A. Latar Belakang
Thailand, dan Philipina, masih terhitung ketinggalan, yakni angka kematian bayi
145 per 1000 kelahiran, angka kematian balita 81 per 10.000 kelahiran hidup,
satu di antaranya gizi buruk pada balita. Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi pada anak akan
yang sangat erat antara pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak pada
usia dini. Anak dengan status gizi yang baik dan sehat, akan dapat lebih aktif
1
Derajat kesehatan yang tinggi dalam pembangunan ditujukan untuk
mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu unsure
penting dari kesehatan adalah masalah gizi. Gizi sangat penting bagi kehidupan.
Kekurangan gizi pada anak dapat menimbulkan beberapa efek negative seperti
kecerdasan, dan terganggunya mental anak. Kekurangan gizi yang serius dapat
ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima,
Status gizi balita perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat jumlah
balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, perhatian
yang serius itu berupa pemberian gizi yang baik. Pada lima tahun pertama
jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang berarti bertambahnya ukuran tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan
berat. Pada tahun-tahun awal anak juga merupakan periode kritis yang
kemampuan berbahasa) dan otak kanan (fungsi sosial). Pada saat proses inilah
berakhir pasa usia 5 tahun, sehingga setiap penyimpangan sekecil apapun jika
2
tidak segera di tangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya
atas berbagai ragam bahan makanan yang berkualitas dalam jumlah dan proporsi
yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memenuhi kebutuhan gizi guna
pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
Adiningsih,2010).
kurang pada anak balita mencapai 17,9 %. Hal ini berarti bahwa masalah gizi
1990 lalu sebesar 31,0%. Meski demikian, di Indonesia masih akan ditemui
sekitar 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi, ditambah lagi dengan anak-
anak yang tergolong pendek yang angkanya sebesar 35,7 %(Profil kesehatan
Indonesia 2011).
Berdasarkan hasil dinas kesehatan kota palu tahun 2011 jumlah balita
yang mengalami gizi kurang laki-laki sebesar 2,78 % dan perempuan sebesar
3
Sedangkan berdasarkan tumbuh kembang balita di puskesmas sangurara
tahun 2011 jumalah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas sebesar 5621
dan yang mengalami gizi kurang sebanyak 92 orang dengan presentasi 1,6 %.
sangurara tahun 2011 tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan
menelusuri faktor-faktor apa yang mempengaruhi gizi kurang pada balita yang
B. Rumusan Masalah
Dari data dan permasalahan yang ada di atas, maka rumusan masalah peneliti
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
4
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi kurang pada balita
D. Manfaat Penelitian
1. Tenaga kesehatan/kebidanan
mempengaruhi gizi kurang pada balita dan pentingnya makanan bergizi terhadap
2. Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak PKM Sangurara Palu
khususnya bidang Gizi dalam upayah perbaikan gizi masyarakat terutama gizi
balita.
3. Institusi pendidikan
Sebagai bahan tambahan informasi khususnya pada mata kuliah tentang gizi.
5. Masyarakat
yang Mempengaruhi gizi kurang pada balita dan pentingnya makanan bergizi
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian gizi
yang baik dan bervariasi, baik jenis dan jumlahnya (Erna, 2005).
2. pengertian zat gizi
Zat gizi adalah ikatan kimia yang di perlukan tubuh untuk melakukan
1. pengertian balita
Balita adalah anak yang berumur 0 – 59 bulan, pada masa ini di
sertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih
6
Cara mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak balita
adalah bukan hal yang mudah, tapi juga bukan hal yang sulit. Namun butuh
pengorbanan yang cukup besar. Ada beberapa standar pokok batas minimum
tumbuh kembang anak balita. Itu bisa jadi acuan, namun bukan menjadi
ia butuh bermain dan dekat dengan orang lain, yang pada akhirnya dia akan
social. Perli diingat bahwa anak batita selalu mencari perhatian. Karena itu,
energy dan protein. Kebutuhan energy sehari anak untuk tahun pertama
kurang lebih 100 – 120 kkal / kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan
umur, kebutuhan energy turun kurang lebih 1o kkal / kg berat badan. Energy
dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak, dan juga
protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang
keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energy. Lemak
7
Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-
makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak
8
otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di
usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi
(termaksud air dalam yang cukup). Kesemua zat gizi ini mempunyai fungsi
(Fahmi Hafid,2010).
a). Energi. Zat gizi yang mengandung energy terdiri dari protein dan
b). Protein. Disarankan untuk member 2,5 – 3 gram tiap kilogram berat
semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan
diserap tubuh, serta harus yang berkualitas tinggi seperti protein hewani.
c).Mineral dan vitamin. Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi
beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500 – 600 ml
susu mengandung kurang lebih 0,7 -0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi
pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya mengandung susu,
9
daging, ayam, ikan, telur, sayur, buah dan serealia (nasi, roti, kentang, mi),
d). Cairan. Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air
setiap harinya. Pada keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu tubuh tinggi,
Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan
Bersalin Harapan Kita, kurang gizi pada anak terbagi menjadi tiga.
Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, Sri
dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak hanya mencapai 80 persen
Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat
badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah
Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein Berat. Pada bagian ini terbagi
lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada
marasmus ini adalah berat badan si anak hanya mencapai 60 persen atau
kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi yang disebut
10
tanda lainnya yang bisa secara langsung terlihat. Antara lain adalah kaki
mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga
tersebut misalnya adalah anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang
sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-
rendah.
b. Produksi tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang
dan anti bodi berkurang, sehingga orang mudah terkena infeksi seperti
pilek, batuk dan diare. Pad anak - anak hal ini dapat membawa
kematian.
11
d. Struktur dan fungsi otak
Kurang gizi dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun
(balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
a. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya
12
anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa
orang tua ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya member
pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah
13
akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu
yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah
keluarga.
anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil
lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat
kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah
hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang.akan tetapi air susu ibu (ASI) yang masih sangat dibutuhkan
anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik
14
yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan
sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi inin juga
adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai gizi.
b. Melakukan pengobatan kepada anak dengan memberikan makanan
yang dapat menjadikan status gizi anak menjadi lebih baik. Makanan
1. Pengetahuan
15
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar dari pengetahuan manusia dapat
dipahami dan dimengerti terutama bagi kaum ibu yang memiliki anak
batita karena ibu tersebut harus bisa mengetahui tentang kebutuhan gizi
yang diperoleh oleh batita seperti pemberian ASI eksklusif yang diberikan
sampai umur 6 bulan, sedang lama ASI diberikan sampai umur 2 tahun.
saat bayi memerlukan zat-zat yang kadarnya sudah berkurang pada ASI.
(ASI, MP ASI, umur pemberian, jenis), pangan dan gizi balita, pangan
2. Tingkat Pendidikan
16
Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi
tinggi pendidikan orang tua maka pengetahuannya akan gizi akan lebih
baik dari yang berpendidikan rendah. Salah satu penyebab gizi kurang
pada anak adalah kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak. Hal ini
masa media. Hal serupa juga dikatakan oleh L. Green, Rooger yang
menyatakan bahwa makin baik tingkat pendidikan ibu, maka baik pula
3. Pekerjaan
balita. Ibu yang bekerja tidak memiliki cukup waktu untuk memperhatikan
serta mengontrol pola makan dan pemberian nutrisi anak (Berg, 2004).
Ibu-ibu yang bekerja dari pagi hingga sore tidak memiliki waktu
yang cukup bagi anak-anak dan keluarga (Berg, 2004). Dalam hal ini ibu
mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita
17
pekerja. Walaupun demikian ibu dituntut tanggung jawabnya kepada
keluarga khususnya anak balita dan usia sekolah. Ibu-ibu yang bekerja
4. Penghasilan
2002).
18
penyakit pada anak, yaitu penyakit yang diderita oleh anak yang
kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang
Pengetahuan ibu
Pekerjaan
Penghasilan keluarga
faktor – faktor yang mempengaruhi gizi kurang pada batita. Penelitian deskriptif
19
adalah penelitian dengan maksud membuat gambaran secara rinci dari variabel
yang diteliti tanpa membuat suatu perbandingan atau hubungan dengan variabel
tahun 2012.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita
2008). Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling . Subyek dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai anak balita dan mengalami gizi kurang. Sampel dalam penelitian
Lameshow (1997)
n =
(0,15)2
0,0225
= 42,67
= 43
20
keterangan :
n = jumlah sampel
Z = nilai baku standar normal, biasa ditentukan pada 1,96
p = proporsi ( 0,5 )
q = 1 – p ( 1 – 0,5 )
d = derajat ketepatan yang dipilih adalah 0,15
Dengan menggunakan rumus pencarian sampel di atas maka ditemukan
batita yaitu ibu yang bekerja diluar rumah dan ibu rumah tangga.
4. Penghasilan keluarga
21
Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi kurang pada
batita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga dan penyakit pada
(Faisal,2003)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala guttman.
Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk mengukur
bila jawaban benar diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau melalui
22
Data Sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dan
F. Analisa Data
telah dikumpulkan maka teknik analisa data yang digunakan adalah analisa
1. Median
Data yang diperoleh dari kuesioner diberi skor, kemudian dicari nilai
n+1
Md =
(Notoatmodjo, 2007)
2. Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi adalah distribusi yang setiap kelas ditetapkan pula dalam
bentuk persen.
f
P= X 100%
n
Keterangan :
P = Presentase.
23
f = Jumlah jawaban dari setiap alternatif.
G. Penyajian Data
24