TENTANG
Menetapkan :
KESATU Mengesahkan dan memberlakuan Pedoman Pelayanan
Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Muntilan Kabupaten Magelang ;
KEDUA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau
kekurangan akan diadakan perbaikan dan perubahan
sebagaimana mestinya;
DAF'1'AR ISI .
Bab J PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 LATAR BELAK.ANG . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 TUJUAN.................................................................................... 1
A. TUJUAN UMUM.... .. .. . . . 1
B. TUJUAN KHUSUS . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 RUANG LINGKUP........................ .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 BATASAN OPERASIONAL........................................................... 3
1.5 LANDASAN HUKUM.................................................................. 8
BAB II STANDAR KETENAGAAN 10
2.1 KLASIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.......................................... 10
2.2 SDISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN LING KUN GAN........................ 10
2.3 PENGATURAN JAGA.................................................................. ..... 11
BAB Ill STANDARFASILITAS......................................................................... 12
3.1 DENAH RUANG INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN 12
3.2 STANDAR FASILITAS...................................................................... 13
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . 14
A. Penyelenggaraan Penyehatan Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . .
14
B. Penyelenggaraan Penyehatan Udara......................... .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 17
C. Penyelenggaraan penyehatan Tarrah............................................ ... 19
D. Penyelenggaraan, Penyebatan Pangan Siap Saji............................. .. 20
E. Penyelenggaraan Penyehatan Saran.a dan Bangunan...................... 25
F. Penyelenggaraan Pengamanan Limbah dan Radiasi........................ 27
G. Penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit.................................................................................. 56
H. Penyelenggaraan Pengawasan Linen(laundry) 56
I. Penyelenggaran Proses Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan
Sterilisasi.................... 60
J. Penyelenggaraan Pengawasan Kegiatan Kontstruksi/ Renovasi .
Bangunan Rumah Sakit............................................................. .... 63
K. Penyelenggaraan Pengawasan Rumah Sakit Ramah Lingkungan..... 67
BAB V LOGISTIK........................................................................................ 69
BAB VI URAIANJABATAN . . . . . .. . .. . . . . . . . .. . . . . ... . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
.BAB
. ... . . VIl
. . . . .KESELAMATANPASIEN
... .. . .. . .. . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 73
..BAB
. . . . .VITI
. . . . .PENGENDALIANMUTU................. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 75
. . . . . . .8.1
. PENDAHULUAN 75
8.2 LATAR BELAJ{ANG.................................................................... 75
8.3 TUJUAN................. ... . . . . . .. . .. . . . .. . .. ... . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . .. .. .. . . . . . . . . . 75
.. . . .. .. .. . .
8.4 KEGIATANPOKOK,RINCIAN KEG1ATAN, DAN CARA MELAKSANAKAN
l{EGlATAN.................................................................................. 76
8.5 SASARAN................................................................................... 78
8.6 JADWAL.................................................................................... 80
8.7 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.................... 87
BAB lX PENUTUP ,. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 88
.. . . . . . . . . ..
11
BABI
PENDAHULUAN
Tujuan dari buk:u pedoman ini adalah sebagai acuan dalam rnenjalankan
kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit sebagai upaya meningkatkan
mutu lingkungan rumah sakit yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan
kesehatan di RS.
1
TUJUAN KHUSUS
2
1.4. BATASAN OPERASIONAL
3
4. Fasilitas Sanitasi Ruangan Rumah Sakit
5
Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan potensi penularan
penyak:i t bagi pasien, staf dan pengguna linen lainnya.
7
1.5 LANDASANHUKUM
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbab
B3
4. Keputusan Menteri. Lingkungan Hidup No.58/Meu LH/ 12/ 1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MenLH/ 11/ 1996
tentang Pengukuran, Perhitungan dan Evaluasi Tingkat Kebisingan
Lingkungan;
6. No.1335/Menkes/SK/ 2002 tentang Standar Operasional Pengambilan dan
Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907 /Menkes/
SK/V /2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum;
8. Peratu.ran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019
tentang KesehatanLingkungan Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.P-56 tahun
2015 tentang Tat.a Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Lim.bah
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 1335/Menkes/SK/2002
tentang Standar Operasional Pengambilan dan Pengukuran Sampel
Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit;
11. Keputusan. Menteri Keseha.tan Republik Indonesia No. 907 /Menkes/
SK/V /2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Udara
Ruangan Rumah Saki t;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087 /Menkes/
SK/VllT/2010 ten tang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rum ah Saki t;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor432/Menkes/IV I
2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/Menkes/
SK/III/ 2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya;
8
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Baku Mutu Air Lim bah
9
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Lingkungan
3 Sanitarian DIV Diklat Jabfung 1
Lingkungan
4 Pramu SLTP/SLTA 8
Kebersiban
10
Pe1aksana Kebersihan
5 Purwanto SLTA Lingkungan dan
Pertamanan
Pelaksana Kebersihan
6 Su wan to STM Lingkungan dan
Pertamanan
Pelaksana Kebersihan
7 Widodo SLTP Lingkungan dan
Pertamanan
Pelaksana
8 Suro to STM
Pemeliharaan Gedung
Pelaksana
9 Surahman SLTP
Perneliharaan Gedung
Pelaksana Pengelolaan
10 Siswanto STM
Lirnbah Cair
Pelaksana Pengelolaan
11 M. Ridwan STM Limbah Padat Infeksius
&B3
11
BABIIl
STANDAR FASILITAS
Ruang
~I Ruangrapat
kantor
0 KM
Tangga
Lantai 2
GUOANGB3
Ruangta gga
pelaksana Lantai 1
ruang
ganti -.
Ruang
Lemari
12
3.2 STANDAR FASILITAS
3.2.1 Fasilitas ruangan
a) Ruangan Instalasi rneliputi :
• Ruang kepala instalasi
• Ruang staf
• Ruang pertemuan
• Laboratorium lingkungan
• GudangLogistik sanitasi
• Gudang Peralatan Kesling
• Gudang 83
• Kamar mandi
3.2.2 Peralatan
l) Alat ukur suhu ruangan, yakni thermometer ruangan suhu
rendah
2) Alat ukur suhu air, yakni thermometerair
3) Alat ukur kelembaban ruangan, yaknihygrometer
4) Alat ukur kebisingan, yakni sound levelmeter
5) Alat ukur pencahayaan ruangan, yakni luxrneter
13
BAB IV
TATALAKSANAPELAYANAN
A. Penyelenggaraan PenyehatanAir
Penyehatan air adalah upaya penanganan kualitas dan kuantitas air di
rumah sakit yang terdiri dari air untuk keperluan higiene sanitasi, air
minum, dan air untuk pemakaian khusus agar dapat menunjang
kesinarnbungan pelayanan di rumah sakit. Untuk mencapai pemenuhan
standar baku mutu dan persyaratan kesehatan air dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka harus
dilakukan upaya sebagaiberikut:
1. Dilakukan kegiatan pengawasan kualitas air paling sedikitmelalui:
a. Surveilans dengan melaksanakan lnspeksi Kesehatan
Lingkungan terhadap sarana dan kualitas air minurn minimal 2
(dua) kali setahun dan terhadap sarana dan kualitas arr
keperluan higiene dan sanitasi minimal 1 (satu) kalisetahun.
b. Uji laboratorium dengan pengarnbilan, pengmman dan
pemeriksaan sampel air. Parameter wajib harus diperiksa secara
berkala sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan parameter
tambahan merupakan parameter yang wajib diperiksa hanya
bagi daerah yang mengindikasikan terdapat pencemaran kimia
yang berhubungan dengan parameter kimia tambahantersebut.
c. Melakukao analisis risiko terhadap basil inspeksi kesehatan
lingkungan dengan hasil pemeriksaanlaboratorium.
d. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitasair.
