Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALAGA


Jalan Raya Majalengka – Cikijing Blok Cipeucang I Desa Talaga Wetan
Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka 45463
Tlp. (0233) 3600015 Email: rsudtalaga@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALAGA


KABUPATEN MAJALENGKA
NOMOR : 23 TAHUN 2023

TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN DAN
KEAMANAN PADA RSUD TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALAGA,

Menimbang : a. bahwa dalam kegiatan rumah sakit berpotensi


menimbulkan bahaya fisik, kimia, biologi,
ergonomik dan psikososial yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan baik
terhadap pekerja, pasien, pengunjung maupun
masyarakat di lingkungan rumah sakit;
b. bahwa untuk mencegah dan mengurangi bahaya
kesehatan dan keselamatan khususnya
terhadap pekerja, perlu dilakukan upaya-upaya
kesehatan dan keselamatan kerja;
c. bahwa agar dapat memudahkan dalam pelaksanaan
upaya kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah Sakit Umum Daerah Talaga, maka dibentuk
Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
d. bahwa dalam melaksanakan Tupoksinya,
Panitia K3RS harus menyusun Perencanaan
(Program-program) yang akan dilaksanakan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
point a, b, c, dan d tersebut diatas, maka perlu
ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cideres tentang Penetapan Program-progran
(Rencana lnduk) yang akan dilaksanakan oleh
Panitia K3RS, Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Talaga.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Republik Negara
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
ffffffffffffffffffffffffffffLembaran Negara..........................
1
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit; (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 5072)
4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang
Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5337);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6659);
8. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 159 Tahun
2015);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/Menkes/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun
2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 80 tahun 2020 tentang Komite Mutu Rumah
Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12
2
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka
(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2019 Nomor 12):
17. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 12 Tahun
2023 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Bupati Nomor 69 Tahun 2021 tentang kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Majalengka;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA
TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA RSUD
TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA
KESATU : Kebijakan Manajemen Fasilitas Keselamatan Dan
Keamanan Pada Rsud Talaga Kabupaten Majalengka
pada Rumah Sakit Umum Daerah Talaga Kabupaten
Majalengka sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


dan apabila ada kekeliruan dan atau kesalahan di
dalamnya akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Talaga
Pada Tanggal : 01 Juli 2023
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Talaga,

dr.GITA PARAMESWARA PUTRI

3
Lampiran 1 : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Talaga
Kabupaten Majalengka
Nomor : 23 Tahun 2023
Tanggal : 01 Juli 2023
Tentang : KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA
RSUD TALAGA KABUPATEN
MAJALENGKA

KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN DAN KEAMANAN

A DEFINISI
1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, halaman/ground dan peralatan Rumah Sakit ti dak
menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, stat dan
pengunjung;
2. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak
berwenang;
3. Keamanan dan Keselamatan Kerja adalah keadaan aman, selamat,
sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial yang berhubungan
dengan dunia kerja meliputi lingkungan kerja, peralatan,
manusia, maupun prosedur kerjanya.
B RUANG LINGKUP
Pada prinsipnya pelayanan keamanan dan keselamatan kerja
berkaitan erat dengan sarana, prasarana dan peralatan kerja.
Bentuk Pelayanan Keamanan dan keselamatan kerja yang dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan keamanan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan , meliputi :
a. Lokasi Rumah sakit harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan dan tata ruang serta
sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit.
b. Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta

4
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
 Ada pegangan sepanjang tangga
 Toilet dilengkapi pegangan & bel
 Pintu dapat dibuka dari luar
c. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan
serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan
Rumah Sakit
 Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya dengan
jarak terali lebih kecil dari kepala anak
 Kursi roda dan atau blankar transfer pasien di
lingkungan RSUD Talaga Kabupaten Majalengka harus
memakai tiang infus.
 Sumber listrik mempunyai penutup/pengaman
 Pemasokan oksigen yang cukup pada tempat penting
 Ada alat penghisap dalam keadaan gawat darurat
 Ada tenaga listrik pengganti bagi ruangan & peralatan
medis vital
 Ada Pesawat CCTV pada ruangan tertentu untuk
memantau keamanan ruangan tersebut
d. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi dibidangnya (sertifikat personil
petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan Rumah
Sakit)
e. Membuat program pengoperasian, perbaikan dan
pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan prasarana serta
peralatan kesehatan selanjutnya didokumentasikan dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan
f. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non
medis dan harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan
mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai
 Menyusun manual penggunaan alat
 Menyusun prosedur pemeliharaan alat, termasuk
kalibrasi/sertifikasi
 Menyusun prosedur pemeliharaan alat pelindung diri

