Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN PULAU TALIABU

DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOBONG
Alamat : Jl. Lintas Selatan DesaRatahaya, Kec.Taliabu Barat
Email : rsud.pulautaliabu@gmail.com Kode Pos.97794

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOBONG


NOMOR : 196/UPTD.RSUDBBG/SK/VIII/2019

TENTANG

KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOBONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOBONG,

Menimbang :
a. bahwa dala upaya mengoptimalkan pengelolaan fasilitas dan
keselamatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bobong, maka
diperlukan adanya kebijakan manajemen fasilitas dan
keselamatan;
b. bahwa berdasarkan yang dimaksud dalam huruf a, perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.363/MENKES/PER/IV/1998
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana
Pelayan Kesehatan Pasal2 Ayat;
4. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI Nomor
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
3432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 009 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Bobong;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
332/MENKES/VIII/2012 tentang Pengangkatan,Pemindahan
Dan Pemberhentian Dalam Dan Dari Jabatan Struktural Di
lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bobong


tentang Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.

Pasal 1

Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan Rumah Sakit Umum Daerah


Bobong sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.

Pasal 2

Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan Rumah Sakit Umum Daerah


Bobong sebagaimana di maksud dalam pasal 1 agar dijadikan acuan dala
pengelolaan fasilitas dan keselamatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bobong.

Pasal 3

Pembinaan dan pengawasan tentang kebijakann ini dilakukan oleh Direktur,


Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Instalasi Sanitasi serta Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.

Pasal 4

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bobong
Pada tanggal 27 Agustus 2023

DIREKTUR,

Drg. Cecelia Octavia Mbotengu


NIP. 198710122019032014
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BOBONG
NOMOR:196/UPTD.RSUDBBG/SK/VIII/2019
TANGGAL: 27 Agustus 2019

KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

A. Ketentuan Umum
Dalam peraturan ini yang dimaksud :
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Bobong.
B. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
1. Rumah Sakit mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ketentuan mengenai pemeriksaan fasilitas, yaitu :
a. Mengetahui peraturan nasional dan daerah, peraturan dan
persyaratan lainnya yang berlaku terhadap fasilitas rumah sakit;
b. Mengimplementasikan ketentuan yang berlaku atau ketentuan
alternatif lain yang disetujui;
c. Perencanaan dan penganggaran untuk pengembangan dan
penggantian yang perlu sesuai fasil identifikasi data monitoring
atau untuk memenuhi ketentuan yang berlaku dan kemudian
untuk menunjukkan kemajuan dalam upaya memenuhi
perencanaan;
2. Rumah Sakit menyusun dan menjaga perencanaan tertulis dan di
up to date yang merefleksikan keadaan sekarang dalam mengelola
risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan pegawai/staf
Rumah Sakit yang meliputi :
a. Keselamatan dan keamanan;
b. Keselamatan yaitu suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, halaman/ground dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan
pengunjung;
c. Keamanan yaitu proteksi dari kehilangan, pengrusakan, atau
akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang;
d. Bahan berbahaya dimana penaganan, penyimpangan dan
penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainnya
harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang
secara aman;