2. Melakukan pembersihan, pengurasan, pembilasan menggunakan
desinfektan dengan dosis yang disyaratkan pada tangki
penampungan air untuk keperluan higiene dan sanitasi dilakukan
setiap 6 (enam)bulan.
3. Kualitas air dilakukan pemeriksaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengambilan sampel air minum dilakukan pada air minum hasil
olahan unit/ alat pengolahan air yang diperuntukkan untuk
pasien dankaryawan.
b. Sampel air rninum juga diambil pada unit independen/penyewa
di rumah sakit sepertirestoran/kantin.
c. Pengambilan air untuk kegunaan higiene dan sanitasi dengan
pemeriksaan parameter mik.robiologi diutamakan dilakukan
pada lokasi yang merniliki risiko tinggi terjadinya pencemaran/
kontaminasi, meliputi: tangki utama, kamar operasi, ruang
intensif, UGD, ruang perinatology, karnar bersalin, ruang Iuka
bakar, dapur gizi, sterilisasi/CSSD, hernodialisa, laundry,
Iaboratorium, kantin/ restoran, poliklinikgigi.
d. Pengambilan air untuk kegunaan higiene dan sanitasi dengan
pemeriksaan parameter fisika-kimia dilakukan pada tangki
u tama, laundry, laboratorium, hernodialisa, farmasi, gizi, air
boiler.
e. Air untuk kegunaan khusus dan tanggap darurat rumah sakit
seperti air panas, cooling tower, pencucian mata (eye washer)
dan pencucian badan (body washery harus dilakukan
pemeriksaan bakteri Legionella spp setiap 1 (satu) kali setahun,
dan dilakukan pemeliharaan pembersihan fasilitas setiap
mmggu.
f. Sampel air dikirim dan diperik.sakan pada laboratorium yang
telah terakreditasi nasional.
g. Pengawasan secara eksternal kualitas air minum dan air untuk
keperluan higiene sanitasi di1akukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
h. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan
pemeriksaan kualitas air untuk pengukuran sisa kh1or
16
rumah sakit yang sumber air 'utamanya berasal dari air
tanah karena tidak tersedianya suplai/jaringan air
perusahaan daerah, maka sumber air cadangannya
adalahperu.sahaan suplier airbersih.
~ Mengajukan permohonan surat pernyataan dengan
manajemen perusahaan air rninum daerah atau pihak
suplier air kegunaan higiene dan sanitasi, yang berisi akan
memberikan prioritas pengiriman tangki air ke rumah
sakit.
C. Penyelenggaraan PenyehatanTanah
Penyelenggaraan penyehatan tanah dilakukan melalui pencegahan
penurunan kualitas tanah antara lain dengan menjaga kondisi tanah
dengan tidak mernbuang kontaminan limbah yang menyebabkan
kontaminasi biologi, kimia dan radioalrtivitas, seperti lindi, dan lumpur
fPALyang belum diolah dengan:
a Menjaga pengelolaan limbah sesuai dengan standar operasi balru,
19
pada saat pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan
penyimpanan.
b. Memastikan konstruksi IPAL dan jaringan pipa limbah cair tidak
bocor.
c Memastikan konstruksi TPS sampah domestik memenuhi syarat dan
TPS B3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Peralatan masak
a. Peralatan masak terbuat dari bahan dan desain alat yang
mudah dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun ke
dalam bahan pangan (foodgrade).
b. Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh
dicampur.
20
c. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau
garam-gararn yang lazim dijumpai dalam pangan.
d. Peralatan masak seperti talenan dan pisau dibedakan untuk
pangan mentah dan pangan siap saji.
e. Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya
didesinfeksi dan dikeringkan.
f. Peralatan yang sudah bersih ha.rus disimpan dalam keadaan
kering dan disirnpan pada rak terlindung dari vektor.
3. Penjamah Pangan
a. Harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
b. Secara berkala minimal 2 (dua) kali setahun diperiksa kesehatannya
oleh dokter yang berwenang.
c. Ha.rus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan pangan dapur.
d. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja.
4. Kualitas Pangan
a. Pemilihan Bahan Pangan
1) Pembelian bahan sebaiknya di tempat yang resmi dan
berkuali tas baik.
~ Bahan pangan sebelum dilakukan pengolahan, dilakukan
pemilihan (screening) untuk menjarnin mutu pangan.
~ Bahan pangan kemasan (terolah) harus mempunyai label dan
merek serta dalam keadaan baik.
4) Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti bahan
pewama, pengawet, dan pemanis buatan dalam pengolahan
pangan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang•
undangan yang mengatur mengenai penggunaan bahan
tambahan pangan.
21
tinggi.
~ Bahan pangan tidak diletakkan dibawah saluran/pipa air (air
bersih maupun air Iimbah] untuk menghindari terkena bocoran.
4} Tidak ada drainase disekitar gudang pangan.
~ Semua bahan pangan hendaknya disimpan pada rak-rak
dengan ketinggian atau jarak rak terbawah kurang lebih 30 cm
dari lantai, 15 cm dari dinding dan 50 cm dari atap atau langit•
langit bangunan.
~ Suhu gudang bahan pangan kering dan kaleng dijaga kurang
dari 25 °C sampai dengan suhu ruang yang aman.
7) Gudang harus dibangun dengan desain konstruksi anti tikus
dan serangga.
~ Penempatan bahan pangan barus rapi dan ditata tidak padat
untuk menjaga sirkulasi udara.
~ Bahan pangan basah disimpan pada suhu yang aman sesuai
jenis seperti buah, sayuran dan minurnan, disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) l0°C s/d -15°C, bahan pangan
berprotein yang akan segera diolah kembali clisimpan pada
suhu penyimpanan dingin (chilling) 4°C s/d 1 0 °C, bahan
pangan berprotein yang mudah rusak un tuk jangka waktu
sampai 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali
(freezing) dengan suhu 0°C s/d - 4°C, dan bahan pangan
berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang dari 24 jam
disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 0 °C.
1q Perlu dilalrukan pemeriksaan terhadap fungsi lemari pendingin
(kulkas / freezer) secara
berkala.
11) Pangan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus
tertutup.
~ Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO) yaitu yang
disimpan Jebih dahulu digunakan dahulu dan First Expired
First Out (FEFO) yaitu yang memiliki masa kadaluarsa lebih
pendek lebih dahulu digunakan agar tidak ada pangan yang
busuk.
l~ Penyimpanan bahan pangan jadi dilakukan monitoring dan
23
1) Internal:
25
pengawas ataupun perawat maka dilakukan pembersihan
tambahan sehingga kebersihan di ruangan Operating Theatre
tetap terjaga. Petugas kebersihan di area Operating Theatre
bersifat khusus menggunakan seragam warna putih dan selalu
ada di dalam area Operating Theatre selarna 24 jam penuh yang
terbagi dalam 3shift.
2. Kebisingan ruangan rumahsakit
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedernikian rupa
sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang
terhindar darikebisingan.
26
yang sesuai, a tau dapat dilakukan oleh alat ukur dari
laboratorium Iuar yang telah memiliki Akreditasi Nasional
(KAN).
27
aktivitas pasien, pengunjung dankaryawan.
• Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadabnya
melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/ 3 bagian kantong
sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya
tidak menjacli perindukan vek.tor penyakit dan
binatang pembawapenyakit.
• Penempatan tong sampah harus dilokasi yang aman
dan strategis baik di ruangan indoor, semi indoor dan
lingkungan outdoor, dengan jumlah dan jarak
penempatan yang memadai. Terdapat minimal 1 (satu)
buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan. Upayakan di area umum tersedia tong
sam pah terpilah oganik dan anorganik.
• Tong sampah dilakukan program pembersihan
menggunakan air dan desinf ektan secararegular.
28
melalui ruangan pelayanan atau ruang kerja
yang padat dengan pasien, pengunjung dan
karyawan rumah sakit.
• Apabila pengangkutan sam.pah domestik ke TPS
melalui jalan terbuka, maka pada saat terjadi hujan
tidak dipaksakan dilakukan pengangkutan keTPS.
c) Tahap Penyimpanan diTPS
• Waktu tinggal limbah dometik dalam TPS tidak boleh
lebih dari 2 x 24jam.
• limbah padat domestik yang telah di tempatkan di TPS
dipastikan tetap terbungkus kantong plastik warna
hitam dan dilarang dilakukan pembongkaranisinya.
• Penanganan akhir limbah rumah tangga dapat
dilakukan dengan pengangkutan keluar menggunakan
truk sampah milik rumah sakit atau bekerja sarna
denganpihakluar.
2) Upaya pernilahan dan pengurangan, dilakukan dengan cara:
a) Pemilahan dilaksanakan dengan mem.isahkan jenis lirnbah
organik dan limbah anorganik serta limbah yang bemilai
ekonomis yang dapat digunakan atau diolah kembali,
seperti wadah/kemasan bekas berbaban kardus, kertas,
plastik dan lainnya dan dipastikan tidak mengandung
bahan berbahaya danberacun
b) Pemilahan dilakukan dari awal dengan menyediakan tong
sampah yang berbeda sesuai dengan jenisnya dan dilapisi
kantong plastik warna bening/putih untuk limbah daur
ulang di ruangansumber.
c) Dilakukan pencatatan volume untuk jenis sampah organik
dan anorganik, sampah yang akan didaur ulang atau
digunakankernbali.
d) Sampah yang bemilai ekonomis dikirim ke TPS terpisah
dari sampah organik maupunanorganik
e) Dilarang melakukan pengumpulan limbah yang dapat
dimanfaatkan atau diolah kembali hanya untuk keperluan
sebagai bahan baku atau kemasan pemalsuan produk
29
barang tertentu oleh pihakluar.
Q Untuk limbah Padat domestik yang terrnasuk kategori
limbah B3, maka harus dipisahkan dan dilakukan
penanganan sesuai dengan persyaratan penanganan
Jimbah B3.
3) Upaya penyediaan fasilitas penanganan limbah padat domestik,
dilakukan dengan cara:
a) Fasilitas penanganan limbah padat domestik yang utama
meliputi tong sampah, kereta pengangkutan, TPS khusus
limbah padat domestik dan fasilitas pengangkutan atau
pemusnahan limbah dan fasilitaslainnya.
b) Penyediaan fasilitas tong dan kereta angkutsampah:
31
kecoa) yang diukur maksimal 2 ekor/plate dalam
pengukuran 24 jam atau tikus terlihat pada siang hari,
harus dilakukanpengendalian.
c) Pengendalian lalat dan kecoa di tempat/ wadah dan kereta
angkut serta tempat penyimpanan sementara limbah padat
domestik dilaksanakan dengan prioritas pada upaya
sebagaiberikut:
• Upaya kebersihan lingkungan dan kebersihan fisik
termasuk desinfeksi tempat/wadah, kereta angkut dan
TPS.
33
yang mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, dilengkapi
dengan simbol B3, dan diletakkan pada tempat yang jauh dari
jangkauan orangumum.
f) Limbah 83 di ruangan sumber yang diserahkan atau diambil
petugas limbah B3 rumah sakit untuk dibawa ke TPS limbah
B3, harus dilengkapi dengan berita acara penyerahan, yang
minimal berisi hari dan tanggal penyerahan, asal limbah (lokasi
sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah 83, volume limbah 83
dan cara pewadahan/pengemasan limbahB3.
g) Pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS limbah
B3 harus menggunakan kereta angkut khusus berbahan kedap
air, mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, taban karat dan
bocor. Pengangku.tan limbah tersebut menggunakan jalur (jalan)
khusus yangjauh dari kepadatan orang di ruangan rumahsakit.
h) Pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS
dilakukan oleh petugas yang sudah mendapatkan pelatihan
perianganan limbah B3 dan petugas harus menggunakan
pakaian dan alat pelindung diri yangmemadai.
3) Pengurangan dan pemilahan limbah B3 clilakukan dengancara:
a) Upaya pengurangan dan pemilaban limbah 83 harus dilengkapi
dengan SPO clan dapat dilakukan pemutakhiran secara berkala
danberkesinambungan.
34
(FEFO).
• Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap
peralatan sesuaijadwal.
4} Bangunan TPS di rumah sakit harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
~ Pemilahan limbah B3 di rumah sakit, dilakukan di TPS limbah 83
dengan cara antaralain:
a) Memisahkan Limbah B3 berdasarkan jenis, kelompok, dan/ atau
karakteristik LimbahB3.
b) Mewadahi Limbah B3 sesuai kelompok Limbah 83. Wadah
Limbah B3 dilengkapi denganpalet.
