada Sarana Pelayanan Kesehatan;

12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/Men/1996


tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876 / Menkes / SK


/ VIII / 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1217 / Menkes /
SK / IX /2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak
Radiasi;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 / Menkes / SK


/ VIII / 2002 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas
Air Minum;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1335 / Menkes /


SK / X / 2002 tentang Standar Operasional Pengambilan
dan Pengukuran Kualitas Udara Ruangan Klinik;

17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405 / Menkes /


SK / XI / 2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;

18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1439 / Menkes /


SK / XI / 2002 tentang Penggunaan Gas Medis Pada
Sarana Pelayanan Kesehatan, Menteri Kesehatan RI;

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;

20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 / Menkes /


SK / X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Klinik;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 Tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Batang (Lembaran Daerah
Kabupaten Batang Tahun 2008 Nomor : 4 Seri :D No. :3);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Batang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun
2015 Nomor 9);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 8 Tahun


2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2016
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
batang Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Batang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Batang Tahun 2018 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 3);

23. Peraturan Bupati Batang Nomor 63 Tahun 2012 tentang


Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Klinik
Umum Daerah Kabupaten Batang (Berita Daerah
Kabupaten Batang Tahun 2012 Nomor 63) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bupati Batang Nomor 75
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Batang Nomor 63 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, uraian Tugas dan Tata Kerja Klinik Umum
Daerah Kabupaten Batang (Bita Daerah Kabupaten
Batang Tahun 2016 Nomor 76);
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA LESTARI I TENTANG


KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI
KLINIK PRATAMA LESTARI I

KESATU : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan


di KLINIK PRATAMA LESTARI I sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 04 Februari 2023

PENANGGUNGJAWAB
KLINIK PRATAMA LESTARI I

dr. HESTI LESTYANINGRUM,


KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

DI KLINIK PRATAMA LESTARI I

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Fasilitas adalah : alat-alat atau kelengkapan yang digunakan


dalam bekerja terdiri dari :
i. Sarana meliputi bangunan gedung.
ii. Sistem utilitas / pendukung bangunan gedung meliputi :
listrik, genset, air bersih, air minum, gas medis, sistem
vakum medis, telepon, jaringan kabel data, AC.
iii. Peralatan Medis : peralatan yang digunakan khusus untuk
tindakan medis.
iv. Peralatan Non Medis adalah : peralatan lain selain yang
termasuk dalam sistem utilitas.
2. Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
3. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung,
permukaan dan peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien, pengunjung dan karyawan.
4. Keamanan adalah perlindungan dari kehilangan, kerusakan dan
pengrusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
5. Lingkungan Klinik adalah area klinik dengan cakupan seluruh halaman
klinik hingga batas lingkungan sekitar kawasan klinik.
6. Klinik adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Pasal 2
1. Lingkup keputusan ini meliputi : Sarana, Sistem Utilitas, Peralatan
Medis, Peralatan Non Medis, Keselamatan dan Keamanan, Kebakaran,
Larangan Merokok, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Sanitasi,
Pendidikan dan Pelatihan, Monitoring dan Evaluasi.

BAB II

SARANA

Pasal 1

2. Bangunan gedung klinik dirancang dan dibangun sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku baik dari sisi konstruksi
bangunan maupun keamanan kebakaran.
3. Inspeksi oleh pihak-pihak yang berwenang maupun sertifikasi terhadap
sarana dilakukan secara berkala atau sesuai kebutuhan.
4. Pemantauan, pemeliharaan dan evaluasi terhadap kondisi sarana
dilakukan secara berkala atau sesuai kebutuhan dan dibuat
dokumentasi.
5. Pengembangan dan penggantian sarana dibuat berdasarkan hasil
pemantauan dan evaluasi dan dituangkan dalam rencana kerja
tahunan.

BAB III

SISTEM UTILITAS

Pasal 1

1. Klinik menjamin bahwa sistem utilitas khususnya listrik dan air bersih
tersedia 24 (dua puluh empat) jam dalam sehari dan 7 (tujuh) hari
dalam seminggu.
2. Sehubungan dengan yang dimaksud pada ayat (1) maka sumber
alternatif untuk listrik dan air bersih harus selalu siap dalam keadaan
darurat.
3. Inspeksi oleh pihak-pihak yang berwenang maupun sertifikasi terhadap
sistem utilitas dilakukan secara berkala atau sesuai kebutuhan.
4. Pemantauan, pemeliharaan dan evaluasi terhadap kondisi sistem
utilitas termasuk pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan secara
berkala atau sesuai kebutuhan dan dibuat dokumentasi.
5. Pengembangan dan penggantian sistem utilitas dibuat berdasarkan
hasil pemantauan dan evaluasi dan dituangkan dalam rencana kerja
tahunan.

BAB IV

PERALATAN MEDIS

Pasal 1

Pembelian Alat Medis

1. Pembelian alat medis di klinik bersifat :


a. Pengadaan jenis baru yang disesuaikan dengan pengembangan
klinik.
b. Penggantian atau peremajaan alat medis lama.
c. Setiap unit kerja dapat mengajukan usulan pembelian alat medis
berdasarkan kebutuhannya dengan tetap mempertimbangkan
asas efektif dan efisien.
d. Pembelian alat medis harus mendapat persetujuan dari Direktur
Klinik serta dilengkapi dengan dokumen manual dari alat
tersebut.