3
e. Manajemen emergensi yaitu tanggapan terhadap wabah,
bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif;
f. Pengamanan kebakaran dimana proteksi dan penghuninya
dilindungi dari kebakaran dan asap;
g. Peralatan medis peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi risiko;
h. Sistem utiliti terdiri dari listrik, air dan sistem pendukung
lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan
pengoperasian;
3. Rumah sakit menugaskan pegawai yang kompeten mengawasi
perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola resiko di
lingkungan pelayanan, adapun program pengawasan meliputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program;
b. Melaksanakan program;
c. Mendidik staf;
d. Memonitor dan melakukan uji coba program;
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;
f. Memberikan laporan tahunan ke badan pengelola tentang
pencapaian program
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara
konsisten dan terus-menerus;
4. Rumah Sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk
memberikan keselamatan dan lingkungan fisik, yaitu :
a. Merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan
keselamatan dan keamanan bagi fasilitas fisik;
b. Memastikan bahwa semua staf, pengunjung dan
pedagang/vendor dapat didentifikasi;
c. Mencegah cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi
pasien, keluarga, staf, dan pengunjung;
d. Meliputi keselamatan keamanan selama masa pembanguan dan
renovasi;
e. Memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang disetujui;
f. Memastikan badan independen mematuhi program keselamatan;
5. Rumah Sakit mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan,
penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya serta
pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya,
rencana menetapkan proses untuk :
a. Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya;
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;
c. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure)
dan insiden lainnya;
d. Pembuangan limbah berbahaya yang benar;
e. Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat
penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure);
f. Pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi
atau ketentuan persyaratan lainnya
6. Rumah Sakit menyusun dan memelihara rencana manajemen
kedaruratan dan program menggapai bila terjadi kedaruratan
komunitas demikian, wabah dan bencana alam atau bencana
lainnya, rencana tersebut berisikan proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya,
ancaman dan kejadian;
b. Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tersebut;
c. Strategi komunikasi pada kejadian;
d. Pengelolaan sumber daya pada waktu kaejadian, termasuk
sumber daya alternatif;
e. Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk
alternatif tempat pelayanan;
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada
waktu kejadian.
g. Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila
terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi
dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf
untuk pelayanan pasien;
7. Rumah sakit merencanakan dan melakukan program untuk
memastikan bahwa seluruh penghuni di rumah sakit aman dari
kebakaran,asap atau kedaruratan lain yang bukan kebakaran yang
dilakukan secara terus-menerus dan kompherensif untuk
memastikan bahwa seluruh ruang rawat pasien dan tempat kerja
staf . Bila terdapat badan independen di fasilitas pelayanan pasien
sehingga badan indenpenden tersebut dapat mematuhi rencana
kebakaran
a. Perencanaan meliputi percegahan kebakaran melalui
pengurangan risiko kebakaran seperti penyimpangan dan

5
penanganan secara aman bahan mudah terbakar, termasuk gas
medic seperti oksigen serta melakukan assemen risiko
kebakaran setiap pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan bangunan/ fasilitas yang di huni pasien cara, deteksi
dini kebakaran dan asap, meredahkan kebakaran dan
pengendalian asap, dan jalur evakuasi aman dari fasilitas sebagai
respon terhadap kedaruratan akibat kebakaran atau bukan
kebakaran antara lain
b. Rumah sakit secara teratur melakukan uji coba rencana
pengamanan kebakaran dan asap meliputi setiap peralatan yang
terkait untuk deteksi dini dan penghentian, mendokumentasikan
hasilnya antara lain
1) Sistem deteksi kebakaran dan pemadaman diinspeksi dan diuji
coba serta dipelihara yang frekuensinya di tetapkan sesuai
ketentuan.
2) Rumah sakit menugaskan staf dilatih untuk berpartisifasi
dalam pengamanan kebakaran dan asap.
3) Semua staf berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali
dalam rencana pengamanan kebakaran dan asap
4) Staf dapat memerangkan cara membawa pasien ke tempat
aman
5) Rumah sakit melakukan pemeriksaan, uji coba dan
pemeliharaan peralatan serta sistem di dokumentasikan
c. Rumah sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan
larangan merokok, yang :
1) Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, dan pengunjung serta
staf
2) Melarang merokok di lingkungan rumah sakit kecuali bagi
pasien yang karena medis atau psikiatri dapat mengizinkan
pasien merokok yang hanya dapat merokok di tempat yang
ditentukan, jauh dari pasien lainnya
3) Prosedur tersebut telah diimplementasikan
8. Rumah sakit merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsinya/laik pakainya peralatan yang ada di rumah sakit
antara lain :
a. Melakukan rencana program pengadaan dan pemeliharaan
peralatan medis dengan cara antara lain :
1) Melakukan daftar inventaris peralatan medis
2) melakukan data hasil monitoring dikumpulkan dan
dokumentasikan sehingga data monitoring tesebut dapat
digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan.
3) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
4) Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya
5) Melakukan pemeliharaan preventif
b. Rumah sakit mempunyai sistem penarikan alat kembali
produk/ peralatan dengan tujuan bahwa rumah sakit
mempunyai proses identifikasi, penarikan dan pengembalian
atau pemusnahan dan peralatan medis yang ditarik oleh pabrik
yaitu :
1) Adanya sistem penarikan kembali produk/ peralatan di
Rumah sakit yang dilakukan oleh Ka instalasi rumah
tangga.
2) Adanya prosedur yang mengatur penggunaan setiap produk
dan peralatan yang dalam proses penarikan kembali
3) Kebijakan tersebut dapat diimplementasikan
9. Air minum dan listrik 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melalui
sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan utama asuhan
pasien sehingga tujuan dalam asuhan pasien yang berada di
rumah sakit baik yang rutin maupun urgen, tersedia 24 jam, setiap
hari dalam seminggu
a. Rumah sakit harus memiliki proses emergensi untuk penghuni
rumah sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik maka untuk
menghadapi keadaan emergensi tersebut antara lain :
1) Mengidentifikasi area yang berisiko tinggi bila terjadi
gangguan listrik atau air minum terkontaminasi atau
terganggu,
2) Melakukan assemen dan meminimasilasi risiko dari
kegagalan sistem pendukung di tempat- tempat tersebut.
3) Melakukan sumber darurat listrik dan air bersih alternative
dalam keadaan emergensi