~ Penyimpanan sementara limbah B3 dilakukan dengancara:
a) Cara penyimpanan limbah 83 harus dilengkapi dengan SPO dan
dapat dilakukan pemutakhiran/ revisi biladiperlukan.
b) Penyimpanan sementara lirnbah B3 dirurnah sakit harus
diternpatkan di TPS Limbah 83 sebelum dilakukan
pengangkutan, pengolahan dan atau penimbunan limbah.B3.
c) Penyimpanan limbah B3 menggunakan
wadah/tempat/kontainer limbah 83 dengan desain dan bahan
sesuai kelompok atau karakteristik limbabB3.
d) Penggunaan warna pada setiap kemasan dan/ atau wadah
Limbah sesuai karakteristik Limbah 83. Warna kemasan
dan/ atau wadah limbah 83 tersebutadalah:
• Merah, untuk limbahradioaktif;
• Kuning, untuk limbah infeksius dan limbahpatologis;
35
• Sitotoksik, untuk Limbahsitotoksik.
• Toksik/flammable/campuran/sesuai dengan
bahayanya untuk limbah bahankimia.
7) Lamanya penyimpanan lirnbah 83 untuk jenis limbah dengan
karakteristik infeksius, benda tajam dan patologis di rumah sakit
sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah
B3, dan/ atau Penirnbunan Limbah 83, harus memenuhi ketentuan
sebagaiberikut:
a) Limbah meclis kategori infeksius, patologis, benda tajam harus
clisimpan pada TPS dengan subu lebih kecil atau samadengan
O oc
(nol derajat celsius) dalam waktu sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari.
b) Limbah medis kategori infeksius, patologis, benda tajam dapat
disimpan pada TPS dengan suhu 3 sampai dengan 8 °C
(delapan derajat celsius) dalam waktu sampai dengan 7 (tujuh)
hari.
Sedang untuk limbah 83 bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan, radioaktif, farmasi, sitotoksik, peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi, dan tabung gas atau kontainer
bertekanan, dapat disimpan cli tempat penyimpanan Limbah B3 dengan
ketentuan paling lama sebagai berikut:
a) 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah 83 yang dihasilkan
sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;atau
b) 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Lirnbah B3 yang
dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari
untuk Limbah B3 kategori 1, sejak Limbah B3dihasilkan.
36
~ Pengangkutan limbah 83 di1akukan dengancara:
a) Pengangkutan limbah B3 keluar rumah sakit dilaksanakan apabila
tahap pengolahan limbah B3 diserahkan kepada pihak pengolah
atau penimbun limbah B3 dengan pengangkutan menggunakan jasa
pengangku tan limb ah B3 ( transporter lirn bahB3).
b) Cara pengangkutan limbah 83 harus clilengkapi dengan SPO dan
dapat dilakukan pemutakhiran secara berkala dan
berkesinambungan.
c) Pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan perjanjian
kerjasama secara three parted yang ditandatangani oleh pimpinan
dari pihak rumah sakit, pihak pengangkut limbah 83 dan pengolah
atau penimbun limbahB3.
d) Rumah sakit harus memastikanbahwa:
• Pihak pengangkut dan pengolah atau penimbun limbah B3
memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Izin yang dimiliki oleh
pengolah maupun pengangkut harus sesuai dengan jenis
limbah yang dapatdiolah/ diangkut.
• Jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan pengangkut
limbah B3 yang digunakan pihak pengangkut limbah 83 harus
sesuai dengan yang tercantum dalam perizinan pengangkutan
limbah B3 yangdimiliki.
• Setiap pengiriman Iirnbah B3 dari rumah sakit ke pihak
pengolah atau penimbun, harus disertakan manifest limbah B3
yang ditandatangani dan stempel oleh pihak rumah sakit, pihak
pengangkut dan pihak pengolah/penimbun limbah B3 dan
diarsip oleh pihak rumahsakit.
• Ditetapkan jadwal tetap pengangkutan limbah B3 oleh pihak
pengangk.ut limbahB3.
• Kendaraan angkut limbah B3 yang digunakan layak pakai,
dilengkapi simbol limbah 83 dan nama pihakpengangkut
limbah 83.
~ Pengolahan limbah B3 memenuhi ketentuan sebagaiberikut:
a) Pengolahan limbah 83 di RSUD Muntilan dilakukan secara
37
eksternalyaitu dengan melakukan kerja sama dengan pihak
transpporter maupun pengolah limbah 83 yang telah rnemiliki ijin,
sehingga tidak melakukan pengolahan secara internal denagn
pembakaran di incenerator.
b} Tata laksana pengolahan limbah B3 pelayanan medis dan penunjang
med.is di rumah sakit berdasarkanjenisnya adalah sebagaiberikut:
( 1) Limbah lnfeksius , BendaTajam dan jarum
• Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan
persediaan agen infeksius dari laboratorium barus
dimasukkan pada wadah yang rapat dan dalam keadaan
terikat.
39
Limbah B3 dan diawasi secaraketat.
(6) Kontainer8ertekanan
{a) Cara yang terbaik untuk menangaru limbah kontainer
bertekanan adalah dikembalikan ke distributor untuk
pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam bentuk cair
dan dikemas dalam botol harus diperlakukan sebagai
limbah 83.
~ Limbah jenis ini dilarang diJakukan pengolahan dengan
mesin insinerasi karena dapatmeledak.
40
khusus di bidangradiasi.
• Tenaga tersebut bertanggung jawab dalarn pemakaia.n
bahan radioaktif yang aman dan m.elakukan pencatatan.
• Petugas proteksi radiasi secara rutin mengukur dan
melakukan pencatatan dosis radiasi limbah radioaktif
[limbah radioaktif sumber terbuka). Setelah memenuhi
batas aman (waktu paruh minimal), diperlakukan sebagai
limbah medis
Memiliki instrumen kalibrasi yang tepat untuk monitoring
•
dosis dan kontarninasi. Sistem pencatatan yang ketat akan
menjamin keakuratan dalam melacak limbah radioaktif
dalam pengiriman maupun pengolahannya.
41
(8J Langkah-langkah pengecualian bila terjadi kondisi tidakbiasa.
f)) Hal-hal lain yang dianggap perlu disepakati agar tidak terjadi
perbuatan yang bertentangan denganperaturan.
• Sebelum melakukan kesepakatan, rumah sakit harus
rnemastikanbahwa:
Pihak pengangkut dan pengolah atau penimbun limbah
83 memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin yang
dimiliki oleh pengolah maupun pengangkut harus sesuai
dengan jenis limbah yang dapatdiolah/ diangkut.
Jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan pengangkut
limbah B3 yang digunakan pihak pengangkut limbah 83
harus sesuai dengan yang tercantum dalam perizinan
pengangkutan Lim bah 83 yangdimiliki.
42
Bagi rumah sakit yang mengolah limbahnya dengan sistern
•
kombinasi on-site clan off-site, mesin pengolah lim bah B3 mengalami
kegagalan operasro· al , maka dalam kondisi darurat sistem
n
penanganan limbah B3 diganti dengan sistem total off-site, dimana
seluruh limbah B3 yang dihasilkan clis.erahkan ke pihak pengolah
atau penimbun lirnbah B3.
e) Penyediaan fasilitas penanganan limbah B3
(1) Fasilitas penanganan limbah B3 di rumah sakit meliputi wadah
penampungan limbah B3 diruangan surnber, alat pengangkut lirnbah
43
dan tidak berdekatan dengan kegiatan pelayanan dan
permukiman penduduk disekitar rurnahsakit
• Berbentuk bangunan tertutup, dilengkapi dengan pintu,
ventilasi yang cukup, sistern penghawaan (exhause fan), sistem
saluran (drain) menuju bak control dan atau IPAL dan jalan
akses kendaraan angkut limbahB3.
