Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAGITA
Jalan Pusat KTM Desa Urai Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara
Kode Pos 38361

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAGITA
Nomor : /SKDIR/RSUD.LAGITA/ /2022

TENTANG

PANDUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN STAF


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAGITA
KABUPATEN BENGKULU UTARA

Menimbang : a. bahwa dengan semakin bertambah majunya ilmu pengetahuan dan


tehnologi dalam bidang kesehatan, maka rumah sakit perlu
mengantisipasi hal tersebut melalui meningkatan mutu pelayanan
dan profesionalisme pelayanan kesehatan yaitu panduan program
Kesehatan dan keselamatan staf;
b. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, maka
perlu menetapkan kebijakan tentang pelayanan program Kesehatan
dan keselamatan staf di rumah sakit sebagai pedoman bagi pegawai
dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat yang ditetapkan
dalam keputusan direktur;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a
dan huruf b, maka dipandang perlu panduan bantuan hidup dasar di
lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Lagita yang ditetapkan dengan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Lagita;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437); Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintah
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4262);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan ; KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


LAGITA TENTANG PANDUAN PROGRAM KESEHATAN
DAN KESELAMATAN STAF DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAGITA
KESATU : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya dengan
penuh dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya
masing – masing. Sehingga tercipta kondisi yang diharapkan yaitu
pelayanan yang optimal oleh staf di Rumah Sakit Umum Daerah
Lagita.
KEDUA : Pemberlakuan panduan program Kesehatan dan keselamatan staf
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Ketahun
Pada tanggal 2022
Direktur RSUD Lagita

dr.Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006
Lampiran 1 : Keputusan Direktur RSUD Lagita
Kabupaten Bengkulu Utara
Nomor : Tahun 2022
Tanggal : 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal
165: “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit termasuk
ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
bekerja di Rumah Sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit.
Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah Sakit yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik
dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para Karyawan di Rumah Sakit, pasien maupun
para pengunjung yang ada di lingkungan Rumah Sakit.
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain. Di Australia, diantara 813
Perawat, 87% pernah low back pain, prevalensi 42% dan di AS, insiden cedera
musculoskeletal 4.62/100 Perawat per tahun. Khusus di Indonesia, data penelitian
sehubungan dengan bahaya-bahaya di Rumah Sakit belum tergambar dengan jelas,
namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para Petugas di Rumah Sakit
sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada.
Di Indonesia, data Instalasi Bedah Sentral RSUD di Jakarta pada tahun 2006
menyebutkan bahwa gaya berat yang ditanggung pekerja rata-rata lebih dari 20 kg.
Keluhan subjektif low back pain didapat pada 83.3% pekerja dengan rata-rata usia
terbanyak 30–49 tahun.
Gun (1983) juga menyatakan bahwa insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi
pada Petugas Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua kategori (jenis
kelamin, ras, umur dan status pekerjaan). Pekerja Rumah Sakit berisiko 1,5 kali lebih
besar dari golongan pekerja lain. Probabilitas penularan HIV setelah luka tusuk jarum
suntik yang terkontaminasi HIV 4 : 1000. Risiko penularan HBV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27 – 37 : 100. Risiko penularan HCV setelah
luka tusuk jarum suntik yang mengandung HCV 3 – 10 : 100.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut
untuk melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan
secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari.Agar
penyelenggaraan K3RS lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah Panduan
manajemen K3 di Rumah Sakit, baik bagi pengelola maupun Karyawan Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk Sumber
Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah sakit
sehingga proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan.
2) Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit.
3) Meningkatkan citra Rumah Sakit.
b. Bagi Karyawan Rumah Sakit
1) Melindungi Karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
2) Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
c. Bagi pasien dan pengunjung :
1) Mutu layanan yang baik.
2) Kepuasan pasien dan pengunjung.
C. Ruang Lingkup
1. Karyawan Rumah Sakit.
2. Pasien.
3. Pengunjung.
4. Masyarakat sekitar Rumah Sakit.