7
b. Rumah sakit melakukan uji coba sistem emergensi dari air
minum dan listrik secara teratur sesuai dengan sistem
1) Melakukan uji coba sumber air minum alternative
sekurangnya setahun sekali atau lebih sering bila
diharuskan oleh kondisi sumber air
2) Melakukan dokumentasi hasil uji coba tersebut
3) Melakukan uji coba sumber listrik alternative sekurang
kurangnya setahun sekali atau lebih sering bila diharuskan
oelh kondisi sumber listrik
4) Melakukan dokumentasi hasil uji coba listrik
10. Rumah sakit melalukan identifikasikan sistem pendukung, gas
medis, ventilisasi dan sistem kunci secara teratur diperiksa, diuji
coba, dipelihara dan di tingkatkan bila perlu
a. Menugaskan petugas untuk memonitoring mutu air secara
teratur tentang
1) Kualitas air dimonitoring secara teratur
2) Air yang digunakan untuk hemodialisi di periksa secara
teratur tetapi untuk sementara tidak dapat dilakukan
dikarena tidak ada ruangan hemodialisa
b. Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring program
manajemen utility/pendukung data tersebut digunakan untuk
merencanakan kebutuhan jangka panjang atau tindak lanjut
dari pemantauan tersebut
11. Rumah sakit melakukan pendidikan dan pelatihan pengunjung,
pekerja kontak dan lainnya yang diidentifikasi di rumah sakit
serta staf yang bekerja dalam beberapa shift yang mengetahui
tentang peran mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan yang
aman dan efektif
a. Staf rumah sakit diberikan pelatihan dan pengetahuan
tentang peran mereka dalam rencana rumah sakit untuk
pengamanan kebakaran, keamanan, bahan berbahaya dan
kedaruratan sehingga :
1) Staf dapat menjelaskan atau memperagakan peran
mereka dalam menghadapi kebakaran
2) Staf dapat menjelaskan atau memperagakan tindakan
untuk menghilangkan, mengurangi/meminimalisir atau
melaporkan tentang keselamatan, keamanan dan risiko
lainnya
3) Staf dapat menjelaskan atau memperagakan tindakan,
kewaspadaan, prosedur dan partisifasi dalam
penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah gas
medis, bahan dan limbah berbahaya dan yang berkaitan
dengan kedaruratan.
4) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur
dan peran mereka dalam penanganan kedaruratan dan
bencana internal atau ekternal
b. Staf rumah sakit terlatih untuk mengoperasikan dan
memelihara peralatan medis dan sistem utility sesuai
ketentuan pekerjaanya
c. Secara berkala rumah sakit melakukan tes pengetahuan staf
peragaan, simulasi dan metode lain yang cocok yaitu
1) Pengetahuan staf dites berdasarkan perannya dalam
memelihara fasilitas yang aman dan efektif
2) Pelatihan dan testing staf didokumentasikan dengan
mencatat siapa yang telatih dan dites serta hasilnya

Ditetapkan di Bobong
Pada tanggal 27 Agustus 2023

DIREKTUR

drg. Cecelia Octavia Mbotengu


NIP. 198710122019032014

Anda mungkin juga menyukai