• Bangunan dibagi dalam beberapa ruangan, seperti ruang
penyimpanan limbah B3 infeksi, ruang limbah B3 non infeksi
fase cair dan limbah B3 non infeksi fasepadat.
• Penempatan limbah 83 di TPS dikelornpokkan menurut
sifat./ karakteristiknya.
44
• TPS dilengkapi dengan papan bertuliskan TPS Limbah B3,
tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan, simbol
B3 sesuai dengan jenis limbah B3, dan titik koordinat lokasiTPS
• TPS Dilengkapi dengan tempat penyimpanan SPO Penanganan
limbah B3, SPO kondisi darurat, buku pencatatan (logbook)
limbah B3
• TPS Dilakukan pembersihan secara periodik dan limbah basil
pembersihan disalurkan ke jaringan pipa pengumpul air limbah
dan atau unit pengolah air limbah(IPAL).
ij Perizinan fasilitas penanganan limbahB3
• Setiap Iasilitas penanganan limbah B3 di rumah sakit harus
dilengkapi izin dari instansi pernerintah yang berwenang.
Fasilitas tersebut adalah TPS Limbah B3 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
• Rurnah sakit menyiapkan dokumen administrasi yang
dipersyaratkan instansi pemerintah yang mengeluarkan izin dan
mengajukan izin baru atau izinperpanjangan
• Setiap izin fasilitas penanganan limbah B3 harus selalu
diperbaharui bila akan habis masaberlakunya
• Surat izin fasilitas penanganan limbah B3 harus di
dokum.entasikan dan dimonitor
g) Pelaporan limbahB3
• Rumab sakit menyampaikan laporan limbah B3 minimum setiap 1
(satu) kali per 3 (tiga) bulan. Laporan ditujukan kepada instansi
pemerintah sesuai ketentuan yang ditetapkan. lnstansi pernerintah
tersebut bisa Kementerian Lingkungan Hidup clan Kehutanan, Dinas
atau Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan
Provinsi atauKabupaten/ Kota;
• Isi laporan berisi:
Skema penanganan limbah B3, izin alat pengolah limbah B3,
clan bukti kontrak kerjasama (MoU) dan kelengkapan perizinan
bila penanganan limbah B3 diserahkan kepada pihak
pengangkut, pengolah ataupenimbun.
Logbook limbah B3 selarna bulan periodelaporan
45
Neraca limbah selama bulan periodelaporan,
Lampiran manifest limbah B3 sesuai dengan kodelembarannya
• Setiap laporan yang disampaikan disertai dengan buk:ti tanda terirna
laporan
(e} Untuk rumah sakit yang belum memiliki lPAL, dapat mengolah
limbah cairnya secara off-site bekerjasama dengan pihak
pengolah limbah cair yang telah merniliki izin. Untuk itu, maka
rumah sakit harus menyediakan bak penampung sementara air
Iimbah dengan kapasitas minimal 2 (dua) kali volume limbah
cair maksimal yang dihasilkan setiap harinya dan
pengangkutan limbah cair dilaksanakan setiaphari.
(ij Untuk limbah cair dari sumber tertentu di rumah sakit yang
memiliki karateristik khusus harus di lengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelurn disalurkan menuju
IPAL. Limbah cair tersebutmeliputi:
• Limbah cair dapur gizi dan kantin yang memi1iki
kandungan rninyak dan lemak tinggi harus dilengkapi pre•
treatment berupa bak penangkaplemak/ rninyak ( Grease
trap).
• Lim.bah calf laundry yang memiliki kandungan bahan
kimia dan deterjen tinggi harus dilengkapi pre•
treatmenberupa ba.k pengolah deterjen dan bahankimia
• Limbah cair laboratorium yang terdiri limbah merniliki
kandungan bahan kimia tinggi harus dilengkapi pre-
47
treatmenya berupa bak pengolah bahankimia
• Lim bah cair rontgen yang memiliki perak tinggi harus
dilengkapi penampungan sementara dan tahapan
penanganan selanjutnya diperlakukan sebagai limbahB3
• Limbah cairan tubuh infeksius, darah dan komponen
darah yang berasal dari Laborato.rium/BDRS, Ka.mar
Operasi, Kamar Bersalin pembuangannya lewat spoolhok
sebelum rnasuk ke IPAL.
• Limbah cair dari pencucian kamar jenazah dibuang ke
saluran IPAL
~ Jaringan pipa penyaluran limbah cair dari sumber menuju unit
pengolahan air limbah melalui jaringan pipa tertutup dan
dipastikan tidak mengalami mengalamikebocoran.
7) Kelengkapan Fasilitas Penunjang Unit Pengolahan LimbahCair
a) IPAL harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang sesuai dengan
ketentuan peraturanperundang-undangan.
b] Kelengkapan fasilitas penunjang tersebutadalah:
50
sumber tidakbergerak:.
3) Memenuhi penaatan pelaporan hasil uji atau pengukuran
laboratorium limbah gas kepada instansi pemerintah sesuai
ketentuan, minimal setiap 1 kalisetahun.
4} Setiap sumber ernisi gas berbentuk cerobong tinggi seperti generator
set dilengkapi dengan fasilitas penunjang ujiemisi.
Untuk mencapai pemenuhan. pengamanan limbah gas dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit, maka dilaksanakan upaya sebagai berikut:
1) Penaatan frek:uensi pengambilan contoh limbahgas
a) Setiap rumah sakit harus melakukan pemeriksaan laboratorium
emisi gas buang dan udara ambien luar dengan ketentuan
frekuensi sebagai berikut:
• Uji emisi gas buang dari cerobong genset ( Kapasitas<
1.000 KVa), setiap 1 (satu) kalisetahun.
• Uji udara ambien dihalaman luar rumah sakit, minimal
setiap 1 (satu) kalisetahun.
b) Pengujian ernisi gas buang dilaksanakan oleh laboratorium yang
telah terakreditasi nasional dan masih dalam masa berlaku.
a. Perizinan
Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan yang memajankan
radiasi dan menggunakan zat radioaktif, harus memperoleh izin dari
Badan Pengawas TenagaNuklir.
b. Sistem PembatasanDosis
Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja a.tau masyarakat tidak
boleh melebihi nilai batas dosis yang ditetapkan oleh Sadan
Pengawas Tenaga Nuklir.
c. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap
Pemanfaatan RadiasiPengion.
1) Organisasi
Setiap pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi
harus memiliki organisasi proteksi radiasi, dimana petugas
proteksi radiasi tersebut telah merniliki surat IJm sebagai
petugas radiasi dari Badan Pengawas TenagaNuklir.