BAB II
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT

A. Definisi
1. Kesehatan Kerja Menurut WHO/ILO (1995)
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

3. Manajemen K3 Rumah Sakit


Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di Rumah Sakit.
4. Konsep Dasar K3 Rumah Sakit
Upaya terpadu seluruh Karyawan Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang
sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja Rumah Sakit yang sehat, aman
dan nyaman baik bagi Karyawan, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit.
B. Upaya K3 di RS
Upaya K3 di Rumah Sakit menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat kerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultan dari tiga komponen K3 yaitu:
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun
non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh
kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.
3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
C. Bahaya Potensial di Rumah Sakit
potensial di Rumah Sakit dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
yaitu disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri dan jamur), faktor kimia
(antiseptik, reagent, gas anestesi), faktor ergonomi (lingkungan kerja, cara kerja dan
posisi kerja yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi),
faktor psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan sesama Karyawan/Atasan).
Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di Rumah Sakit, diantaranya adalah
mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko
hukum/keamanan.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di Rumah Sakit, umumnya berkaitan dengan faktor
biologi (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan
dalam dosis kecil namun terus-menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestasi pada
hati, faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah), faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus-menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi pada sistem
reproduksi, radiasi pada sistem produksi darah), faktor psikologis (ketegangan di kamar
bedah, penerimaan pasien, gawat darurat dan lain-lain).
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk
menentukan tingkat risiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya KAK dan
PAK.
Bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit dapat dikelompokkan seperti dalam tabel
berikut:
Bahaya Fisik Diantaranya: radiasi pengion, radiasi non-pengion, suhu
panas, suhu dingin, bising, getaran, pencahayaan.
Bahaya Kimia Diantaranya: ethylene oxide, formaldehyde, glutaraldehyde,
ether, halothane, etrane, mercury, chlorine.
Bahaya Biologi Diantaranya: Virus (misal: Hepatitis B, Hepatitis C, Influenza,
HIV), Bakteri (misal: S.Saphrophyticus, Bacillus sp.,
Parionibacterium sp., H.Influenzae, S.Pneumoniae,
N.Meningitidis, B.Streptococcus, Pseudomonas), Jamur
(misal: Candida) dan Parasit (misal: S.Scabiei).
Bahaya Ergonomi Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis, angkat-
angkut pasien, membungkuk, menarik, mendorong.
Bahaya Psikososial Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan kerja,
post traumatic.
Bahaya Mekanik Diantaranya terjepit, terpotong, terpukul, tergulung, tersayat,
tertusuk benda tajam.
Bahaya Listrik Diantaranya sengatan listrik, hubungan arus pendek,
kebakaran, petir, listrik statis.
Kecelakaan Diantaranya kecelakaan benda tajam.
Limbah Rumah Diantaranya limbah medis (jarum suntik, vial obat, nanah,
Sakit darah) limbah non medis, limbah cairan tubuh manusia (misal:
droplet, liur, sputum).

D. Respon Kegawatdaruratan di Rumah Sakit


Kegawatdaruratan dapat terjadi di Rumah Sakit. Kegawatdaruratan merupakan suatu
kejadian yang dapat menimbulkan kematian atau luka serius bagi pekerja, pengunjung
ataupun masyarakat atau dapat menutup kegiatan usaha, mengganggu operasi,
menyebabkan kerusakan fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra Rumah
Sakit. Rumah Sakit mutlak memerlukan Sistem Tanggap Darurat sebagai bagian dari
Manajemen K3 Rumah Sakit.
BAB III
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT
(K3RS)

A. Komitmen dan Kebijakan


Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh Karyawan Rumah Sakit. Manajemen Rumah
Sakit mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan
dan sarana untuk terlaksananya program K3 di Rumah Sakit.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3RS, perlu disusun strategi antara lain:
1. Advokasi sosialisasi program K3RS.
2. Menetapkan tujuan yang jelas.
3. Sumber daya yang harus didukung oleh manajemen.
4. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif.
5.
6. Membuat program kerja K3RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahan.
7. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.
B. Perencanaan
Rumah Sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan
penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Perencanaan meliputi:
1. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Faktor Risiko
a. Identifikasi Sumber Bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan:
1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
2) Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk
menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Daerah
Lagita, meliputi:
NO BAHAYA LOKASI PEKERJA YANG PALING
POTENSIAL BERISIKO
1 FISIK: Laundry, dapur, CSSD, Karyawan yang bekerja di
Bising genset lokasi tersebut

Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, Cleaning Service dan


peralatan yang lain-lain.
Debu menghasilkan getaran
Genset, bengkel kerja, Petugas Sanitasi, Petugas
gudang Rekam Medis UPSRS dan Rekam Medis

