Bahan pangan merupakan materi yang mudah rusak (perishable). Dengan sifat yang mudah rusak, maka bahan pangan mempunyai masa simpan yang terbatas. Bermacam-macam teknik pengawetan dan pengolahan bahan pangan dilakukan untuk memperpanjang marketable life komoditas hasil pertanian di antaranya pengeringan, pembekuan, penggunaan bahan kimia dan iradiasi.
Teknik pengawetan makanan sudah diterapkan
sejak lama dalam kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling tua di antaranya adalah pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern termasuk pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia. Tujuan pengawetan pangan Ada tiga cara pengawetan adalah untuk menghambat atau Makanan, yaitu pengawetan mencegah terjadinya kerusakan secara alami, pengawetan pangan, mempertahankan secara biologis, pengawetan kualitas bahan, menghindarkan secara kimiawi. terjadinya keracunan dan mempermudah penanganan serta penyimpanan. Bahan pangan yang awet mempunyai nilai yang lebih tinggi karena terjadinya kerusakan dapat Pengawetan secara alami diperkecil. Namun demikian meliputi pemanasan, metode pengawetan tidak selalu pendinginan dan pengeringan, dapat mempertahankan kualitas misalnya penyimpanan asal bahan pangan atau dikulkas dua pintu hot and kandungan gizi dari komoditas cool. Pengawetan secara yang diawetkan. biologis, Prinsip utama mekanisme kerja pengawet makanan adalah dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu pada bahan pangan, juga dengan cara menghambat proses pertumbuhan spora mikroba. Hasilnya, meski telah disimpan selama jangka waktu tertentu, kondisi bahan pangan tersebut tidak akan berubah jauh dengan ketika baru dimasukkan ke dalam kemasan. Banyak cara/metode (teknologi yang digunakan untuk mengawetkan, seperti menggunakan suhu pasteurisasi pada susu, dimana dilakukan pemanasan antara 70-80°C yang mampu membunuh mikroorganisme merugikan dan bakteri menguntungkan masih bisa hidup. Atau, dengan suhu dingin, pengemasan vacuum dengan meminimalisir volume O2 dalam kemasan dsb. PENDINGINAN
Teknik pengawetan yang satu ini sudah pasti sering
digunakan karena kamu bisa menggunakan lemari es di rumah. Tapi beda jenis makanan, beda pula suhu yang digunakan untuk mendinginkan makanan. Untuk daging mentah, kamu wajib meletakkannya dalam freezer yang punya suhu di bawah 00 agar bakteri dan kuman yang ada di dalamnya tidak berkembang. Sedangkan untuk sayuran, telur, dan buah-buahan kamu cukup menyimpannya di kulkas biasa. Cara ini bisa menjaga makanan awet hingga satu sampai tiga minggu. PENGALENGAN
Pengalengan ini bisa membuat makanan tahan
hingga bertahun-tahun lamanya. Awalnya pengalengan makanan ditujukan agar para tentara yang sedang berperang tidak akan kehabisan stok makanan. Teknik pengalengan menggabungkan teknik kimia dan fisika karena harus ditambahkan zat-zat pengawet. Jenis makanan yang banyak dikalengkan adalah daging olahan, ikan, susu, teh, dan lain sebagainya. PEMANASAN
Kalau teknik pemanasan sudah sering ditemukan pada
minuman susu yang dipanaskan dengan cara dipasteurisasi hingga suku 1210 C. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar bakteri jahat yang ada di dalamnya mati dan tidak berkembang. Selain susu, ada anggur, bir, jus buah, madu, hingga jenis minuman-minuman lainnya yang diawetkan dengan cara pasterurisasi. Selain pasteurisasi, ada blansing yang merupakan cara lain mengawetkan makanan dengan cara dicelupkan ke dalam air mendidih selama beberapa menit. PENGASAPAN
Teknik pengasapan dilakukan dengan cara
meletakkan makanan di dalam sebuah wadah lalu diasapi dari bawah. Bahan makanan yang paling sering diawetkan dengan cara pengasapan adalah daging mentah, baik itu ikan, babi, hingga sapi. Teknik pengasapan ini bisa membuat makanan awet selama bertahun-tahun karena berkurangnya kadar air yang ada pada makanan sehingga bakteri tidak mudah berkembang. Teknik ini merupakan perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan. Contoh: biji jagung, ikan asap. Pengasapan dibagi menjadi dua yaitu pengasapan panas (hot smoking) suhu 65OC- 100oC dengan waktu berjam-jam dengan hasil yang bisa langsung dikonsumsi; dan pengasapan dingin (cold smoking) suhu 50oC dengan waktu berminggu- minggu dengan hasil yang harus diolah kembali jika ingin mengonsumsinya. PENGERINGAN
Keripik menjadi makanan yang diawetkan dengan
cara dikeringkan. Teknik pengeringan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, yakni dengan cara menjemur makanan hingga kadar airnya tidak ada lagi sehingga mikroorganisme yang ada pada makanan tidak berkembang. Selain keripik, ada buah-buahan yang juga sering dikeringkan agar tahan lama. PENGASINAN
Teknik pengasinan dikenal di Indonesia
sebagai cara untuk mengawetkan ikan. Cara mengawetkan makanan dengan teknik pengasinan sangat mudah dilakukan karena hanya memerlukan garam saja. Garam ternyata memiliki kandungan zat yang bisa membantu menghambat mikroorganisme penyebab pembusukan makanan. Selain ikan, ada makanan lain yang sering diasinkan, seperti sayuran kimchi, buah, serta telur. PEMANISAN
gula juga bisa mengawetkan makanan
karena gula mengandung kadar konsentrasi 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Beberapa makanan yang bisa diawetkan dengan cara pemanisan adalah susu, kopi, hingga buah-buahan yang sering dijuluki dengan nama manisan buah. FERMENTASI
Proses ini mendorong pertumbuhan
bakteri baik untuk menghambat pertumbuhan bakteri buruk yang berpotensi merusak makanan dan kandungannya. Biasanya produk olahan susu seperti yoghurt peragian (fermentasi), adalah pengawetan dengan menggunakan jasa enzim. Enzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia. Enzim yang terdapat dalam makanan dapat berasal dari bahan mentahnya atau mikroorganisme yang terdapat pada makanan tersebut. Bahan makanan seperti daging, ikan, susu, buah-buahan dan biji-bijian mengandung enzim tertentu secara normal ikut aktif bekerja di dalam bahan tersebut. Enzim dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Perubahan itu bisa menguntungkan dan merugikan. Yang menguntungkan bisa dikembangkan semaksimal mungkin, yang merugikan harus dicegah. DRY SALTING
Dry Salting atau penggaraman kering
adalah teknik fermentasi atau pengawaetan makanan yang biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan, daging, dan sayuran. Konsentrasi garam yang rendah (2½% hingga 5% berat garam per berat makanan) tujuannya agar meningkatkan fermentasi, sementara konsentrasi garam yang tinggi (20% hingga 25% garam), untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan mempertahankan makanan dalam waktu yang lebih lama.