TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN DAN
KEAMANAN PADA RSUD TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Talaga
Pada Tanggal : 01 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Talaga,
3
Lampiran 1 : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Talaga
Kabupaten Majalengka
Nomor : 23 Tahun 2023
Tanggal : 01 Juli 2023
Tentang : KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA
RSUD TALAGA KABUPATEN
MAJALENGKA
A DEFINISI
1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, halaman/ground dan peralatan Rumah Sakit ti dak
menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, stat dan
pengunjung;
2. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak
berwenang;
3. Keamanan dan Keselamatan Kerja adalah keadaan aman, selamat,
sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial yang berhubungan
dengan dunia kerja meliputi lingkungan kerja, peralatan,
manusia, maupun prosedur kerjanya.
B RUANG LINGKUP
Pada prinsipnya pelayanan keamanan dan keselamatan kerja
berkaitan erat dengan sarana, prasarana dan peralatan kerja.
Bentuk Pelayanan Keamanan dan keselamatan kerja yang dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan keamanan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan , meliputi :
a. Lokasi Rumah sakit harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan dan tata ruang serta
sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit.
b. Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
4
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
Ada pegangan sepanjang tangga
Toilet dilengkapi pegangan & bel
Pintu dapat dibuka dari luar
c. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan
serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan
Rumah Sakit
Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya dengan
jarak terali lebih kecil dari kepala anak
Kursi roda dan atau blankar transfer pasien di
lingkungan RSUD Talaga Kabupaten Majalengka harus
memakai tiang infus.
Sumber listrik mempunyai penutup/pengaman
Pemasokan oksigen yang cukup pada tempat penting
Ada alat penghisap dalam keadaan gawat darurat
Ada tenaga listrik pengganti bagi ruangan & peralatan
medis vital
Ada Pesawat CCTV pada ruangan tertentu untuk
memantau keamanan ruangan tersebut
d. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi dibidangnya (sertifikat personil
petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan Rumah
Sakit)
e. Membuat program pengoperasian, perbaikan dan
pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan prasarana serta
peralatan kesehatan selanjutnya didokumentasikan dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan
f. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non
medis dan harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan
mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai
Menyusun manual penggunaan alat
Menyusun prosedur pemeliharaan alat, termasuk
kalibrasi/sertifikasi
Menyusun prosedur pemeliharaan alat pelindung diri
5
Sertifikasi kelaikan lift, instalasi listrik, genset,
penangkal petir, instalasi alarm kebakaran, bejana
tekan, bejana uap, radiology, laboratorium, pengolah
limbah, alat lab tertentu.
lzin meliputi : IMB, IPB, HO, Rekomendasi
Dinas Kebakaran, Deepwell, ljin Pemakaian Lift, ljin
Instalasi listrik, ljin pemakaian diesel, izin instalasi petir,
ijin penggunaan radiasi
Keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan
dan renovasi
Monitoring terhadap manajemen risiko
fasilitas/lingkungan
Penarikan Kembali Produk/Peralatan Rumah Sakit
2. Keamanan berarti suatu keadaan dimana Rumah Sakit terbebas
dari bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah segala hal yang
dapat mengakibatkan kehilangan, pengrusakan atau kerusakan,
atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berw
enang yang mengakibatkan kerugian asset Rumah Sakit. Asset
Rumah Sakit dikelompokkan menjadi dua kategori, fisik dan non-
fisik. Yang dikategorikan fisik dapat berupa karyawan, pasien,
penunggu pasien ,tamu, gedung, kendaraan dan barang-barang
lainnya yang merupakan asset Rumah Sakit. Sementara yang
dikategorikan non-fisik dapat berupa informasi atau rahasia
Rumah Sakit yang tidak boleh atau tidak perlu diketahui oleh
pihak-pihak lawan atau pihak lain yang tidak berkepentingan,
karena dapat mengakibatkan kerugian bagi Rumah Sakit bila
disalah gunakan. Managerial Rumah Sakit harus bersikap
pro aktif dalam usaha pemastian keamanan. Sikap pro aktif ini
dapat berupa pelengkapan piranti piranti keamanan kantor seperti