Panas CSSD, dapur, Laundry, Petugas CSSD, Petugas Dapur,


genset Petugas Laundry, Petugas
Sanitasi dan UPSRS
Radiasi Radiologi Radiografer
2 KIMIA: Semua area Petugas Kebersihan, Perawat
Desinfektan
Cytotoxics Farmasi, tempat Petugas Farmasi, Perawat,
pembuangan limbah, Petugas Kebersihan
Ethylene oxide Kamar Operasi Dokter, Perawat

Formaldehyde Laboratorium, gudang Petugas Laboratorium dan


Farmasi Farmasi
Solvents Laboratorium, bengkel Teknisi, Petugas Laboratorium,
kerja, semua area di Petugas Pembersih
Rumah Sakit

Gas-gas anestesi OK, ruang pemulihan Perawat, Dokter Operator,


(RR) Dokter/Perawat Anestesi

3 BIOLOGIK: UGD, Kamar Operasi, Dokter, Perawat, Petugas


AIDS, Kamar Bersalin, Ruang Laboratorium, Petugas Sanitasi
Hepatitis B dan Rawatan, Laboratorium, dan Laundry
Non A- Non B Laundry
Cytomegaloviru Ruang Kebidanan, Perawat, Dokter yang bekerja
s Ruang Anak di bagian Ibu dan Anak

Rubella Ruang Ibu dan Anak Dokter dan Perawat


Tuberculosis Bangsal, Laboratorium, Perawat, Petugas Laboratorium
Ruang Isolasi
4 ERGONOMIK: Area pasien dan tempat Petugas yang menangani
Pekerjaan yang penyimpanan barang pasien dan barang
dilakukan secara (gudang)
manual
Postur yang Semua area Semua Karyawan
salah dalam
melakukan
pekerjaan

Pekerjaan yang Semua area Petugas Pembersih, Sopir,


berulang Operator Komputer, yang
berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis

5 PSIKOSOSIAL:
Sering kontak
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
b. Penilaian Faktor Risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan.
c. Pengendalian Faktor Risiko
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan
bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat
risikonya lebih rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), administrasi dan alat
pelindung pribadi (APP).
2. Membuat Peraturan
Rumah Sakit Umum Daerah Lagita membuat, menetapkan dan melaksanakan
Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan
ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SPO ini dievaluasi, diperbaharui dan
dikomunikasikan serta disosialisasikan kepada Karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tujuan dan Sasaran
Rumah Sakit mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya
potensial dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART).
4. Indikator Kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3RS.
5. Program K3
Rumah Sakit Umum Daerah Lagita menetapkan dan melaksanakan program
K3RS. Untuk mencapai sasaran, dilakukan monitoring, evaluasi serta pencatatan dan
pelaporan pencapaian program.
C. Pelaksanaan
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit
Umum Daerah Lagita dilaksanakan secara terintegrasi ke dalam Unit masing-masing
D. Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Untuk memudahkan penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit, perlu langkah-langkah
penerapannya berupa:

Kebijakan
K3

Peningkatan
Berkelanjutan

Tinjauan
Ulang
Perencana
an

Pengendali Pelaksana
an an
1. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 ke semua Karyawan Rumah Sakit.
b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok di
dalam organisasi Rumah Sakit. Fungsinya memproses individu dengan perilaku
tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya
sebagai produk akhir dari pelatihan.
c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya:
1) Pemeriksaan kesehatan Petugas (calon Karyawan, berkala dan khusus).
2) Penyediaan Alat Pelindung Diri dan keselamatan kerja.
3) Penyiapan panduan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat.
4) Penempatan Karyawan pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan.
5) Pengobatan Karyawan yang menderita sakit.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada.
2. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di Rumah Sakit adalah salah satu
fungsi manajemen K3RS yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai sampai sejauh mana proses kegiatan K3RS itu berjalan dan
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3RS
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan Rumah
Sakit
1) Pencatatan dan pelaporan K3.
2) Pencatatan semua kegiatan K3.
3) Pencatatan dan pelaporan KAK.
4) Pencatatan dan pelaporan PAK.
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara
umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di Rumah Sakit dilakukan
secara berkala, terutama oleh bidang terkait sehingga kejadian PAK dan KAK
dapat dicegah sedini mungkin.
c. Melaksanakan audit K3
Tujuan audit K3
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan.
2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan.
3) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko yang direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara berkesinambungan
untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan
K3.
E. Program K3RS Rumah Sakit Umum Daerah Lagita
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta
meningkatkan produktivitas Sumber Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit,
melindungi pasien, pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan
sekitar Rumah Sakit.
Program Kerja K3RS Rumah Sakit Umum Daerah Lagita sebagai berikut:
N PROGRAM/KEGIATAN PELAKSANA
O (UNIT/BIDANG)
1 Pembudayaan Perilaku K3RS
a. Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran
Rumah Sakit, baik bagi Karyawan Rumah Sakit,
pasien maupun pengunjung/pengantar pasien.
BAGIAN SDM DAN
b. Penyebaran media komunikasi, informasi, edukasi
UMUM
(KIE) melalui leaflet, poster dan lain-lain.
c. Promosi K3 pada setiap Karyawan yang bekerja
di setiap Unit Kerja dan kepada pasien serta
pengunjung/pengantar pasien.
2 Pengembangan Karyawan K3
a. Pelatihan internal Rumah Sakit.
b. Pengiriman Karyawan untuk mengikuti BAGIAN SDM DAN
pendidikan formal/pelatihan UMUM
lanjutan/seminar/workshop yang berkaitan dengan
K3RS.
3 Pengembangan Standar Prosedur Operasional
a. Penyusunan Panduan Pelaksanaan Tanggap
Darurat di Rumah Sakit.