~ Pera.Iatan ProteksiRadiasi
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayartan radiasi harus
melengkapi dengan peralatan proteksi radiasi, pemantau dosis
perorangan, pemantau daerah kerja dan pemantau lingkungan
hidup sesuai denganjenis sumber radiasi yang digunakan.
~ Pemantauan DosisPerorangan
53
a) Pengelola r'umah sakit yang mempunyai pelayanan
radiologi. (radiasi], mewajibkan setiap pekerja radiasi untuk
memakai peralatan pemantau dosis perorangan, sesuai
dengan jenis instalasi dan sumber radiasi yang digunakan
dan dilakukan pencatatan dosis secara ketat setiap 3 (tiga)
bulan dan menggunakan alat proteksi diri setiap
melakukanpekerjaannya.
b) Pengamanan terhadap bahan yang memancarkan radiasi
hendaknya mencakup rancangan instalasi yang memenuhi
persyaratan, penyecliaan pelindung radiasi ataukontainer,
c) Proteksi radiasi yang disediakan harus mempunyai
ketebalan tertentu yang mampu menurunkan laju dosis
radiasi. Tebal bahan pelindung sesuai jenis dan energi
radiasi, aktivitas dan sumber radiasi, serta sifat bahan
pelindung. Proteksi radiasi harus clicek kondisinya secara
rutin.
d) Perlengkapan dan peralatan yang disediakan adalah
monitoring perorangan, surveirneter, alat untuk
mengangkat dan mengangkut, pakaian kerja,
dekontaminasi kit, alat-alat perneriksaan tanda-tanda
radiasi.
4) PemeriksaanKesehatan
a) Pengelola rumah sakit harus rnenyelenggarakan
pemeriksaan kesehatan awal secara teliti dan menyeluruh,
untuk setiap orang yang akan bekerja seba.gai pekerja
radiasi, secara berkala selama bekerja sekurang•
kurangnya 6 ( enam) bulansekali.
b) Pengelola rumah sakit harus memeriksa a:kaR kesehatan
pekerja radiasi yang akan memutuskan hubungan kerja
kepada dokter yang ditunjuk, dan hasil pemeriksaan
kesehatan diberikan kepada pekerja radiasi yang
bersangkutan.
c) Dalam hal terjadi kasus penyakit yang disebabkan pajanan
radiasi, pengelola rumah sakit harus memberikan
perlindungan dan jaminan keselamatan dan kesehatan
54
saat bekerja danpurnakerja.
~ PenyimpananDokumentasi
Pengelola rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang
memuat catatan dosis hasil pemantauan daerah kerja,
lingkungan dan kartu kesehatan pekerja selama 30 (tiga puluh)
tabun sejak pekerja radiasi berhenti bekerja.
~ Pendidikan danPelatihan
Setiap pekerja harus memperoleh pendidikan dan pelatihan
ten tang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.
Pengelola rumah sakit bertanggung jawab atas pendidikan
danpelatihan.
7) Kalibrasi
a) Pengelola rumab sakit wajib mengkalibrasikan alat ukur
radiasi secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
setahun.
b). Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasi keluaran radiasi
(output) peralatan radioterapi secara berkala sekurang•
kurangnya l(satu) kali per 2tahun.
c) Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh instansi yang telah
terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas Tenaga
Nuklir
d. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
1) Pengelola rumah sakit harus melakukan upaya pencegahan
terjadinya kecelakaanradiasi.
~ Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelol.a rumah sakit
harus rnelakukan upaya penanggulangan diutamakan pada
keselamatan manusia di rumahsakit.
~ Lokasi tempat kejadian harus diisolasi dengan memberi tanda
khusus seperti pagar, barang atau bahan yang terkena
pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontarninasi.
4l Jika terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus
segera melaporkan terjadinya kecelakaan radiasi dan upaya
penanggulangannya kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan
instansi terkaitlainnya.
e. Pengelolaan LimbahRadioaktif
55
1) Pemilahan menurut jenis yaitu limbah cair dan limbahpadat.
58
kantongplastik sesuai jenisnya serta diberi label.
N BakuM
o utu
[I' O
1 in Bs/
g e
kS 1
2u 2
1
h 3
S
3u
h
I
4
S
u
63
Pengawasan kesehatan lingkungan kegiatan konstruksi/ renovasi rumah
sakit adalah upaya pencegahan, pengendalian dan pengawasan berbagai
surnber-surnber pengotoran, pencemaran dan penularan penyakit pada
area yang terkait dengan kegiatan konstruksi dan. atau renovasi
bangunan di rumah sakit. Kegiatan konstruksi dan renovasi bangunan
dirumah sakit untuk pengembangan fisik bangunan dan utilitas rumah
saki t seringkali dilaksanakan oleh pibak kontraktor yang akan
memperkerjakan pekerja dari luar rumah sakit. Dalam pelaksanaannya,
maka dibutuhkan kelengkapan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK)
dan fasilitas penanganan sampah dan air limbah dan fasilitas lainnya.
Penyediaan fasilitas kesehatan lingkungan ini seringkali kurang
mendapatkan perhatian.sehingga mengancam mutu kesehatan
lingkungan rumahsakit. Untuk menjaga agar kegiatan konstruksi dan
renovasi di rumah sakit tidak menyebabkan penuJaran penyakit,
pencernaran lingkungan dan menganggu estetika, maka harus
mernenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Air limbah dari bedeng pekerja proyek konstruksi dan renovasi
disalurkao ke unit pengolahan air limbah tersendiri dan atau
lnstalasi Pengolahan Air Limbah rumahsakit.
2. Area proyek tidak ada genanganair.
3. Tidak ditemukan sampah rumah tangga diarea bedeng pekerja
proyek dan sampah sisa-sisa proyek yang berceceran diareaproyek.
4. Lingkungan lokasi proyek dan bedeng pekerja terlibat bersih,
penerangan. dan penghawaan/ventilasi yang cukup, bebas serangga
dan tidak ditemukan debu-debuberterbangan.
5. Mencantumkan kewajiban melaksanakan persyaratan kesehatan
lingkungan kegiatan konstruksi/ renovasi bangunan rumah sakit
dalam dokumen kontrakpekerjaan.
Penyelenggaraan pengawasan kesehatan lingkungan kegiatan
konstruksi/renovasi bangunan rumah sakit, maka harus menjalankan
upaya sebagai berikut:
1. Penanganan air limbah di bedeng pekerja dan area proyek:
a Lokasi bedeng pekerja proyek sebaiknya berada di area servis
(services area) dan berdekatan dengan fasilitas dan jaringan pipa
penyaluran air limbah, seperti bak control atau bak pengumpul air
limbah.
b Dalam bedeng disediakan ruangan untuk kegiatan mandi cuci kakus
yang layak dan memenuhi syarat teknis, serta dengan jumlah yang
memadai.
c. Air limbah MCKharus disalurkan ke Iasilitas sistem penyaJuran air
limbah menuju Unit Pengolahan Air Limbah rumah sakit
menggunakan saluran tertutup (pipa) dan dilengkapi dengan
saringankasar.
d Bila kondisi tertentu tidak memungkinkan melaksanakan porn c,
rnaka penyaluran dan pengolahan air limbah pekerja proyek dapat
menggunakan tangki septik tank portable yang memenuhisyarat.
e Dilarang membuang air limbah MCK langsung ke saluran di dalam
area rumah sakit atau diluar area rumahsakit.
