A K I T PA R U
(PENY
O B STR U K SI PRAKTIKUM
FARMAKOTERAPI II
KRONIS) KELOMPOK 4/A6A
NAMA ANGGOTA
024
Kadek Ayu Mirah
025 026
Kadek Ayu Yuliana Kadek Delina Parmita
Kumala Dewi Purnama Dewi
Apakah pasien ada alergi Agar bisa memberikan terapi Tidak ada
obat? yang tepat kepada pasien
Apakah pasien ada penyakit Untuk mengetahui riwayat Ada, 3 tahun lalu pernah
penyerta sebelumnya? penyakit pasien terserang bronkitis
Berapa lama pasien Untuk memberikan terapi Sudah 1 tahun yang lalu
mengalami batuk? yang tepat kepada pasien
Obat-obat apa saja yang Untuk mengetahui riwayat -Candesartan 8mg 2x1 tab -
pernah dikonsumsi pasien pengobatan pasien Symbicort turbuhealer 12mg
sebelumnya? 1-2x sehari
-Bronsolvan 2x1 tab
FIR ALASAN JAWABAN
Bagaimana pola hidup Untuk mengetahui faktor Peminum, perokok,
pasien? penyebab penyakit pasien terkadang mengalami
dengan tujuan untuk insomnia, dan pasien
memberikan terapi yang mengklaim sudah
tepat kepada pasien mengkonsumsi makanan
yang bergizi
Apakah pasien rutin Mengetahui lifestyle pasien Rutin, tetapi hanya jalan
berolahraga? dengan baik saja, karena sering merasa
sesak
Apakah pasien sudah Untuk memberikan terapi 40% dari nilai prediksi. Nilai
melakukan pemeriksaan faal yang tepat kepada pasien VEP 1 detik
paru dan jika sudah
berapakah hasil pemeriksaan
faal paru pasien?
FIR ALASAN JAWABAN
Apakah pasien sudah Untuk mengetahui mMRC 2 dan CAT 15
mengisi kuisioner mMRC karakteristik pasien
dan CAT?
Apakah pasien mengalami Untuk memberikan terapi Tidak, berat badan pasien 75
penurunan berat badan? yang tepat kepada pasien kg dan tinggi badan pasien
167 cm
Apakah pasien selalu tidur Mengetahui factor penyebab Tidak menggunakan Ac dan
dengan cukup dan PPOK tidurnya normal tidak ada
menggunakan ac? gangguan, karena pasien
sudah tua terkadang
mengalami insomnia dan
terbangun gara-gara batuk
FIR ALASAN JAWABAN
Apakah pasien sudah diberi Mengetahui pengobatan Sudah pada saat masuk UGD
terapi oksigen? yang sudah didapatkan tetapi belum dimonitoring
saturasi oksigenny
Apakah pasien sempat Mengetahu faktor PPOK Tidak ada kontak fisik
kontak fisik dengan orang
yang mempunyai penyakit
PPOK?
FIR ALASAN JAWABAN
Apakah pasien mengalami Mengetahui gejal melalui Tidak ada (Untuk diagnosa
komplikasi pneumonia? saluran pernafasan saat ini hanya PPOK dan
hipertensi)
Apakah setelah masuk rs dan Mengetahui riwayat Tidak ada
mengalami tes lab pertama pemeriksaan pasien
pasien mendapatkan tes lab
kedua setelah diberikan
pengobatan?
FIR ALASAN JAWABAN
Apakah pasien mengalami Mengetahui riwayat sesak Tidak tentu, tetapi sesak
sesak waktu malam? pasien kronis berulang
TD : 130/100mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 25 x/menit
Saturasi O2 : 86%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• WBC : 3,2 K/UL
• Lym : 27,3%
• Mid : 1,5 K/UL
• GRA : 64,2%
• RBC : 5,32 M/UL
• HGB : 16,9 g/dL
• HCT : 47,2%
• MCV : 88,8ft
• MCH : 30,1 pg
• MCHC : 33,9 g/Dl
• PLT : 232 K/UL
EKG : Intervention sinus tachicardi R/S
Invansion area vetneem Vs and v6 abnormal
EKG.
EFEK SAMPING
1. Vectrine : Mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, colitis spasmodik.
2. Combivent : Sakit kepala, pusing, mulut atau tenggorokan kering, batuk, diare, mual muntah,
sembelit.