Pasal 2

Pemeliharaan Alat Medis

1. Setiap alat medis yang dimiliki oleh klinik harus dilakukan


pemeliharaan berupa : uji fungsi, pemeriksaan kondisi fisik,
pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
2. Hanya petugas yang memiliki kompetensi saja yang dapat melakukan
pemeliharaan terhadap alat medis.
3. Pemeliharaan alat medis harus dilakukan secara berkala atau sesuai
kebutuhan serta dibuat dokumentasi.

Pasal 3

Penarikan Alat Kesehatan atau Alat Medis


1. Setiap produk alat kesehatan atau alat medis yang dinyatakan sedang
dalam proses penarikan oleh penjual tidak boleh digunakan dalam
kegiatan klinik.
2. Penyerahan kembali produk alat kesehatan atau peralatan medis yang
dinyatakan sedang dalam proses penarikan kepada penjual harus
didokumentasikan secara lengkap.

BAB V

PERALATAN NON MEDIS

Pasal 1

1. Setiap peralatan non medis yang dimiliki oleh klinik harus dilakukan
pemeliharaan yang meliputi : pemeriksaan kondisi fisik dan
pemeliharaan preventif.

2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan non medis hanya dilakukan


oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

3. Pemeliharaan alat non medis dilakukan secara berkala atau sesuai


kebutuhan serta dibuat dokumentasi.

BAB VI

KESELAMATAN DAN KEAMANAN

Pasal 1

Keselamatan

a. Klinik mengupayakan keselamatan bagi pasien, pengunjung dan Petugas


terhadap bahaya yang diakibatkan oleh kondisi-kondisi tertentu dari
gedung, permukaan dan peralatan.
b. Bahwa semua pihak yang terlibat dengan kegiatan klinik harus
mematuhi hal-hal yang berhubungan dengan ketentuan program
keselamatan.

Pasal 2

Keamanan

1. Klinik mengupayakan keamanan bagi pasien, pengunjung dan petugas


dari kehilangan, kerusakan dan pengrusakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
2. Daerah atau area-area yang termasuk kategori beresiko terhadap
keamanan meliputi : Ruang Nusa Indah, IGD, Ruang Operasi, Ruang ICU,
Ruang CSSD, Ruang Laboratorium, Ruang Radiologi, Ruang Gudang Obat,
Ruang penyimpanan B3, Ruang Gas Medis, Ruang Genset, TPS limbah B3,
IPAL.

BAB VII

KEBAKARAN

Pasal 1

Sistem Deteksi Kebakaran

1. Deteksi kebakaran di klinik menggunakan sistem alarm manual yang


terhubung di bagian informasi, harus dalam keadaan siaga 24 (dua puluh
empat) jam dalam sehari dan 7 (tujuh) hari dalam seminggu.

2. Sistem deteksi kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


dilakukan pemeriksaan dan uji fungsi oleh instansi yang berwenang secara
berkala.
3. Seluruh petugas / pemberi pelayanan di klinik harus diberi informasi
/pelatihan tentang sistem deteksi kebakaran.

Pasal 2

Alat Pemadam Kebakaran

1. Klinik berkewajiban menyediakan alat pemadam kebakaran sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Alat pemadam kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


dilakukan pemeriksaan dan uji fungsi oleh instansi yang berwenang secara
berkala.

3. Seluruh petugas / pemberi pelayanan, pihak ketiga, dan penyewa lahan di


klinik harus diberi informasi / pelatihan tentang cara penggunaan alat
pemadam kebakaran.

Pasal 3

Jalur Evakuasi

1. Klinik berkewajiban menyiapkan jalur evakuasi yang harus selalu siap


dan aman untuk proses evakuasi.

2. Seluruh petugas / pemberi pelayanan, pasien, pengunjung di klinik


diberikan informasi /pelatihan tentang prosedur evakuasi.

BAB VIII

LARANGAN MEROKOK

Pasal 1

1. Klinik menetapkan bahwa di dalam lingkungan klinik dinyatakan sebagai


kawasan dilarang merokok.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi seluruh
petugas /pemberi pelayanan, pasien, dan pengunjung klinik.

BAB IX

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Pasal 1

1. Pengolahan air limbah di klinik dimana proses pengolahannya dilakukan


menggunakan sistem biofilter.

2. Pemantauan terhadap kualitas air limbah hasil pengolahan dilakukan


secara terus menerus.

BAB X

SANITASI

Pasal 1

1. Klinik mengupayakan lingkungan yang sehat bagi petugas / pemberi


pelayanan, pasien, dan pengunjung yang meliputi : penyehatan air,
penyehatan tempat pencucian, penanganan sampah dan limbah,
pengendalian serangga dan tikus, pengawasan pengelolaan linen,
pengawasan sanitasi ruangan, pengawasan sterilisasi dan desinfeksi.

BAB XI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pasal 1
1. Seluruh petugas / pemberi pelayanan harus diberi informasi dan pelatihan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan manajemen fasilitas serta
keamanan dan keselamatan.

BAB XII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 1

1. Seluruh kegiatan MFK harus dilakukan kegiatan Monitoring dan


Evaluasinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 04 Februari 2023

PENANGGUNGJAWAB
KLINIK PRATAMA LESTARI I

dr. HESTI LESTYANINGRUM,

Anda mungkin juga menyukai