Pernahkah kamu mengonsumsi makanan kaleng atau beku? Berbagai makanan
tersebut adalah hasil teknik pengawetan makanan, lho!
Pengawetan adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan daya
simpan dan kualitas suatu makanan. Sebab, bahan makanan alami, misalnya sayur, buah, daging, ikan, atau susu tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama. Tujuan pengawetan makanan adalah untuk menghindari pembusukan dengan menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroorganisme. Alhasil, makanan tidak mudah basi dan dapat dikonsumsi untuk waktu yang lebih lama. Metode pengawetan makanan, seperti pengeringan, pendinginan, dan fermentasi, bahkan telah digunakan sejak dulu oleh manusia. Namun, ada juga teknik yang memerlukan teknologi khusus.
Teknik pengawetan makanan
Mulai dari pendinginan hingga pengasinan, berikut adalah macam- macam pengawetan makanan yang dapat dilakukan. 1. Pendinginan Pendinginan adalah teknik pengawetan makanan yang dilakukan dengan menyimpan makanan pada suhu -2 sampai +10 derajat Celcius. Bahan makanan yang biasanya didinginkan adalah buah-buahan dan sayur-mayur segar, telur, produk susu, ataupun daging. Pendinginan dapat mengawetkan makanan dengan memperlambat pertumbuhan mikroorganisme yang bisa menyebabkan kerusakan. Namun, pengawetan secara fisik ini tidak dapat meningkatkan kualitas makanan yang membusuk, melainkan hanya bisa memperlambat kerusakannya. Kamu bisa mencoba teknik pendinginan dengan menggunakan lemari es atau kotak es. 2. Pembekuan Pembekuan adalah penyimpanan makanan beku dalam suhu 12 sampai - 24 derajat celcius, jika Anda ingin pembekuan cepat maka suhunya adalah -24 sampai - 40 derajat. Pembekuan dapat mengawetkan makanan selama beberapa bulan sampai tahunan. Dalam proses pengawetan makanan ini, kamu harus menyimpan bahan makanan pada suhu di bawah titik beku, misalnya dalam freezer. Pembekuan bisa memperlambat pertumbuhan mikroorganisme dan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan makanan. Tidak hanya itu, manfaat pengawetan makanan ini dapat menjaga kualitas gizi makanan karena proses hilangnya nutrisi makanan terjadi sangat lambat pada suhu beku. Bahan makanan yang dapat dibekukan adalah buah-buahan, sayur- mayur, daging, atau makanan siap saji. 3. Pengalengan Salah satu teknik pengawetan adalah pengalengan. Metode ini dilakukan dengan memasukkan makanan dalam stoples kaleng dan memanaskannya pada suhu tinggi untuk menghancurkan mikroorganisme yang bisa menyebabkan pembusukan. Proses pengalengan juga dapat menghilangkan oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh. Karena beberapa organisme dapat berkembang tanpa adanya oksigen, metode ini biasanya dikombinasikan dengan faktor lain yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, misalnya dengan pemberian air garam atau asam. Metode pengawetan secara kimia dan fisik ini sangat ideal untuk buah, sayur, makanan laut, dan bumbu. 4. Pengeringan Pengeringan adalah teknik pengawetan makanan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur dengan menghilangkan kadar airnya melalui penguapan. Sebab, sebagian besar mikroorganisme membutuhkan kelembapan untuk tumbuh. Penguapan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, aplikasi udara panas, atau menempatkannya pada permukaan yang panas. Bahan makanan yang biasa dikeringkan adalah buah, sayur, kacang- kacangan, rempah, daging, dan ikan. 5. Fermentasi Jenis-jenis pengawetan makanan selanjutnya adalah fermentasi. Teknik ini merupakan reaksi kimia di mana mikroorganisme, seperti bakteri atau ragi, mengubah karbohidrat menjadi alkohol atau asam organik yang dapat mencegah bakteri lain yang berbahaya untuk berkembang. Organisme yang digunakan dalam proses fermentasi juga dinilai baik untuk kesehatan pencernaan. Namun, bahan makanan yang akan dipilih perlu diperhatikan dalam proses mengawetkan makanan. Asinan kubis atau kimchi adalah contoh penggunaan fermentasi untuk mengawetkan kubis. 6. Pemanasan Contoh pengawetan jangka panjang adalah pasteurisasi (pemanasan). Proses pemanasan dilakukan untuk menghancurkan mikroorganisme patogen (penyebab penyakit), menonaktifkan enzim penyebab pembusukan, sekaligus mematikan mikroorganisme pembusuk. Paparan panas yang relatif ringan dalam proses pasteurisasi menyebabkan perubahan minimal pada nutrisi makanan, dibandingkan paparan panas yang tinggi dalam proses sterilisasi. Bahan makanan yang biasa dipasteurisasi adalah susu, madu, anggur, jus buah, atau sari cuka apel. 7. Pengasapan Salah satu cara pengawetan makanan dan contohnya adalah pengasapan. Teknik ini dilakukan dengan menggantung bahan makanan atau meletakkannya di rak dalam ruangan untuk kemudian diasapi. Metode pengasapan dapat mengeringkan makanan dan membuatnya lebih awet karena mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalamnya. Selain itu, metode ini dapat meningkatkan cita rasa dan memberikan warna pada bahan makanan. Umumnya, makanan yang diasapkan adalah daging dan ikan. Namun, ada yang direndam dengan air garam terlebih dahulu, ada juga yang tidak. 8. Pengasinan dan pemanisan Pengasinan dan pemanisan adalah contoh pengawetan makanan yang umum sebelum adanya pendinginan modern. Bahan makanan dapat diawetkan dengan menggunakan garam, gula, ataupun campuran keduanya. Garam dan gula bisa mengurangi kadar air dan menghambat pertumbuhan mikroba dalam daging, buah, serta sayur sehingga lebih awet. Makanan yang diawetkan dengan gula adalah selai dan jeli. Sementara itu, ikan asin, daging kornet, dan bacon adalah makanan yang umumnya diawetkan dengan garam. 9. Penggunaan bahan kimia Cuka, asam asetat, ethylene absorbent, wax emulsion adalah jenis bahan kimia untuk mengawetkan buah dan sayuran. Selain itu, pemberian bahan kimia dapat memperlambat pembusukan buah.