Modul Praktikum
TOKSIKOLOGI KLINIK
L. TOKSIKOLOGI KLINIK
Learning Objectives
Diharapkan mahasiswa mampu :
Mengetahui penyebab keracunan dan jalan masuk racun
Menjelaskan gejala dan diagnosa keracunan
Menjelaskan terapi keracunan (intoksikasi)
Pendahuluan
Toksikologi klinik mempunyai fokus kajian pada penyakit yang disebabkan atau
secara unik berhubungan dengan substansi toksik. Menurut cara terjadinya keracunan
dapat berupa self poisoning, attempted poisoning, accidental poisoning dan homicidal
poisoning. Keracunan menurut mula waktu terjadi dapat berupa keracunan akut atau
keracunan kronis.
Setiap bahan kimia dapat menjadi penyebab keracunan, termasuk obat. Selain
itu bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan juga dapat menjadi penyebab
keracunan. Untuk menegakkan diagnosis keracunan, dibutuhkan pengamatan gejala
yang bersifat spesifik, yang dapat dibantu dengan anamnese yang terarah dan
pemeriksaan laboratorium. Setelah diagnosis ditegakkan, tentunya akan dilanjutkan
dengan terapi intoksikasi.
Prinsip penting dalam toksikologi klinik adalah treat the patient, not the poison.
Terapi intoksikasi terdiri dari terapi spesifik, terapi simtomatik dan terapi suportif.
Terapi spesifik adalah terapi terhadap keracunan agen toksik menggunakan
antidotumnya. Apabila penyebab keracunan disebabkan agen toksik yang belum ada
antidotumnya dilakukan terapi simtomatik, terutama memperbaiki fungsi vital. Selain
itu dilakukan terapi suportif untuk memperbaiki kondisi penderita keracunan.
KASUS 1
Seorang pria, 43 tahun, dibawa ke UGD setelah digigit ular weling yang berbisa 1jam
yang lalu. Penderita mengeluh mual, muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur Pada
pemeriksaan didapatkan GCS 456, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), tampak
berkeringat, menggigil. T= 90/60 mmHg, N=96 x/mnt, t=37,1 C. Pada luka gigitan ular
tampak edema, kulit melepuh, nyeri tekan dan ekimosis.
KASUS 2
Seorang pria, 18 tahun, dibawa ke UGD karena kejang setelah minum obat Teofilin SR
Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)
1
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022
KASUS 3
Seorang laki-laki, 24 tahun dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran setelah
meminum sianida untuk bunuh diri. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya
sianosis
KASUS 4
2
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022
Modul Praktikum
PROSES TERAPI
Buatlah ilustrasi kasus sesuai instruksi di bawah ini, dengan catatan ilustrasi kasus yang
dibuat di luar contoh yang pernah disampaikan saat kuliah)
A. Tentukan problem, tujuan pengobatan dan uraikan P treatmen kasus berikut ini
A.1 Tn. X,usia 45 tahun datang ke klinik anda dan bercerita bahwa dia di
diagnosis TB paru (+). Diberi OAT (rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol
dan streptomisin) yang diminum minimal selama 6 bulan. Pengobatan telah
berlangsung selama 2 bulan, namun pasien merasa obat yang diminum akan
merusak ginjalnya dikarenakan pemakaian jangka panjang dan didapatkan urin
menjadi merah selama pengobatan. Sehingga pasien memutuskan untuk
menghentikan konsumsi OAT.
A.2 Ny.S, 40 tahun sudah 2 tahun ini mengalami kelelahan, mudah haus, mudah
lapar dan penglihatan sering kabur. Diduga pasien mengalami DM. Pemeriksaan
GDA 210mg/dL dan dokter memberikan terapi metformin akan tetapi dikarenakan
pekerjaan Ny.S yang tidak mengenal waktu menyebabkan Ny.S tidak mengonsumsi
rutin OAD. Pada saat kontrol didapatkan GDA 200mg/dL.
A.3 Seorang pria, 45 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami nyeri kepala hebat.
Penderita mengeluh nyeri kepala hebat sejak 3jam yang lalu. Tidak didapatkan mual
muntah dan pandangan kabur. Kemudian sudah menkonsumsi obat anti nyeri yang
dibeli sendiri di warung dekat rumahnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi tapi
tidak rutin mengonsumsi obat. Pada pemeriksaan di dapat, TD : 180/100, Suhu :
37,5, RR : 20x/menit, GCS : 456. Dari pemeriksaan fisik dan penunjang tidak
ditemukan tanda-tanda kerusakan organ.
B2. Nn. A berumur 27 tahun, belum menikah, adalah seorang manajer perusahaan
yang sangat sibuk. Ny. A sehari-harinya berangkat kerja pada pukul 7 pagi hingga
pukul 9 malam. Suatu hari Ny.A datang untuk periksa ke dokter karena merasakan
gatal dan keputihan yang sedikit berbau pada daerah genitalnya sejak seminggu
yang lalu. Dari hasil anamnesis yang dilakukan dokter Nn. A sering memakai
pakaian yang ketat saat bekerja dan kurang menjaga kebersihan daerah genitalnya.
Dokter mendiagnosis suspect flour albus et causa candida albican
Referens :
1. Farmakologi dan Terapi, 2001, Editor : Sulistia Gan, Bag. Farmakologi FKUI,
Jakarta, hal 762-799.
2. Katzung, BG, 20098 Basic and Clinical Pharmacology, !0 th Ed., Singapore, p 934-
958
3. Goodman and Gilman, 2009, The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11 th ,
USA, p 1739-1776.