65
1) Diarea bedeng pekerja proyek tersedia wadah/tong sampah
rumah tangga dan atau Tempat Penyimpanan Sementara(TPS).
2) Wadah/tong sampah rumah tangga selalu dalam keadaan
bersih, tertutup dan dilengkapi kantong plastikhitam.
3) Sampab. rumah tangga harus diangkut keluar area proyek 1
(satu) kali per hari dan dibuang ke TPS sampah rumahsakit
4) Sampah rumah tangga harus dijaga .kebersihannya agar tidak
mengundang serangga lalat, kecoa dantikus.
5) Dilarang melakukan pembakaran sampah secara terbuka (open
burning) di area bedengproyek.
6) Rumah sakit melaksanakan pengawasan penanganan sampah
proyek secara periodik.
3. Pengelolaan lingkungan lokasi proyek konstruksi dan renovasibangunan
68
BABV
LOGISTI
5.1 .Jenis kebutuhan barang yang digunakan untuk kegiatan kesehatan lingkungan
terdiri atas :
1. kebutuhan rutin
• Tissu
• Safety Box
• Handsrub
• Sabun cuci tangan
• Plastik sampah
• Pengharum/pewangi ruangan
• Desinfektan
• APD
• Peralatan cleaning service
69
BAB VI URAIAN
JABATAN
70
• Mempunyai komitmen terhadap visi dan misi rumah sakit
• Sehat jasmani dan rohani
6.2. Sekretaris :
6.2.l Togas pokok : membantu kepala instalasi dalam menyiapkan
dokuroen kegiatan instalasi kesehatan lingkungan
6.2.2 Tanggung jawab / wewenang :Menghimpun data kegiatan pelayanan
kesehatan Iingkungan
6.2.3 Uraian tugas :
• Menyiapkan dokumen rencana kegiatan tahunan Instalasi
kesehatan lingkungan
• Menyiapkan dokumen rencana kebutuhan pengembangan
Instalasi kesehatan lingkungan
• Membuat laporan kegiatan Instalasi kesehatan lingkungan
• Menghimpun data kegiatan pelayanan radiologi dan melaporkan
kepada kepala instalasi radiologi
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
6.3. Koordinator/Penanggung Jawab Program
6.3.1 Togas pokok : Sebagai koordinator/penanggung jawab program di
instalasi kesehatan lingkungan
6.3.2 Tanggungjawab / wewenang:
• Melakukan kegiatan sesuai dengan program yang menjacli tanggung
jawabnya.
• Membantu kepala instalasi dalam menyusun laporan evaluasi
terhadap kegiatan program kesehatan lingkungan
6.3.3 Uraian tugas:
• Membuat jadwal program kegiatan kesehatan lingkungan
• Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal pada prgram kerja
• Melak:ukan pencatatan terhadap hasil kegiatan
• Ik:ut membantu menganalisis dari hasil yang menyimpang
dari baku mutu atau standar
6.3.4 Syaratjabatan:
• SLTA Program Kebersihan Lingkungan dan Ta.man
• D3 / D4 Kesehatan Lingkungan un tuk Program Kesling
• Pengalaman minimal 5 tahun bekerja di rumah sakit
717
1
• Memiliki kemauan untuk bekerja sama secara team
• Jujur, disiplin dan bertanggung jawab
• Sehat jasmani dan rohani
BAB VII
KESELAMATAN
PASIEN
7.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu system climana rumah sakit membuat asuhan
pasien yang aman dan nyaman.Sistem tersebut meliputi assesmen,resiko dan
pengelolaannya,identifikasi,pelaporan dan analisis insiden.solusi dan
implernentasi serta meminimalkan insiden.
7.2 Tujuan
1) Pengelolaan lirnbah cair infeksius yang tidak sesuai dengan baku mutu.
2) Pengelolaan limbah padat infeksius dan limbah B3 yang tidak sesuai
standart.
3) Kondisi lingkungan pasien suhu, kelembaban, ventilasi udara
pencahayaan , udara ruang) tidak sesuai baku mutu.
4) Populasi vektor dan binatang pembawa pe.nyakit yang tidak dikendalikan.
5) Kondisi fisik bangunan rumah sakit yang belum sesuai dengan standart K3
RS.
73
a. Lirnbah padat infeksius dan limbah 83 dibuang pada tempat yang
benar sesuai dengan jenisnya. Misal : jarum suntik dan benda tajam
harus dibuang pada safety box.
b. Hindarkan pengelolaan limbah padat infeksius dan limbah B3 jangan
sampai tercecer dilantai.
3) Kondisi lingkungan pasien.
a. Lakukan pemantauan suhu, kelembaban dan pencahayaan secara rutin,
dan apabila tidak sesuai dengan standar lakukan tindak lanjut perbaikan.
b. Lakukan sterilisasi setelah ruangan dipakai oleh pasien dengan diagnosa
penyaki t menular.
4) Populasi binatang clan vektor pembawa penyakit.
a. Lakukan pengendalian secara rutin sehingga tidak terdapat vektor dan
binatang pembawa penyakit di RS.
b. Tempat pembuangan sarnpah dan TPS selalu dijaga kebersihannya
sehingga tidak dijadikan tempat perindukan dan perkembangbiakan
vektor pembawa penyakit.
5) Kondisi fisik bangunan rumah sakit
a. Pemasangankarpet lantai dan tanda pada setiap kondisi lantai yang Iicin
clan menurun.
b. Pemasangan handrill pada setiap kamar mandi .
c. Pintu kamar rnandi harus dapat dibuka ke arah luar dan tidak boleh ada
dikunci di dalam.
74
BABVIIl
PENGENDALIAN MUTU
8.1. PENDAHULUAN
8.3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memastikan pelayanan pasien di instalasi radiologi sesuai dengan standar
pelayanan operasional (SPO) yang telah ditetapkan rurnah sakit,
rnemuaskan pelanggan dan memerruhi standar keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Pelayanan adrninistrasi yang rapi dan memuaskan semua pihak
b. Memastikan bahwa hasil pemantauan kesehatan lingkungan
sesuai dengan baku mutu.
N Ke Tu La Pe
o gi jua ng lak
ata sa
P
Pe M l. ka
e e
ng
aw n ln na
as i s n
n pg
an
ku g e g
alit k s u
as a s n
air t arg
ja
be k aw
rsi a na
h n ab
2 Pe H 1 Pe
ng a P na
elo s e ng
gu
laa il m
ng
n o erja
Ai u i wa
r tl sb
Li e a Pr
m t paog
ba a rara
h ir mm
li e Pe
m e ng
b h el
a a ol
h i aa
d nn
i y Ai
b ar
a n Li
w gm
a m ba
h,
3 Pe M I. P
ng e Me
el n enn
ola g ya
u n
an d
r g
Sa akg
m a au
pa n t n
h g
mg
i
paj
d
4.
