DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAGITA
Jalan Pusat KTM Desa Urai Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara
Kode Pos 38361
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAGITA
Nomor : /SKDIR/RSUD.LAGITA/ /2022
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Ketahun
Pada tanggal 2022
Direktur RSUD Lagita
dr.Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006
Lampiran 1 : Keputusan Direktur RSUD Lagita
Kabupaten Bengkulu Utara
Nomor : Tahun 2022
Tanggal : 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal
165: “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit termasuk
ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
bekerja di Rumah Sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit.
Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah Sakit yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik
dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para Karyawan di Rumah Sakit, pasien maupun
para pengunjung yang ada di lingkungan Rumah Sakit.
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain. Di Australia, diantara 813
Perawat, 87% pernah low back pain, prevalensi 42% dan di AS, insiden cedera
musculoskeletal 4.62/100 Perawat per tahun. Khusus di Indonesia, data penelitian
sehubungan dengan bahaya-bahaya di Rumah Sakit belum tergambar dengan jelas,
namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para Petugas di Rumah Sakit
sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada.
Di Indonesia, data Instalasi Bedah Sentral RSUD di Jakarta pada tahun 2006
menyebutkan bahwa gaya berat yang ditanggung pekerja rata-rata lebih dari 20 kg.
Keluhan subjektif low back pain didapat pada 83.3% pekerja dengan rata-rata usia
terbanyak 30–49 tahun.
Gun (1983) juga menyatakan bahwa insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi
pada Petugas Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua kategori (jenis
kelamin, ras, umur dan status pekerjaan). Pekerja Rumah Sakit berisiko 1,5 kali lebih
besar dari golongan pekerja lain. Probabilitas penularan HIV setelah luka tusuk jarum
suntik yang terkontaminasi HIV 4 : 1000. Risiko penularan HBV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27 – 37 : 100. Risiko penularan HCV setelah
luka tusuk jarum suntik yang mengandung HCV 3 – 10 : 100.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut
untuk melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan
secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari.Agar
penyelenggaraan K3RS lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah Panduan
manajemen K3 di Rumah Sakit, baik bagi pengelola maupun Karyawan Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk Sumber
Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah sakit
sehingga proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan.
2) Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit.
3) Meningkatkan citra Rumah Sakit.
b. Bagi Karyawan Rumah Sakit
1) Melindungi Karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
2) Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
c. Bagi pasien dan pengunjung :
1) Mutu layanan yang baik.
2) Kepuasan pasien dan pengunjung.
C. Ruang Lingkup
1. Karyawan Rumah Sakit.
2. Pasien.
3. Pengunjung.
4. Masyarakat sekitar Rumah Sakit.
BAB II
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
A. Definisi
1. Kesehatan Kerja Menurut WHO/ILO (1995)
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.
5 PSIKOSOSIAL:
Sering kontak
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
b. Penilaian Faktor Risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan.
c. Pengendalian Faktor Risiko
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan
bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat
risikonya lebih rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), administrasi dan alat
pelindung pribadi (APP).
2. Membuat Peraturan
Rumah Sakit Umum Daerah Lagita membuat, menetapkan dan melaksanakan
Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan
ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SPO ini dievaluasi, diperbaharui dan
dikomunikasikan serta disosialisasikan kepada Karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tujuan dan Sasaran
Rumah Sakit mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya
potensial dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART).
4. Indikator Kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3RS.
5. Program K3
Rumah Sakit Umum Daerah Lagita menetapkan dan melaksanakan program
K3RS. Untuk mencapai sasaran, dilakukan monitoring, evaluasi serta pencatatan dan
pelaporan pencapaian program.
C. Pelaksanaan
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit
Umum Daerah Lagita dilaksanakan secara terintegrasi ke dalam Unit masing-masing
D. Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Untuk memudahkan penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit, perlu langkah-langkah
penerapannya berupa:
Kebijakan
K3
Peningkatan
Berkelanjutan
Tinjauan
Ulang
Perencana
an
Pengendali Pelaksana
an an
1. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 ke semua Karyawan Rumah Sakit.
b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok di
dalam organisasi Rumah Sakit. Fungsinya memproses individu dengan perilaku
tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya
sebagai produk akhir dari pelatihan.
c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya:
1) Pemeriksaan kesehatan Petugas (calon Karyawan, berkala dan khusus).
2) Penyediaan Alat Pelindung Diri dan keselamatan kerja.
3) Penyiapan panduan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat.
4) Penempatan Karyawan pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan.
5) Pengobatan Karyawan yang menderita sakit.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada.
2. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di Rumah Sakit adalah salah satu
fungsi manajemen K3RS yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai sampai sejauh mana proses kegiatan K3RS itu berjalan dan
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3RS
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan Rumah
Sakit
1) Pencatatan dan pelaporan K3.
2) Pencatatan semua kegiatan K3.
3) Pencatatan dan pelaporan KAK.
4) Pencatatan dan pelaporan PAK.
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara
umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di Rumah Sakit dilakukan
secara berkala, terutama oleh bidang terkait sehingga kejadian PAK dan KAK
dapat dicegah sedini mungkin.
c. Melaksanakan audit K3
Tujuan audit K3
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan.
2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan.
3) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko yang direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara berkesinambungan
untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan
K3.
E. Program K3RS Rumah Sakit Umum Daerah Lagita
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta
meningkatkan produktivitas Sumber Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit,
melindungi pasien, pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan
sekitar Rumah Sakit.
Program Kerja K3RS Rumah Sakit Umum Daerah Lagita sebagai berikut:
N PROGRAM/KEGIATAN PELAKSANA
O (UNIT/BIDANG)
1 Pembudayaan Perilaku K3RS
a. Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran
Rumah Sakit, baik bagi Karyawan Rumah Sakit,
pasien maupun pengunjung/pengantar pasien.
BAGIAN SDM DAN
b. Penyebaran media komunikasi, informasi, edukasi
UMUM
(KIE) melalui leaflet, poster dan lain-lain.
c. Promosi K3 pada setiap Karyawan yang bekerja
di setiap Unit Kerja dan kepada pasien serta
pengunjung/pengantar pasien.
2 Pengembangan Karyawan K3
a. Pelatihan internal Rumah Sakit.
b. Pengiriman Karyawan untuk mengikuti BAGIAN SDM DAN
pendidikan formal/pelatihan UMUM
lanjutan/seminar/workshop yang berkaitan dengan
K3RS.
3 Pengembangan Standar Prosedur Operasional
a. Penyusunan Panduan Pelaksanaan Tanggap
Darurat di Rumah Sakit.
BAB IV
PENUTUP
Demikian Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di Rumah
Sakit Umum Daerah Lagita ini disusun untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Ketahun
Pada tanggal 2022
Direktur RSUD Lagita
dr.Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006