personil sekuriti, peralatan keamanan dan penetapan prosedur
keamanan yang dikomunikasikan kepada semua karyawan;
C TATA LAKSANA
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja
terhadap petugas Rumah Sakit, meliputi :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap
peralatan kerja dan petugas Rumah Sakit
6
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko ergonomi
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja, meliputi :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan
kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial
b. Pamantauan I pengukuran terhadap fakstor fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial secara rutin dan berkala
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan lingkungan kerja
d. Membuat Program keselamatan dan keamanan selama masa
pembangunan dan renovasi
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja,
meliputi:
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan
b. Penyadiaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Oiri
(APO)
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APO
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
penggunaan peralatan keselamatan dan APO
e. Pemberian identitas kepada karyawan, pengunjung dan vendor
dan area beresiko
4. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk
semua petugas Rumah Sakit
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh
petugas Rumah Sakit
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada
Tim K3RS
5. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desaind
/ lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta
pengadaannya terkait keselamatan dan keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 RS di dalam perencanaan, desain/lay
out pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta pengadaan
sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana,
prasarana dan peralatan keselamatan kerja dan membuat
7
rekomendasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
standar keamanan dan keselamatan
6. Tersedia Sistem Utiliti ( Sistem Pendukung)
a. Memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
rumah sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air bersih dan listrik
Listrik
Pengadaan sumber listrik alternatif (Generator
Set) yang otomatis disesuaikan dengan kapasitas yang
diperlukan Pemeliharaan I pengecekan rutin Generator set
Air Bersih
Permintaan dikirim/disuplay air bersih dari PDAM
memakai mobil tangki dan dimasukan ke dalam Torn Air
Bersih Pengoptimalan pengambilan air tanah
b. ldentifikasi area beresiko bila terjadi gangguan listrik atau
air bersih c. Dokumentasi hasil ujj coba sistem pendukung
7. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut
kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka
8. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK)
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b. Membentuk Tim Penanggulangan kebakaran
c. Membuat SPO
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
e. Melakukan audit intrnal terhadap sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran
9. Keamanan fisik dan non-fisik suatu gedung dapat dilaksanakan
dengan cara :
a. Pengadaan Personil Keamanan (SATPAM)
b. Pemasangan peralatan keamanan seperti penggunaan kamera
pemantau di kantor kantor (CCTV)
c. Penggunaan teknologi kendali akses atau menggunakan kartu
magnetic gesek atau RFID untuk kendali akses.
8
d. Penetapan prosedur keamanan yang dikomunikasikan kepada
semua karyawan
e. Mendokumentasikan kebijakan keamanan dan
mengkomunikasikannya, sehingga setiap karyawan harus
tahu misalnya akibat atau hukuman dari pencurian, baik oleh
pihak internal maupun eksternal
f. Memberikan kartu tanda pengenal bagi semua karyawan, tamu,
dan penunggu pasien, dan meminta agar kartu tanda pengenal
tersebut selalu dikenakan dalam lingkungan Rumah Sakit, dan
memastikan bahwa kartu tanda pengenal tersebut dikembalikan
ke Rumah Sakit bilamana tamu/pasaien meninggalkan kantor,
atau bila karyawan telah keluar dari perusahaan
g. Usaha-usaha penjagaan keamanan oleh semua petugas
Rumah Sakit dapat dipraktekan sehari-hari, misalnya,
mencurigai pengunjung tanpa memakai tanda pengenal,
memastikan tidak ada orang yang turut masuk bila
menggunakan kartu kendali akses pribadi, menjaga barang-
barang pribadi tetap aman, bersikap kritis terhadap
pengunjung atau orang asing yang terlihat mondar mandir,
mengunci ruangan bilamana perlu karena harus pergi keluar.