M
e
n
i
n
d
4 Pe - I. Pe
ny M Mna
eh ng
e elgu
atan a ng
n
ci k ja
ru
an pt u wa
g a kb
ba k a Pr
n a n ogr
gu n Peam
n k rnPe
o anny
n t eh
5 P - I Pe
e Me Mna
n ng elng
end akgu
g
ali u ng
e ka kaj
n n na
d po pw
a pul na
li asi eb
1,
a s daP
n e liar
r no
v a teg
e n rhr
6 P M I. Pe
e e In na
n n spng
y c ekgu
s
ng
e i j
h p tc
at t ma
a a p w
n k t a
M p b
a ngP
a
k n ol r
k aho
a o
an
n n g
Pe M I. m Pc
ny e l na
7 p ng
eh n
ata c ksigu
n sang
i nitja
Te
p asw
m pca
t
pat nb
a
P c
e k oP
8 P M I. P
e e Me
1, n n en
g c aka
e e un
ang
n g
peg
d a nu
a h an
li wg
a p
77
S
asi
9 U A I. Ruan
P
p g Pee
a a nyn
y r ua
a uhn
P ang
P la g
r e nu
o t s n
m u ngg
o t P
g
s har
a
i dao
s
K pg
e .
per
s p
na
e e nm
h n gu
a u /k
JO P M U
I Ko
e c Mor
n n ondi
g nat
c it or
e
i orK
l
o p i e
l t gb
a a t e
a k rhr
n a ads
n api
11 P A I. K
e g Mo
m a ono
e r r
i d
l
g r i
i
e gn
h
a d t a
u ht
r
n dao
a
12. G M Ka
o e .in
Gr n sta
ee c las
n i i
Ho p Ke
spi t sli
tal a ng
8.5. SASARAN
N W
K MI A P
o
E EN E
1. P P M 2 . K
e e e bu es
m m. m la li
e L e n n
2 P Pe nM 3se gK
e rn e bul es
m .L r an lin
e ab n se g
r or e kal
78
3. P P M 1 K
e er e b esl
m n. m ul in
4P P M 3 K
e e e es
r m m b lin
n . e u g
5. P P M l6 K
e er e esl
m n. m b in
e L e u g
6S P M l6 K
a er e esl
n n. m b in
P M 6u gK
S
a e e es
n m m b li
P P M uI ng
K
e e e ta es
r m m h li
. e u ng
n
L n n
a
P M se
1 K
P
e er c es
ta
m hli
m u.
en ung
10 P PL TiJ K
e e dam es
n n k in lin
g g a g g
e e d gu &
n a se P
11.nM S T I Ke
o u i b sli
n p d ul ng
i er a
a n
t vi k se
1 M Ssi R 1 K
o u u bu esl
ni p a la in
to er n n g
ri vi g se
n si a k.
g la n ali
1 P P A Se Ke
r e d mi sli
o n a ng ng
m y gu
o ul p 2
si u e ka
K h r li
4P P T 2- Sa
er e d 3 nit
n m k kal asi
b be
er ra i /
a
79
8.6 JADWAL
N T
0 a
I 2 .3 4 5 6 7 8 9 10 11 l2
Ke
gia
Pe x
I x x x x x x x x x x x
ng a x x x x x x x x x x x x Pe
P m
e eri
n ks
g aa
b. a x x x x x x x x x x x x
l
s
Pe e
2
ng a x x x x x x x x x x x x Pe
P me
rik
m '
sa
ri an
b. x x x x x x x x x x x x
P
e
n
g
a
m
bi
c. l
x x x x x x x x x x x x Di
P la
e ku
m ka
a n
nt
80
dx x x x x x x x x x x x Se
P su
ai
e. )( x x x x x x x x x x x Di
la
P ku
ka
f. x x x x x x x x x x x x Pc
P ng
ng ga
nii
ec
an
ek Ol
a i
g. x x x x x x x x x x x x
P
ng
3 Pe
a. ng x x x x x x x x x x x x Di
M. la
el ku
ak ka
uk n
a I
m Mi
ob
x S
M es
e ua
ye i
c. x
M
e
a
n
ke
81
4 P
a. x x Se
su
ai
jad
wa
l
b. x x x x x x x x x x x x
Ii
5 P
en
g a. x x x x x x )( x x x x x
M
e
ku
k
n
pe
db x x x x x x x x x x x x
M
e
ku
6 Pk
en
y
a. x x x x x X.
ln
p
k
t
m
pa
t
82
b. x x x x Se
su
M ai
e ja
a d
u wa
c. x x x x Se
P su
m ai
ja
Se
d. x
Pe su
m ai
e ja
d
7 Pc
ny
a. x x )( x x x x x x x x x
b x x x x Se
su
ai
ja
d
w
8 Pe
n
g
83
a. x x x x x x x x x x x x
M
e
lb x x x x x x x x x x x x Dil
. ak
uk
M an
c. x x x x Se
sua
i
M jad
e wa
l l
9 Upay
a
a. x x x x x x x x x x x x Dil
P ak
e uk
n an
y
ser
nin
b. u Dil
P ak
e uk
an
n
6
y I
bul
u an
l se
c. ux x x x x x x x x x x x kal
Se
su
P ai
e
ke
bu
n
tu
y ha
u , n
l M
d. x x x x x x x x x x x x Ses
uai
keb
M utu
e han
m
a
s
e. x
P
e
n
y
u
1
Peng
0 e
l
a. x x x x x x x x x x x x
M
o
b. x x x x x x x x x x x x
M
o
n
i
t
c. x x x x
M
e
l
a
k
85
1 P
1 e
a. mx x x x x x x x x x x x
M
o
b. nx x x x x x x x x x x x
M
e
l
a
86
8.7 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan
Setiap kegiatan dilakukan pencatatan pada buku bantu secara manual.
2. Pelaporan
a) Pelaporan bulanan
Pelaporan bulan.an yang dilaporkan tiap bulan adalah pelaporan jumlah limbah
medis dan limbah B3 yang ell hasilkan oleh rumah sakit yang kernudian disebut
dengan neraca Iimbah.
3. Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi dilakukan setiap dua bulan sekali dipimpin oleh kepala instalasi
kesehatan lingkungan
b. Evaluasi segera dilakukan apabila terjadi pennasalahan yang segera untuk
ditindaklanjuti dalam rangka untuk pemechan maslah tersebut, dipimpin oleh
kepala instalasi kesehatan lingkungan
87
BAB IX
PENUTUP
rr-;
Kepala ~a n g P enunjang
Suh ·t. SH.MA
Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan
~)4
Suharyanto,ST
NIP. 19650515 198603 1 025 NIP. 197112041996031004
r
1996031003
88