b. Penyusunan Petunjuk Teknis Pencegahan


Kecelakaan dan Penanggulangan Bencana.
c. Penyusunan Petunjuk Teknis Kontrol terhadap BAGIAN SDM DAN
Penyakit Infeksi. UMUM
d. Penyusunan SPO Angkat Angkut Pasien di
Rumah Sakit.
e. Penyusunan SPO Penanganan Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3).
f. Penyusunan SPO Kerja dan Peralatan di masing-
masing Unit Kerja Rumah Sakit.
4 Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan BAGIAN SDM DAN
Tempat Kerja
a. Mapping lingkungan tempat kerja yang dianggap
berisiko dan berbahaya, tempat kerja yang belum
melaksanakan program K3RS, tempat kerja yang
sudah melaksanakan program K3RS, tempat kerja
yang sudah melaksanakan dan UMUM
mendokumentasikan pelaksanaan program K3RS.
b. Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk through
dan observasi, wawancara Karyawan, survei dan
kuesioner, checklist dan evaluasi lingkungan
tempat kerja secara rinci).
5 Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus bagi seluruh
Karyawan Rumah Sakit.
b. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi Karyawan yang menderita sakit. BAGIAN SDM DAN
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental UMUM
(rohani) dan kemampuan fisik Karyawan.
d. Perlindungan spesifik dengan pemberian
imunisasi pada Karyawan yang bekerja pada area
yang berisiko dan berbahaya.
e. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan
kerja.
6 Pelayanan Keselamatan Kerja
a. Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan
keamanan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan di Rumah Sakit.
BAGIAN SDM DAN
b. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan
UMUM
keselamatan kerja di Rumah Sakit.
c. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana,
prasarana dan peralatan di Rumah Sakit.
d. Pengadaan peralatan K3RS.
7 Pengembangan program pemeliharaan, pengelolaan
limbah padat, cair dan gas
a. Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan BAGIAN SDM DAN
pengelolaan limbah padat, cair dan gas. UMUM
b. Pengelolaan limbah medis dan non medis.