3. Valsartan 80 mg : Diare, mual muntah, rasa lelah.
MONITORING PENYAKIT
1. PPOK : Monitoring efektifitas terapi PPOK dengan tujuan mencegah eksaserbasi, mencegah penurunan faal paru,
mencegah dan mengobati komplikasi, mencegah progresifitas penyakit, dan meningkatkan status kesehatan pasien.
Efektivitas penyakit dilihat dari derajat sesak yaitu score Modified Medical Research (mMRC) dan COPD
Assessment Test yang diharapkan untuk score CAT 5 dan 0 untuk score mMRC (GOLD, 2020). Efektivitas juga
dilihat dari peningkatan nilai FEV1 berdasarkan pemeriksaan spirometri yang menunjukkan rasio FEV1/FVC lebih
besar dari 0,70 dan FEV1 dan FVC di atas 80% dari nilai prediksi.
2. Batuk berdahak : Menurut guideline GOLD, 2020 menunjukkan erdostein yaitu vectrine yang dapat diminum
berdasarkan duration of action 12 jam pada pasien PPOK.
3. Sesak : Menurut guideline GOLD, 2020 menunjukkan ipratropium memiliki duration of action 6-8 jam pada
kombinasi SABA dan SAMA pada pasien PPOK.
4. Hipertensi terkontrol 130/100 mmHg : Menurut JNC 8, 2014 menunjukkan hipertensi lini pertama disarankan
golongan ARB (Angiotensin Reseptor Blocker) yaitu Valsartan yang memiliki efek signifikan terhadap penurunkan
≤ 120 mmHg sistolik dan ≤80 mmHg diastolik.
KESIMPULAN
Pada pasien Tuan T yang berusia 75 tahun mengalami PPOK kategori stage GOLD 3: berat
dan termasuk PPOK group D dikarenakan hasil pemeriksaan faal paru pasien menunjukkan nilai FEV1
pasien yaitu 40% dari nilai prediksi. Pada pemeriksaan kuisioner CAT, score CAT pasien yaitu 15 dengan
mMRC yaitu 2. Menurut GOLD (2018) disebutkan bahwa pasien termasuk ke dalam group D PPOK
apabila mMRC > 2 dan skor CAT > 10. Terapi yang diberikan adalah sebagai berikut: Inf Asering 12 tpm
(intravena), Inj Cefotaxcim 2 x 125 gram (intravena), Inj Methilprednisolon 2 x 25 gram (intravena), Inj
Lasix 1 x 20 mg (intravena), Valsatran 1 x 80 mg (tablet), Vectrine kapsul 3 x 300 mg (kapsul), Nebul
Combivent 2,1/2ml setiap 8 jam (dihirup). Pemberian inf asering pada pasien dihentikan karena inf asering
memiliki efek samping yang perlu diperhatikan yaituakut. Penggunaan metilprednisolone secara injeksi
intravena dapat menyebabkan gagal kardiovaskular. Lalu Pemberian intravena metilprednisolon dihentikan
juga karena dapat menyebabkan pasien mengalami bronkospasme parah, selain itu penggunaan antibiotik
cefotaxime dihentikan agar tidak menyebabkan resistensi bakteri. Selain itu dosis vectrine kapsul juga di
turunkan dari 3x sehari 300 mg menjadi 2x 300 mg dikarenakan menurut literatur dikatakan bahwa efikasi
erdostein (Vectrine Kapsul) 2 x 300 mg perhari selama >12 minggu pada pasien PPOK stabil dievaluasi
pada dua penelitian cross-over, doubleblind, placebo-controlled dan didapatkan parameter perbaikan,
sehinggan dosis diturunan. Jadi obat- obat yang diberikan pada kasus ini, untuk penyakit PPOK tanpa
aksaserbasi adalah Vectrine kapsul (erdostein) 2x300 mg selama 10 hari, Nebulizer Combivent 2,1/2ml
setiap 8 jam. Pada kasus ini pemberian obat tersebut juga memiliki beberapa efek samping yang harus di
perhatikan, selain itu pemberian obat pada kasus ini tidak terjadi interaksi obat sehingga aman untuk
diberikan. Untuk terapi non farmakologi yang diberikan pada kasus ini yaitu berhenti merokok, latihan dan
rehabilitasi paru berupa latihan fisik dan latihan napas khusus serta bantuan psikis, asupan nutrisi yang
adekuat, rehabilitasi paru dan menghindari pemicu, dan vaksinasi.
TERIM
A
KASIH