Anda di halaman 1dari 3

Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022

Modul Praktikum

TOKSIKOLOGI KLINIK

L. TOKSIKOLOGI KLINIK

Learning Objectives
Diharapkan mahasiswa mampu :
 Mengetahui penyebab keracunan dan jalan masuk racun
 Menjelaskan gejala dan diagnosa keracunan
 Menjelaskan terapi keracunan (intoksikasi)

Pendahuluan
Toksikologi klinik mempunyai fokus kajian pada penyakit yang disebabkan atau
secara unik berhubungan dengan substansi toksik. Menurut cara terjadinya keracunan
dapat berupa self poisoning, attempted poisoning, accidental poisoning dan homicidal
poisoning. Keracunan menurut mula waktu terjadi dapat berupa keracunan akut atau
keracunan kronis.
Setiap bahan kimia dapat menjadi penyebab keracunan, termasuk obat. Selain
itu bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan juga dapat menjadi penyebab
keracunan. Untuk menegakkan diagnosis keracunan, dibutuhkan pengamatan gejala
yang bersifat spesifik, yang dapat dibantu dengan anamnese yang terarah dan
pemeriksaan laboratorium. Setelah diagnosis ditegakkan, tentunya akan dilanjutkan
dengan terapi intoksikasi.
Prinsip penting dalam toksikologi klinik adalah treat the patient, not the poison.
Terapi intoksikasi terdiri dari terapi spesifik, terapi simtomatik dan terapi suportif.
Terapi spesifik adalah terapi terhadap keracunan agen toksik menggunakan
antidotumnya. Apabila penyebab keracunan disebabkan agen toksik yang belum ada
antidotumnya dilakukan terapi simtomatik, terutama memperbaiki fungsi vital. Selain
itu dilakukan terapi suportif untuk memperbaiki kondisi penderita keracunan.

KASUS 1

Seorang pria, 43 tahun, dibawa ke UGD setelah digigit ular weling yang berbisa 1jam
yang lalu. Penderita mengeluh mual, muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur Pada
pemeriksaan didapatkan GCS 456, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), tampak
berkeringat, menggigil. T= 90/60 mmHg, N=96 x/mnt, t=37,1 C. Pada luka gigitan ular
tampak edema, kulit melepuh, nyeri tekan dan ekimosis.

Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)

1. Bagaimana penataksanaan supportif pada kasus tersebut ?

2. Jelaskan bagaimana penggunaan antidotumnya

KASUS 2

Seorang pria, 18 tahun, dibawa ke UGD karena kejang setelah minum obat Teofilin SR
Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)

1. Jelaskan faktor-faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan pasien tersebut


mengalami intoksikasi teofilin SR

2. Jelaskan bagaimana gejala dan tanda intoksikasi Teofilin beserta


patofisiologinya

3. Bagaimana penataksanaan supportif pada kasus tersebut ?

1
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022

4. Jelaskan apa dan bagaimana penggunaan antidotumnya

KASUS 3
Seorang laki-laki, 24 tahun dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran setelah
meminum sianida untuk bunuh diri. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya
sianosis

Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)

1. Jelaskan bagaimana gejala dan tanda intoksikasi sianida beserta patofisologinya

2. Bagaimana penataksanaan supportif pada kasus tersebut ?

3. Jelaskan apa dan bagaimana penggunaan antidotumnya

KASUS 4

Lak-laki55 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di kebun& disampingnya ditemukan


alat penyempot hama tanaman. Dari anamnesis dirumah sakit diketahui 1 minggu ini ia
sering mengeluh sakit perut dan sering buang air besar, tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya& ia tidak merokok& tidak minum alkohol& tetapi akhir-akhir ini antusias
mengisi kegiatannya dengan berkebun. Dari pemeriksaan didapatkan keadaan tidak
sadar& tidak ada tanda trauma& kedua pupil mengecil& dan tidak berespon terhadap
cahaya& mulut berliur banyak, kulit hangat dan berkeringat, TD 140/90 mmHg, nadi
72X/mnt, nafas 30x/mnt dangkal. pada auskultasi terdengar mengi (wheezing) dan
ronki& suara jantung normal dan di abdomen terdengar suara usus yang hiperaktif.

Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)

1. Jelaskan bagaimana gejala dan tanda intoksikasi pestisida beserta


patofisologinya

2. Bagaimana penataksanaan supportif pada kasus tersebut ?

3. Jelaskan apa dan bagaimana penggunaan antidotumnya

2
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022

Modul Praktikum

PROSES TERAPI

Buatlah ilustrasi kasus sesuai instruksi di bawah ini, dengan catatan ilustrasi kasus yang
dibuat di luar contoh yang pernah disampaikan saat kuliah)
A. Tentukan problem, tujuan pengobatan dan uraikan P treatmen kasus berikut ini
A.1 Tn. X,usia 45 tahun datang ke klinik anda dan bercerita bahwa dia di
diagnosis TB paru (+). Diberi OAT (rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol
dan streptomisin) yang diminum minimal selama 6 bulan. Pengobatan telah
berlangsung selama 2 bulan, namun pasien merasa obat yang diminum akan
merusak ginjalnya dikarenakan pemakaian jangka panjang dan didapatkan urin
menjadi merah selama pengobatan. Sehingga pasien memutuskan untuk
menghentikan konsumsi OAT.

A.2 Ny.S, 40 tahun sudah 2 tahun ini mengalami kelelahan, mudah haus, mudah
lapar dan penglihatan sering kabur. Diduga pasien mengalami DM. Pemeriksaan
GDA 210mg/dL dan dokter memberikan terapi metformin akan tetapi dikarenakan
pekerjaan Ny.S yang tidak mengenal waktu menyebabkan Ny.S tidak mengonsumsi
rutin OAD. Pada saat kontrol didapatkan GDA 200mg/dL.

A.3 Seorang pria, 45 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami nyeri kepala hebat.
Penderita mengeluh nyeri kepala hebat sejak 3jam yang lalu. Tidak didapatkan mual
muntah dan pandangan kabur. Kemudian sudah menkonsumsi obat anti nyeri yang
dibeli sendiri di warung dekat rumahnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi tapi
tidak rutin mengonsumsi obat. Pada pemeriksaan di dapat, TD : 180/100, Suhu :
37,5, RR : 20x/menit, GCS : 456. Dari pemeriksaan fisik dan penunjang tidak
ditemukan tanda-tanda kerusakan organ.

B. Tentukan P-drug kasus ini dengan menggunakan table P-drug,


B.1 Anto 15 tahun dibawa oleh orang tuanya ke Puskesmas dengan keluhan gatal
disertai kemerahan pada kedua lipatan siku dan lutut. Pada pemeriksaan fisik
tampak likenifikasi pada kedua fossa cubiti dan popliteal. Riwayat atopi pada
keluarga (+). Oleh dokter didiagnosis sebagai dermatitis atopik.

B2. Nn. A berumur 27 tahun, belum menikah, adalah seorang manajer perusahaan
yang sangat sibuk. Ny. A sehari-harinya berangkat kerja pada pukul 7 pagi hingga
pukul 9 malam. Suatu hari Ny.A datang untuk periksa ke dokter karena merasakan
gatal dan keputihan yang sedikit berbau pada daerah genitalnya sejak seminggu
yang lalu. Dari hasil anamnesis yang dilakukan dokter Nn. A sering memakai
pakaian yang ketat saat bekerja dan kurang menjaga kebersihan daerah genitalnya.
Dokter mendiagnosis suspect flour albus et causa candida albican

Referens :
1. Farmakologi dan Terapi, 2001, Editor : Sulistia Gan, Bag. Farmakologi FKUI,
Jakarta, hal 762-799.
2. Katzung, BG, 20098 Basic and Clinical Pharmacology, !0 th Ed., Singapore, p 934-
958
3. Goodman and Gilman, 2009, The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11 th ,
USA, p 1739-1776.

Anda mungkin juga menyukai