8 Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya BAGIAN SDM DAN


a. Membuat kebijakan dan prosedur pengadaan,
penyimpanan dan penanggulangan bila terjadi
kontaminasi dengan acuan Lembar Data UMUM
Keselamatan Bahan (MSDS–Material Safety Data
Sheet).
9 Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat
a. Menyusun rencana tanggap darurat.
b. Pembentukan Tim Tanggap Darurat.
c. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan Petugas
tanggap darurat.
d. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiko dan
berbahaya serta membuat denahnya.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat.
f. Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan,
BAGIAN SDM DAN
upaya pencegahan dan pengendalian bencana pada
UMUM
tempat-tempat yang berisiko.
g. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar
untuk evakuasi apabila terjadi bencana.
h. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada
Karyawan di tempat-tempat yang berisiko.
i. Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh Karyawan.
j. Pembentukan sistem komunikasi internal dan
eksternal tanggap darurat.
k. Evaluasi sistem tanggap darurat.
10 Pengumpulan, Pengolahan, Dokumentasi Data dan BAGIAN SDM DAN
Pelaporan Kegiatan K3 UMUM
a. Menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan
serta penanggulangan kecelakaan kerja, PAK,
kebakaran dan bencana.
b. Pembuatan sistem pelaporan kejadian dan tindak
lanjutnya.
c. Pendokumentasian data:
- Data seluruh SDM Rumah Sakit.
- Data SDM Rumah Sakit yang sakit yang
dilayani.
- Data pemeriksaan kesehatan SDM Rumah
Sakit :
 Sebelum bekerja (Calon Karyawan)
 Berkala
 Khusus
- Cakupan MCU bagi SDM Rumah Sakit.
- Angka absensi SDM Rumah Sakit.
- Kasus penyakit umum pada SDM Rumah
Sakit.
- Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan
pekerja Rumah Sakit.
- Kasus penyakit akibat kerja (SDM Rumah
Sakit).
- Kasus diduga penyakit akibat kerja (SDM
Rumah Sakit).
- Kasus kecelakaan akibat kerja (SDM Rumah
Sakit).
- Kasus kebakaran/peledakaan akibat bahan
kimia.
- Data kejadian nyaris cedera (near miss) dan
celaka.
- Data sarana, prasarana dan peralatan
keselamatan kerja.
- Data perizinan.
- Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja.
- Data pelatihan dan sertifikasi.
- Data pembinaan dan pengawasan terhadap
kantin dan pengelolaan makanan di Rumah
Sakit (dapur).
- Data promosi kesehatan dan keselamatan kerja
bagi SDM di Rumah Sakit, pasien dan
pengunjung/pengantar pasien.
- Data Karyawan Rumah Sakit yang
berpendidikan formal kesehatan kerja dan
sudah dilatih Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dan sudah dilatih tentang Diagnosis PAK.
- Data kegiatan pemantauan APD (jenis, jumlah,
kondisi dan penggunaannya).
- Data kegiatan pemantauan kesehatan
lingkungan kerja dan pengendalian bahaya di
tempat kerja.
11 Review Program Tahunan BAGIAN SDM DAN
a. Melakukan internal audit K3 dengan UMUM
menggunakan instrumen self assessment akreditasi
Rumah Sakit.
b. Umpan balik SDM Rumah Sakit melalui
wawancara langsung, observasi singkat, survei
tertulis dan kuesioner, dan evaluasi ulang.
c. Analisis biaya terhadap SDM Rumah Sakit atas
kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
d. Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit.

F. Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan dan Pelaporan


1. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Umum Daerah
Lagita dilakukan melalui sistem berjenjang. Pembinaan dan pengawasan tertinggi
dilakukan oleh Direktur.
Pembinaan dapat dilaksanakan melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis dan
lain-lain. Pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan internal oleh Kepala
Bidang masing-masing.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis
dari masing-masing Unit Kerja Rumah Sakit dan kegiatan K3RS secara keseluruhan
yang dilakukan oleh Bidang, dikumpulkan dan dilaporkan oleh Kepala Bidang
kepada Direktur.
Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah menghimpun dan
menyediakan data dan informasi kegiatan K3, mendokumentasikan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan K3, mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus K3 dan
menyusun dan melaksanakan pelaporan kegiatan K3.
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah mencatat dan
melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3 yang tercakup di dalam :
a. Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
b. Kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan dan
tindak lanjutnya.

Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan untuk masing-masing aspek K3


dilaksanakan dengan membuat atau menggunakan formulir-formulir yang telah ada
atau yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pencatatan dan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan K3 dilakukan setiap waktu,
sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan K3 dilakukan setiap waktu, sesuai
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dan atau pada saat terjadi
kejadian/kasus (tidak terjadwal).
Pelaporan terdiri dari:
a. Pelaporan berkala (bulanan, semester, tahunan).
b. Pelaporan sesaat/insidentil yaitu pelaporan yang dilakukan sewaktu-waktu pada
saat kejadian atau terjadi kasus yang berkaitan dengan K3.
Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil apapun yang berkaitan dengan
K3, wajib dicatat dan dilaporkan secara tepat waktu kepada Kepala Bidang terkait
untuk diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit.

BAB IV
PENUTUP

Demikian Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di Rumah
Sakit Umum Daerah Lagita ini disusun untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Ketahun
Pada tanggal 2022
Direktur RSUD Lagita

dr.Normala Tarigan
NIP. 197803082010012006

Anda mungkin juga menyukai