5
 Sertifikasi kelaikan lift, instalasi listrik, genset,
penangkal petir, instalasi alarm kebakaran, bejana
tekan, bejana uap, radiology, laboratorium, pengolah
limbah, alat lab tertentu.
 lzin meliputi : IMB, IPB, HO, Rekomendasi
Dinas Kebakaran, Deepwell, ljin Pemakaian Lift, ljin
Instalasi listrik, ljin pemakaian diesel, izin instalasi petir,
ijin penggunaan radiasi
 Keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan
dan renovasi
 Monitoring terhadap manajemen risiko
fasilitas/lingkungan
 Penarikan Kembali Produk/Peralatan Rumah Sakit
2. Keamanan berarti suatu keadaan dimana Rumah Sakit terbebas
dari bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah segala hal yang
dapat mengakibatkan kehilangan, pengrusakan atau kerusakan,
atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berw
enang yang mengakibatkan kerugian asset Rumah Sakit. Asset
Rumah Sakit dikelompokkan menjadi dua kategori, fisik dan non-
fisik. Yang dikategorikan fisik dapat berupa karyawan, pasien,
penunggu pasien ,tamu, gedung, kendaraan dan barang-barang
lainnya yang merupakan asset Rumah Sakit. Sementara yang
dikategorikan non-fisik dapat berupa informasi atau rahasia
Rumah Sakit yang tidak boleh atau tidak perlu diketahui oleh
pihak-pihak lawan atau pihak lain yang tidak berkepentingan,
karena dapat mengakibatkan kerugian bagi Rumah Sakit bila
disalah gunakan. Managerial Rumah Sakit harus bersikap
pro aktif dalam usaha pemastian keamanan. Sikap pro aktif ini
dapat berupa pelengkapan piranti piranti keamanan kantor seperti
personil sekuriti, peralatan keamanan dan penetapan prosedur
keamanan yang dikomunikasikan kepada semua karyawan;
C TATA LAKSANA
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja
terhadap petugas Rumah Sakit, meliputi :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap
peralatan kerja dan petugas Rumah Sakit

6
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko ergonomi
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja, meliputi :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan
kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial
b. Pamantauan I pengukuran terhadap fakstor fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial secara rutin dan berkala
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan lingkungan kerja
d. Membuat Program keselamatan dan keamanan selama masa
pembangunan dan renovasi
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja,
meliputi:
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan
b. Penyadiaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Oiri
(APO)
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APO
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
penggunaan peralatan keselamatan dan APO
e. Pemberian identitas kepada karyawan, pengunjung dan vendor
dan area beresiko
4. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk
semua petugas Rumah Sakit
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh
petugas Rumah Sakit
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada
Tim K3RS
5. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desaind
/ lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta
pengadaannya terkait keselamatan dan keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 RS di dalam perencanaan, desain/lay
out pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta pengadaan
sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana,
prasarana dan peralatan keselamatan kerja dan membuat

7
rekomendasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
standar keamanan dan keselamatan
6. Tersedia Sistem Utiliti ( Sistem Pendukung)
a. Memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
rumah sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air bersih dan listrik
 Listrik
Pengadaan sumber listrik alternatif (Generator
Set) yang otomatis disesuaikan dengan kapasitas yang
diperlukan Pemeliharaan I pengecekan rutin Generator set
 Air Bersih
Permintaan dikirim/disuplay air bersih dari PDAM
memakai mobil tangki dan dimasukan ke dalam Torn Air
Bersih Pengoptimalan pengambilan air tanah
b. ldentifikasi area beresiko bila terjadi gangguan listrik atau
air bersih c. Dokumentasi hasil ujj coba sistem pendukung
7. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut
kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka
8. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK)
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b. Membentuk Tim Penanggulangan kebakaran
c. Membuat SPO
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
e. Melakukan audit intrnal terhadap sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran
9. Keamanan fisik dan non-fisik suatu gedung dapat dilaksanakan
dengan cara :
a. Pengadaan Personil Keamanan (SATPAM)
b. Pemasangan peralatan keamanan seperti penggunaan kamera
pemantau di kantor kantor (CCTV)
c. Penggunaan teknologi kendali akses atau menggunakan kartu
magnetic gesek atau RFID untuk kendali akses.
8
d. Penetapan prosedur keamanan yang dikomunikasikan kepada
semua karyawan
e. Mendokumentasikan kebijakan keamanan dan
mengkomunikasikannya, sehingga setiap karyawan harus
tahu misalnya akibat atau hukuman dari pencurian, baik oleh
pihak internal maupun eksternal
f. Memberikan kartu tanda pengenal bagi semua karyawan, tamu,
dan penunggu pasien, dan meminta agar kartu tanda pengenal
tersebut selalu dikenakan dalam lingkungan Rumah Sakit, dan
memastikan bahwa kartu tanda pengenal tersebut dikembalikan
ke Rumah Sakit bilamana tamu/pasaien meninggalkan kantor,
atau bila karyawan telah keluar dari perusahaan
g. Usaha-usaha penjagaan keamanan oleh semua petugas
Rumah Sakit dapat dipraktekan sehari-hari, misalnya,
mencurigai pengunjung tanpa memakai tanda pengenal,
memastikan tidak ada orang yang turut masuk bila
menggunakan kartu kendali akses pribadi, menjaga barang-
barang pribadi tetap aman, bersikap kritis terhadap
pengunjung atau orang asing yang terlihat mondar mandir,
mengunci ruangan bilamana perlu karena harus pergi keluar.

DIREKTUR RSUD TALAGA

dr.GITA PARAMESWARA PUTRI


Penata
NIP.19860515 201409 2 001

Anda mungkin juga menyukai